Anda di halaman 1dari 2

Biografi Djaduk Ferianto

Djaduk Ferianto lahir pada tanggal 19 Juli tahun 1964 adalah seorang aktor, sutradara, dan musikus
berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, atau koreografer dan
pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal
Indonesia. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten
Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan
menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.

Analisis pertama

a). Judul Srengenge Nyunar

b). Tema Memuji keindahan alam dan limpahan syukur kepada Tuhan.

c). Konsep atau ide gagasan Campuran antara instrumen musik tradisional sepeti gamelan Jawa
dan gamelan bali

d). Makna pemilihan sumber bunyi Djaduk mendasari dan memaknai ciptaan karya nya dengan "disiplin
ngeng", yaitu suatu naluri musikal yang berupa kepekaan bunyi, irama.
Selain itu, dalam karya ini Djaduk juga selain memadukan musik
tradisional, beliau juga memadukan dengan alat musik modern.

e). Pesan yang ingin disampaikan Pesan yang ingin disampaikan melalui karya ini adalah dengan lebih
mensyukuri atas keindahan alam yang telah diberikan oleh Tuhan

f). Kesimpulan perbandingan Dalam karya ini memiliki lirik dalam 2 bahasa yaitu bahasa Jawa, dan
bahasa Indonesia, yang berarti sama, dengan tujuan mengingatkan
kita untuk selalu bersyukur

Sinopsis:

Dalam karya musik nya tersebut. Djaduk banyak memadukan berbagai elemen music kontemporer yang
belum pernah ada sebelumnya. Selain itu, lagu ini merupakan lagu yang memakai Bahasa Jawa, yang
diambil dari lagu permainan anak-anak masa lalu, dan digubah sedemikian rupa.
Analisis kedua

a). Judul Sesaji Nagari

b). Tema Nasionalisme terhadap bangsa Indonesia

c). Konsep atau ide gagasan Mengangkat elemen musik dan lagu daerah

d). Makna pemilihan sumber bunyi Inovasi dengan menyajikan aransemen dan memadukan
musik tradisi dan menambahkan unsurtmollection Dan
inovasi yang kami lakukan menyelaraskan semangat ke-
Indonesia an dari ujung barat hingga ujung timur.

e). Pesan yang ingin disampaikan Merekatkan kembali apa yang disebut Indonesia dan
mengingat kembali menjadi orang Indonesia yang
menghargai keberagaman baik dari segi suku,ras antar
golongan hingga alat musik yang berada didaerah-
daerahseluruh Indonesia

f). Kesimpulan perbandingan Kuaetnika dan Djaduk Ferianto mengangkat elemen


musik dan lagu daerah,melalui musik ini diharapkan
dapat merekatkan bangsa Indonesia yang memiliki
banyak keberagaman

Sinopsis:

Sesaji Nagari adalah puji-pujian atau doa untuk memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Bunyi alat
musik tradisional seperti kendang Bali, ketipung, bonang, reong, calung, rebana, saron, hingga suling
berpadu dengan bunyi alat musik modern seperti drum, keyboard, gitar, dan bas. Lantunan suara dua
vokalis, Silir Pujiwati, Anita Siswanto, dan Djaduk Ferianto, membuat komposisi-komposisi lagu yang
dibawakan semakin memberi makna yang mendalam. Sekitar 10 lagu yang dibawakan Kuaetnika malam
itu. Sebagian besar merupakan lagu-lagu daerah dengan aransemen musik yang baru, seperti Kadal
Nongak (Lombok), Doni Dole (Sulteng), Batang Hari (Jambi), Lalan Balek (Bengkulu), Ulan Andung
Andung (Banyuwangi), Made Cenik (Bali), dan Sigulepong (Batak). Selain itu, ada lagu dengan bahasa
Indonesia, seperti Anak Khatulistiwa, Sesaji Negari, dan Air Kehidupan. Sang pemimpin Kuaetnika,
Djaduk Ferianto, menuturkan bahwa konser tersebut menunjukkan betapa kayanya musik di Indonesia.
Musik tradisi bisa berkolaborasi dengan musik modern.

Anda mungkin juga menyukai