Anda di halaman 1dari 2

KISAH PERJUANGAN SUNAN KUDUS

Ayah Raden Ja’far Shodiq merupakan pemimpin pasukan Majapahit. Ayah Sunan Kudus juga menjadi
Senopati Demak yang dijuluki sebagai Sunan Ngudung. Namun, Sunan Ngudunggugur dalam
pertempuran yang sengit antara pasukannya dengan Raden Husain atau AdipatiTerung dari Majapahit.
Sunan Kudus akhirnya menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Senopati Demak.

Walau menjadi Senopati di Demak, Raden Ja’far Shodiq tetap melanjutkan dakwahnya di daerah Kudus
dan sekitarnya. Perjuangan Raden Ja’far Shodiq dalam dakwahnya adalah mengutamakan sikap tenang
dan cara yang halus. Cara tersebut ditempuhnya agarmasyarakat tidak terpaksa untuk menerima ajaran-
ajaran yang diberikan Ja’far Shodiq.

Ja’far Shodiq juga seorang ulama yang suka mengembara. Beliau pernah mengembara sampaike tanah
suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ketika Sunan Kudus berada di Mekkah,ada seorang
penguasa mencari orang yang mampu menghilangkan wabah penyakit pada saatitu dengan imbalan
sebuah hadiah. Sayangnya banyak Ulama yang gagal untuk menghentikan wabah tersebut. Setelah Ja’far
Sodiq mendengar kabar tersebut, Beliau menghadap penguasa itu. Tapi kedatangan beliau disambut
tidak baik oleh penguasa tersebut. Lalu Sunan Kudusditanya penguasa tersebut.

“Bagaimana caranya kamu menghilangkan wabah penyakit ini?”

“Doa.” Ja’far Shodiq dengan singkat menjawab pertanyaan.

“Kalau hanya dengan doa saja sudah banyak Ulama ternama yang berdo’a disini. Tapi tetapsaja gagal.”

“Memang benar disini tempat Ulama-Ulama ternama, tapi mereka mungkin masih ada yang

memiliki kekurangan sebagai seorang Ulama.” Kata Sunan Kudus.

“Hmmm, sungguh berani Tuan berkata demikian. Memangnya kamu tahu kekuranganmereka?” Tanya
penguasa itu dengan nada tinggi.

“Penyebab mereka menjadi seperti itu adalah Anda. Karena Anda telah menjanjikan hadiahsehingga
membuat mata mereka menjadi gelap dan doa mereka menjadi tidak ikhlas. Kesimpulannya, mereka
berdoa hanya mengharapkan hadiah darimu.” Kata Sunan Kudus dengan tenang.

Sang penguasa akhirnya diam tanpa ada kata setelah mendengar jawaban itu. KemudianSunan Kudus
dipersilahkan melaksanakan niatnya. Akhirnya Sunan Kudus berdoa danmembaca amalan-amalan
ditempat tersebut. Tidak lama kemudian wabah penyakit tersebutlangsung hilang. Bahkan warga yang
sakit karena wabah tersebut tiba-tiba sembuh dengan cepat.

Penguasa Arab tersebut sangat senang dengan hilangnya wabah tersebut. Hadiah yang dijanjikan akan
diberikan kepada Ja’far Shodiq. Namun Ja’far Shodiq menolak hadiahtersebut. Ja’far Shodiq hanya ingin
meminta sebuah batu yang berasal dari Baitul Madqis.Dan Sunan Kudus akhirnya mendapatkan
keinginannya. Batu tersebut kemudian dibawapulang ke tanah Jawa. Dan batu tersebut diletakkan di
area imam Masjid Kudus yang sudahberdiri kokoh.
PENDIDIKAN SUNAN KUDUS

Kanjeng Sunan Kudus banyak berguru kepada Sunan Kalijaga dan ia menggunakan gayaberdakwah ala
gurunya itu yang sangat toleran pada budaya setempat serta carapenyampaian yang halus. Didekatinya
masyarakat dengan memakai simbol-simbol Hindu-Budha seperti yang nampak pada gaya arsitektur
Masjid Kudus. Suatu waktu saat KSK inginmenarik simpati masyarakat untuk mendatangi masjid guna
mendengarkan tablighakbarnya, ia tambatkan Kebo Gumarang (sapinya) di halaman masjid. Masyarakat
yang saatitu memeluk agama Hindu pun bersimpati, dan semakin bersimpati selepas mendengarkan
ceramah KSK mengenai “sapi betina” atau Al-Baqarah dalam bahasa Al-qurannya. Teknik lainnya lagi
adalah dengan mengubah cerita ketauhidan menjadi berseri, betujuan menarikrasa penasaran
masyarakat.

PENINGGALAN-PENINGGALAN SUNAN KUDUS

1. Masjid dan Menara Kudus

2. Keris Cintoko

3. Dua tombak Sunan Kudus

4. Tembang Asmarandana

KARYA SUNAN KUDUS

Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini
terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid
Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah. Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah
permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul
Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan
memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh
masyarakat Kudus hingga saat ini.

WAFATNYA SUNAN KUDUS

Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi Imam sholat Subuh di Masjid Menara
Kudus, dalam posisi sujud, kemudian dimakamkan di lingkungan Masjid Menara Kudus.

KETURUNAN SUNAN KUDUS

Di antara keturunan Sunan Kudus yang menjadi Ulama' dan Tokoh di Indonesia adalah: Syekh Kholil
Bangkalan Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini, Syekh Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaint, dan Syekh
Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini.

Anda mungkin juga menyukai