A – sender atau pengirim
B – receiver atau penerima
X – topik atau tema permasalahan,
orang ketiga, atau kebijakan
A dan B bersikap baik satu sama lain dan terhadap obyek orientasi X.
Dalam hal ini, segala sesuatu simetris atau seimbang. A dan B sama-
sama berpandangan bahwa isu X maupun isu-isu lain adalah positif.
Contoh kasus : Ketika Bagus sebagai ketua kelas (A) memberi tahu
kepada teman – teman lainnya (B) mengenai kebijakan penanggung
jawab setiap mata kuliah (X) yang di setujui oleh teman – teman lainnya.
A dan B tidak menyukai satu sama lain, dan B bersikap negatif terhadap
isu X. Menurut teori keseimbangan yang menjadi dasar bagi teori
disonansi kognitif, keadaan ini masih simetris.
Hubungan A-B-X tidak simetris. A dan B bersikap positif satu sama lain
tetapi A bersikap positif terhadap isu X. Menurut teori keseimbangan,
terdapat suatu hambatan menuju kesimetrisan atau menuju kesepakatan
untuk memecahkan hal ini, yang bila tidak dilakukan akan
menumbuhkan situasi psikologis yang tidak tertanggungkan.