Anda di halaman 1dari 14

Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP TINGKAT


KESADARAN MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN
KARTU TANDA PENDUDUK

Anas Wahab1 , Lukman Hakim2 , Ansyari Mone 3

1)
Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
2)
Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)
Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

ABSTRACT

The purpose of this research is describe and explain the influence of village government
leadership toward the level of public awareness in possession of an identity card. This
kind of research is descriptive quantitatif. Type of research is survey research. The
sample are 90 people. Technic of determining sample used the slovin formula and elected
the proportionate stratified random sampling from population of 922 people from. Data
collection techniques used the distribution of questionnaires and study literature. The
result showed a positive effect between village government leadership toward the level of
public awareness. The influence of leadership on the level of awareness public in
possession of identity card is as many as for 38.31 % and 61.69 % influenced by other
factors.

Keywords: leadership, awerness of government, identity card

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengambarkan dan menjelaskan pengaruh


kepemimpinan pemerintahan desa terhadap tingkat kesadaran masyarakat dalam
kepemilikan Kartu Tanda Penduduk. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Tipe penelitian yaitu penelitian survey. Sampelnya sebanyak 46 orang masyarakat desa.
Teknik penentuan sampel menggunakan rumus slovin yang dipilih secara proportionate
stratified random sampling dari populasi 922 orang berdasarkan jenjang pendidikan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pembagian kuesioner dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif antara kepemimpinan pemerintahan
desa terhadap tingkat kesadaran masyarakat. Pengaruh kepemimpinan terhadap tingkat
kesadaran masyarakat dalam kepemilikan kartu tanda penduduk sebesar 38,31% dan
68,69% di pengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: kepemimpinan, kesadaran masyarakat, KTP


97 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

PENDAHULUAN Secara jelas dapat dianalogikan


bahwa DPT bermasalah karena data
Sejak disahkannya Undang-
kependudukan warga bermasalah hal
Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang
ini disebabkan karena kurangnya
Kependudukan, sebuah “tindakan
kesadaran warga dalam memiliki
responsifitas” diambil oleh seluruh
kartu tanda penduduk.
pemerintah daerah baik tingkat
Sementara dalam kesadaran
kabupaten kota maupun tingkat desa.
kepemilikan kartu tanda penduduk,
Semua level pemerintahan berlomba-
dibutuhkan adanya kesadaran yang
lomba mendorong warga untuk
tinggi dari masyarakat sebagai warga
memiliki kartu tanda penduduk
negara yang wajib memiliki kartu
(KTP) bagi yang telah berusia diatas
tanda penduduk dan motivasi dari
17 tahun atau yang telah menikah.
kepemimpinan daerah setempat.
Namun, masyarakat masih memiliki
Secara harfiah kata “kesadaran”
kesadaran kependudukan yang sangat
berasal dari kata “sadar”, yang berarti
minim. Hasil dari tindakan ini masih
insyaf, merasa tahu dan mengerti.
jauh dari harapan.
Kita sadar jika kita tahu, mengerti,
Tindakan responsifitas ini
insyaf, tentang kondisi tertentu,
bermula dari kasus pemilihan umum
khususnya sadar atas hak dan
Tahun 2004 yang masih terkutat pada
kewajibannya sebagai warga Negara.
masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
yang bermasalah dan tidak ada
Widjaja (1984: 46) menyatakan
pemecahan masalah yang pasti dari
bahwa “kita sadar jika kita tahu,
pihak yang berwenang seolah-olah
mengerti, insyaf dan yakin tentang
kasus klasik yang tidak ada
kondisi tertentu”.
penyelesaiannya.
Kesadaran masyarakat
Seperti yang dilansir oleh
merupakan motivasi untuk berperan
Kompas 4 November 2013 terkait
serta dalam pembangunan. Hal ini
DPT yang dimanipulasi dan tidak
selaras dengan definisi kesadaran
jelas merupakan bagian dari kisruh
menurut Gozali dalam Utomo (2002:
politik dalam pemilihan umum baik
30) menyatakan bahwa kesadaran
tingkat daerah maupun tingkat pusat.
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 98

adalah kewajiban dalam kehidupan pemerintahan, layanan civil, dan


masyarakat untuk melakukan sesuatu pelaksanaan pembangunan.
secara sukarela dan didukung oleh Kepemimpinan baik pada
motivasi dari kepemimpinan daerah pemerintah daerah kabupaten dan
setempat misalnya adalah kesadaran kota maupun pemerintahan desa yang
dalam memiliki kartu tanda bersentuhan langsung dengan
penduduk sebagai warga maupun masyarakat di pedesaan memiliki
kesadaran akan kewajiban lainnya. pengaruh yang cukup signifikan
Djamaludin dalam Utomo dalam meningkatkan kesadaran
(2002: 12) membagi kesadaran masyarakat. Hal ini selaras dengan
masyarakat dapat dilihat dari tiga definisi kepemimpinan secara
bagian atau tahap yaitu: (1) etimologi dalam Syafie (2002: 7)
knowledge (pengetahuan) yaitu bahwa kepemimpinan dalam bahasa
pengetahuan tentang disebut Inggris berarti (leadership)
lembaga-lembaga dan program- kemampuan dan kepribadian
program yang dijalankan; (2) attitude seseorang dalam mempengaruhi serta
(sikap) yaitu melalui tanggapan membujuk pihak lain agar
emosional, pernyataan senang, tidak melakukan tindakan pencapaian
senang, pernyataan tentang tujuan bersama, sehingga dengan
ketidakpercayaan dan tanggapan demikian yang bersangkutan menjadi
untuk bertindak; (3) practice awal struktur dan pusat proses
(tindakan) yaitu pernyataan perilaku kelompok.
seperti ramah, hangat, agresif, Defenisi kepemimpinan yang
maupun apatis terhadap suatu dikemukakan oleh Syafie tidak jauh
program. berbeda dengan definisi yang
Taliziduhu dalam Utomo kemukakan oleh Siagian (2002: 62)
(2002: 11) tugas pemimpin terutama bahwa kepemimpinan adalah
kepala desa maupun lurah dalam kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi kesadaran masyarakat mempengaruhi orang lain (para
antara lain rasa percaya, sistem bawahannya) sedemikian rupa
sehingga mau melakukan kehendak
99 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

pemimpin meskipun secara pribadi pemerintahannya sehingga bagi


hal itu tidak disenanginya. masyarakat mengikuti visi, program
Pemimpin dapat bahkan perintah dari pemimpin
dikelompokkan menjadi pemimpin tersebut.
formal dan pemimpin formal. Riberu dalam utomo (2002: 32)
Pemimpin formal adalah pemimpin menyatakan bahwa dalam
yang menduduki posisi atau jabatan melaksanakan tugas kepemimpinan
formal kepemimpinan dalam suatu seorang pemimpin seyogyanya
organisasi formal yang didirikan memperhatikan etika profesi
berdasarkan undang-undang dan pemimpin dan etika profesi
peraturan Negara atau peaturan pemimpin bersumber dari paham-
perusahaan misalnya adalah paham mengenai kepemimpinan
pemimpin presiden, TNI, Gubernur tersebut. Tiap pemimpin harus
Bupati, direktur perusahaan dan memperhatikan kepentingan umum,
kepala desa. sedangkan pemimpin kepentingan seluruh kelompok dan
informal adalah pemimpin yang tidak kepentingan masing-masing individu
menduduki jabatan organisasi formal dalam kelompok harus
dalam sistem sosial, akan tetapi diperhitungkan sejauh mungkin
mempunyai pengaruh pada anggota dalam menanggapi situasi, dalam
sistem sosial. Misalnya, para imam, menganalisis dan menilai situasi
tokoh adat dan dan tokoh masyarakat. demikian pula dalam mengambil
Tidak semua pemimpin tindakan, begitu pula dalam
memiliki pengaruh dalam mengambil tindakan tiap pemimpin
meningkatkan kesadaran masayarakat harus berusaha agar bagaimanapun
apalagi pada kepala desa, karena juga keselamatan, kebaikan dan
pemimpin diciptakan dan tidak kepentingan bawahannya dapat
sekedar dilahirkan. Maka untuk terjamin. Pemimpin adalah otak dan
mempengaruhi dan meningkatkan hati bagi kelompok. Tiap pemimpin
kesadaran masyarakat seorang harus perlu berikrar agar ia menjadi
pemimpin harus memiliki sifat- sifat otak utama yang berpikir bagi
yang baik dalam menajalankan kepentingan kelompoknya, ia yang
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 100

melihat situasi secara tajam dan ia tugas; (2) seorang pemimpin harus
yang menilai situasi secara seimbang. mampu membangkitkan semangat
Pemimpin berdiri di tengah-tengah. pada bawahannya; (3) seorang
Supaya dapat menjalankan trifungsi, pemimpin harus mampu atau
setiap pemimpin harus berada di sanggup bertanggung jawab bagi
tengah-tengah masyarakat, seorang orang yang dipimpinnya.
pemimpin akan mengetahui apa yang
hidup dan bergerak dalam METODE PENELITIAN
masyarakat. Diskresi, tahu membeda- Penelitian ini dilakukan di Desa
bedakan. Pemimpin harus tahu apa Bontomani Kecamatan Mangara
yang boleh dibicarakan dan apa yang Bombang Kabupaten Takalar pada
harus di rahasiakan atau yang bulan Desember 2013 - Januari 2014.
dimakan. Pemimpin selalu bijaksana. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif
Pemimpin yang bijaksana selalu yaitu berusaha menggambarkan data
memperhatikan faktor-faktor yang yang telah diolah dan mengkaji
objektif. Yaitu hal-hal yang melekat secara analisis dan sistematik
pada kenyataan-kenyataan yang berdasarkan fakta-fakta di lapangan.
sesungguhnya. Tipe penelitian berdasarkan pada
Sifat kepemimpinan secara penelitian survei, suatu tipe
gamblang telah kemukakan oleh penelitian yang bertujuan untuk
salah satu tokoh pelopor pendidikan mengumpulkan data dan variabel-
Indonesia Ki Hajar Dewantoro dalam variabel dari responden di lokasi
Utomo (2009) dengan falsafaf “ penelitian. Populasi sebanyak 922
ingarso Sung tulodo, ing madyo orang yang diklasifikasikan
mangungkarso, tutwuri handayani” berdasarkan jenjang pendidikan.
yang dapat penulis simpulkan dari Teknik penentuan sampel dalam
falsafah tersebut adalah seorang; (1) penelitian ini menggunakan rumus
pemimpin harus menjadikan dirinya slovin dengan hasil penghitungan
sebagai panutan dan tauladan malaui memperoleh sampel sebanyak 46
sifat dan perbuatanya terutama sifat orang menggunakan metode
adil dan jujur dalam menjalakan proportionate stratified random
101 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

sampling. Teknik analiss data pada kepercayaan dan nilai-nilai yang


penelitian ini dapat dijabarkan dianut.
sebagai berikut: untuk mengetahui Kesadaran masyarakat dalam
hubungan tinggi variabel penulis administrasi kependudukan juga
menggunakan penghitungan dengan merupakan salah satu kesadaran
menggunakan rumus pearson dalam kepatuhan terhadap hukum.
product moment sementara pengujian Masyarakat dianggap sebagai suatu
hipotesisnya menggunakan rumus sistem sosial yang mampu
t-hitung untuk mengetahui apakan mengembangkan dirinya sendiri,
hipotesis alternatif diterima atau yang berisi semua dasar struktural
ditolak dan mengetahui besarnya dan fungsional dari suatu subsistem
pengaruh antara variabel X terhadap yang independen dimana hukum
variabel Y maka penulis meng merupakan bagian dari kebudayaan
gunakan penghitungan dengan suatu masyarakat. Hukum tidak akan
koefisien determinan. bisa dipisahkan dari jiwa serta cara
berpikir daripada masyarakat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung kebudayaan tersebut.
Mempengaruhi adalah daya dan Maka bisa dikatakan bahwa hukum
kekuatan pemimpin yang merupakan perwujudan dari jiwa
dipergunakan untuk mengubah sikap, serta cara berpikir masyarakat.
perilaku, pendapat, tujuan, kebutuhan Pengaruh kepemimpinan
nilai-nilai kemapuan dan tindakan terhadap kesadaran masyarakat
untuk bergerak ke arah tertentu dari dalam administrasi kependudukan
pengikut atau bawahan. antara lain dalam kepemilikan kartu
Memengaruhi adalah proses interaksi tanda penduduk yaitu dapat dilihat
sosial antara pemimpin dan pengikut dari sifat pemimpin yang memotivasi
dimana kedua belah pihak secara masyarakat tentang kepemilikan
sistematis berupaya saling kartu tanda penduduk, adil dalam
mempengaruhi dan saling mengubah memberikan pelayanan, perilaku
sikap perilaku, norma, dan pemimpin dapat dijadikan tauladan.
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 102

Sifat pertama dorongan dan motivasi kepada masyarakat tentang


pemberian motivasi. Sebagaian besar kepemilikan KTP, 17% responden
teori kepemimpinan menyatakan bahwa kepala desa kadang-kadang
bahwa fungsi dan tugas pemimpin memberi motivasi kepada masyarakat
adalah memotivasi diri dan para tentang kepemilikan KTP, 2 %
pengikutnya. Memotivasi pengikut responden menyatakan bahwa kepala
merupakan uapaya yang memerlukan desa tidak pernah memberi motivasi
pemikiran sistematis mengenai kepada masyarakat tentang
keadaan para pengikut dan teknik kepemilikan KTP. Dilihat dari bentuk
memotivasi yang digunakan. dorongan dan motivasi yang
Pemimpin menumbuhkan dan diberikan oleh kepala desa
mendorong hasrat keinginan, di desa Bontomanai Kecamatan
kesadaran, kemauan, etos kerja untuk Mangarabombang dalam mendorong
bergerak, bertindak dan bekerja dan meningkatkan kesadaran dalam
dalam melaksanakan tugasnya untuk kepemilikan kartu tanda penduduk
mencapai tujuan organisasi. Mereka adalah terdiri dari beberapa upaya
melaksanakan semuanya itu dengan yang dilakukan oleh kepala desa baik
penuh kesadaran tidak karena dipaksa secara paksa maupun secara secara
ingin dipuji atau mendapatkan halus dapat terlihat pada program
imbalan. Mereka melaksanakan pembagian beras miskin (Raskin)
semuanya itu karena kewajiban yaitu kepala tidak memberi bantuan
sesuatu yang harus mereka lakukan. beras miskin kepada masyarakat yang
Tanggapan responden tidak memiliki kartu tanda penduduk
menyatakan bahwa pemberian dan kepala desa melakukan lewat
motivasi dari kepala desa sosialisasi secara instens kepada
menunjukan: terdapat 26% warga.
responden menyatakan bahwa kepala Sifat kepemimpinan kedua
desa selalu memberi motivasi kepada yang harus ada dalam pemimpin
masyarakat tentang kepemilikan adalah adil dan tidak membeda-
KTP, 52% responden menyatakan bedakan antara keluarga maupun
bahwa kepala desa sering memberi kerabat dekat (nepotisme),
103 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

kepemimpinan desa adalah adil dalam memberikan pelayaana


kepemimpian yang biasanya tidak terhadap kepmilikan KTP. Dari data
terlepas dari sifat nepotisme karena diatas dapat di simpulkan bahwa
kepala desa adalah pemimpin tingkat kepala desa adalah orang yang adil
terandah dari pemerintahan yang dalam memberikan pelayanan
memiliki tugas untuk membantu terhadapa kepemilikan KTP di desa
negara menjalankan mekanisme Bontomanai, sehingga dapat dapat
pemerintahan di desa. kepala desa mendorong kesadaran warga dalam
adalah pemimpin yang bersentuhan memiliki kartu tanda penduduk.
langsung dengan masyarakat dan Sifat ketiga yaitu perilaku
paling rentan dalam sikap nepotisme kepala desa diharapkan dapat
kepemimpinan dalam memberikan menjadi contoh yang baik dan dapat
pelayanan baik dalam pembuatan di jadikan panutan Berdasarkan
KTP dan yang lainya yang tanggapan responden tentang
menyangkut administratif warga perilaku kepala desa yang dapat di
negaranya. jadikan panutan atau teladan bahwa
Tanggapan responden tentang 43 % responden mengatakan bahwa
sifat keadilan kepemimpinan perilaku kepala desa sangat dapat
pemerintahan desa dalam dijadikan panutan, 45% responden
memberikan pelayanan menunjukan mengatakan bahwa perilaku kepala
bahwa 13% responden menyatakan desa dapat dijadikan contoh, 8 %
kepala desa sangat adil dalam responden megatakan bahwa perilaku
memberikan pelayanan dalam kepala desa kurang dapat di jadikan
kepemilikan kartu tanda penduduk, panutan, sementara itu hanya 2 %
41% responden yang menyatakan mengatakan bahwa perilaku kepala
adil dalam memberikan pelayanan, desa tidak dapat di jadikan panutan.
23 % responden yang menyatakan Berdasarkan penggaran diatas di
bahwa kepala desa kurang adil dalam simpulkan bahwa perilaku kepala
memberikan pelayanan KTP, desa Bontomanai adalah seorang
sementara 4% rensponden pemimpin yang memiliki perilaku
menyatakan bahwa kepal desa tidak
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 104

yang baik sehingga dapat dijadikan kurang mengetahui kewajiban


penutan bagi masyarakt setempat. memiliki KTP. Sementara itu tidak
Dari variabel yang dibahas ada responden yang menyatakan
bahwa masyarakat dapat dikatakan bahwa mereka tidak mengetahui
sadar dapat dilihat pengetahuan kewajiban memiliki KTP.
masyarakat tentang KTP dan perilaku Berdasarkan tanggapan
masyarakat. responden diatas menujukan bahwa
Pengetahuan masyarakat dapat semua masyarakat telah mengetahui
menentukan tinggi rendahnya kewajiban dalam memiliki KTP
kesadaran masyarakat dalam namun tingkat pengetahuannya
kepemilikan kartu tanda penduduk. berbeda-beda hal ini karena fakto
Masyarakat tidak akan sadar rpendidikan masyarakat dan
sepenuhnya untuk memiliki KTP pengetahuan masyarakat juga
ketika ia tidak tahu kegunaan dari berbeda-beda.
KTP. Kegunaan KTP adalah identitas Fungsi KTP yaitu memberikan
diri dalam kehidupan warga Negara kepastian bahwa pemegang KTP
dan dinggap legal untuk melakukan terdaftar sebagai warga Negara yang
sesuatu yang terkait dengan urusan sah. Kepemilikan KTP juga
administratif. Maka dari itu memiliki menjamin hak-hak pemegangnya
KTP merupakan kewajiban bagi sebagai penduduk yang diatur dalam
warga Negara yang telah berusia 17 peraturan penrundang-undangan yang
tahun maupun yang sudah menikah. berlaku. KTP berfungsi sebagai
Hasil penelitian menunjukan identitas diri (kartu pengenal) yang
bahwa tanggapan responden tentang umum diterima di instansi manapun
mengetahui kewajiban memiliki KTP sebagai bukti bahwa kita sudah
dapat menunjukan bahwa 50% dianggap dewasa. untuk melakukan
responden menyatakan sangat berbagai macam tindakan, seperti
mengetahui kewajiban memiliki membuka rekening di bank,
KTP, 39% responden cukup mengadakan transaksi jual beli,
mengetahui keawajiban memiliki sewa-menyewa, pemimjaman barang,
KTP, 11% responden menyatakan dan pembuatan SIM.
105 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

Untuk melihat sejauh mana Hasil penelitian menunjukan


masyarakat desa Bontomanai bahwa tanggapan responden tentang
mengetahui kegunaan dan fungsi dorongan untuk memiliki KTP
KTP dapat diketahui dari tanggapan adalah 53% responden menyatakan
responden sebagai berikut: 39% sangat terdorong untuk memiliki
responden menyatakan bahwa kartu tanda penduduk, 37%
masyarakat sangat mengetahui responden menyatakan bahwa cukup
kegunaan dari kartu tanda penduduk, terdorong untuk memiliki kartu
48% responden menyatakan bahwa tanda penduduk, 10% responden
masyarakat cukup mengetahui menyatakan masyarakat kurang
kegunaan dari kartu tanda penduduk, terdorong untuk memiliki kartu tanda
13% responden menyatakan penduduk. Sementara itu tidak ada
masyarakat desa kurang mengetahui responden yang menyatakan bahwa
kegunaan dari kartu tanda penduduk. masyarakat tidak merasa terdorong
Sementara itu tidak ada responden untuk memiliki kartu tanda
yang menyatakan masyarakat benar- penduduk.
benar tidak mengetahui kegunaan Kesediaan masyarakat dalam
dari kartu tanda penduduk. Maka, membantu pemerintahan desa untuk
dapat disimpulkan bahwa masyarakat sosialisasi pentingnya kepemilikan
pada umumnya telah mengetahui KTP dapat dilihat pada tanggapan
kegunaan dari kartu tanda penduduk. responden berikut ini: 24%
Perilaku masyarakat yang sadar responden menyatakan sangat
akan pentingnya memiliki kartu tanda bersedia membantu pemerintahan
penduduk adalah dilihat dari desa untuk sosialisasi kartu tanda
dorongan dan antusiaisme penduduk ke warga desa yang lain,
masyarakat dalam kepemilikan serta 43% responden menyatakan bahwa
kesediaan membantu pemerintah cukup bersedia membantu
desa melakukan sosialisasi kepada pemerintahan desa untuk sosialisasi
masyarakat lainya dalam kepada warga desa yang lain, 3%
meningkatkan kesadaran kepemilikan responden menyatakan kurang
KTP. bersedia membantu pemerintahan
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 106

desa untuk mensosialisasikan tentang masyarakat dalam kepemilikan kartu


pentingnya kartu tanda penduduk. tanda penduduk dapat dilihat dari
Sementara itu tidak ada responden jawaban responden pada masing-
yang menyatakan bahwa tdak masing variabel diklasifikasikan atas:
bersedia membantu kepala desa sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
dalam mensosialisasikan kepada sangat rendah maka terlebih dahulu
masyarakat lain tentang pentingnya ditentukan dengan skala interval
kepemilikan kartu tanda penduduk. sebagai berikut:
Tingkat pengaruh
kepemimpinan terhadap kesadaran

Tabel 1.
Klasifikasi Data

No Skor Frek % Klasifikasi


Variabel Kepemimpinan (X)
1 54-60 8 17% Sangat tinggi
2 47-53 17 37% Tinggi
3 40-46 10 22% Sedang
4 33-39 5 10% Rendah
5 26-32 6 13% Sangat rendah
Variabel kesadaran masyarakat (Y)
1 40-43 5 10% Sangat tinggi
2 36-39 20 43% Tinggi
3 32-35 13 29% Sedang
4 28-31 3 6% Rendah
5 23-27 5 10% Sangat rendah
Sumber: Hasil olah data

Berdasarkan tabel diatas dapat skor 26-32. Dengan demikian dapat


diketahhui bahwa pada variabel di simpulkan bahwa kepemimpinan
kepemimpinan (X) dari 46 kepala desa Bontomanai
responden, 17% responden memiliki dikategorikan tinggi.
skor 54-60, 37% responden memiliki Sedangkan Varibel (Y)
skor 47-53, 22% responden memiliki diketahhui bahwa 46 responden,
skor 40-46, 10% responden memiliki 10% responden memiliki skor 40-43,
skor 33-39, 13% responden memiliki 43% responden memiliki skor 36-39,
107 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

29% responden memiliki skor 32-35, interpretasi terhadap kuat atau


6% responden memiliki skor 28-31, rendahnya hubungan dari kedua

Table 2.
Kriteria Penilaian

Interval koefisien Kriteria


0,00 - 0.199 Sangat rendah
0,20 - 3,99 Rendah
0.40 - 5,99 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber : Hasil olah data
10% responden memiliki skor 23-27. variabel berdasarkan nilai r
Dengan demikian dapat disimpulkan (koefisien koralasi) berpedoman pada
bahwa kesadaran masyarakat desa angka yang kemukakan oleh Sugiono
Bontomanai dikategorikan tinggi. (2003: 214)
Analisis penelitian yaitu Untuk Berdasarkan tabel tersebut
mengetahui apakah ada hubungan maka koefisien koralasi yang di
antara kepemimpinan kepala desa temukan sebesar 0,619 termasuk
dengan tingkat kesadaran masyarakat pada kategori kuat. Jadi terdapat
dalam kepamilikan kartu tanda hubungan yang kuat antara pengaruh
penduduk digunakan rumus korelasi kepemimpinan terhadap tingkat
product moment untuk mencari kesadaran masyarakat. Hubungan
koefisien korelasi antara kedua tersebut baru berlaku untuk sampel
variabel dengan hasil penghitungan yang berjumlah 46 orang. Untuk
dapat diketahui bahwa terdapat menguji signifikansi apakah
hubungan yang positif sebesar 0.619 hubungan yang ditemukan itu berlaku
antara kepemimpinan pemerintahan bagi populasi sebanyak 922 orang
desa Bontomanai dengan tingkat maka perlu diuji signifikansinya
kesadaran masyarakat desa dengan menggunakan rumus t dalam
Bontomanai. Untuk memberi Sugiono (2003: 214).
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2 108

Harga t-hitung diuji kemudian KP =( rxy)2 x100%


dibandingkan dengan t-tabel untuk = 0.3831 x 100%
kesalahan 5% uji 2 fihak dengan dk = = 38.31%
n-2=44 diketahui t-table adalah 2,021 Hal ini berarti bahwa yang
sedangkan t-hitung yang di peroleh terjadi pada variabel kesadaran
adalah 5,227 dengan demikian masyarakat 38.31% ditentukan oleh
dapat diketahui bahwa t-hitung lebih varian yang terjadi variabel pengaruh
besar dari t-table (5,227>2,021). kepemimpinan. Atau pengaruh
Berdasarkan penghitungan maka di kepemimpinan terhadap tingkat
nyatakan t-hitung jatuh pada daerah kesadaran masyarakat sebesar
penolakan H0, maka dinyatakan 38,31% dan sisanya 62,69%
hipotesis nol menyatakan tidak ada ditentukan oleh faktor lain antara lain
pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan dan tingkat
pengaruh kepemimpinan terhadap pendidikan masyarakat dan lain-lain.
tingkat kesadaran masyarakat dalam
kepemilikan kartu tanda penduduk KESIMPULAN
ditolak. Dan hipotesis alternati
Sifat kepemimpinan yang
diterima. Jadi kesimpulan koefisien
dimiliki oleh kepala desa Bontomanai
korelasi antara pengaruh
memiliki pengaruh yang signifikan
kepemimpinan terhadap kesadaran
terhadap kesadaran masyarakat
masyarakat sebesar 0.619 adalah
dalam kepmilikan kartu tanda
signifikan, artinya koefisien tersebut
penduduk.
dapat di generalisasikan atau dapat
Pengaruh kepemimpinan
berlaku dimana sampel yang 10
pemerintahan desa terhadap
orang diambil.
kesadaran masyarakat dalam
Analisis korelasi dapat
kepemilikan kartu tanda penduduk
dilanjutkan dengan menghitung
desa Bontomanai Kecamatan
koefisien determinasi dengan cara
Mangarabombang Kabupaten Takalar
mengkuadratkan koefisien yang
sebesar 38,31% berarti 61.69% lagi
ditemukan seperti pada hitungan
yang mempengaruhi kesasdaran
berikut ini:
109 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Agustus 2015 Volume 1 Nomor 2

masyarakat adalah faktor lain dari Siswosoediro, Hanry S. 2010.


Panduan Praktis, Mengurus
dalam masyarakat.
Surat-Surat Kependudukan
Dan Identitas Diri. Cianjur:
DAFTAR PUSTAKA Media pustaka.
Adisubrata, Winarna Surya. 2002.
Sudirwo, Daeng. 1980. Pokok-Pokok
Etika Pemerintahan.
Pemerintahan di Daerah dan
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Pemerintahan Desa. Bandung:
Angkasa.
Draha, Taliziduhu. 1996. Prospek
pemerintahan Desa Pada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Milenium ke tiga. Jurnal
Administrasi Bandung:
Pemerintahan, Edisi Ke Enam, Alfabeta.
Jakarta: MIPI.
Syafiie, Inu Kencana. 2000. Alquran
Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin
dan Ilmu Administrasi. Jakarta:
dan Kepemimpinan, Apakah
Rineka Cipta.
Kepemimpinan Abnormal Itu?
Jakarta: PT Raja Grafindo Utomo, Susilo Pudji. 2002. Analisis
Persada. Factor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesadaran
Kompas, 4 November 2014.
Masyarakat Untuk Membayar
Penetapan DPT Nasional.
Pajak Bumi Dan Bangunan Di
Halaman 11.
kecamatan Karang Tengah
Kab. Demak. Tesis Undep.
Oktaliana, Fanie. 2009. Pengaruh Semarang.
Kepemimpinan Lurah Dalam
Peningkatan Kesadaran
Yasin Limpo Syahrul. 2007. Ambil
Masyarakat Dalam Membayar
Tanganku, Ku Ambil
Pajak Bumi Dan Bangunan.
Tanganmu. Yogyakarta: Citra
Skripsi. Medan: Univesitas
Pustaka.
Sumatra Utara.
Widjaja. 1984. Kesadaran Hukum
Republik Indonesia. Undang-undang Masyarakat. Jakarta: PT Raja
No. 23 Tahun 2006 Tentang
Grafindo.
Kependudukan.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan:
Siagian, Sondang P. 2002. Filsafat Teori. Psikologi, Perilaku
Administrasi. Jakarta: Haji Organisasi, Aplikasi dan
Magasung. Penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai