Anda di halaman 1dari 8

Sunan kudus

I.Biografi Sunan Kudus


Nama asli sunan Kudus adalah Ja’far Shadiq, Ia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung (Sayyid Utsman Haji) dengan
Syarifah Dewi Rahil binti Sunan Bonang. Lahir pada 9 September 1400M/ 808 Hijriah di Palestina.. Nama Ja'far Shadiq diambil dari
nama datuknya yang bernama Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib yang beristerikan
Fatimah az-Zahra binti Muhammad. Beliau merupakan keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad SAW. . Bapaknya yaitu Sunan
Ngudung merupakan putra Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha (Raja Pandita/Raden Santri) yang
berhijrah fi sabilillah hingga ke Jawa dan sampailah di Kekhilafahan Islam Demak dan diangkat dijadikan Panglima Perang. Usai
mangkat, Ja'far Shadiq menggantikan jabatan ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Demak. Melalui posisi
senopati itulah, Ja'far Shadiq menyebarkan Islam di wilayah Demak. Selain menjabat sebagai senopati, ia juga diangkat menjadi
imam besar Masjid Agung Demak, serta menjadi qadhi atau hakim di Kerajaan tersebut. Ia memiliki keahlian khusus dalam ilmu
fiqih,tauhid,hadis,tafsir,dan logika. Oleh karena itu ia mendapat julukan Waliyyul ilmi. Beliau berdakwah di daerah Kudus , Jawa
tengah
II.Metode Dakwah
Cara dakwah sunan Kudus dengan cara toleransi meniru pendekatan Sunan Kalijaga,sangat toleran pada budaya setempat.Cara penyampaiannya
bahkan lebih halus. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. strategi dakwah Sunan
Kudus yaitu strategi pendekatan kultur.

1. Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan yakni membiarkan adat istiadat yang ada di masyarakat dan mulai mengubahnya sedikit-demi
sedikit. Diantaranya melalui wayang Klitik, Tembang Maskumambang, Tembang Mijil . Dia juga mengedepankan jalan damai dan menghindari
perpecahan selama berdakwah.

2. Sunan Kudus menghormati masyarakat Hindu untuk menarik perhatian mereka. Salah satunya dengan memberikan larangan untuk tidak
menyembelih sapi. Pada waktu itu sapi merupakan hewan yang disucikan oleh masyarakat setempat.Larangan ini berawal dari cerita saat Sunan Kudus
mendatangkan sapi dari India. Datangnya sapi itu membuat warga penasaran dan berbondong-bondong mendatangi Sunan Kudus. Mereka mengira
sapi itu akan disembelih di hadapan mereka.Namun, ternyata itu merupakan salah satu strategi menarik masyarakat untuk memeluk Islam. Saat
masyarakat sudah berkumpul, Sunan Kudus menceritakan bahwa dulu ia hampir mati karena kehausan.Lalu datanglah sapi menyusuinya. Setelah itu ia
mengatakan kepada masyarakat supaya tidak menyakiti sapi apalagi sampai menyembelihnya. Hal itu membuat masyarakat semakin tertarik padanya.

3.menarik perhatian masyarakat Budha dengan memberikan nuansa Budha pada setiap arsitektur bangunan. Seperti bangunan menara Kudus.
Menara itu memiliki corak bangunan Hindu-Budha-Islam sampai saat ini.

4. memasukkan unsur-unsur Islami seperti maulidan pada setiap ritual masyarakat Jawa. Pada zaman dulu masyarakat kental dengan tradisi selamatan
seperti mitoni hingga selamatan kematian.
III.Karomah
1. Dapat Menyembuhkan Penyakit Atas Ijin Allah
Ketika sunan Kudus menunaikan Haji ke tanah arab. Masyarakat di kota tersebut sedang terkena wabah penyakit.Pemerintahan di
kota arab mengadaka sayembara untuk siapa yang bisa menyembuhkan wabah yang terjadi saat itu, akan diberi hadiah.Dan
akhirnya sunan Kudus menyanggupi untuk dapat menyembuhkan wabah yang terjadi saat itu.Atas ijin Allah, sunan Kudus dapat
menyembuhkan penyakit wabah yang menjangkiti masyarakat. Maka atas jasanya, beliau akan diberi hadiah oleh Amir dari arab.
Namun sunan Kudus menolaknya.Beliau malah meminta sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis. dan batu aitu dibawa oleh
beliau ke Jawa dan diletakkan di area imam di masjid Kudus.
2. Dibantu Tikus dan Tawon Saat Perang
Waktu beliau menjadi senopati kerajaan Demak, wilayah kerajaan semakin meluas hingga ke Madura dan wilayah barat sampai
Cirebon.Keahlian strategi perang beliau ditambah dengan kesaktian beliau yang tinggi membuat beliau menjadi senopati yang
disegani.Beliau memiliki semacam rompi (bodong) yang dipakai jika sedang berperang. Dan dari baju rompi tersebut, keluar
banyak tikus yang ikut membantu perang melawan pasukan Majapahit.Tikus-tikus itu sangat kuat dan saktii, jika dipukul atau
ditikam, bukan malah mati, tetapi malah menjadi besar dan semakin ganas menyerang musuh. Hal ini membuat pasukan
Majapahit lari tunggang langgang.Sunan Kudus juga memiliki sebuah peti yang kalau dibuka akan mengeluarkan berjuta-juta
lebah. Ketika perang, banyak pasukan Majapahit yang mati karena sengatan lebah tersebut.Ini pernah terjadi ketika beliau perang
melawan pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Adipati Terung. Akhirnya Adipati Terung menyerah kalah kepada Sunan Kudus.
3. Beradu Kesaktian Dengan Ki Ageng Kedu

Ki Ageng Kedu ini ingin beradu kesaktian dengan sunan Kudus dengan pergi mengendarai tampah terbang miliknya agar segera
sampai di Kudus.Sesampai di Kudus, Ia tetap berada di tampah terbangnya dan berkoar-koar untuk mengadu kesaktian dengan
sang sunan.Sang sunan keluar dari rumahnya dan meminta ki Ageng Kedu untuk turun. Namun permintaan beliau ditolak oleh ki
Ageng Kedu.Sunan Kudus kemudian menunjuk ke arah tampah terbang tersebut dan tiba-tiba tampah terbang tersebut oleng
dan membuat ki Ageng Kedu terjatuh ke comberan atau Jember.Dengan kejadian ini ki Ageng Kedu merasa kalah dengan
kesaktian sunan Kudus dan tidak ingin mengganggu lagi.
VI.Peninggalan
1.Masjid Menara Kudus
Salah satu peninggalan dari Sunan Kudus
adalah sebuah masjid yang dikenal dengan
nama Masjid Menara Kudus. Masjid ini juga
dikenal dengan nama Masjid al-Aqsa atau
Masjid al-Manar. Masjid Menara Kudus
dibangun pada tahun 956 H atau 1537 M.
Hal tersebut diketahui dari inskripsi
berbahasa Arab yang terdapat pada mimbar
masjid.
2.Menara Masjid kudus
Salah satu keistimewaan Masjid Menara Kudus
adalah menaranya yang merupakan hasil
akulturasi kebudayaan Hindu, ,Jawa dan Islam.
Bentuk menara mengingatkan bentuk candi
corak Jawa Timur, dibangun pada tahun 956 H
atau 1549 Masehi. Pada bagian puncak atap
tajug terdapat semacam mustaka (kepala)
seperti pada puncak atap tumpang bangunan
utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang
jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-
Hindu.
3.Keris Cintaka
pusaka Sunan Kudus berbentuk keris bernama
Cintaka. Pusaka yang diyakini seusia dengan Menara
Kudus yang dibangun pada 1549. Konon Sunan Kudus
memberi nama pusaka itu Cintaka atau Ciptaka
karena penyebaran Islam di Jawa berdasarkan cinta
dan menciptakan kecintaan

Anda mungkin juga menyukai