Anda di halaman 1dari 2

ASAL USUL PENAMAAN DAERAH

“PACCERAKANG”

NAMA : ELSA SATTAR

KELAS : XII MIPA 8

SUMBER : FATHIMAH AZ ZAHRA ( 30 tahun )

Pada zaman dahulu di salah satu anak sungai Tello,hiduplah sekelompok masyarakat yang jauh dari
peradabaan. Mereka hidup rukun tanpa ada gangguan. Daerahitu dikelilingi rumput setinggi telinga
orang dewasa,sehingga tak seorang pun yang mengetahui bahwa ada sekelompok manusia yang
bermukim disana ,bahkan raja yang sedang berkuasa saat itupun tidak mengetahuiannya. Anak sungai
Tello itu tidak terlalu besar namun airnya cukup untuk kebutuhan harian sepanjang tahun.

Suatu hari,dua perampok sedang mencari tempat tempat persembunyian. Mereka baru saja merampok
di salah satu romboangan keluarga kerajaan. Halitu membuat kedua perampok mencari tempat
persembuyian,sampai keadaan cukup aman kemudian mereka menjual hasil rampokan mereka.

“Hari ini hasil rampokan kita sangat melimpah,namun kita tidak bisa langsung menjualnya. Kita harus
bersembunyi dari kerajaan sampai keadaan membaik”,ujar perampok A.

“Kita bersembunyi di sekitar sini,tlangan tersebut berlanjutempat ini cukup terpencil. Rumputnya sangat
tinggi,tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia disini sehingga para pasukan kerajaan tidak akan
mencari kita sampai disini’,usul perampok B sambil berjalan melalui ilalang.

Keesokan harinya,perampok B menemukan permukiman sederhana di sekitar tempat bersembunyi.


Perampok itu kemudian menceritakan hal tersebut pada perampok A. Mendengar hal tersebut
perampok A yang memiliki ide untuk diam-diam masuk ke rumah-rumah untuk mencuri sedikit
persedian makanan milik warga.

“Ketika mereka tertidur mereka kita pergi kesana dan mengambil makanan yang ada di rumah-rumah
tersebut, tetapi jangan mengambil semuanya.kita cukup mengambil satu makanan setiap rumah”. Usul
perampok A.

Kedua perampok itu kemudian menyelinap ke rumah warga yang telah terlelap dan mengambil
makanan.mereka mengambil singkong di rumah pertama,kemudian mengambil makanan lain di rumah
berikutnya. Bahkan mereka juga mengambil ternak dari rumah yang lain. Sementara itu, warga yang
bersangkutan tidak menyadari hal tersebut.

Keesokan paginya, warga mulai ribut. Makanan dan ternak mereka menghilang. Timbulah kecurigaan
antara satu sama lain.namun mereka memutuskan untuk melupakan kejadian tersebut karna kedekatan
mereka selama ini. Peristiwa kehilangan tersebut berlanjut. Sudah tujuh kali mereka kehilangan
makanan dan ternak. Persedian makanan warga pun mulai habis, hal ini membuat masyarakat naik
pitam, mengetahui hal tersebut, perampok B memberi usul untuk mengadu domba masyarakat.
“Sebentar malam, saat kita mengambil makanan di rumah warga kita tinggalkan sedikit makanan yang
kita ambil dari rumah pertama ke rumah kedua,usul perampok B denga licik, usul tersebut di terima A”.

Malam ini kedua perampok menyelinap ke rumah warga dan mengambil persedian makanan warga
pada biasanya.Namun, kali ini sesuai saran perampok B mereka sangaja menyimpan sedikit makanan
yang mereka curi dari ruma pertama di rumah lain.

Ide licik perampok B berhasil. Seluruh masyarakt yang sudah sangat geramkarena kehilangan persedian
makanan akhirnya termakan muslihat peraampok.Melihat jejak makanan yang hilang dirumahnya
berada di rumah warga lain membuat mereka kehilangan akal.Hal ini membuat mereka bertengkar
hebat.Dengan membawa parang para orang tua berkumpul dan saling membunuh secara membabi buta
di anak sungai Tello. Bnyak yang meninggal dengan kejadian ini di akibatkan luka yang cukup parah.
Darah merekapun mengalir sampaike sungai Tello sehingga mencemari sungai.

Akibatnya kedua perampok itu di kutuk menjadi buaya. Makhluk yang suka mengendap seperti pencuri
untuk makan.Mereka kini berada di sungai Tello.Sementara itu, jazad masyarakat sekitar di ubah
menjadi tanah untuk menghentikan aliran air bercampur darah ke sungai akibat peristiwa itu. Tanah
tersebut sangaatlah subur, cocok untuk pertanian dan perternakan. Hal ini kini mencegah masyarakat
kembali bertengkar akibat kekurangan makanan.

Sementara itu, masyarakat yang selamat kemudian memberi nama daerah itu dengan sebutan
paccerakang. Kata paccerakang terdiri dari dua kata yaitu pacce yang berarti
bodoh,kesalahan,kekeliruan dan kata cerak yang berarti darah.Sehingga paccerakang dapat berarti
pertumpahan darah yang di akibatkan oleh kekeliruan atau kebodohan.

Itulah asal usul penamaan paccerakang.

Anda mungkin juga menyukai