Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun Oleh:
ROMAULI TUA SILALAHI (6203121081)
Dosen Pengampu:
Drs. Demmu Karo-karo, S.Pd, M.Pd

Mata Kuliah: Profesi Kependidikan


Semester/TA: Genap/2020

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan critical
book review ini. Critical book review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada
mata kuliah Profesi Pendidikan , semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical book review ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan

2. Kepada Bqpak dosen pengampu, Drs. Demmu Karo-karo, S.Pd, M.Pd

Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.

Medan, 10 Maret 2021


Penyusun

Romauli Tua Silalahi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi informasi yang
terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis
mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Review ini bertujuan :
1. Mengulas isi sebuah buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
buku.

C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
3. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
4. Menambah wawasan penulis
5. Melatih penulis berpikir kritis

D. Identitas Buku Yang Direview:

BUKU UTAMA
1. Judul : Profesi Pendidikan
2. Edisi : Cetakan Keempat
3. Pengarang : Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd.
4. Penerbit : Bumi Aksara
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2009
7. ISBN : 978-979-010-171-5
8. Ukuran Buku : 16 x 23 cm
9. Jumlah Halaman : 146 hlm
BUKU PEMBANDING 1

1. Judul : Profesi Keguruan


2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Latifah Husein, S.Pd.
4. Penerbit : Pustaka Baru Press
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-0874-92-0
8. Ukuran Buku : 16 x 25 cm
9. Jumlah Halaman : 146 hlm

BUKU PEMBANDING 2

1. Judul : AdministrasiPendidikan
2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Drs. H. Irwan Nasution. M. Sc.
4. Penerbit : Perdana Publishing
5. Kota Terbit : Medan
6. Tahun Terbit : 2010
7. ISBN : 978-979-17153-5-5
8. Ukuran Buku : 14 x 22 cm
9. Jumlah Halaman : 148 hlm
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CBR....................................................................................... 1
C. Manfaat CBR..................................................................................................... 1
D. Identitas Buku................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN BUKU


A. Bab I .................................................................................................................. 3
B. Bab II.................................................................................................................. 5
C. Bab III................................................................................................................ 8
D. Bab IV.................................................................................................................9
E. Bab V..................................................................................................................10
F. Bab VI................................................................................................................. 10

BAB III PEMBAHASAN


A. Kelebihan dan Kekurangan Buku..................................................................... 12

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 ( SUATU URAIAN PENGANTAR PROFESI KEPENDIDIKAN)

A. Berbagai Masalah yang Berpengaruh Pada Pendidikan


Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada berbagai
persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Pada arus global, kita sementara
berhadapan dengan tantangan globalisasi, peniadaan sekat-sekat ideologis politik, budaya, dan
sebagainya.
B. Isu yang Berkembang di Masyarakat
Desentralisasi, demokrasi, dan otonomi merupakan isu yang amat populer akhir-akhir ini. Walaupun
isu tersebut telah lama dikemukakan berbarengan dengan keinginan sistem pemerintahan otoriter
yang melanda Eropa Tengah dan Timur pada akhir tahun 1989 dan awal 1990 (David Held,
Democracy and The Global Order ; 1995).
C. Perubahan Paradigma
Beberapa perubahan paradigma antara lain sebagai berikut
1. Perubahan paradigma dan orientasi manajemen pemerintahan yang sarwa negara menjadi
berorientasi ke pasar.
2. Perubahan dan orientasi manajemen pemerintahan yang otoritarian menjadi berorientasi
kepada demokrasi.
3. Perubahan paradigma dari sentralisasi kekuasaan menjadi desentralisasi kewenangan.
4. Perubahan sistem pemerintahan yang membatasi pada batas dan aturan yang mengikat suatu
negara yang jelas menjadi tatanan pemerintahan yang cenderung Boundaryless Organization
(Ron Organization Structure, 1995).
D. Visi Pendidikan
Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem pendidikan. Untuk masa
depan, visi pendidikan tidak lagi berorientasi pada sentralisasi kekuasaan, melainkan desentralisasi
dan memberikan otonomi kepada satuan dibawah atau kepada daerah.
Visi pendidikan berikutnya yang perlu pula memperoleh perhatian ialah meletakkan information
technology, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Hal ini berarti
mulai dari tingkat pendidikan rendah sampai keperguruan tinggi merupakan jalur linear pendidikan,
pengenalan, pemahaman, dan pengalaman ilmu dan teknologi di lembaga pendidikan
E. Keberhasilan Pendidikan Kita Dewasa Ini
Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan.
Indikator keberhasilan pendidikan ini dapat dilihat pada kemampuan baca tulis masyarakat yang
mencapai 67,240/05 Hal ini sebagai akibat dari program pemerataan pendidikan, terutama melalui
IMPRES SD yang dibangun pada rezim Orde Baru. Namun demikian, keberhasilan dari segi kualitatif
pendidikan di Indonesia belum berhasil membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif, apalagi
yang unggul.
F. Masalah yang Perlu Diatasi
Memerhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini maka hal yang perlu dikedepankan, yaitu
1. Bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar lembaga human investment?
2. Hal-hal apakah yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan pendidikan dapat
deilakukan dengan baik?.

BAB 2 (SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA)

A. Pendidikan Sebagai Proses Pembebasan


Pendidikan kita masih terkesan sebagai pendidikan yang membelenggu. Pembelengguan ini
bersumber dari ketidak jelasan visi dan misi pendidikan kita, juga adanya praktik sentralisasi dan
uniformitas, serta sistem pendidikan dengan konsep delivery system (sistem penyampaian/
pemberitaan).
B. Pendidikan Sebagai Proses Pencerdasan
Berbagai penetitian mengungkapkan bahwa langgam belajar di antara siswa, baik pada jurusan
matematika, ilmu pengetahuan alam, bahasa, maupun sosial ternyata tidak berbeda. Padahal
seharusnya dengan latar belakang jurusan tersebut di antara mereka memiliki langgam yang
berbeda.
C. Pendidikan Menjunjung Tinggi Hak-Hak Anak
Di negara kita hak-hak anak terkesan dirampas. Hal ini disebabkan karena masyarakat menjadikan
sekolah sebagai panggung pentas, bukan sebagai tempat latihan maupun laboratorium belajar.
Pembelajar di sekolah diharapkan oleh orang tuanya memperoleh ranking atas sehingga anak
dikursuskan di luar sekolah. Anak diharuskan mendapat nilai yang baik.
D. Pendidikan Menghasilkan Tindak Perdamaian
Pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang diharapkan mampu memberdayakan peserta didik
menjadi manusia yang cerdas, manusia berilmu dan berpengetahuan, serta manusia terdidik.
E. Pendidikan Anak Berwawasan Integratif
Integrasi dari kurikulum seharusnya menjadikan pembelajar sebagai manusia yang utuh. Di mana
pun, kapan pun, ia dapat menampilkan diri sebagai sosok yang menampilkan satuan psikofasik,
bukan sebagian-sebagian. Di mana pun, kapan pun, ia membawa kesatuan dari manusia terdidik,
sebagai manusia berilmu dan berpengetahuan, serta sebagai manusia beragama. Ia tidak hanya anti
terhadap orang lain yang bertindak kejahatan, tetapi walaupun ia memiliki kesempatan untuk itu, ia
tidak akan berbuat kejahatan tersebut.
F. Pendidikan Membangun Watak Persatuan
Belajar dengan pendekatan kelompok memiliki peranan penting. Pendekatan belajar sekarang dirasa
masih di dominasi dengan belajar kontekstual yang tidak mampu membangun kesadaran dan sikap,
lebih-lebih tindakan.
G. Pendidikan Menghasilkan Manusia Demokratis
Transaksi pendidikan kita masih satu arah dan vertikal. Sumber informasi masih didominasi oleh para
guru. Pembelajarjarang didudukkan sebagai sumber informasi alternatif sehingga menyebabkan
tidak terjadinya interaksi horizontal.
H. Pendidikan Menghasilkan Manusia yang Peduli Terhadap Lingkungan
Anak tidak terangsang untuk peduli Iingkungan, karena sumber pendidikan satu-satunya adalah teks.
Pengalaman anak yang begitu beragam dan sangat berharga, jarang dimanfaatkan sebagai sumber
belajar. Evaluasi keberhasilan juga sangat ditentukan oleh ukuran tekstual, bukan konseptual.
Sehingga anak dijadikan sebagai korban untuk kurikulum, bukan kurikulum untuk anak. Dapat
dimaknai bahwa anak diarahkan pada tekstual sentris, yang menjauhkan diri mereka dari keadaan
nyata di lingkungan. Inilah yang masih terjadi dalam sistem pendidikan kita
I. Sekolah Bukan Satu-Satunya Instrumen Pendidikan
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada dasarnya merupakan
undang-undang pendidikan sekolah, bukan sistem pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan undang-
undang tersebut hanya mengatur sistem pendidikan di sekoIah, mulai dari taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, yang akibatnya sekolah menjadi gudang tuntutan semua muatan
pendidikan, sampai akhirnya menjadi rancu.

BAB 3 (PROFESIONALISME GURU)

A. Pendahuluan
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan
membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merangsang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari
proses pendidikan.
B. Hakikat Profesi Guru
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidika. Untuk seorang
guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan
serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari
dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat memberi urutan (sequence) dalam pemberian pembelajaran dan penyesuaian
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
C. Guru Sebagai Contoh (Suri Teladan)
Guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik, karena pada dasarnya guru
adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan
dapat menjadi teladan yang dapat digugu dan ditiru. Seorang guru sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin
menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan
akademis dan praktis melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun pelatihan.
D. Kompetensi dan Tugas Guru
Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis
pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajatan, kurikulum, dan perkembangan manusia
termasuk gaya belajar.
1. Kompetensi Profesional
a. Kompetensi pribadi
b. Kompetensi sosial
c. Kompetensi profesional mengajar
2. Seperangkat Tugas Guru
Menurut Uzer (1990) terdapat tiga jenis tugas guru, yakni
a. Tugas profesi
b. Tugas kemanusiaan
c. Tugas kemasyarakatan

E. Peranan Guru dalam Pembelajaran Tatap Muka


1. Guru sebagai perancang pembelajaran (Designer of Instruction)
2. Guru sebagai pengelola pembelajaran (Mabager of Instruction)
3. Guru sebagai pengarah pembelajaran
4. Guru sebagai evaluator
5. Guru sebagai konselor
6. Guru sebagai pelaksana kurikulum
7. Guru dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis lingkungan

BAB 4 (MEREKONSTRUKSI MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN MELALUI PENGUBAHAN SISTEM


PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH)

A. Pendahuluan
Akibat krisis yg sedang terjadi muncul krisis moral di masyarakat kita, pembantaian, pemerkosaan,
tawuran antara pelajar, dan perampasan hak milik orang Iain terjadi di mana-mana. Tampaknya ada
indikasi bahwa krisis moral yang dikemukakan di atas, menandakan belum berhasilnya lembaga
pendidikan (sekolah) membentuk pribadi anak bangsa ini menjadi pribadi yang bermartabat.
B. Misi Pendidikan Persekolahan
Misi pendidikan lembaga sekolah ada tiga, yaitu :
1. Pendidikan kepribadian
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Pendidikan intelektual
C. Sekolah Sebagai Sarana Rekonstruksi Masyarakat
Peranan sekolah dalam merekonstruksi masyarakat berarti sekolah merekonstruksi berbagai tata
nilai yang telah ada dalam masyarakat , yang oleh Malindoski disebutkan sebagai upaya
mengembangkan kebudayaan.
D. Pengaruh Eksternal dan Internal dalam Pengelolaan Pendidikan
Pengaruh eksternal dan internal dalam pendidikan akan berpengaruh pada pembentukan watak dan
kteativitas anak bangsa. Dalam kondisi ini, Ki Hajar Dewantara mengingatkan untuk menerapkan
strategi "Trikon". Strategi Trikon itu meliputi:
1. Konvergen
2. Konsentris
3. Kontinuitas.
E. Pendidikan di Sekolah dengan Sistem Desentralisasi
Desentralisasi pendidikan merupakan upaya untuk mendelegasikan sebagian atau seluruh
wewenang di bidang pendidikan yang seharusnya dilakukan oleh unit atau pejabat pusat kepada unit
atau pejabat di bawahnya. Desentralisasi pendidikan berusaha untuk mengurangi campur tangan
atau intervensi pejabat atau unit pusat kepada persoalan-persoalan pendidikan yang sepatutnya bisa
diputuskan dan dilaksanakan oleh unit tatanan bawah atau pemerintah daerah atau masyarakat.
F. Program Kegiatan yang Perlu Dikedepankan
Ada beberapa hal yang perlu dikedepankan dalam pendidikan, yaitu :
1. Setiap orang adalah pribadi yang unik dan memiliki bakat yang berbeda
2. Perlunya sistem penilaian yang mencerminkan prestasi murid dengan berbagai kelebihan dan
kekurangannya
3. Perlu disadari bahwa sistem pendidikan tidak bebas nilai
4. Sekolah bukanlah semacam "bengkel reparasi" bagi semua kerusakan masyarakat
5. Isi pendidikan bisa diatur lewat birokrasi dan sedapat mungkin harus diseragamkan
6. Sistem pendidikan sebaiknya berorientasi pada nilai
7. Sistem pendidikan sebaiknya terkait dengan dunia praksis
8. Sistem pendidikan sebaiknya tetap seragam.

BAB 5 (JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN)

A. Pendahuluan
Jabatan guru merupakan jabatan professional yang menghendaki guru harus bekerja
secara professional. Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan
keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.
B. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Kita perlu menyiapkan landasan bagi pengambilan putusan secara memuaskan tentang
metode pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif. Ini perlu untuk menjalin agar
sebagian besar siswa dapat menguasai sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang
dapat diterima, dalam jangka waktu yang sesuai.
 Pola Pembelajaran yang Efektif
Ketiga pola ini (penyajian di kelas, belajar mandiri, dan interaksi guru-siswa) adalah
kategori yang mengelompokkan sebagian besar metode pengajaran dan pembelajaran.
Setiap kegiatan pengajaran, apakah yang ditentukan guru atau yang diperuntukkan bagi
murid untuk belajar mandiri, ada hubungannya dengan salah satu dari ketiga pola ini.kita
tidak dapat menggunakan ketiga pola ini dengan sembarangan ketika merencanakan
program pembelajaran.
C. Kondisi dan Asas Untuk Belajar yang Berhasil
1. Persiapan Sebelum Mengajar
2. Sasaran Belajar
3. Susunan Bahan Ajar
4. Perbedaan Individu
5. Motivasi
6. Sumber Pengajaran
7. Keikutsertaan
8. Balikan
9. Penguatan
10. Latihan dan Pengulangan
11. Urutan kegiatan Belajar
12. Penerapan
13. Sikap Mengajar
14. Penyajian di Depan Kelas
D. Metode Penyajian
1. Keunggualan Metode Penyajian
 Ceramah/ format penyajian lainnya
 Diperlukan upaya pemikiran minimal untuk merencanakan penyajian ceramah
 Berbicara di depan kelas, untuk menambah wibawa
2. Kelemahan Metode Penyajian
a. Siswa dibatasi keikutsertaannya
b. Pengajar diwajibkan menyajikan bahan ajrnya dengan cara yang menarik
c. Ketika guru memberikan ceramah, hendaknya siswa memperoleh pengertian yang
sama
3. Penerapan
a. Sebagai pendahuluan
b. Bertujuan untuk memberikan semangat
c. Untuk menyampaikan informasi
4. Rencana Keikutsertaan
a. Interaksi aktif
b. kerja di tempat
c. Kegiatan berpikir lain

BAB 6 (KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU)

A. Pendahuluan
Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki tenaga guru, antara lain :
1. Kompetensi Profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas dari bidang
studi yang akan diajarkan

2. Kompetensi Personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi
sumber intensifikasi bagi subjek

3. Kompetensi Sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial

4. Kompetensi untuk melakukan pelajaran sebaik-baiknya.

B. Instrumen Pengukuran Kompetensi Guru


1. Defenisi Konseptual
Secara konseptual, yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah kecakapan atau kemampuan
yang dimiliki oleh guru yang diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang
berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang
berhubungan dengan keadaan pribadinya (personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan
masyarakat atau lingkungannya (sosial).
2. Defenisi Operasional
Secara operasional, kompetensi guru sekolah dasar dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh guru setelah mengisi angket tentang kompetensi yang merefleksikan kemampuan dan
kecakapan seorang guru dalam menjalankan profesinya, yaitu
1. Kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru
2. Kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya
3. Kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribadinya.

BAB 7 (REFORMASI PENDIDIKAN)

A. Pendahuluan
System pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan sentralistik
dianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan
keunggulan pendidikan di tanah air. Kekuasaan birokrasi jugalah yang menjadi faktor
sebab dari menurunnya semangat partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
B. Manajemen Berbasis Sekolah Sebagai Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan
Pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan dasar dan menengah telah tercermin
dalam Visi Pembangunan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam GBHN(1999)“
Mewujudkan system iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna
mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,
cerdas, sehat, disiplin, bertanggung jawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan
dan tekhnologi.
C. Menuju Otonomi Pada Tingkat Sekolah-Sekolah
Untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan
pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan
melakukan capacity building. Program ini bertujuan untu meningkatkan kemampuan
setiap satuan pendidikan secara berkelanjutan, baik untuk melaksanakan peran-peran
manajemen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran. Tahap Perkembangan yang
dapat dijelaskan :
1. Tahap Praformal
2. Tahap formalitas
3. Tahap Otonomi
D. Pengelolaan Pendidikan Pada Tingkat Sekolah
Yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut:
1. menetapkan visi
2. memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang
tersedia
3. Menetapkan kegiatan ekstra kulikuler
4. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. Penghapusan barang dan jasa dapat dilakukan sendiri oleh sekolah
6. Proses pengajaran dan pembelajaran

E. Pemberdayaan Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan


Prinsip-Prinsip kemandirian Dalam MBPS:
1. Penyusunan Rencana dan Program
2. Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
3. Pelaksanaan Program Pendidikan
4. Akuntabilitas Pendidikan.
BAB 8 (PERAN TEKNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA)

A. Pendahuluan
Peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna
menuju masyarakat yang "meIek teknologl", yang bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih,
menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan
peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
B. Pengenalan Awal Teknologi
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980: 1) teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.
Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari
masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain. Perkembangan
teknologi terjadi apabila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya.
C. Dasar Pemikiran Perlunya Teknologi dalam Pendidikan
Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat
memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U. Munandar (1987: 56-
59) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi, atau unsur yang ada.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Teknologi untuk siswa di jenjang pendidikan dasar tampaknya
merupakan salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan
teknologi.
D. Dasar Pertimbangan Perumusan
Dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran dan bahan ajar, pendidikan teknologi mengacu
atas hal-hal sebagai berikut
1. Rumusan tujuan
2. Pengembangan bahan ajar
3. Bahan ajar yang pokok-pokok
4. Pembelajaran.
E. Kesimpulan
Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang andal dalam memasuki era kesejagadan, yang
ditandal dengan sarat muatan teknologl, salah satu komponen pendidikan yang pedu dikembangkan
adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendldlkan dasar.
Bahan kajian lni merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bldang ilmu
pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah
teknlogi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologl, membuat
peralatan-peralatan teknologl sederhana melui kegiatan merancang dan membuat, serta memahaml
teknoiogi dan lingkungan.

BAB 9 (PERAN GURI DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI ERA TEKNOLOGI


KOMUNIKASI DAN INFORMASI)

A. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat Bantu mengajar yang
seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak
dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umunya disebabkan oleh
berbagai alasan, seperti: waktu persiapa mengajar terbatas, sulit mencari media yang
tepat, biaya yang tidak tersedia, atau alasan lain.
B. Teori-Teori yang Berkaitan dengan Sumber Belajar
Ada 3 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran yaitu:
1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua
kondisi;
2. Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan
konsisten pada hasil pembelajaran;
3. Kondisi pembelajaran yang berbeda bias memiliki pengaruh yang konsisten pada
pembelajaran.
C. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara makna tersebut dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari
suatu sumber kepada penerima. Sejumlah pakar memberi nbatasan tentang media,
diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication
Technology (AECT), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi.
D. Jenis dan Klasifikasi Media
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari
pengajar ke peserta didik (Heini,et,1996). Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan
dalam memanfaatkan media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edger Dale yang
dikenal dengan kerucut pengalaman (cone experience).
E. Peran Media
Konstribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
2. Kegiatan pembelajaran menjadi ebih menarik
3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan
6. Pembelajaran dapat disajiakn dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan
7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau
baik
8. memberikan nilai positif.
F. Media yang Tidak Diproyeksi
1. Realitat
2. Model
3. Bahan grafis
4. Papan display
G. Media yang Diproyeksikan
1. OHT
2. Slide
3. Media Audio
4. Media Video
5. Media Berbasis Komputer
6. Internet dan e-mail
7. Multimedia kit.

BAB 10 (MENGURAI BENANG KUSUT PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI PENDIDIKAN)

11 Hal Pertimbangan Birokrasi Pendidikan

1. Guru harus professional


2. Melakukan perubahan atas kesaahan pendidikan
3. Kelayakan mengajar dan kesejahteraan guru
4. Efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan
5. Depolitisasi kebijakan pendidikan
6. Rekturisasi organisasi
7. Kenaikan Gaji PNS yang direncanakan naik 200 persen seiring dengan akan
ditetapkannya Undang-Undang guru dan dosen
8. Memposisikan pejabat pendidikan adalah mereka yang professional
9. Rekrutmen tenaga guru harus professional
10. Memberikan tunjangan layak hidup bagi guru yang masuk purnatugas
11. Mengarahkan siswa ke pendidikan yang sesuai dengan kompetensinya.

BAB III

PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan kekurangan Buku
1. Buku Utama
 Kelebihan
1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview memiliki caver yang
menarik sehingga dapat menarik minat pembaca untuk membaca isi buku ini dan
covernya juga sesuai dengan judul dan isi buku.
2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan front sudah baik
karena dan tata layout dan tata letaknya tertata rapi.
3) Dari aspek isi buku, buku ini menyajikan informasi yang cukup luas ditambah lagi
memiliki gambar, tabel, dan contoh soal yang membuat pembaca semakin mudah
memahami materi.
4) Dari aspek tata bahasa, buku ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pembaca
dan juga terdapat benerapa bahasa asing namun disertakan pengertiannya sehingga
pembaca tidak merasa kebingungan.

 Kekurangan
1) Dari aspek isi buku, buku ini memiliki sub bab atau sub materi yang sangat banyak
sehingga bagi orang awam akan kesulitan membaca buku ini.
2) Dari segi kualitas kertasnya, buku ini kurang baik karena kertasnya sangat tipis sehingga
mudah robek.
3) Dari segi penggunaan tanda bacanya kurang baik karena masih terdapat penggunaan
tanda baca yang salah.
4) Dari segi pengetikan buku masih kurang baik karena ada kalimat yang dalam
pengetikannya salah.
2. Buku Pembanding 1
 Kelebihan
1) Dilihat dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan frontnya
sudah cukup baik.
2) Dilihat dari segi isi buku, buku ini sangat baik karena dicantumkan beberapa pengertian
para ahli sehingga sumber materinya terpercaya
3) Dari segi fisik bukunya sangat baik karena buku ini kecil dan juga ringan sehingga mudah
dibawa kemana saja
4) Dari aspek tata buku ini sangat baik karena menggunakan bahasa Indonesia yang mudah
dimengerti.
 Kekurangan
1) Dari aspek penggunaan bahasanya buku ini kurang baik karena masih ada menggunakan
bahaaa asing yang tidak disertakan artinya sehingga membuat pembaca menjadi
kebingungan.
2) Dari aspek penggunaan tanda bacanya, buku ini juga mawih kjrang baik karena terdapat
penempatan tanda baca yang tidak tepat.
3) Dari aspek pembahasan buku ini sangat panjang dan mendalam sehingga membuat
pembaca merasa cepat bosan.
3. Buku Pembanding 2
 Kelebihan
1. Dari aspek fisik buku sangat baik karena buku ini kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa kemana saja dan kualitas bukunya baik sehingga tidak mudah robek.
2. Dari segi isi buku sangat baik karena materinya sesuai dengan judul buku dan juga
menyajikan informasi yang cukup luas dan disertai dengan gambar sehingga pembaca
menjadi lebih mudah memahami materi
3. Dari aspek penggunaan tanda bacanya sudah cukup baik dan rapi
 Kekurangan
1) Dari aspek tampilan buku masih monoton karena cover bukunya kurang menarik
2) Dari aspek penggunaan fontnya masih kurang baik karena penulisan awal kalimatnya
terlalu kebawah.
3) Dari aspek tata bahasanya buku ini masih kurang baik karena teedapat beberapa bahasa
yang sulit umtuk dimengerti.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya. Profesi kependidikan adalah suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai keahliannya yang
diberikan atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa berperan aktif dalam hidupnya sekarang dan
masa yang akan datany. Guru sebagai pendidik memiliki peranan penting dalam menciptakan
pendidikan yang berkualiatas sehingga guru harus memiliki kompetensi yang hebat, wawasan yang
luas, menguasai ilmu yang akan diajarkan sekaligus memiliki keterampilan untuk mengajar.
B. Rekomendasi
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya sumber yang
dimiliki oleh penulis, maka penulis akan selalu menerima kritik daan saran yang
membangun untuk menjadikan critical buku ini menjadi lebih baik. Untuk saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasa critical buku yang telah dijelaskan

DAFTAR PUSTAKA
NILAI:
CRITICA
L BOOK
REVIEW

Uno, Hamzah. 2009. Profesi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Husein, Latifah. 2017. Profesi Keguruan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Nasution, Irwan. 2010. Administrasi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai