Anda di halaman 1dari 14

ETNOARKEOLOGI

ERENS E. KOODOH
Dalam pembelajaran arkeologi Indonesia dikenal
spesialisasi berdasarkan kronologi waktu yaitu Arkeologi
Prasejarah, Arkeologi Klasik, Arkeologi Islam, Serta
Arkeologi Kolonial. Pada perkembangan terakhir, muncul
minat-minat khusus seperti etnoarkeologi, arkeologi bawah
air, arkeometri dan lainnya. Arkeologi sebagai disiplin ilmu
yang menyoroti atau mempelajari kebudayaan di masa
lampau, tidak semua aspek kehidupan dapat dijelaskan
oleh ilmu arkeologi. Untuk menjembatani hal itu, muncullah
etnoarekologi.
DEFINISI ETNOARKEOLOGI
Istilah ini pertama kali diajukan oleh Jesse Fewkes, seorang ahli
arkeologi yang banyak meneliti tentang tradisi migrasi Tusayan, salah
satu komunitas Indian-Amerika. Dalam tulisannya yang diterbitkan
dalam laporan tahunan Bureau of American Ethnology 1900, Fewkes
menyebutkan “ethno-archaeologist”
Schiffer (Tanudirjo,2009;Wattimena, 2014:267) : etnoarkeologi adalah
kajian tentang budaya bendawi dalam sistem budaya yang masih ada
untuk mendapatkan informasi, khusus maupun umum, yang dapat
berguna bagi penelitian arkeologi.
Etnoarkeologi menekankan pada hubungan tindakan manusia dan budaya
bendawi di masa kini untuk menyediakan prinsip-prinsip yang dibutuhkan
dalam kajian tentang masa lampau.
Sukendar (Wibowo, 2015: 17), suatu cabang studi arkeologi
yang memanfaatkan data etnografi sebagai analogi untuk
membantu memecahkan masalah-masalah arkeologi.

Kajian etnoarkeologi bukan untuk menjelaskan gejala yang


dapat diamati saat ini (data etnografi), tetapi sekadar
memberikan gambaran kemungkinan adanya persamaan antara
gejala budaya masa lampau dan budaya masa kini.
ETNOGRAFI
Ethnos = Etnik = Suku / Suku-Bangsa (Frederik Barth : kesamaan budaya,
Bahasa, norma, adat istiadat)
Graffein : Tulisan

Koenjaraningrat (2002:1) : Etnografi adalah suatu deskripsi mengenai


kebudayaan etnik dari suatu suku bangsa secara holistik (keseluruhan).
Dapat juga dijadikan sebuah metode untuk mengumpulkan dan
mengumumkan bahan tersebut. Sampai sekarang istilah itu masih lazim
dipakai untuk menyebut bagian dari antropologi yang bersifat deskriptif
(Koenjaraningrat 2011:7).
Hubungan Etno-arkeologi dan Etnografi
Etnografi sebagai data etnoarkeologi.
Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh orang antropolog dapat dijadikan sumber/data
untuk arkeologi guna memecahkan masalah-masalah ke-arkeologian. Data tersebut dapat
dibaca, kemudian diolah serta digunakan sesuai dengan apa yang menjadi kajian oleh
seorang arkeolog.
Misalnya :
Rusyad Adi Suriyanto, mengunakan data-data etnografi yang telah dikumpulkan dan
ditulis oleh ahli antropologi sesuai cara kerja etnografi. Salah satunya kumpulan karya
etnografi Papua yang dihimpun oleh Koentjaraningrat pada tahun 1993, menunjukkan
bahwa masyarakat di Papua dalam pemenuhan dietnya mengandalkan pertanian atau
bercocok tanam dengan sangat sederhana dan dengan sistem berladang (Suriyanto,
2004:182).
Etnografi sebagai metode etnoarkeologi.

Apabila data etnografi yang tersedia tidak mendukung penelitian seorang


arkeolog, maka dapat meminjam metodenya untuk mengumpulkan bahan dan
data sesuai yang diinginkan oleh peneliti.

ada beberapa yang dapat dilakukan seperti, metode wawancara. Observasi


langsung maupun partisipasi, menyebarkan kuisoner.

contoh hasil penelitian Bayu Ari Wibowo, tentang makna yang terkandung dalam
Lingga – Yoni oleh masyarakat Jawa-Hindu di Kabupaten Banyuwangi.

Dari hasil yang telah dilakukan masyarakat Jawa-Hindu memaknai Lingga-yoni


sebagai simbolisasi Sang Hyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Siwa-Sakti,
leluhur dan dhanyang (sebutan untuk dewa/dewata atau orang yang sangat
dihormati dan melindungi suatu wilayah) (Wibowo, 2015:75).
METODE PENELITIAN ETNOGRAFI

1. OBSERVASI / PENGAMATAN
2. INTERVIEW / WAWANCARA

A.Bagaimana memilih informan yang baik?


B.Bagaimana memanfaatkan informan untuk menghasilkan
pengetahuan budaya yang dapat digunakan untuk analogi kasus
arkeologi dalam konteks sistem masa lalu?
Spradley (1997 : Metode Etnografi)
Lima persyaratan minimal untuk memilih informan yang baik :

1.Enkulturasi Penuh
2.Keterlibatan Langsung
3.Suasana Budaya yang Dikenal
4.Waktu yang Cukup
5.Non Analitis
contoh

1 2 3

DATA GAMBAR
ETNOGRA DATA ARKEOLOGI ASLI
FI BENDA
Benda etnografi s (gambar ujung kiri) merupakan model yang “utuh”,
memiliki semua atribut secara lengkap. Model ini menjadi analog bagi benda arkeologis yang
ditemukan. Artinya, benda-benda arkeologi yang ditemukan diasumsikan sama dengan benda
etnografis. Namun, ini hanyalah perluasan pikir saja, bukan pembuktian. Semakin tinggi
kesamaan atribut semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) bahwa
benda arkeologis akan sama dengan benda etnografis.

Benda Arkeologis 1 memiliki hanya sebagian atribut, sehingga


kemungkinan (probabilitas) asumsi tadi benar kecil.
Sementara itu, pada Benda Arkeologis 2 dengan kesamaan atribut 50
%
Dan Benda Arkeologis 3 yang memiliki kesamaan atribut lebih dari 80
% dibanding benda etnografis, tingkat kebenaran asumsi itu semakin
besar.
Namun, karena Sebagian atribut benda arkeologis telah hilang
selamanya, maka sesungguhnya etnoarkeologi (analogi etnografi )
tidak akan pernah dapat memberikan bukti nyata bahwa benda
arkeologi itu sama dengan benda etnografi . Karena bisa saja, atribut
yang sudah tidak ada itu justru menjadi pembeda yang signifi kan. Hal
ini dapat dicontohkan dengan melihat pada “benda aslinya” atau benda
arkeologi jika utuh, yang ternyata berbeda dengan benda etnografis.
Jadi, cukup jelas bahwa etnoarkeologi tidak dapat menjadi bukti yang
memastikan bahwa fenomena arkeologi akan sama dengan yang dapat
diamati di masa kini (etnografi).
intinya, etnografi arkeologi adalah upaya menggambarkan segala
aktivitas dan gagasan arkeologi yang berupaya menghadirkan masa lampau
(arkeologi) dalam konteks kehidupan masyarakat masa kini (etnografi ).

Salah satu pertanyaan yang penting dalam etnografi arkeologi adalah apa dan
bagaimana peran arkeologi bagi masyarakat masa kini ?

Pertanyaan refleksif ini, memang perlu direnungkan dan


dijawab, terutama bagi para peneliti dan lembaga penelitian arkeologi.

Sudahkan, para peneliti dan penelitian arkeologi di Indonesia memberikan sumbangan


yang berarti dan nyata bagi kehidupan masyarakat kita ?

Untuk menjawab pertanyaannya ini, barangkali perlu dilakukan rintisan penelitian


etnografi arkeologi di Indonesia.
TUGAS MID SEMESTER
MERINGKAS.
“ LAPORAN PENELITIAN : PENERAPAN
ETNOARKEOLOGI
DI INDONESIA ”
OLEH : DAUD ARIS TANUDIRJO
RINGKASAN DALAM TULISAN TANGAN
TUGAS INI DIKUMPULKAN PADA HARI SELASA, 22
NOPEMBER 2022 KEPADA KETUA TINGKAT.

Anda mungkin juga menyukai