Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohamad Fahmi Fiddin

Npm. : 1907350360
Kelas : A.74b.S1
Mata Kuliah : lmu Perundang-Undangan
Dosen            : Andri Wahyudi, SH., MH

Jawaban SOAL
  
1. Indonesia disebut sebagai negara hukum

Indonesia sebagai negara hukum telah disebutkan secara terang pada UUD 1945.
Bukti-bukti konstitusional yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara
hukum:
 UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) yang
berbunyi bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
 Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
 Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa untuk penegakkan dan
melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan

Di samping hal tersebut, Indonesia sebagai negara hukum mengandung arti bahwa
penyelenggaraan pemerintahan Indonesia didasari oleh hukum konstitusional yang
berlaku.
Artinya, semua subjek yang berada di Indonesia, tidak terkecuali, tunduk di bawah
perangkat hukum yang sama.
Seorang presiden maupun seorang warga negara sipil biasa dapat dikenakan
hukuman yang sama jika melakukan kasus pelanggaran hukum yang serupa.

2. norma dan perbedaan antara norma hukum dengan norma lainnya.


Norma merupakan suatu aturan yang berfungsi menertibkan masyarakat. Aturan ini
harus dipatuhi guna menciptakan lingkungan yang aman, tenteram, dan harmonis.
Biasanya, orang yang melanggar norma akan mendapat sanksi atau hukuman.
Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya yakni terlihat dr segi hukumannya
dan peraturannya yg mengikat. siapa yg tidak menaati norma hukum maka akan
dikenakan sanksi yang tegas dan nyata.

3. Fungsi Ilmu Perundang-undangan dalam pembentukan Hukum Nasional 

ilmu perundang-undangan mempunyai fungsi sebagai instrumen dasar dalam salah


satu asas hukum yaitu kepastian hukum, yang dengan hal itu pembentukan aturan
hukum nasional dapat terwujud dan terlaksana secara tertib sehingga tidak hanya
pembentukan hukum yang bersifat akuistik.

4. dasar-dasar pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Proses pembentukan UU diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011


tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan

5. asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik

a) asas kejelasan tujuan; 


Asas ini menyatakan setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

(b) asas dapat dilaksanakan, 


Asas ini menyatakan untuk setiap pembentukan peraturan perundang-undangan
harus memperhitungkan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di
dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, atau yuridis.

(c) asas kedayagunaan dan kehasilgunaan; 


Asas tersebut menjelaskan bahwa setiap peraturan-undangan dibuat karena benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

(d) asas kejelasan rumusan; 


Asas ini menggarisbawahi bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,
sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.

(e) asas keterbukaan.


Asas keterbukaan menjelaskan dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.

6. perbedaan antara Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-undang.

a) Pembentukan Undang-Undang harus melalui kesepakatan bersama antara


presiden dengan DPR, sedangkan Perpu, lembaga pembentukannya yaitu Presiden
(Presiden dalam kapasitasnya sebagai kepala negara).

b) Undang-Undang tidak memiliki masa batas waktu dan akan terus berlaku jika
undang-undang tersebut belum dicabut, sedangkan Perpu sifatnya hanya sementara
(paling lama hanya 1 tahun, dan kemudian harus dikaji ulang oleh DPR, bisa
kemudian ditetapkan sebagai undang-undang ataupun tidak)

c) Undang-Undang dibentuk dalam keadaan yang normal (tidak sedang terjadi apa-
apa), sedangkan Perpu dibentuk karena diasumsikan negara sedang dalam
keadaan kacau atau abnormal.

d) Pengawasan Undang-Undang melalui mekanisme judicial review, sedangkan


Perpu pengawasannya melalui mekanisme political review

Anda mungkin juga menyukai