PAPER Kriptorkismus
PAPER Kriptorkismus
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kriptorkismus merupakan kelainan bawaan genitalia yang paling sering
ditemukan pada anak laki-laki (Kolon, 2004). Sepertiga kasus anak-anak
dengan kriptorkismus adalah bilateral sedangkan dua-pertiganya adalah
unilateral. Insiden kriptorkismus terkait erat dengan umur kehamilan, dan
maturasi bayi. Insiden meningkat pada bayi yang lahir prematur dan menurun
pada bayi-bayi yang dilahirkan cukup bulan. Peningkatan umur bayi akan
diikuti dengan penurunan insiden kriptorkismus. Prevalensinya menjadi
sekitar 0,8% pada umur 1 tahun dan bertahan pada kisaran angka tersebut
pada usia dewasa (Docimo, 2003).
Insiden keganasan testis sebesar 1-6 pada setiap 500 laki-laki kriptorkismus
di Amerika. Risiko terjadinya keganasan testis yang tidak turun pada anak
dengan kriptorkismus dilaporkan berkisar 10-20 kali dibandingkan pada anak
dengan testis normal (Kolon, 2004). Walaupun pembedahan kriptokismus
pada usia muda mengurangi insiden tumor testis sedikit, risiko terjadinya
tumor tetap tinggi. Rupanya kriptokismus merupakan suatu ekspresi
disgenesia gonad yang berhubungan dengan transformasi ganas (Dogra,
2003). Gambaran khas seminoma sama seperti tumor testis lainnya yaitu
adanya benjolan dalam skrotum yang tidak nyeri. Gejala lain seperti nyeri
pinggang, perut kembung, dispnea atau batuk dan ginekomastia, gejala-gejala
ini menunjukkan metastase yang luas. Diagnosis dini diperlukan pada kasus-
kasus UDT mengingat terjadinya peningkatan risiko keganasan dan infertilitas
(Price, 2009).
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang testis maldesensus atau
kriptorkismus
b. Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui pengertian kriptorkismus
2. Untuk mengetahui etiologi kriptorkismus
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathogenesis kriptorkismus
4. Untuk mengetahui gambaran klinis kriptorkismus
5. Untuk mengetahui klasifikasi kriptorkismus
6. Untuk mengetahui diagnosis kriptorkismus
7. Untuk mengetahui diagnosis banding kriptorkismus
8. Untuk mengetahui komplikasi kriptorkismus
9. Untuk mengetahui terapi kriptorkismus
10. Untuk mengetahui pengobatan kriptorkismus
11. Untuk mengetahui pencegahan kriptorkismus
b. Bagi institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun1,2
satu atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum1-6, tetapi berada di
salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal7-10. Kriptorkismus
berasal dari kata cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi dan orchis (latin)
yang berarti testis. Nama lain dari kriptorkismus adalah undescended testis, tetapi
harus dijelaskan lanjut apakah yang di maksud kriptorkismus murni, testis
ektopik, atau pseudokriptorkismus.
Kriptorkismus murni adalah suatu keadaan dimana setelah usia satu
tahun, satu atau dua testis tidak berada didalam kantong skrotum, tetapi berada di
salah satu tempat sepanjang jalur penurunan testis yang normal. Sedang bila
diluar jalur normal disebut testis ektopik, dan yang terletak di jalur normal tetapi
tidak didalam skrotum dan dapat didorong masuk ke skrotum serta naik lagi bila
dilepaskan disebut pseudokritorkismus atau testis retraktil.
Pada masa janin, testis berada di rongga abdomen dan beberapa saat
sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami desensus testikulorum atau turun ke
dalam kantung skrotum. Diduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penurunan testis ke dalam skrotum, antara lain:
1) adanya tarikan dari gubernakulum testis dan refleks dari otot
kremaster,
2) perbedaan pertumbuhan gubernakulum dengan pertumbuhan badan,
3) dorongan dari tekanan intraabdominal.
Oleh karena sesuatu hal, proses desensus testikulorum tidak berjalan
dengan baik sehingga testis tidak berada di dalam kantong skrotum
(maldesensus). Dalam hal ini mungkin testis tidak mampu mencapai skrotum
1.2 Etiologi
Penyebab pasti kriptorkismus belum jelas. Beberapa hal yang berhubungan
adalah:
a. Abnormalitas gubernakulum testis
Penurunan testis dipandu oleh gubernakulum. Massa gubernakulum yang
besar akan mendilatasi jalan testis, kontraksi, involusi, dan traksi serta
fiksasi pada skrotum akan menempatkan testis dalam kantong skrotum.
Ketika tesis telah berada di kantong skrotum gubernakulum akan
diresorbsi (Backhouse, 1966) Bila struktur ini tidak terbentuk atau
terbentuk abnormal akan menyebabkan maldesensus testis.
b. Defek intrinsik testis
Maldesensus dapat disebabkan disgenesis gonadal dimana kelainan ini
membuat testis tidak sensitif terhadap hormon gonadotropin. Teori ini
merupakan penjelasan terbaik pada kasus kriptorkismus unilateral. Juga
untuk menerangkan mengapa pada pasien dengan kriptorkismus bilateral
menjadi steril ketika diberikan terapi definitif pada umur yang optimum.
Banyak kasus kriptorkismus yang secara histologis normal saat lahir,
tetapi testisnya menjadi atrofi / disgenesis pada akhir usia 1 tahun dan
jumlah sel germinalnya sangat berkurang pada akhir usia 2 tahun.
c. Defisiensi stimulasi hormonal / endokrin
1.5 Klasifikasi
Kriptorkismus dapat diklasifikasi berdasarkan etiopatogenesis dan lokasi.
a. Klasifikasi berdasarkan etiopatogenesis:
1.6 Diagnosis
Biasanya, orang tua membawa anak ke dokter dengan keluhan skrotum
anaknya kecil, dan bila disertai dengan hernia inguinalis dijumpai adanya
pembengkakan atau nyeri yang berulang.
Anamnesa ditanyakan:
1. Pernahkah testisnya diperiksa, diraba sebelumnya di skrotum.
2. Ada/tidak adanya kelainan kongenital yang lain seperti hipospadia,
interseks, prune-belly syndrom, dan kelainan endokrin lainnya.
3. Ada/tidaknya riwayat kriptorkismus dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik
1. Penentuan Lokasi Testis
Pemeriksaan testis pada anak harus dilakukan dengan tangan yang
hangat pada posisi duduk dengan tungkai dilipat atau dalam keadaan rileks
pada posisi tidur. Kemudian testis diraba dari inguinal ke arah skrotum
dengan cara milking. Bisa juga dengan satu tangan berada di kantong
skrotum sedangkan tangan yang lainnya memeriksa mulai dari daerah
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 10
lahir, usia 6 minggu, usia 8 bulan48, dan saat usia 5 tahun. Pada
bayi kurang bulan, dianjurkan melakukan skrining pada usia 3
bulan karena banyaknya turun testis pada usia 3 bulan
dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada kriptorkismus bilateral yang impalpable50, diperiksa kadar
testosteron pada usia 4 bulan, karena bila lebih dari 4 bulan diperlukan uji
stimulasi HCG untuk melihat ada tidaknya testis. Pada uji HCG, penderita
diberikan suntikan 1500 IU HCG intramuskular setiap hari selama 3 hari
berturut-turut. Sebelum dan 24 jam setelah penyuntikan HCG, diperiksa
kadar testosteron plasma. Bila didapatkan peningkatan kadar testosteron
yang bermakna, berarti terdapat testis pada penderita8,23,37. Bila tidak
ada respons serta kadar FSH dan LH meningkat, dicurigai adanya anorchia
kongenital2,22,50.
2. Pemeriksaan Radiologis
a. Ultrasonografi
Sudah digunakan untuk mendeteksi kasus Kriptorkismus oleh ahli
radiologi dan klinisi sejak 1970. Keuntungannya adalah fasilitas
pemeriksaan USG mudah didapat, bebas radioaktif, non-invasif,
praktis, dan relatif murah51. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk testis
yang berlokasi di kanalis inguinalis8 dan terhadap testis yang besar
yang terletak di Juxta vesikal30. Firman K51 meneliti dengan
memakai USG di subbagian pencitraan I. Kes. Anak FKUI-
RSUPNCM selama 6 bulan (Januari 1994 sampai Juni 1994) terhadap
21 pasien. Ternyata, hanya 2 (9,5%) yang berhasil ditemukan lokasi
testisnya, yaitu di daerah inguinal sedangkan pemeriksaan CT
Scanning tidak dilakukan. Angka keberhasilan ini masih jauh berbeda
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 11
dengan penelitian di luar negeri, yang antara lain dilakukan oleh
Madrazo B.L. dan Klugo R.C. (60%),52 serta Michael K., Erik H. dan
Elisabeth H. (65%)53.
b. CT scanning
Pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang lebih tinggi terhadap testis
yang lokasinya di intra abdominal dan sudah dibuktikan pada saat
operasi53.
c. MRI
Dilakukan bila hasil pemeriksaan USG meragukan51. Angiografi
dilakukan terhadap kasus yang telah dilakukan eksplorasi inguinal,
tetapi tidak dijumpai testis12. Intravena urografi dikerjakan secara
selektif pada kasus yang dicurigai adanya kelainan saluran kemih
bagian atas, karena 10% kasus didapati horse shoe kidney, renal
hipoplasia, ureteral duplikasi, hidro ureter, dan hidronefrosis7.
Venografi gonadal selektif dilakukan pada testis impalpable dimana
telah dilakukan eksplorasi lokal di inguinal, retro peritoneal, dan intra
abdominal, tetapi tidak ditemukan testis atau spermatic vessel-nya
buntu serta pada kasus yang reoperasi30.
d. Laparoskopi
Dilakukan pada usia 1 tahun2 sebagai diagnostik yang paling akurat28
untuk mengetahui lokasi testis sebagai petunjuk untuk melakukan
insisi pembedahan, untuk melihat apakah testisnya normal54, apakah
vas spermatika buntu, atau adanya vassa di dalam abdomen30. Sebagai
terapeutik untuk mereposisi testis yang abnormal54. Sebagian besar
testis impalpable ditemukan pada operasi, paling tidak di anulus
inguinalis interna30.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 12
1) Buccal smear atau analisa kromosom. Dilakukan selektif
terhadap bayi dengan undescended bilateral yang
impalpable21,28.
2) Biopsi. Dilakukan saat pembedahan terhadap testis yang
berlokasi di intra abdominal, yang disertai dengan kelainan
genitalia eksterna atau kelainan kariotip55.
1.8 Komplikasi
1) Hernia. Sekitar 90% penderita kriptorkismus menderita hernia inguinalis
ipsilateral yang disebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus vaginalis.
2) Torsi. Terjadi karena abnormalnya jaringan yang menjangga testis yang
kriptorkismus dan tingginya mobilitas testis serta sering terjadi setelah
pubertas.
3) Trauma. Testis yang terletak di atas pubic tubercle mudah terjadi injuri
oleh trauma.
4) Neoplasma. Testis yang mengalami kriptorkismus pada dekade ke-3 atau
ke-42, mempunyai kemungkinan keganasan 20–30 kali lebih besar
daripada testis yang normal. Kejadian neoplasma lebih besar terhadap
testis intra abdominal yang tidak diterapi, atau yang dikoreksi secara
bedah saat/setelah pubertas, bila dibandingkan dengan yang intra
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 13
kanalikular. Neoplasma umumnya jenis seminoma. Namun, ada laporan
bahwa biopsi testis saat orchiopexy akan meningkatkan risiko keganasan.
5) Infertilitas. Kriptorkismus bilateral yang tidak diterapi akan mengalami
infertilitas lebih dari 90% kasus, sedangkan yang unilateral 50% kasus.
Testis yang berlokasi di intra abdominal dan di dalam kanalis inguinalis,
akan mengurangi spermatogenik, merusak epitel germinal.
6) Psikologis. Perasaan rendah diri terhadap fisik atau seksual, akibat tidak
adanya testis di skrotum.
1.9 Terapi
1. Terapi non Bedah
Berupa terapi hormonal. Terapi ini dipilih untuk UDT bilateral palpabel
inguinal. Tidak diberikan pada UDT unilateral letak tinggi atau intraabdomen.
Efek terapi berupa peningkatan rugositas skrotum, ukuran testis, vas deferens,
memperbaiki suplay darah, dan diduga meningkatkan ukuran dan panjang
vasa funikulus spermatikus, serta menimbulkan efek kontraksi otot polos
gubernakulum untuk membantu turunnya testis. Dianjurkan sebelum anak
usia 2 tahun , sebaiknya bulan 10 – 24. Di FKUI terapi setelah usia 9 bulan
karena hampir tidak dapat lagi terjadi penurunan spontan.
2. Terapi Bedah
Tujuan pembedahan adalah memobilisasi testis, adequatnya suplay vasa
spermatika , fiksasi testis yang adequat ke skrotum, dan operasi kelainan
yang menyertainya seperti hernia.
Indikasi pembedahan
a. Terapi hormonal gagal,
b. Terjadi hernia yang potensial menimbulkan komplikasi,
c. Dicurigai torsio testis,
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 14
d. Lokasi intra abdominal atau di atas kanalis inguinalis,
e. Testis ektopik
Tahapan :satu tahap atau 2 tahap tergantung vasa spermatika apakah panjang
atau pendek.
1. Orchydopexy Standar.
Prinsip dari orchidopexy meliputi 3 tahap:
1. Funikulolisis
Adalah pelepasan funikulus spermatikus dari musculus kremester
dan memungkinkan dapat memperpanjang ukurannya. Vasa
testicularis di bebaskan sejauh mungkin ke retroperitoneal dan
dimobilisasi lebih ke medial yang akan meluruskan dan
memperpanjang vasa. Terdapat kesulitan ketika memobilisasi vasa
diatas vasa iliaca komunis.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 15
Teknik funikulolisis menurut Beran (1903) memotong vasa testis
bila vasa tersebut sangat pendek dan diharapkan vaskularisasi yang
adequat dari vasa vas defferens. Tetapi teknik ini kurang bagus
dengan alasan maturasi normal memerlukan suplay vaskuler yang
optimal.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 16
- bila belum cukup panjang untuk memungkinkan testis ke
skrotum tanpa tegang, vasa epigastrika inferior dipotong,
sehingga funikulus spermatikus dapat digeser lebih ke medial.
Bila hal ini belum dapat panjang berarti funikulus
spermatikusnya memang pendek
- sering kantong hernia kongenital atau prosesus vaginalis
persisten menghambat mobilisasi funikulus, maka lepaskan
kantong secara hati-hati dan ligasi tinggi. Bila peritoneum
terbuka jahit secara atraumatik
- pembebasan diatas akan lebih mudah bila gubernakulum
dipotong lebih dulu kemudian dilanjut dengan pembebasan
testis
- mobilisasi lanjut ke arah retroperitoneal dilakukan dengan
memotong m. obliqus abdominis internus dan m. transversus
abdominis ke arah kranio lateral atau melepaskan ligamentum
inguinalis
- kemudian vasa spermatika interna dapat dibebaskan secara
retroperitoneal ke kranial sampai melewati vasa iliaka
- setinggi promontorium vasa akan menyilang ureter. Hati-hati
dalam membebaskannya
2. Pemindahan testis ke dalam skrotum (transposisi)
Bagian skrotum yang akan ditempati testis telah kosong dan
menjadi lebih kecil dibanding ukuran normal. Regangkan dinding
skrotum dengan diseksi jari-jari sehingga menciptakan suatu
ruangan. Traksi ditempatkan pada gubernakulum Testis yang telah
bebas dan funikulus spermatikusnya cukup panjang, ditempatkan
pada skrotum, bukan ditarik ke skrotum.
3. fiksasi testis dalam skrotum
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 17
Adalah hal prinsip bahwa testis berada di skrotum bukan karena
tarikan dan testis tetap berada di habitat barunya, sehingga menjadi
kurang tepat bila keberadaan testis di skrotum itu karena tarikan
dan fiksasi testis. Fiksasi testis tetap diperlukan:
- Untuk mengikatnya tembuskan benang pada stumb
ligamentum hunteri pada pole bawah testis dengan benang
nonabsorpable dan meninggalkan ujung benang yang panjang
- perlebar skrotum dengan 2 jari, dengan bantuan jarum reverdin
yang ditembuskan dari kulit skrotum sisi luar dan mengambil
ujung benang panjang tadi dan keluarkan lagi jarum .
- Fiksasi kedua ujung benang pada sisi medial paha
- Teknik lain yang sering di pakai adalah tehnik ombredanne
yang menempatkan testis pada skrotum kontralateral dan
mengikatnya pada septum scroti.
2. Stephen Flower Orchidopexy
Merupakan modifikasi orchidopexy standar. Ketika arteri testikulariss tak
cukup panjang mencapai skrotum, arteri testikularis diligasi. Jadi testis
hanya mengandalkan arteri vas deferens.
3. Orchydopexy bertahap
a. Bedah : Testis dibungkus dengan lembaran silastic dan difiksasi ke
pubis pada tahap I. Setelah 6-8 bulan dilakukan tahap II berupa
eksplorasi dan memasukkan testis ke skrotum
b. Laparoskopi : Menjepit arteri testikularis dengan laparoskopi
dikerjakan pada tahap I intuk UDT tipe abdomen. Setelah 6-8 bulan
dikerjakan Stephen Flower Orchydopexy.
4. Autotransplantasi
Pembuluh darah testis dilakukan anastomosis pada vasa epigastrika
inferior dengan teknik mikrovaskuler.
5. Protesis Testis
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 18
Pemasangan implant testis silastik untuk kenyamanan, kosmetik,
dan psikis.
1.10 Pengobatan
Pada prinsipnya testis yang tidak berada di skrotum harus diturunkan ke
tempatnya, baik dengan cara medikamentosa maupun pembedahan. Dengan
asumsi bahwa jika dibiarkan, testis tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun
sedangkan setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan testis yang cukup bermakna,
maka saat yang tepat untuk melakukan terapi adalah pada usia 1 tahun. Cara
penanganan Maldesensus Testis:
1. Medikamentosa
a. Pemberian hormonal pada kriptorkismus banyak memberikan hasil
terutama pada kelainan bilateral, sedangkan pada kelainan unilateral
hasilnya masih belum memuaskan. Obat yang sering dipergunakan
adalah hormon hCG yang disemprotkan intranasal. Hormon yang
diberikan :
1) HCG
Hormon ini akan merangsang sel Leydig menproduksi
testosteron. Dosis : Menurut Mosier (1984) : 1000 – 4000 IU, 3
kali seminggu selama 3 minggu. Garagorri (1982) : 500 -1500
IU, intramuskuler, 9 kali selang sehari. Ahli lain memberikan
3300 IU, 3 kali selang sehari untuk UDT unilateral dan 500 IU
20 kali dengan 3 kali seminggu. Injeksi HCH tidak boleh
diberikan tiap hari untuk mencegah desensitisasi sel Leydig
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 19
terhadap HCG yang akan menyebabkan steroidogenic
refractoriness.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 20
Operasi yang dikerjakan adalah orkidopeksi yaitu meletakkan testis ke
dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada kantong sub dartos. Tujuan
dari penanganan UDT adalah :
1) Meningkatkan vertilitas
2) Mencegah torsio testis
3) Mengurangi resiko cidera khususnya bila testis terletak di
tuberkulum pubik
4) Mengkoreksi kelainan lain yang menyertai, seperti hernia
5) Mencegah / deteksi awal dari keganasan testis
6) Membentuk body image
1.11 Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit testis dengan beberapa perubahan gaya hidup
yang sederhana.dapat secara drastis mengurangi risiko berbagai jenis penyakit
testis dan penyakit kanker lainnya. Banyak faktor yang berperan dalam
perkembangan penyakit tersebut.
a. Menghindari seks bebas
Faktor utama penyebab dari penyakit testis adalah karena seseorang
malakukan seks bebas diluar jangkauan, banyak orang tidak memakai
pengaman dan hanya oral kesenangan. Pencegahan untuk tidak
melakukan seks bebas menganjurkan kita untuk sadar akan bahaya
dan dampaknya.
b. Hindari merokok dan Paparan terhadap Asap
Merokok adalah kanker yang paling signifikan sebagai faktor resiko
yang kita dapat mengurangi.Hal ini bertanggung jawab untuk tidak
hanya kanker paru-paru , tetapi jenis-jenis kanker lainnya. Salah satu
cara terbaik untuk mencegah kanker adalah dengan berhenti merokok
atau tidak pernah memulai. Segera setelah Anda berhenti , dan tidak
pernah terlambat, tubuh yang menuai manfaat menjadi tembakau-
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 21
bebas. Menghindari perokok pasif juga merupakan cara untuk
mencegah kanker.Asap rokok adalah asap dihembuskan dari seorang
perokok atau rokok pipa, menyala atau cerutu. Asap ini mengandung
lebih dari 60 dikenal karsinogen ,interupsi normal sel karsinogen ini
gangguan perkembangan Inilah yang menyatu perkembangan kanker.
c. Praktek Keselamatan dan Kenali Ketika Perubahan Kulit Terjadi
Apakah Anda tahu bahwa lebih dari satu juta orang Amerika yang
didiagnosis dengan kanker kulit setiap tahunnya?.Kanker kulit adalah
jenis yang paling umum kanker antara pria dan wanita, dan ini
menyumbang sekitar setengah dari semua diagnosis kanker. Kabar
baiknya adalah bahwa kanker kulit adalah salah satu jenis kanker
yang paling dapat dicegah. Langkah pertama dalam mencegah kanker
kulit adalah untuk menghindari paparan sinar UV. Kita dapat
melakukan ini dengan memakai tabir surya, menghindari sinar
matahari tengah hari, mengenakan pakaian pelindung saat di luar
ruangan, dan tinggal jauh dari tanning bed.
d. Anda Makan Buah dan Sayuran
Diet yang seimbang adalah menguntungkan karena berbagai alasan.
Diet `yang kaya buah-buahan dan sayuran sangat mengurangi resiko
Anda terkena kanker berkembang dan kondisi lainnya. Buah-buahan
dan sayuran mengandung antioksidan, yang membantu memperbaiki
sel-sel yang rusak . buah Hijau, jingga dan kuning dan sayuran
taruhan terbaik untuk membantu mencegah kanker. Studi juga
menunjukkan bahwa buah-buahan gelap, seperti blueberry dan
anggur, juga memiliki sifat anti-kanker. sayuran seperti brokoli dan
kembang kol tampaknya pak pukulan kuat untuk mencegah kanker,
menurut penelitian banyak.sayuran lainnya termasuk bok choy, kubis
Brussel, dan kubis.
e. Batas Merah Daging dan Hewan Lemak
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 22
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak hewani
meningkatkan resiko beberapa jenis kanker, terutama kanker usus
besar. Daging merah mengandung lebih banyak lemak daripada
unggas dan ikan, sehingga mengurangi jumlah daging merah dalam
diet anda dapat membantu untuk mencegah kanker. Diet tinggi lemak
juga merupakan penyebab utama obesitas, yang merupakan faktor
risiko berbagai jenis kanker.
f. Batasi Asupan Alkohol Anda
Minum berlebihan alkohol secara rutin meningkatkan faktor risiko
Anda untuk berbagai jenis kanker. Studi menunjukkan bahwa pria
yang mengkonsumsi minuman beralkohol 2 per hari dan wanita yang
telah 1 minuman beralkohol per hari secara signifikan meningkatkan
faktor risiko untuk beberapa jenis kanker.
g. Latihan untuk Pencegahan Kanker
Tahukah Anda bahwa ketika Anda berolahraga, Anda mengurangi
resiko Anda untuk berbagai jenis kanker? merekomendasikan
berolahraga 30 atau menit, setidaknya 5 hari seminggu untuk
pencegahan kanker.Berolahraga tidak harus berarti pergi ke gym
untuk mengangkat beban. Ada banyak cara untuk mendapatkan
latihan di hari Anda.
h. Tahu Sejarah Pribadi dan Keluarga Medis Anda
Mengetahui sejarah keluarga Anda terkena kanker adalah penting
untuk benar menilai faktor risiko untuk beberapa jenis kanker.Kita
tahu bahwa kanker seperti payudara, kolon, ovarium, dan mungkin
jenis lainnya dapat keturunan. Jika Anda tahu bahwa suatu jenis
kanker tertentu berjalan dalam keluarga Anda, biarkan dokter Anda
tahu.Bersama, Anda dapat menentukan rencana pemeriksaan yang
tepat dan menilai risiko sejati Anda. Genetic testing dan konseling
tersedia dan dapat direkomendasikan berdasarkan riwayat kesehatan
keluarga Anda.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 23
i. Tahu Apa Kau Menjadi Terkena di Lingkungan Kerja Anda
Bahan kimia di tempat kerja dapat meningkatkan resiko terkena
berbagai jenis kanker, termasuk kanker ginjal dan kanker kandung
kemih . Jika Anda terkena asap, debu, bahan kimia, dll di tempat
kerja, Anda memiliki hak hukum untuk mengetahui apa yang sedang
terkena. Bensin, diesel knalpot, arsen, berilium, vinil klorida, Kromat
nikel, produk batubara, gas mustard, dan eter klorometil semua
karsinogen dan dapat ditemukan di beberapa lingkungan kerja.
Bicaralah dengan atasan Anda tentang membatasi eksposur.
Sayangnya, kanker testis adalah jenis kanker yang tidak dapat dengan
mudah dicegah.Tidak hanya tidak ada metode pencegahan terbukti.
Dengan kanker yang paling, metode terbaik pencegahan adalah
menghindari faktor risiko.Tidak ada cara untuk menghindari faktor
risiko untuk kanker testis karena sebagian besar berada di luar kendali
orang tersebut, seperti usia, ras, dan kondisi yang terjadi saat lahir.
Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang menderita kanker
testis memiliki faktor risiko yang meningkat. Beberapa pasien kanker
testis tidak memiliki faktor risiko untuk penyakit ini, sehingga tidak
mungkin untuk mencegah.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun1,2 satu
atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum1-6, tetapi berada di salah
satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal7-10. Testis maldesensus dapat
terjadi karena adanya kelainan pada gubernakulum testis, kelainan intrinsik testis,
atau defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis. Pada
prinsipnya testis yang tidak berada di skrotum harus diturunkan ke tempatnya, baik
dengan cara medikamentosa maupun pembedahan. Dengan asumsi bahwa jika
dibiarkan, testis tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun sedangkan setelah usia
2 tahun terjadi kerusakan testis yang cukup bermakna, maka saat yang tepat untuk
melakukan terapi adalah pada usia 1 tahun.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 25
memuaskan. Obat yang sering dipergunakan adalah hormon hCG yang disemprotkan
intranasal.Tujuan operasi pada kriptorkismus adalah: mempertahankan fertilitas,
mencegah timbulnya degenerasi maligna, mencegah kemungkinan terjadinya torsio
testis, melakukan koreksi hernia, dan secara psikologis mencegah terjadinya rasa
rendah diri karena tidak mempunyai testis.Operasi yang dikerjakan adalah
orkidopeksi yaitu meletakkan testis ke dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada
kantong sub dartos. Pencegahan terhadap penyakit testis dengan beberapa perubahan
gaya hidup yang sederhana.dapat secara drastis mengurangi risiko berbagai jenis
penyakit testis dan penyakit kanker lainnya. Banyak faktor yang berperan dalam
perkembangan penyakit tersebut.
Saran
Kami sebagai penulis mohon saran dan kritikannya guna untuk menyempunakan
tugas makalah tentang testis maldesensus atau kriptorkismus, karena kami menyadari
bahwa tugas kami kurang dari kesempuranaan.
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 26
DAFTAR PUSTAKA
http://niethapoenya-nita.blogspot.co.id/2011/11/makalah-anatomi-maldesensus-
testis.html
https://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/26/testis-maldesensus/
https://dokmud.wordpress.com/2010/10/21/kriptorkismus-dan-penatalaksanaannya/
https://kadaverboy.wordpress.com/2010/05/16/kriptorkismus-dan-
penatalaksanaannya/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8A&ved=0CFQQFjAJ
ahUKEwjvxdquu6DIAhWNCY4KHW4fAvk&url=http%3A%2F
%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Farticle%3D122507%26val
%3D5502&usg=AFQjCNHdF-
UkDrZncW1jVTxNNJ5MaIHVKg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCEQFjABah
UKEwiq2PP51KDIAhVUB44KHZsoAWA&url=http%3A%2F
%2Fsaripediatri.idai.or.id%2Fpdfile%2F5-3-
4.pdf&usg=AFQjCNEeI9eehzG5xa8oW2Hu4qaG3rBT_A
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 27
T e s t i s M a l d e s e n s u s ( K r i p t o r k i s m u s ) | 28