Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL MAGANG

ANALISA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENAGA PENDIDIK UGM

*(judul bersifat tidak mengikat, dapat berubah sesuai kondisi di lapangan)

18 November 2022

Diajukan Kepada:

Yth. Ibu Rizki Narwidina, ST., M.Sc.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun dan Rumah Khusus

Satker Penyediaan Perumahan Provinsi D.I. Yogyakarta, Balai Pelaksana Penyediaan


Perumahan Jawa III, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat

Proyek Pembangunan Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM

Jl. Laksda Adisucipto No.66, Demangan Baru, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Diajukan Oleh:

Dian Noperta Bratama S (19/441106/SV/16418)


Kemal Akbar Aminoor (19/441078/SV/16430)
Muhammad Miftah M (19/441081/SV/16433)
Adrian Rafli Fahrezi (19/446992/SV/16711)

PROGRAM D-IV TEKNIK PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN


INFRASTRUKTUR SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG

Diajukan oleh :
Dian Noperta Bratama S (19/441106/SV/16418)
Kemal Akbar Aminoor (19/441078/SV/16430)
Muhammad Miftah M (19/441081/SV/16433)
Adrian Rafli Fahrezi (19/446992/SV/16711)

Digunakan untuk memenuhi persyaratan pendaftaran magang untuk


Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
pada
Program Studi Diploma IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, 11 Oktober 2022


Mengetahui/menyetujui,

Ketua Departemen Teknik Sipil Ketua Program Studi


Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada DIV Teknik Pengelolaan dan
Pemeliharaan
Infrastruktur Sipil

Dr. Eng. Iman Hatyanto, S.T., M.T


NIP. 197309261998031002
Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


LEMBAR KENDALI MAGANG

Judul : Analisa Proyek Pembangunan Rumah Susun Tenaga


Pendidik UGM
Unit/Divisi yang dituju : Divisi Manajemen Konstruksi dan Divisi Engineering
untuk magang
Tujuan magang : 1. Mendapatkan pengalaman dan dapat melaksanakan studi
perbandingan antara teori yang didapatkan di
perkuliahan  dalam lingkungan kerja secara langsung.
2. Menciptakan pola pikir kritis dan teoritis bagi mahasiswa
dan dunia kerja.
3. Meningkatkan kemampuan dalam mengkaji dan
menyelesaikan suatu permasalahan dalam sebuah
pekerjaan.
4. Menumbuhkan sikap kepedulian dan partisipasi di
lingkungan kerja dalam rangka memberikan kontribusi
pada bangsa dan negara.
5. Menumbuhkan sikap profesional dalam melaksanakan
pekerjaan.
6. Mendapatkan ide-ide baru yang dapat dijadikan topik
magang.

Summary kegiatan : Dibuat uraian yang terdiri dari :


magang 1. Metode pelaksanaan serta manajemen kontruksi sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu
proyek. Salah satu parameter proyek tersebut dikatakan
berhasil, yaitu waktu penyelesaian yang tepat waktu atau
bahkan lebih cepat, sedangkan parameter proyek
dikatakan gagal, yaitu waktu penyelesaian proyek yang
terlambat.
2. Proyek konstruksi merupakan proyek yang memiliki
kompleksitas yang tinggi dan berhubungan langsung
dengan berbagai pihak seperti owner, masyarakat sekitar
proyek serta masyarakat yang sehari-harinya berlalu-

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


lalang untuk beraktivitas. Dilihat dari aspek tersebut,
alangkah lebih baiknya jika suatu proyek dapat
dipercepat proses pekerjaannya.
3. Dengan cara memprioritaskan kegiatan pekerjaan pada
jalur kritis, zoning pekerjaan jalur kritis sekecil mungkin,
memprioritas pekerjaan yang multi-fungsi serta
mengaplikasikan metode modularisasi dan lain
sebagainya.
4. Jenis penyelidikan : Eksplanatori
5. Jenis metode pengumpulan data
a. Pengamatan secara langsung
b. Analisis dokumen
6. Jenis metode pengolahan dan analisis data yaitu
Perangkat Analisis pengelolaan infrastuktur sipil meliputi
: inspeksi dan Pengumpulan data, analisis kinerja dan
penyusunan database.
Kualifikasi Capaian : 1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan
Pembelajaran melalui memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam
magang di Satuan Kerja penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap
Penyediaan Perumahan situasi ynag dihadapi
Provinsi Daerah 2. Menguasai konsep teoritis mengenai pengetahuan
Istimewa Yogyakarta, pengawasan pelaksanaan bangunan sipil, serta mampu
Balai Pelaksana memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
Penyediaan Perumahan 3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan
Jawa III, Kementerian analisis informasi dan data, dan mampu memberikan
Pekerjaan Umum dan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara
Perumahan Rakyat mandiri dan kelompok.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja
organisasi.
Rencana waktu : Februari 2023 – Mei 2023 (4 bulan)
pelaksanaan magang

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


Kontribusi mahasiswa : Mahasiswa magang melaksanakan penugasan sesuai dengan
terhadap perusahaan arahan yang diberikan perusahaan serta membantu
perusahaan dalam penyelesaian target pekerjaan
IP Kumulatif : 1. Dian Noperta Bratama S (3,42)
Mahasiswa (IPK) 2. Kemal Akbar Aminoor (3,52)
3. Muhammad Miftah M (3,58)
4. Adrian Rafli Fahrezi (3,40)
Kemampuan Bahasa Inggris
penguasaan
bahasa asing
Kemampuan penguasaan 1. Autocad,
software di bidang 2. SAP 2000,
rekayasa sipil 3. Plaxis,
4. Geostudio,
5. Microsoft Project,
6. Microsoft Office,
7. Microsoft Excel.
8. Autodesk Revit
Prestasi : -
Individu/Kelompok
Sertifikat yang dimiliki -
Keterkait Sistem dan Material Maju untuk Infrastruktur, Transportasi,
an dan Pertahanan Nasional
den
gan
roa
dm
ap
pen
eliti
an
UG
M

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME sehingga kami dapat menyelesaikan


proposal magang ini. Proposal ini dibuat bertujuan untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat melaksanakan magang.
Magang merupakan salah satu opsi syarat kelulusan di jurusan D-IV
Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari magang adalah mahasiswa
dapat melihat dan membandingkan antara hal-hal yang bersifat teoritis dan
kenyataan di lapangan serta menambah wawasan mahasiswa tentang dunia
ketekniksipilan.
Selama pelaksanaan magang, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen
pembimbing dalam bentuk pemberian tugas khusus serta pembimbing dari
Instansi. Magang dimaksudkan untuk melatih mahasiswa untuk menerapkan
ilmu ketekniksipilan, mendapatkan pengetahuan real dengan melakukan studi
langsung di lapangan. Hasil magang ini nantinya akan dimuat dalam laporan
tugas akhir.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami sampaikan terima
kasih.

Yogyakarta, 18 November 2022


Hormat Kami,

Tim Penulis

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
LEMBAR KENDALI MAGANG.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Profil Instansi dan Perusahaan.....................................................................................2
1.3 Topik Pembahasan.......................................................................................................4
1.4 Tujuan Magang............................................................................................................5
1.5 Manfaat Magang..........................................................................................................6
1.5.1 Bagi Mahasiswa...................................................................................................6
1.5.2 Bagi Universitas...................................................................................................6
1.5.3 Bagi Instansi.........................................................................................................6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
2.1 Manajemen Konstruksi................................................................................................7
2.1.1 Peran Manajemen Konstruksi..............................................................................7
2.1.2 Fungsi Manajemen Konstruksi............................................................................8
2.1.3 Tujuan Manajemen Konstruksi............................................................................9
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)....................................................................10
2.2.1 Manajemen Risiko.............................................................................................10
2.2.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).......................11
2.3 Bekisting....................................................................................................................14
2.4 Konsep Bangunan Tahan Gempa..............................................................................15
2.4.1 Moment Resisting Frame...................................................................................16
BAB III : PELAKSANAAN....................................................................................................18
3.1 Lokasi Magang..........................................................................................................18
3.2 Rencana Kegiatan Magang........................................................................................18
3.3 Rencana dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Magang...................................................19
3.2.1 Periode Pelaksanaan Magang.............................................................................19
3.2.2 Jadwal Pelaksanaan Magang..............................................................................19
3.4 Mata Kuliah yang Mendukung Topik yang Diambil dalam Pelaksanaan Magang...19
BAB IV : PENUTUP...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan sektor konstruksi yang kokoh,


perlu diciptakan suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki pemahaman, kompetensi, dan keterampilan yang
berkaitan dengan pengembangan teknologi dan bidang penerapannya. Dengan
kemampuan akademis yang handal dan keterampilan dibidang konstruksi yang memadai,
para tenaga kerja itu nantinya dapat mengembangkan kreativitas dan penalaran untuk
memberikan sumbangan pemikiran dalam pembangunan konstruksi di Indonesia.

Magang merupakan salah satu kegiatan yang dapat melatih mahasiswa yang
nantinya mampu menghadapi situasi kerja dan diharapkan dapat bersikap terampil,
disiplin, tekun, dan jujur, serta mempunyai etos kerja yang tinggi terhadap pekerjaan
yang akan dihadapi. Magang dimaksudkan agar mahasiswa bisa mendapatkan
pengalaman praktis di dunia kerja untuk mendukung penguasaan teoritis yang telah
diperoleh di bangku kuliah. Dengan adanya magang, mahasiswa dapat terlibat langsung
dalam kegiatan di suatu perusahaan atau instansi yang sesuai dengan lingkup sosial dan
ekonomi. Dengan adanya pelaksanaan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi para alumni ketika berada dalam situasi kerja. Selain itu dengan adanya pelaksanaan
magang ini dapat dijadikan acuan para mahasiswa sebagai salah satu sumber tenaga
kerja yang nantinya akan dibutuhkan oleh perusahaan ataupun instansi yang
membutuhkannya.

Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi negeri dengan sasaran pengembangan dan
penggunaan proses kontruksi di Indonesia. Mahasiswa D-IV Teknik Pengelolaan dan
Pemeliharaan Infrastruktur Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta sebagai bagian dari sumber daya manusia Indonesia secara khusus disiapkan
untuk menjadi design engineer, project engineer, process engineer, peneliti, dan
pendidik.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 1


Berdasarkan pertimbangan tersebut dan himbauan dari Departemen Teknik
Sipil Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan
magang, maka kami bermaksud untuk melaksanakan magang dan memilih instansi
sebagai tempat magang, dengan pertimbangan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
kami peroleh yang berkaitan dengan ketekniksipilan.

1.2 Profil Instansi dan Perusahaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia


(disingkat Kemen PUPR RI) adalah kementerian  yang membidangi urusan pekerjaan
umum dan perumahan rakyat. Dahulu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat bernama "Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah" (1999-2000)
dan "Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah" (2000-2004). KemenPUPR
dipimpin oleh seorang Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang sejak
tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh Dr. (H.C.) Ir. H. Mochamad Basoeki
Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D.
Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah
terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam
mendukung indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan
rumusan upaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015-2019 dalam
rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional,
berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun
2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga
serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut:

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 2


1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya
maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi,
guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi
penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk
mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan
kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk
semua’;
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk
keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan
perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung
fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang
efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber


daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan pengembangan
kawasan permukiman, pembiayaan perumahan, penataan bangunan gedung, sistem
penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan, dan pembinaan jasa konstruksi;

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 3


2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di daerah;
6. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pengembangan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
7. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;
8. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat; dan
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.3 Topik Pembahasan


Nama Mahasiswa Topik/Judul
Dian Noperta B. S. Manajemen Pengendalian dan Penjadwalan pada Proyek
Pembangunan Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM

Kemal Akbar Aminoor Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Pekerjaan Sturktur Gedung dengan Metode HIRARC dan JSA
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Rumah Susun Tenaga
Pendidik UGM)

M. Miftah Maulana Evaluasi Sistem Struktur Tahan Gempa Berdasarkan Metode


Special Moment Resisting Frame pada Proyek Pembangunan
Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM.

Adrian Rafli Fahrezi Analisa Optimasi Pemeliharaan dan Pengendalian Bekisting


Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Tenaga Pendidik

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 4


UGM

Keterangan : Bisa berubah sewaktu-waktu tidak mengikat, perusahaan dan atau kampus
dapat mengubah sesuai dengan kebutuhan.

1.4 Tujuan Magang


Tujuan pelaksanaan magang di instansi yaitu analisis pembangunan proyek, ini
adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah antara dunia perguruan
tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna output-nya.
2. Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat peluang
untuk berlatih menangani permasalahan dalam kontruksi serta melaksanakan studi
perbandingan antara teori yang didapat di kuliah dengan penerapannya di lapangan.
3. Menambah wawasan aplikasi teknik sipil dalam bidang konstruksi.
4. Dunia kerja mampu mewujudkan kepedulian dan partisipasinya dalam ikut
memberikan kontribusi pada sistem pendidikan nasional.
5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang berwawasan bagi
mahasiswa dan dunia kerja.
6. Mengetahui perkembangan teknologi mutakhir di bidang konstruksi, terutama yang
diterapkan di proyek instansi. Serta memperoleh gambaran secara nyata tentang
penerapan atau implementasi dari ilmu maupun teori yang diperoleh mahasiswa dari
materi perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi praktik yang ada di
lapangan.
7. Memperoleh pemahaman yang komprehensif dalam dunia kerja melalui learning
by doing.
8. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
9. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia Kerja dalam memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
10. Mampu melakukan kajian secara kuantitatif dan kualitatif serta mampu
memberikan konstribusi dalam dunia kerja.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 5


1.5 Manfaat Magang
1.5.1 Bagi Mahasiswa

a. Mempraktekkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama menempuh teori


perkuliahan.
b. Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan elemen lain di luar kampus,
sehingga memperoleh wawasan dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku
perkuliahan serta menjembatani dunia akademik dengan realita dalam
masyarakat dan dunia kerja.
c. Mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja dan dapat
memberikan gambaran mengenai pekerjaan dalam artian yang sesungguhnya
sehingga lebih siap memasuki dunia kerja.
d. Memicu dan memacu kesadaran akan sikap profesional sebagai calon
profesional yang bertanggung jawab terhadap keprofesionalannya.
e. Memperoleh pengalaman-pengalaman praktis dan meningkatkan keterampilan
kerja serta kreativitas pribadi.
1.5.2 Bagi Universitas

a. Memperoleh umpan balik sebagai pengintegrasian mahasiswa dalam proses


pembangunan di tengah masyarakat.
b. Memperluas, mempercepat, dan meningkatkan kerjasama dengan masyarakat.
c. Membantu Universitas Gadjah Mada mencetak mahasiswa yang berkualitas.
1.5.3 Bagi Instansi

a. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai perkembang


teori terbaru berkaitan dengan bidang yang diambil mahasiswa dalam hal ini
adalah teknik sipil.
b. Mahasiswa dapat membantu pekerjaan dalam proses Proyek Pembangunan
Rumah Susun Tenaga Pendidik Universitas Gadjah Mada.
c. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama magang dapat menjadi bahan
masukan bagi Instansi untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa
yang akan datang.
b. Membuka kesempatan bagi perusahaan untuk dapat bekerja sama dengan

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 6


Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam


sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan
atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi
didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan
(jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu
pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari
beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
2.1 Manajemen Konstruksi
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengontrolan (controlling)
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan konstruksi adalah susunan, model atau tata
letak suatu bangunan, baik rumah, jembatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah ilmu dan seni yang merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, dan mengontrol proses penyusunan suatu bangunan dengan
pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan proyek
adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasari oleh waktu dan
sumber daya. Sehingga, manajemen proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proses
penerapan fungsi-fungsi manajemen (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling)
secara sistematis dan terukur dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan.
2.1.1 Peran Manajemen Konstruksi
Dalam ruang lingkup tanggung jawabnya, manajemen konstruksi memiliki
peran yang sangat penting dalam suatu proyek. Dalam mencapai tujuannya,
manajemen konstruksi memiliki 4 peran, yaitu:
a. Agency Construction Management (ACM)
Tahap awal peran manajemen konstruksi adalah sebagai koordinator

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 7


penghubung antara rancangan konstruksi dengan pelaksana hingga seluruh
kontraktor. Dengan kata lain, manajemen konstruksi berperan sebagai sarana
penghubung antara pemilik proyek dengan para kontraktor untuk mencapai
tujuan pemilik.
b. Extended Service Construction Management (ESCM)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi bertindak berdasarkan permintaan dari
pihak kontraktor atau disebut pula Extended Service Construction Management
(ESCM). Peran ini dilakukan untuk menghindari konflik antara kontraktor
dengan perencana proyek.
c. Owner Construction Management (OCM)
Dalam tahap ini, manajemen konstruksi juga bertanggung jawab atas
kelangsungan proyek yang dilaksanakan berdasarkan kepentingan pemilik
proyek.
d. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Peran manajemen konstruksi yang terakhir adalah bertanggung jawab kepada
pemilik atas waktu, biaya, hingga mutu proyek. Peran manajemen konstruksi
sebagai Guaranted Maximum Price Construction Management memungkinkan
manajemen konstruksi bertindak sebagai pemberi kerja kepada kontraktor
ataupun sub kontraktor.
2.1.2 Fungsi Manajemen Konstruksi
Dilihat dari pengertiannya, manajemen konstruksi menerapkan fungsi-
fungsi manajemen pada suatu proyek dengan memanfaatkan sumber daya dengan
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyek. Fungsi-fungsi tersebut, seperti
ditulis di atas adalah:
a. Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana, manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa
yang harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara
mengerjakan proyek tersebut. Manajemen konstruksi berkewajiban untuk
pengambilan keputusan atas proses pembuatan konstruksi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk
membentuk organisasi dalam pembuatan proyek. Manajemen konstruksi
mengorganisir beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggung

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 8


jawabnya dalam proses pembuatan proyek serta berhak untuk memberikan
pengembangan serta penempatan beberapa tenaga kerja dalam suatu divisi.

c. Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi,
memberikan pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang telah direncanakan.
d. Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan
terhadap kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi
(penyimpangan) yang terjadi selama proyek berlangsung hingga menentukan
pencegahan dini untuk menghindari kegagalan. Selain keempat fungsi utama di
atas, manajemen konstruksi juga berfungsi sebagai :
1. Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang menyangkut seluruh kegiatan
proyek agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama pemilik proyek dan
para kontraktor.
2. Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan proyek.
3. Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan
diluar prediksi sehingga berdampak pada waktu pelaksanaan proyek.
2.1.3 Tujuan Manajemen Konstruksi
Adapun sasaran utama manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi
manajemen dengan efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil yang optimal
sesuai kesepakatan dengan pemilik proyek. Dalam mencapai sasaran utamanya,
manajemen konstruksi berorientasi pada pelaksanaan pengawasan biaya (Cost
Control), pengawasan mutu (Quality Control), dan pengawasan waktu (Time
Control).
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, manajemen konstruksi dapat
dimulai dari tahap perencanaan. Namun pada kondisi tertentu, manajemen
konstruksi dapat dimulai dari tahap-tahap lainnya sesuai dengan kesepakatan,
tujuan dan kondisi proyek yang bersangkutan agar tidak terjadi kesenjangan atau
kesalahpahaman antara kontraktor dengan pemilik proyek, manajer konstruksi

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 9


bertanggungjawab untuk mengelola teknis operasional proyek, menerima masukan-
masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek
konstruksi baik dari pemilik proyek.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 10


2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 463/MEN/1993
kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan
sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Edwin
B. Filippo (1995), menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah
pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik`),
penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja
dan pelaksanaan melalui surat panggilan denda dan hukuman-hukuman lain. Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja
konstruksi. Agar kondisi ini tercapai ditempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan
kerja.
2.2.1 Manajemen Risiko
Secara umum Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan
proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek maksimumkan
probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan minimasi probabilitas dan
konsekuensi event yang berlawanan.
Dalam manajemen proyek, yang dimaksud dengan manajemen risiko
proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
risiko selam umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.
Berikut adalah proses yang dilalui dalam manajemen risiko:
a. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.
b. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah
mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap
pelaku bisnis.
c. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah
proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 11


diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya
terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang digunakan dalam analisa
kualitatif adalah Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS)
4360:2004. Skala pengukurannya sebagai berikut:
A : Hampir pasti terjadi dan akan terjadi di semua situasi (almost certain)
B : Kemungkinan akan terjadi di semua situasi (likely)
C : Moderat, seharusnya terjadi di suatu waktu (moderate)
D : Cenderung dapat terjadi di suatu waktu (unlikely)
E : Jarang terjadi (rare)
Skala pengukuran analisa konsekuensi menurut NA/NZS 4360:2004
Tidak Signifikan : tanpa kecelakaan manusia dan kerugian materi.
Minor : bantuan kecelakaan awal, kerugian materi yang medium.
Moderat : diharuskan penanganan secara medis, kerugian materi yang cukup
tinggi.
Major : kecelakaan yang berat, kehilangan kemampuan operasi/ produksi,
kerugian materi yang tinggi.
Bencana kematian : bahaya radiasi dengan efek penyebaran yang luas, kerugian
yang sangat besar.
d. Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses identifikasi secara numeric probabilitas
dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.
e. Perencanaan Respon Risiko, Risk response planning adalah proses yang
dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang
dapat diterima.
f. Pengendalian dan Monitoring Risiko, langkah ini adalah proses mengawasi
risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management plan
dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi risiko.
2.2.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang pada pasal 87 ayat
1 mengatur bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi/menyatu dengan
sistem manajemen perusahaan. SMK3 merupakan kegiatan penyerta yang harus
dilaksanakan mendampingi setiap kegiatan masal dan masif seperti halnya pada

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 12


pekerjaan konstruksi. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum)
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang
pekerjaan umum. Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggaraan K3 konstruksi, meliputi pengumpulan data, analisa dan
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penererapan K3 konstruksi (PERMEN
PUNO.05/PRT/M-2014).
a. Tujuan Manajemen Risiko K3
Tujuan manajemen risiko menurut Autralian Standard / New Zealand
Standard 4360:2004, yaitu:
1. Membantu meminimalisasi meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi.
2. Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan
kerugian.
3. Melaksanakan program manajemen secara efesien sehingga memberikan
keuntungan bukan kerugian.
4. Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.
5. Menyusun program yang tepat untuk meminimalisasi kerugian pada saat
terjadi kegagalan.
6. Menciptakan manajemen yang bersifat proaktif bukan bersifat reaktif.
b. Manfaat Manajemen Risiko K3
Manajemen risiko sangat penting bagi keberlangsungan suatu usaha
atau kegiatan dan merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari
kemungkinan yang merugikan. Manajemen tidak cukup melakukan langkah-
langkah pengamanan yang memadai sehingga peluang terjadinya bencana
semakin besar. Dengan melaksanakan manajemen risiko diperoleh manfaat
antara lain (Ramli, 2010) :
1. Menjamin keberlangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap
kegiatan yang mengandung bahaya.
2. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
3. Menembus rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan
dan keamanan investasinya.
4. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 13


c. Tahapan Manajemen Risiko K3

Sumber : Australia/New Zealand Standard


AS/NZS 4360:2004

d. Pengendalian Risiko K3
Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam
keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam
meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau
sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan
melalui:
1. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
bahaya (hazard).
2. Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
3. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 14


pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
4. Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan
prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training
dan seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan,
penyimpanan dan pelabelan.
5. Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan
alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall,
kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
2.3 Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka berikut
ini adalah jenis-jenis bekisting (Wigbout, 1997):
2.3.1 Bekisting Konvensional
Bekisting konvensional adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas
dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi
sebuah bentuk lain. Pada umumnya bekisting konvensional terdiri dari kayu papan
atau material balok, sedangkan konstruksi penopang disusun dari kayu balok (pada
lantai). Bekisting konvensional ini memungkinkan pemberian setiap bentuk yang
diinginkan pada kerja beton. Keunggulan bekisting konvensional adalah:
a. Materialnya mudah dicari.
b. Murah.
c. Tidak memerlukan pekerja yang ahli.
Kekurangan bekisting konvensional adalah:
a. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali.
b. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama.
c. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku.
d. Bentuknya tidak presisi.
2.3.2 Bekisting Semi Sistem
Dengan berbagai kekurangan metode bekisting konvensional tersebut
maka direncanakanlah sistem bekisting semi sistem yang terbuat dari plat baja atau
besi hollow. Untuk satu unit bekisting semi sistem ini material yang digunakan jauh
lebih awet dan tahan lama dari bekisting konvensional, sehingga dapat digunakan

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 15


seterusnya sampai pekerjaan selesai, jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan,
bekisting semi sistem ini menjadi jauh lebih murah. Keunggulan bekisting semi
sistem adalah tahan lama dan lebih murah. Kekurangan bekisting semi sistem
adalah memerlukan area untuk pabrikasi bekisting.
2.3.3 Bekisting Sistem (PERI)
Bekisting sistem adalah elemen-elemen bekisting yang dibuat di pabrik,
sebagian besar komponen-komponen yang terbuat dari baja. Bekisting sistem
dimaksudkan untuk penggunaan berulang kali. Tipe bekisting ini dapat digunakan
untuk sejumlah pekerjaan. Bekisting sistem dapat pula disewa dari penyalur alat-
alat bekisting. Keunggulan dari bekisting sistem (PERI) adalah:
a. Mudah dipasang dan dibongkar.
b. Ringan.
c. Dapat dipakai berulang kali.
d. Kualitas pengecoran baik dengan siklus pembongkaran yang cepat serta
dapat dipakai pada pekerjaan konstruksi beton yang besar.
Kekurangan dari bekisting sistem (PERI) adalah mahal dan membutuhkan
keahlian dan peralatan berat.
2.4 Konsep Bangunan Tahan Gempa
Struktur tahan gempa adalah struktur yang tahan (tidak rusak dan tidak runtuh)
apabila terlanda gempa, bukan struktur yang semata-mata (dalam perencanaan) sudah
diperhitungkan dengan beban gempa (Tjokrodimulyo, 2007).
Berdasarkan Pasal 18 SNI 29/47-2019 bahwa kriteria struktur bangunan tahan
gempa sebagai berikut.
a. Pada daerah dengan gempa ringan (gempa dengan periode ulang 50 tahun). Yaitu
daerah yang memiliki KDS A dan B (sedikit berbeda ketentuan untuk KDS B)
struktur harus dapat berespon-elastik tanpa mengalami kerusakan baik pada elemen
struktural (balok, kolom, pelat dan pondasi struktur) dan elemen non struktural
(dinding bata, plafond dan lain lain).
b. Pada daerah dengan gempa sedang (gempa dengan periode ulang 50-100 tahun).
Yaitu daerah yang memiliki KDS C struktur bangunan boleh mengalami kerusakan
ringan pada lokasi yang mudah diperbaiki yaitu pada ujung-ujung balok di muka
kolom, yang diistilahkan sendi plastis, struktur pada tahap ini disebut tahap First
Yield yang merupakan parameter penting karena merupakan batas antara kondisi

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 16


elastik (tidak rusak) dan kondisi plastik (rusak) tetapi tidak roboh atau disingkat
sebagai kondisi batas antara beban gempa ringan dan gempa kuat.

c. Pada daerah dengan gempa kuat (gempa dengan periode ulang 200-500 tahun). Yaitu
daerah yang memiliki KDS D,E,F resiko kerusakan harus dapat diterima tapi tanpa
keruntuhan struktur. Jadi, kerusakan struktur pada saat gempa kuat terjadi harus
didesain pada tempat-tempat tertentu sehingga mudah diperbaiki setelah gempa kuat
terjadi.
2.4.1 Moment Resisting Frame
MRF adalah sistem struktur yang terdiri dari balok kolom yang berfungsi
untuk menahan beban gempa. Pada MRF, dinding pengisi tidak berperan dalam
menyerap beban gempa. Sistem struktur ini memiliki kemampuan yang baik
dalam menyerap energi gempa, akan tetapi memerlukan simpangan antar lantai
yang besar supaya sendi-sendi plastis pada balok dapat terjadi. Simpangan
lantai yang besar menyebabkan struktur menjadi kurang kaku yang memicu
munculnya kerusakan non-struktural yang cukup besar pula. Dengan bentang balok
yang cukup lebar (tanpa pengaku), MRF dapat memberikan deformasi yang
cukup besar sehingga sistem ini memiliki daktilitas yang cukup besar
dibandingkan dengan jenis portal baja tahan gempa yang lain sehingga kekakuan
dari MRF lebih rendah jika dibandingkan dengan portal baja tahan gempa yang
lain. Frame pada sistem Moment Resisting Frame (MRF) harus didesain mampu
menerima 100% beban gempa yang terjadi.
Moment Resisting Frame atau Sistem Rangka Pemikul Momen menurut
SNI 2847-2019 Pasal 18 terdiri atas sebagai berikut:
a. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
Sistem rangka ini pada dasarnya memiliki tingkat daktilitas terbatas
dan hanya cocok digunakan untuk bangunan yang dikenakan maksimal KDS B.
Pada dasarnya ini rangka penahan momen ini tidak memenuhi perincian khusus
persyaratan untuk perilaku daktail dan kompatibel dalam gempa berisiko rendah
zona (Zona 1 dan 2).
b. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
Sistem ini pada dasarnya memiliki tingkat daktilitas sedang dan dapat
digunakan untuk bangunan yang dikenakan maksimal KDS C atau terkena
guncangan tanah menengah (moderately strong) yakni pada zona seismic 1-4.
PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 17
c. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Sistem ini memiliki tingkat daktilitas penuh dan harus digunakan untuk
bangunan yang dikenakan KDS D, E atau F atau digunakan di Zona 5 dan 6
yang berisiko tinggi zona seismik.

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 18


BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Magang


Nama Proyek : Pembangunan Rumah Susun Tenaga Pendidik UGM
Lokasi Proyek : Gang Kinanthi, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.
Jumlah Lantai : 6 (enam) lantai
Fungsi Gedung : Rumah susun (Rusun) tenaga pendidik Universitas Gadjah Mada

3.2 Rencana Kegiatan Magang


Adapun rencana kegiatan magang adalah sebagai berikut :
a. Studi literatur
b. Pengumpulan data
1) Data teknis lapangan
2) Data pelengkap
c. Analisis data
1) Analisis data teknis lapangan
2) Evaluasi dan Penyelesaian Masalah

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 19


3.3 Rencana dan Alokasi Waktu Pelaksanaan Magang
3.2.1 Periode Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Waktu : 4 Bulan
Periode : Februari - Mei 2023
3.2.2 Jadwal Pelaksanaan Magang
Adapun jadwal pelaksanaan magang adalah sebagai berikut :
a. Orientasi Magang
b. Pelaksanaan Tugas dari Perusahaan
c. Pengamatan Lapangan
d. Perumusan Masalah Sesuai Topik Bahasan
e. Studi Literatur
f. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
g. Pengelolaan Data
h. Konsultasi Pembimbing dari Perusahaan
i. Konsultasi Dosen Pembimbing
j. Penyusunan Laporan Magang
3.4 Mata Kuliah yang Mendukung Topik yang Diambil dalam Pelaksanaan Magang
a. Semester II
Keselamatan dan Produktivitas Kerja
b. Semester III
Aplikasi Software Teknik Sipil
c. Semester IV
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek
Bekisting dan Perancah
Penyusunan Dokumen Tender dan Kontrak
d. Semester V
Etika Profesi Ketekniksipilan
Logistik Proyek Konstruksi
Teknik Sampling
Penilaian Kondisi Bangunan Gedung

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 20


e. Semester VI
Aplikasi Pengelolaan Proyek
Forensik Bangunan
f. Semester VII
Estimasi Biaya Pemeliharaan Infrastruktur
Manajemen Risiko
Teknik Perbaikan Bangunan Gedung
Teknik Pengambilan Keputusan

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 21


BAB IV
PENUTUP

Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat permohonan mengikuti proyek akhir
program studi D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada. Sehingga besar harapan pemohon agar Instansi memberikan
kesempatan belajar dan menambah pengalaman di lingkungan perusahaan.

Kesempatan yang diberikan tentunya akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk


mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan untuk diterapkan di lapangan sebagai
langkah dalam mempersiapkan diri menuju dunia kerja. Adapun proposal ini bersifat tidak
mengikat, pemohon bersedia melaksanakan tema berdasarkan arahan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.

Demikian proposal pengajuan magang ini saya buat untuk selanjutnya agar menjadi
pertimbangan kebijakan dari Instansi.

Terimakasih,

Penulis

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 22


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (2019). SNI 1726:2019 : Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung, 8, 254.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (2019). SNI 2847-2019 : Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung. Standar Nasional Indonesia, 8, 720.
Rifani, Yuda, Endang Mulyani, dan Riyanny Pratiwi. 2018. Penerapan K3 Konstruksi
dengan Menggunakan Metode HIRARC pada Pekerjaan Akses Jalan Masuk (Studi
Kasus : Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi). JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil,
Tambang Vol. 5, No. 2. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Pontianak, Kalimantan Barat.
Soputan, Gabby E. M., Bonny F. Sompie, dan Robert J. M. Mandagi. 2014. Manajemen
Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Studi Kasus : Pembangunan
Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 4, No. 4, Hal.
229-238. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi. Manado, Sulawaesi
Utara.
Pratama, Hario Surya, Rosaria Kristy Anggraeni, Arif Hidayat, dan Riqi Radian Khasani.
2017. Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Konvensional, Semi Sistem, dan
Sistem (PERI) pada Kolom Gedung Beritngkat. Jurnal Karya Teknik Sipil Vol. 6,
No. 1, Hal. 303-313. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Semarang, Jawa Tengah.
Wibawanto. (2018). Evaluasi Faktor Reduksi Gempa. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 8–24

PROPOSAL MAGANG PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN TENDIK UGM 23

Anda mungkin juga menyukai