Pendahuluan
Melakukan prediksi pengembalian atas investasi yang dilakukan, merupakan cara untuk
memitigasi resiko kerugian dimasa depan. Sehingga sebagai investor yang cerdas, penanaman
modal untuk investasi pada sekuritas tertentu harus dilakukan dengan dasar informasi yang
tersedia dalam laporan keuangan maupun informasi yang relevan untuk menghitung
pengembalian investasi. Berfokus pada informasi dalam laporan keuangan, secara teoritis,
terdapat dua arus kas yang secara tradisional digunakan untuk menilai saham yaitu dividen dan
capital gains. Meskipun demikian, Ross (2015, pp 146) menyatakan bahwa kedua hal ini
hanyalah salah satu faktor utama penilaian saham, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih
banyak variabel lain yang dapat digunakan untuk menilai saham.
Menurut Narayan dan Westerlund (2014), salah satu penentu pengembalian yang berguna
untuk memprediksi pengembalian saham dimasa depan adalah volatilitas arus kas. Berdasarkan
sebagian besar teori valuation, perubahan arus kas atau discount rate atau keduanya dapat
menjadi penentu utama dari return. Dimana investor akan mengharapkan return yang tinggi
saat asset dimana ia berinvestasi memiliki arus kas yang tinggi. Volatilitas arus kas akan
relevan untuk memprediksi return , karena didalam volatilitas terkandung informasi tambahan
untuk kinerja perusahaan masa depan diluar dari prediksi yang disediakan oleh arus kas historis
(Schrand dan Walther, 2002 dalam Narayan dan Westerlund, 2014).
Akhirnya artikel ini ditulis untuk menambah literature terkait dengan penilaian saham dari
sisi arus kas yang diharapkan dapat memperluas pengetahuan terkait dengan penilaian yang
tepat untuk kelayakan investasi terutama dalam investasi saham yang salah satunya dapat
menggunakan volatilitas arus kas.
Teori
Menilai kelayakan sebuah investasi harus dilakukan dengan hati-hati. Menetapkan dasar
yang tepat untuk menilai return dimasa depan merupakan bagian yang penting untuk
memperoleh keuntungan investasi. Dalam investasi saham, arus kas dan volatilitas arus kas
merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam penilaian saham. Volatilitas
saham dihitung dengan cara mengambil sampel pada deviasi standar selama 12 bulan dan
menggunakan pendekatan RV yaitu varians yang digunakan Nelson (1992) yang memiliki tiga
langkah yaitu memperkirakan model autoregressive pada bulan ke 12, memperkirakan model
autoregressive di pada bulan ke 12 dengan nilai absolute dan residu dari langkah pertama, serta
mengektraksi nilai dari dua pasang perkiraan sebagai standar deviasi dari pengembalian saham.
Pembahasan
Kesimpulan
Narayan and Westerlund. (2014). Does cash flow predict returns?. International Review of
Financial Analysis, 35, pp 230-236. http://dx.doi.org/10.1016/j.irfa.2014.10.001
Nelson, D. B. (1992). Filering and forecasting with misspecified ARCH models I. Journal of
Econometrics, 52, 61–90.