LAPANGAN
SURVEI HIDROGRAFI
Kontak Darurat
Basarnas : (021) 6570 1116
Ambulance : 118
Police : 110
Fire Departement : 113
Dosen (Fauzan Rohmat) : 0822 1416 1487
MODUL I – OBSERVASI PASANG SURUT
Pasang surut adalah naik turunnya permukaan laut secara vertikal akibat gaya pembangkit
pasang surut. Gaya pembangkit pasang surut merupakan resultan gaya yang meliputi gaya
tarik benda langit (khususnya bulan dan matahari) dan gaya sentrifugal rotasi benda langit-
sistem bumi. Pengamatan pasut digunakan untuk menetapkan datum pasut (chart datum) dan
koreksi pemeruman. Pasang diamati dengan mengukur perubahan temporal permukaan laut
dengan merekam pembacaan ketinggian air dalam interval jam atau lebih pendek. Waktu dan
ketinggian muka air yang sesuai akan menjadi data primer yang dikumpulkan dari
pengamatan pasut. Pasang surut dapat diamati dengan cara pengamatan manual
menggunakan alat mekanis, misalnya rambu ukur/tide pole. Rambu ukur yang digunakan
untuk membaca level muka air harus dipasang terlebih dahulu. Pastikan rambu tidak akan
pernah benar-benar tenggelam atau kering. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelaraskan
rambu ke kisaran pasang surut. Ketinggian muka air (terhadap nilai nol rambu ukur) diamati
dengan membaca skala yang tertera pada rambu.
Instruksi: Pengamatan perubahan level muka air laut dilakukan setiap 10 menit (6 data setiap
jam). Setiap kali pengamatan visual dilakukan, diambil tiga data dan dilakukan
perata-rataan. Pengamatan pasut dilakukan bersamaan dengan proses pemeruman.
Pengamatan pasut juga dilakukan untuk menentukan tipe pasang surut pada lokasi
survei.
MODUL II – KALIBRASI PERUMGEMA (BARCHECK) DAN KOREKSI DRAF
Pengukuran kedalaman akustik bergantung pada pendeteksian waktu berlalu yang diperlukan
pulsa gelombang akustik untuk merambat dari transduser ke kolom air, dasar laut (seabed),
dipantulkan, dan kembali diterima oleh receiver. Pada praktikum ini, kecepatan rambat
gelombang akustik di media air laut dianggap ideal dan homogen pada setiap titik
pengukuran. Koreksi menggunakan barcheck dilakukan untuk memastikan echosounder
mendeteksi kedalaman dengan baik. Barcheck merupakan alat berbentuk lempengan logam
yang dapat diturunkan dengan bantuan rantai atau tali yang sudah diberi tanda ukuran
kedalaman. Jangan lupa ukur draf kapal, yaitu jarak vertical antara muka air laut sesaat
dengan ujung transduser.
Instruksi: Turunkan barcheck tepat di bawah transduser echosounder pada kedalaman 1, 2, 3
meter. Bandingkan nilai kedalaman yang dideteksi oleh echosounder dan tali
penanda barchek. Gunakan selisih nilai antara dua bacaan kedalaman tersebut
sebagai nilai koreksi kedalaman.
MODUL III – PEMERUMAN (DEPTH SOUNDING)
Pemeruman atau depth sounding merupakan kegiatan pengukuran jarak vertical dari
permukaan laut ke dasar laut menggunakan prinsip hidroakustik (perambatan gelombang
suara di bawah air). Perumgema atau echosounder, terbagi menjadi dua tipe yaitu Single-
Beam echosounder (SBES) dan Multi-Beam echosounder (MBES), memancarkan pulsa
gelombang suara pendek secara vertikal ke kolom air dan menghitung waktu gema kembali.
Interval waktu (Δt) antara emisi pulsa suara dan kembalinya gema direkam, yang digunakan
untuk menentukan kedalaman air (d) dengan kecepatan suara yang diketahui (c):
1
𝑑= 𝑐 . ∆𝑡
2
Pemeruman juga melibatkan penentuan posisi horizontal (GNSS) dan pengamatan pasang
surut. Tujuan dari pemeruman adalah untuk mengumpulkan data kedalaman sepanjang
beberapa garis pemeruman (sounding line) yang paralel untuk menghasilkan peta batimetri.
Instruksi: Lakukan pemeruman yang dibimbing oleh tim teknis dan surveyor pemeruman.
Catat setiap detail teknis, langkah pemasangan alat, dan penjelasan yang diberikan
oleh tim teknis.
MODUL IV – PENGIKATAN VERTIKAL (TRANSFER OF LEVEL)
Level mengacu pada ketinggian permukaan tertentu sehubungan dengan referensi vertikal.
Pengikatan vertikal atau Transfer level adalah aktivitas untuk menentukan ketinggian apa pun
ke referensi tertentu. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menentukan level nol dari
pengukur pasang surut mengacu pada daratan (benchmark) dan menentukan ketinggian
benchmark terhadap datum pasut (chart datum) yang diketahui. Kegiatan ini diperlukan
untuk merekonstruksi level nol stasiun pasang surut sementara. Stasiun pasang surut
sementara bisa hilang, terlantar, atau rusak.
Instruksi: Ubah nilai yang dicatat pada obeservasi pasut menjadi nilai Mean Sea Level (MSL)
sesaat dan tentukan posisi vertikalnya terhadap chart datum (CD) yang
didefinisikan oleh Lowest Astronomical Tide (LAT). MSL berada 0.65 m di atas
CD.