Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN OPERASI DAN KUALITAS

DESAIN PRODUK DAN JASA


Oleh : Muhammad Alkadri Hasid
Brian Tritama Haeba
Resty Audrina Saputri
Muhammad Amrin Ibrahim
Nur Alam Nurdin
A. Pendahuluan
Setiap barang dan jasa yang masuk dalam tahap perkenalan, dapat didefinisikan,
yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa produk atau jasa itu digunakan. Perusahaan
mendesain suatu produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya.
Selanjutnya definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti warna, bentuk dan
ukurannya yang dapat diterima oleh pasar. Gambaran teknis (engineering drawing )
merupakan dimensi dan toleransi atas bahan baku yang dibeli, atau bahan baku yang
diproduksi yang dapat dipergunakan sebagai komponen didalam proses produksi.
Gambaran ini merupakan standar kualitas atau mutu bahan baku yang menjadi
komponen yangakan dipakai dalam proses produksi.
Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik
pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan
patokan (benchmarking) yang ditetapkan perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan
produk yang akan dihasilkan ke dalam sistem manajemen operasional dan implikasinya,
dilanjutkan dengan membuat desain produk yangakan diproduksi melalui manajemen
operasional. Terdapat banyak pilihan dalam pemilihan, penetapan, dan perancangan
produk. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat
disajikan kepada pelanggan atau klien. Seperti contohnya rumah sakit melakukan
spesialisasi pada berbagai jenis pasien dan prosedur kesehatan.
Salah satu strategi produk adalah membangun kemampuan tertentu dalam
kustomisasi keluarga produk atau jasa yang sudah ada. Tujuan suatu keputusan produk
adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat
memenuhi permintaan pasar. Berikut ini sepuluh keputusan strategi Manajemen
Operasional yang perlu diperhatikan dalam desain barang dan jasa : Mengelola kualitas,
strategi proses, strategi lokasi, strategi tata letak, sumber daya manusia, manajemen
rantai pasokan, manajemen persediaan, penjadwalan, pemeliharaan. Kesepuluh hal
tersebut digunakan sebagai acuan yang nanti akan mempengaruhi keputusan strategi
Manajemen Opersional. Setelah itu, kita akan membahas mengenai strategi dalam

1
pemilihan produk dan jasa yang dipakai untuk menjalani kelangsungan hidup suatu
perusahaan.
B. Landasan Teoritis Desain Produk dan Jasa
1). Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu faktor yang membedakan suatu produk
dengan produk lainnya. Dengan adanya perbedaan desain produk, konsumen mampu
membedakan produk satu dengan yang lain dan mampu menjadi identitas suatu produk.
Menurut (Kotler & Armstrong, 2014) mengelompokan atribut produk menjadi tiga unsur
penting, yakni kualitas produk (product quality), fitur produk (product features) dan
desain produk (product design). Artinya, desain produk merupakan salah satu unsur
penting dalam suatu produk yang akan diproduksi dan dipasarkan.
Setiap produk pasti memiliki desain tersendiri yang diciptakan oleh produsen untuk
membentuk ciri khas dari produk tersebut dan sebagai cara untuk menarik minat calon
konsumen dalam melakukan pembelian. Konsep dari desain produk sendiri menurut
(Kotler & Armstrong, 2014) yakni desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya
(style). Desain selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga untuk bertujuan
memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan
bersaing.
Desain (Kotler & Keller, 2012) mendefinisikan “Design is the totality of features
that affect how a product looks, feels, and functions to a consumer.”. Hal itu berarti
bahwa desain merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi bagaimana sebuah produk
terlihat, terasa, dan berfungsi bagi konsumen. Desain menawarkan tiga yaitu fungsi,
estetika daya tarik.
Menurut (Kotler & Keller, 2012) menyatakan banyak sekali aspek-aspek
rancangan atau desain produk yang mencakup bentuk, fitur, mutu kesesuaian, daya
tahan, kehandalan, gaya, dan kemudahan perbaikan. Berikut merupakan penjelasan dari
masing-masing aspek:
a. Bentuk Banyak produk dapat dibedakan dalam bentuk, ukuran, model atau struktur
fisik produk (Kotler & Keller, 2012).
b. Fitur sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur yang melengkapi
fungsi dasar mereka atau keistimewahan tambahan. Sebuah perusahaan dapat
mengidentifikasi dan memilih fitur-fitur baru yang sesuaidengan survei pembeli baru-
baru ini dan kemudian menghitung nilai pelanggan terhadap biaya perusahaan untuk
setiap fitur potensial. Pemasar harus mempertimbangkan berapa banyak orang ingin

2
setiap fitur, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperkenalkan itu, dan
apakah pesaing bisa dengan mudah menyalin itu (Kotler & Keller, 2012).
c. Mutu Kesesuaian merupakan tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang
diproduksi terhadap spesifikasi yang dijanjikan. Produk didesain dan dioperasikan
berdasarkan karakteristik yang mendekati standar produk untuk memenuhi spesifikasi
yang diminta (Kotler & Keller, 2012).
d. Daya tahan merupakan suatu ketahanan pada suatu produk atau suatu ukuran usia
operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal atau berat yang merupakan
atribut berharga untuk suatu produk tertentu (Kotler & Keller, 2012).
e. Keandalan Merupakan ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan rusak
atau gagal pada periode tertentu dan sifat nya tidak terlihat. Suatu produk dikatakan
baik akan memiliki keandalan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama (Kotler & Keller, 2012).
f. Gaya yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk yang berbeda. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.Gaya bisa
menarik atau bahkan membosankan. Gaya sensasional bisa menarik perhatian dan
menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut tidak benar-benar membuat
kinerja produk menjadi lebih baik. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit
luar desain adalah jantung produk (Kotler & Keller, 2012).
g. Kemudahan perbaikan merupakan ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk
ketika produk itu rusak yang ukurannya dapat dilihat melalui nilai dan waktu yang
dipakai (Kotler dan Keller, 2012). Walaupun mutu produk sangat penting, desain
produk mungkin menawarkan suatu keunggulan bersaing yang penting untuk produk-
produk tertentu.Selain itu desain produk dapat merupakan cerminan beberapa kategori
produk. Desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk
disamping penampilannya, karena desain mencapai inti suatu produk. Desain produk
dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik dalam pemasaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan.
Kotler dan Armstrong (2014) juga mendefinisikan bahwa desain produk adalah
totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan
kebutuhan pelanggan. Dari beberapa konsep dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
desain produk yang baik adalah desain yang mampu mempengaruhi penampilan, rasa
dan fungsi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan begitu mampu
mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, karena

3
pada dasarnya alasan konsumen tertarik membeli suatu produk berdasar pada desain
produknya. Desain produk juga mampu menentukan keberhasilan perusahaan dalam
penjualan produknya. Dengan kata lain, salah satu faktor keberhasilan perusahaan dalam
penjualan produknya berasal dari desain produk.
2). Desain Jasa
Pengertian Jasa jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Jadi jasa ada tidak pernah ada, hanya hasilnya dapat dilihat setelah terjadi
(sebagai kenyataan). Menurut (Kotler, 2000) jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja
yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud
dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga
tidak terikat pada suatu produk. Hal senada dijelaskan Zeithaml dan Bitner dalam
(Hurriyati, 2005) jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output
selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli
pertamanya. Menurut Payne, dalam (Hurriyati, 2005) bahwa "Jasa merupakan suatu
kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan (intangible) yang melibatkan
beberapa interaksi dengan konsumen ataudengan properti kepemilikiannnya, dan tidak
menghasilkan transfer kepemilikan."
Sistem pengoperasian dan penyampaian jasa dibutuhkan agar operasi jasa dapat
berlangsung dengan semestinya. Sistem ini harus dirancang sedemikian rupa agar
nantinya menghasilkan bentuk jasa yang efektif bagi pelanggan. Proses desain atau
perancanngan sistem penyampaian jasa merupakan suatu proses kreatif yang diawali
dengan menyusun tujuan jasa. Dari tujuan itu baru diidentifikasikan dan dianalisis semua
alternatif yang dapat digunakan mewujudkannya. Kemudian dilakukan seleksi dan
pemilihan alternatif yang paling sesuai. Umumnya desain sistem penyampaian jasa
mencakup aspek lokasi fasilitas, tata letak fasilitas, desain pekerjaan, keterlibatan
pelanggan, pemilihan peralatan dan kapasitas jasa. Pada prinsipnya proses desain jasa
merupakan suatu proses  yang berlangsung terus menerus. Apabila sudah
diimplementasikan, maka segala macam modifikasi dapat saja dilakukan dalam rangka
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi. Dalam sistem jasa
tedapat empat tipe operasi yang banyak dijumpai, yaitu  :
1. Proyek.
Dalam tipe ini, ada sejumlah aktifitas yang saling terkait dan didefinisikan dengan
jelas, serta diselesaikan dalam tahap-tahap tertentu. Umumnya aktifitas-aktifitas tersebut

4
dikerjakan dalam jangka waktu relatif lama dan volumenya kecil/sedikit. Apabila semua
aktifitas  tersebut telah selesai, maka dengan sendirinya proyek yang bersangkutan juga
rampung. Beberapa jasa profesional yang menangani banyak proyek lain arsitek,
konsultan, pengacara, akuntan, dokter.
2 . Batch
 Dalam proses job shop, jasa disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan
pelanggan. Oleh karena itu faktor terpenting dalam tipe ini adalah kemampuan untuk
melaksanakan berbagai kombinasi dan tahapan/rangkaian aktifitas yang berbeda bagi
setiap konsumen. Dengan kata lain, fleksibilitas merupakan faktor yang dominan.
Contohnya jasa katering, perawatan medis dan bengkel.
3. Lini (flow shop)
Tipe ini berhubungan dengan penyampaian jasa yang telah distabdarisasi, sehingga
rangkaian operasi yang dilakukan relatif sama (seperti aliran perakitan/assembling).
Aliran proses yang dilakukan mirip dengan suatu garis, karena itu sering disebut tipe
lini/garis. Contoh jasa yang termasuk dalam kategori ini antara lain pencucian sepeda
motor dan mobil, registrasi atau pendaftaran ulang diberbagai perguruan tinggi,
pemeriksaan kesehatan, dan perpanjangan stnk/sim.
4. Proses berkesinambungan (ongoing process)
Kepolisian dan Barisan Pencegah Kebakaan merupakan contoh jasa yang termasuk
dalam tipe proses berkesinambungan (beroperasi 24 jam). Selain menyediakan jasa
seperti mencegah dan menangani kriminalitas serta bahaya kebakaran, kedua contoh
tersebut juga memberikan suatu jasa melalui keberadaannya (availability). Kebanyakan
orang akan merasa lebih aman apabila mereka yakin bahwa polisi dan petugas pemadam
kebakaran segera akan datang manakala dibutuhkan bantuannya.
C. Penerapan Desain Produk dan Jasa
1). Pemilihan Produk dan Jasa
a. Pilihan Strategi Produk Menunjang Keunggulan Bersaing
Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan, penetapan, dan desain produk.
Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat disajikan pada
konsumen. Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memilki
dampak yang luas pada seluruh fungsi operasi.
b. Siklus Hidup Produk dan Strategi
Produk dilahirkan, mereka hidup kemudian mati. Kehidupan produk terbagi atas
empat fase : perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.

5
a) Fase perkenalan, produk pada fase ini teknik produksi yang digunakan masih sedang
disesuaikan dengan pasar. Kondisi ini memungkinkan adanya pengeluaran lain untuk
penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, dan
pengembangan pemasok.
b) Fase Pertumbuhan, dalam fase ini desain produk telah mulai stabil dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas yang sudah ada
mungkin diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen.
c) Fase Kematangan, pada saat sebuah produk dewasa, pesaing mulai bermunculan.
Produksi dalam jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase ini. Pengendalian
biaya yang lebih baik untuk meningkatkan keuntungan.
d) Fase Penurunan, produk yang hampir mati biasanya produk yang buruk bagi investasi
sumber daya dan kemampuan manajerial. Untuk itu, produk yang sudah hampir mati
ini perlu dihentikan produksinya.
c. Analisis Produk Berdasarkan Nilai
Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan.
Analisis produk berdasarkan nilai mengurutkan produk secara menurun berdasarkan
kontribusi dolar individu masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis ini juga
mengurutkan kontribusi dolar tahunan total dari suatu produk. Laporan produk
berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi yang mungkin untuk
setiap produk. Laporan memfokuskan perhatian manajemen pada arahan strategi untuk
setiap produk (Heizer & Barry, 2009).
2). Menghasilkan Produk Baru
a. Peluang Produk Baru
Satu teknik untuk menghasilkan ide produk baru adalah brainstorming. Merupakan
teknik tim untuk membangkitkan ide kreatif pada satu subjek khusus. Ide tidak dikaji
ulang hingga waktu brainstorming selesai. Umumnya akan bermanfaat bila secara
langsung disertai semangat dapat memusatkan perhatian pada peluang tertentu,
sebagaimana dituliskan di bawah ini:
a) Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk
baru. Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali dan bahkan dibentuk
oleh pengguna dan bukan oleh produsen.
b) Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka
panjang tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.

6
c) Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa factor
seperti berkurangnya ukuran keluarga.
d) Perubahan Teknologi yang membuat segalanya menjadi mungkin dan mudah.
e) Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan baru dan juga
persyaratan kotrak dengan pemerintah.
f) Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar professional, pemasok,
dan distributor.
Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi
segala perubahannya.
b. Pentingnya Produk Baru
Dapat diperhatikan bahwa tidak selamanya produk yang dibuat akan berhasil di
pasaran. Mungkin untuk mendapatkan produk yang berhasil diperlukan adanya seleksi
dan desain produk hingga ratusan kali. Manajer operasi dan organisasinya harus dapat
menerima resiko dan kegagalan sambil tetap mempertahankan usahanya.
3). Pengembangan Produk
a. Sistem Pengembangan Produk
Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan
arus kas, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sistem
pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk tetapi juga masa
depan perusahaan. Pengembangan produk yang optimal bergantung pada dukungan
bagian lain dalam perusahaan, dan juga gabungan kesepuluh keputusan MO yang
berhasil, mulai dari desain hingga pemeliharaan (Heizer & Barry, 2009).
b. Quality Function Deployment ( QFD )
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan keinginan
pelanggan dan menerjemahkannya menjadi atribut agar tiap area fungsional dapat
memahami dan melaksanakannya. QFD berkaitan dengan:
a) Menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan.
b) Menerjemahkan keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi.
QFD digunakan diawal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat
memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas. Terdapat enam
langkah dasar :
a) Kenali keinginan pelanggan
b) Kenali bagaimana produk / jasa akan memuaskan keinginan pelanggan.

7
c) Hubungan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk
memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
d) Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
e) Buat tingkat kepentingan
f) Evaluasi produk pesaing

c. Membuat Organisasi untuk pengembangan produk


Pendekatan tradisional di AS untuk pengembangan produk adalah sebuah
organisasi dengan departemen yang berbeda. Departemen yang pertama adalah sebuah
dept. penelitian dan pengembangan atau litbang yang mengerjakan penelitian yang
dibutuhkan, departemen. Rekayasa untuk merancang produk, departemen rekayasa
manufaktur untuk merancang sebuah produk yang dapat diproduksi dan Departemen
produksi yang memproduksi proses tersebut. Keunggulan dari pendekatan ini adalah
adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap. Kelemahannya adalah kekurangan
pemikiran untuk masa depan. Pendekatan berikutnya adalah dengan menggunakan
sebuah tim, Tim ini dikenal sebagai Tim Pengembangan produk, Tim desain untuk
kemampuan memproduksi dan tim rekayasa nilai.
Tim Pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar
menjadi sebuah produk yang dapat mencapai penghasilan produk. Tugas Tim
pengembangan produk Rumah 1 Persyaratan Pelanggan Karakteristik desain Rumah 2
Karakteristik desain Komponen khusus Rumah 3 Komponen khusus Proses Produksi
Rumah 4 Proses Produksi Rencana Kualitas adalah untuk membuat suatu produk atau
jasa yang sukses, yaitu yang dapat dipasarkan (Marketability), diproduksi (manufaktur
ability) dan kemampuan pelayanannya (service ability).
d. Kemampuan Untuk Di Produksi dan Rekayasa Nilai
Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai adalah aktifitas yang menolong
memperbaiki desain, produksi, pemeliharaan dan penggunaan sebuah produk. Selain
pengurangan biaya yang nyata dan langsung terlihat desain agar barang dapat diproduksi
dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain, diantaranya adalah:
a) Mengurangi kompleksitas Produk

8
b) Standarisasi tambahan komponen
c) Perbaikan aspek fungsioanal produk
d) Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
e) Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk
f) Desain yang tangguh
4). Permasalahan Desain Produk
a) Desain yang tangguh, Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan
permintaan walaupun pada kondisi yang tidak memadai pada proses produksi.
b) Desain Modular, Adalah bagian atau kompenen sebuah produk dibagi menjadi
komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan, desain modular
menawarkan fleksibilitas pada produk dan penawaran.
c) Computer aided desain ( CAD ), Perancang dengan bantuan computer ( Comuter
aided desain ) adalah penggunaan computer secara interaktif untuk mengembangkan
dan mendokumentasikan sebuah produk, walaupun penggunaan dan variasi software
CAD sangat luas, CAD secara umum masih digunakan untuk membuat gambaran
kasar dan gambar tiga dimensi.
d) Computer – Aided Manufacturing (CAM), Produksi dengan bantuan komputer
(Computer – Aided Manufacturing – CAM) merujuk pada penggunaan program
komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan peralatan produksi.
Keuntungan dari CAM adalah :
1) Kualitas produk
2) Waktu desain yang lebih pendek
3) Pengurangan biaya produksi
4) Ketersediaan data
5) Kemampuan baru
e) Teknologi Virtual Reality, Teknologi Virtual Reality merupakan bentuk komunikasi
secara tampilan dimana gambar menggantikan benda aslinya, tetapi masih
memungkinkan pengguna untuk menanggapi secara interaktif.
f) Analisis Nilai, Analisis nilai berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk
yang lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis nilai sama
dengan yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada
penerapannya mungkin diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk sedang
diproduksi.

9
g) Etika dan Desain yang Ramah Lingkungan, Manajer operasi yang paling etis dan
peka terhadap lingkungan adalah meningkatkan produktivitas ketika mengirimkan
barang dan jasa yang diinginkan
h) Pendekatan etis, Suatu cara melakukan program yang ramah lingkungan dengan
membebankan biaya etika dan lingkungan pada tugas dari manajer operasi dan tim
rekayasa nilai/analisis nilai.
i) Tujuan dari strategi desain yang etis dan ramah lingkungan adalah :
1) Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
2) Meminimalkan limbah bahan baku dan energi
3) Mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup
4) Meningkatkan efektifitas biaya dengan memeenuhi peraturan lingkungan hidup
5) Agar dikenal sebagai perusahaaan yang baik
j) Produksi Ramah Lingkungan, Konsep produksi ramah lingkungan (green
manufacturing) adalah memuat produk ramah linkungan melalui proses yang efsien,
yang bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Panduan bagi manajer operasi dalam
membuat desain produk yang ramah lingkungan :
1) Membuat produk yang dapat didaur ulang
2) Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang
3) Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
4) Menggunakan komponen yang lebih ringan
5) Menggunakan energi yang lebih sedikit
6) Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit
k) Standar hukum dan industry, Standar hukum dan industry dapat membantu manajer
operasi dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab etika dan sosial. Standar
hokum dan indusrti memberikan arahan bagi manajer dalam desain produk,
pembuatan atau perakitan dan pembongkaran atau pembuangan.
5). Persaingan Berdasarkan Waktu
Manajer operasi yang menguasai seni pengembangan produk secara bertahap akan
memenangi persaingan dari para pengembang produk yang lebih lambat. Konsep inilah
yang disebut sebagai persaingan berdasarkan waktu (time-based competition).

10
a. Membeli Teknologi dengan Cara Mengambil Alih Sebuah Perusahaan
Mempercepat pengembangan dengan mengambil alih perusahaan yang telah
mengembangkan teknologi yang sesuai dengan misi mereka. Namun permasalahannya
adalah menyesuaikan organisasi yang dibeli, teknologinya dan lini produknyake dalam
perusahaan pembeli.
b. Joint Ventures
Joint ventures adalah kepemilikan bersama, biasanya diantara hanya dua
perusahaan, untuk membentuk satu kesatuan yang baru.
c. Aliansi
Aliansi adalah kesepakatan yang saling menguntungkan tanpa ketergantungan tetap
konsisten dengan strategi yang mendukung misi masing-masing pihak. Aliansi
(alliances) adalah perjanjian kerja sama yang menjadikan perusahaan tetap bebas, tetapi
menggunakan kekuatan tambahan untuk mencapai strategi yang sesuai dengan misi
individu mereka. Walaupun demikian, aliansi lebih sulit dicapai dan dipertahankan
daripada joint ventures karena adanya ambiguitas yang dikaitkan dengan mereka.

11
6). Menetapkan Produk
Di saat barang atau jasa dipilih untuk diperkenalkan, mereka harus ditetapkan
terlebih dahulu. Pertama, sebuah barang atau jasa ditetapkan dari segi fungsinya, yaitu
apa yang dapat dilakukan. Produk kemudian di desain dan perusahaan menentukan
bagaimana fungsi dapat dicapai. Manajemen biasanya mempunyai beragam pilihan
bagaimana sebuah produk dapat mencapai tujuan fungsionalnya.
Semua barang yang diproduksi, dan juga komponennya ditetapkan dengan sebuah
gambar, yang biasanya disebut sebagai gambar teknik. Sebuah gambar teknik
(engineering drawing) adalah sebuah gambar yang menunjukkan dimensi, toleransi,
bahan baku dan kondisi akhir sebuah komponen.
a. Bill of material (BOM) adalah daftar komponen, penjelasannya dan kuantitas
masing-masing yang dibutuhkan untuk membuat satu unit produk.
7). Keputusan Membuat dan Membeli
Perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi komponen mereka sendiri, atau
membeli dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat atau
membeli (make or buy).
a. Keputusan membuat atau membeli (make or buy decision) membedakan antara
apa yang perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa yang dbeli. Karena adanya
variasi pada kualitas, harga, dan jadwal penghantaran, keputusan membuat atau
membeli sangat penting bagi pendefinisian produk. Banyak produk dapat dibeli
sebagai sebuah “produk standar” yang diproduksi oleh orang lain. Beberapa produk
standar bahkan tidak membutuhkan bill of material ataupun gambar teknik karena
spesifikasinya sebagai produk standar sudah cukup.
8). Teknologi Kelompok
Teknologi kelompok (group technology) adalah sebuah system pengkodean
produk atau komponen yang merinci tipe proses dan parameter proses, mengelompokkan
produk yang serupa. Hal ini memudahkan standarisasi bahan baku, komponen, proses
dan juga identifikasi keluarga komponen. Dengan identifikasi keluarga komponen,
aktivitas dan mesin dapat dikelompokkan untuk memudahkan setup, rute dan
penanganan bahan.
9). Dokumen untuk Produksi
Saat sebuah produk dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang
bermacam-macam. Beberapa dokumen sebagai berikut:

12
a) Gambar perakitan (assembly drawing), pandangan produk yang dilepas masing-
masing komponennya, biasanya melalui gambar tiga dimensi atau isometris.
b) Diagram perakitan (assembly chart), sebuah grafik sebagai jalan untuk
menerangkan bagaimana komponen mengalir menjadi sub-perakitan dan akhirnya
menjadi produk jadi.
c) Lembar rute (route sheet), merupakan daftar operasi yang dibutuhkan untuk
memproduksi komponen dengan bahan yang dirinci dalam bill of material.
d) Perintah kerja (work order), sebuah instruksi untuk membuat sejumlah kuantitas
produk tertentu, biasanya untuk jadwal tertentu.
e) Engineering change notice (ECN), sebuah perbaikan atau perubahan dari gambar
teknik atau bill of material.
f) Manajemen konfgurasi (configuration management), suatu system dimana
sebuah produk direncanakan dan perubahan konfigurasi diidentifikasi secara akurat
sementara pengendalian dan pertanggungjawaban suatu perubahan tetap terjaga.
g) Product life-cycle management (PLM), Manajemen siklus hidup produksi
(product life cycle management atau PLM) adalah paying dari program peranti
lunak yang mencoba memadukan tahapan desain dan manufaktur produk, termasuk
menggabungkan sejumlah teknik yang dibahas pada 2 bagian sebelumnya,
mendefinisikan produk dan dokumen untuk produksi.
10). Desain Jasa
Selain terdapat produk berupa barang, terdapat pula produk yang tidak nyata, yaitu
jasa. Yang termasuk dalam industri jasa adalah perbankan, keuangan, asuransi,
transportasi, dan komunikasi. Merancang jasa merupakan tantangan karena umunya
memiliki karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam
jasa begitu rendah yaitu karena baik desain dan pengantaran produk jasa memasukkan
adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam proses desain, pemasok
jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa dimana pelanggan dapat memilih pilihannya.
Dalam hal ini, pelanggan dapat berpartisipasi dalam desain jasa.
a. Dokumen untuk Jasa
Karena interaksi pelanggan yang tinggi pada hampir semua industri jasa, dokumen
untuk memindahkan produk menjadi produksi berbeda dengan yang digunakan pada
operasi pembuatan barang. Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah kerja yang
eksplisit yang merinci apa yang akan terjadi pada moment of truth. Contohnya, terlepas
dari seberapa baik sebuah produk bank dalam simpanan, deposito, pinjaman, hipotek,

13
dan lainnya, jika moment of truth tidak dilakukan dengan baik, maka produk mungkin
tidak diterima dengan baik.
b. Pendekatan Desain Sistem Jasa
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka mendesain suatu
sistem jasa :
a) Jasa Personal
Pendekatan ini didasari keyakinan bahwa jasa merupakan sesuatu yang sifatnya
personal, artinya dilakukan oleh individu tertentu dan ditujukan kepada individu
lainnya. Oleh sebab itu setiap pelanggan harus dilayani secara personal sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing. Setiap karyawan diberi wewenang dan keleluasaan
dalam bertindak guna melayani setiap pelanggan.
b) Pendekatan Lini Produksi
Melalui pendekatan ini, jasa rutin disediakan dalam lingkungan yang terkendali untuk
menjamin konsistensi kualitas dan efisiensi operasi. Pada dasarnya pendekatan ini
berusaha mengadaptasi konsep manufaktur kedalam sektor jasa.
Beberapa karakteristik yang menunjang keberhasilan pendekatan ini, diantaranya :
1) Adanya keterbatasan karyawan dalam hal kebebasan bertindak, pembatasan
keleluasaan bertindak ini dimaksudkan untuk mencapai keseragaman dan
konsistensi dalam kualitas, sebagai contoh jasa penyemprotan DDT untuk
mencegah mewabahnya penyakit demam berdarah. Jasa ini perlu memiliki
konsistensi dalam kualitas, sehingga setiap pelanggan berharap akan jasa yang
identik dimanapun ia berada dan siapapun penyedia jasanya.
2) Adanya pembagian kerja, pendekatan lini produksi menyarankan agar keseluruhan
pekerjaan dipecah atau dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok tugas. Masing-
masing kelompok tugas membutuhkan spesialisasi keterampilan karyawan. Dengan
demikian setiap karyawan hanya perlu memenuhi syarat keterampilan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu.
3) Menggantikan sumberdaya manusia dengan teknologi tertentu. Adanya kemajuana
teknologi dan komputerisasi memungkinkan dilakukannya substitusi secara
sistematis, dimana mesin atau peralatan tertentu akan menggantikan sumberdaya
manusia. Hal ini sudah mulai banyak diterapkan, misalnya dalam industri
perbankan yang menggunakan ATM.
4) Standarisasi Jasa, menu yang terbatas pada suatu restoan memungkinkan pelayanan
dan ketersediaan hidangan secara cepat dan efisien. Adanya pembatasan pilihan

14
jasa memungkinkan usaha perencanaan dan prediksi lebih awal atas pelayanan dan
permintaan pelanggan. Jasa akan menjadi proses rutin yang dilengkapi dengan
tugas yang jelas dan aliran pelanggan yang teratur. Selain itu standarisasi juga
bermanfaat dalam menciptakan keseragaman kualitas jasa, karena itu proses jasa
menjadi lebih mudah dikendalikan.
12). Penerapan Pohon Keputusan Pada Desain Produk
Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan produk baru, juga
untuk beragam permasalahan manajemen lainnya. Untuk membuat pohon keputusan,
digunakan prosedur berikut:
a) Pastikan bahwa semua alternatif yang mungkin dan keadaan sudah dimasukkan
ke dalam pohon. Termasuk alternatif untuk “tidak melakukan apa-apa”.
b) Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir setiap cabang yang
bersesuaian.
c) Tujuannya adalah untuk menetapkan nilai yang diharapkan dari setiap tindakan
yang ada.
13). Transisi Menuju Produksi
Ketika barang atau jasa telah dipilih, didesain dan ditetapkan, maka manajemen
harus membuat keputusan untuk mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau
menghentikan ide produk. Satu dari seni manajemen modern adalah mengetahui kapan
memindahkan sebuah produk dari tahap pengembangan ke tahap produksi, pemindahan
ini dikenal sebagai perpindahan menuju produksi ( transition to production). Staf
pengembangan produk selalu tertarik membuat perbaikan sebuah produk karena mereka
cenderung untuk melihat perkembangan produk sebagai sesuatu yang terus berkembang.
Walaupun tekanan konflik mengenai transisi ini manajemen harus membuat sebuah
keputusan, yaitu pengembangan lebih lanjut atau diproduksi.
D. Penutup
a. Kesimpulan
Strategi dalam pemilihan produk dan jasa dipakai untuk menjalani kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan, penetapan, dan
desain produk. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat
disajikan pada konsumen. Dapat diperhatikan bahwa tidak selamanya produk yang
dibuat akan berhasil di pasaran. Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dan dapat mengantisipasi segala perubahannya. Sistem

15
pengembangan dan penetapan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk
tetapi juga masa depan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, J., & Barry, R. (2009). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kotler, P. (2000). Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajeme. Jakarta: Prenhalindo.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2014). Principle Of Marketing, 15th edition. New Jersey:
Pearson Pretice Hall.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 12. Jakarta:
Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai