Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kajian Literatur

Nama: Muhammad Khalil Sukur


Nim: 210103502007
Kelas: Pendidikan Fisika A

Fungsi Helmholtz
Energi bebas Helmholtz adalah potensial termodinamika yang mengukur
kerja yang bermanfaat dari sistem termodinamika tertutup dengan suhu dan
volume yang konstan. Perbedaan negatif energi Helmholtz sama dengan jumlah
maksimal kerja yang dapat dilakukan suatu sistem dalam proses termodinamika
dengan volume konstan.Konsep energi bebas Helmholtz dikembangkan oleh
fisikawan Jerman Hermann von Helmholtz Energi Helmholtz didefinisikan sebagai
berikut:
A = energi bebas Helmholtz (Joule),
U =  energi internal sistem (Joule),
T  = suhu absolut (kelvin)
S =  entropi sistem (Joule).
Selanjutnya, Energi dalam untuk sistem tertutup pada hukum Termodinamika I
tidak lain adalah:
dU = δQ + δW
Pada sistem tertutup dengan proses reservisble berlaku δQ = TdS dan δW = -p dV.
Maka persamaan dU dapat ditulis
dU = T dS – dV
dimana
d(TS) = T dS + S dT
maka
dU = d (TS) – S dT – p dV
dengan demikian maka
dATV = -S dT – p dV
Menurut Karim (2010: 4) Dalam termodinamika, energi bebas Helmholtz
merupakan potensi termodinamika, dengan volume pada suhu konstan dan dari
suatu sistem termodinamika tertutup untuk mendapatkan maksimum "berguna"
kekuasaan. Untuk sistem seperti ini sama dengan negatif mendapatkan maksimum
"berguna" kekuasaan. Untuk sistem seperti ini sama dengan negatif dari perbedaan
energi Helmholtz tetap suhu yang sama dan volume reversibel proses isothermal
output daya maksimum. Dari definisi fungsi Helmholtz, yaitu:
F = U- TS (1.1)
Dengan F adalah fungsi Helmholtz, adalah energi dalam gas, T adalah temperature
dan S adalah entropi.
Menurut Hamid (2011), fungsi didefinisikan sebagai F = U- TS. Dengan
persamaan diferensial, karena ada perubahan kecil:
dF = Du -TdS -SdT (1.2)
Berdasarkan hukum pertama dan kedua TdS = Du + PdV atau (Du – TdS) kita
ganti dengan -PdV, sehingga:
dF = - SdT – P dV (1.3)
makanya F merupakan fungsi dari T dan V.
−∂ F (T , V )
S= dengan menganggap V konstan
∂T
−∂ F (T , V )
P= dengan mengganggap T konstan
∂V
Fungsi energi bebas Helmholtz disebut fungsi energi bebas untuk T dan V tetap.
Menurut Nur (2009), adapun penerapan fungsi Helmholtz dalam hukum 2
Termodinamika. Contohnya dalam perhitungan secara analitik untuk mendapatkan
koreksi terhadap perumusan hubungan antara tekananuntuk kondisi gas menjadi
plasma dapat menggunakan perhitungan fungsi termodinamika entropi, entalpi,
dan energi bebas Helmholtz. Tahap pertama ditinjau entropi, dimana entropi
diperoleh dari hipotesa Boltzmann, yakni menunjukkan hubungan antara entropi
dan probabilitas dari keadaan makroskopik yang paling mungkin, yang kemudian
disederhanakan dengan pendekatan striling pada entropi.
tot E
S=k B ln(Z ( T ) )+ (1.4)
T

Dengan E adalah energi total yang berhubungan, Ztot ( T ) merupakan partisi total
partikel dalam kondisi plasma. Fungsi termodinamika entropi tersebut diselesaikan
berdasarkan energi bebas Helmholtz:
F = E- TS (1.5)
Dengan memasukkan persamaan 1.4 kedalam persamaan 1.5, maka diperoleh
energi bebas Helmholtz:

F = -k B Tln( Z tot ( T )) (1.6)


Contoh Soal:
1. Satu mol gas ideal diekspansi secara reversible dan isotermis pada 27oC dari 2
L sampai 20 L. Hitunglah ∆A!
Diketahui: Gas ideal, isotermis, reversible;
n = 1 mol
V1 = 2 L
V2 = 20 L
T = 300 K
Ditanyakan: ∆A=….. ?
Penyelesaian:
A = -nRT ln (V2/V1)
= -1 mol x 8,4314 J/Kmol x 300 K ln (20 L/2 L)
A = -5744 Joule
Jadi, perubahan energi bebas Helmholtz adalah -5744 Joule

2. Gabungan antara hukum pertama dan hukum kedua termodinamika untuk kasus
gas sering dituliskan dalam bentuk: dU - T.dS - P.dV. Alasannya ....
a. untuk kasus gas, jika gas menambah volumenya dengan dV maka kerja yang
dilakukannya ekuivalen dengan energi sebesar P.dV
b. dalam persamaan tersebut kita hanya melibatkan besaran-besaran yang dapat
dikategorisasikan sebagai potensial termodinamika, dan besaran intensif.
c. dari persamaan tersebut kita dapat melakukan penalaran dengan
menggunakan matematika kalkulus.
d. persamaan tersebut belum sempurna karena belum melibatkan apa yang
terjadi jika jumlah partikelnya berubah seperti hal yang lazim berlangsung
dalam proses kimia.
Jawaban:
Jawaban (a) benar karena untuk kasus gas, kerja yang dilakukan olch gas itu
hanyalah mengembangkan atau mengecilkan volumenya. Jawaban (b) juga
benar sebab T besaran intensif, U, S, besaran potensial termodinamika,
sedangkan V salah satu variabel dalam ruang (P,V,T). Jawaban (c) juga benar
sebab dalam persamaan tersebut hanya terlibat variabel (P,V,T) dan fungsi
potensial termodinamika.

3. Fungsi energi bebas Helmholz didefinisikan sebagai F — U - T.S. Maknanya ....


a. banyaknya energi yang bisa digunakan secara bebas bukan energi mternal U,
ada sebagian energi yaitu T.S yang tidak bisa diubah dari energi kalor
menjadi energi listrik ataupun energi mekanik.
b. definisi F semacam itu hanya dimaksudkan agar kita punya fungsi potensial
termodinamika yang lain.
c. pada kasus gas, F melukiskan besarnya energi termal yang bisa diubah
menjadi energi mekanik atau energi listrik hanya jika prosesnya berlangsung
pada tekanan yang tetap.
d. pada kasus gas, F melukiskan besarnya energi termal yang bisa diubah
menjadi energi mekanik atau energi listrik hanya jika prosesnya berlangsung
pada volume yang tetap.
Jawaban:
Pernyataan (a) benar sebab merupakan ungkapan kalimat sebagai perwujudan
dari rumus simbolik matematik yang ada. Jawaban (b) tidak benar, sebab ada
alasan yang kuat untuk memaknai secara operasional apa yang disebut energi
bebas. Pernyataan (d) hampir benar karena kita dapat menjabarkan dengan
kalkulus bahwa dF = - S.dT -P.dV. yang bermakna dF akan menjadi paling
kecil jika baik dT maupun dV nilainya sama dengan nol, artinya (HV,T)
minimum. Pernyataan (c) jelas salah.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A. (2011). Segi Delapan Ajaib. Jurnal Pendidikan, 115-126.
Karim, S. (2010). Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal yang Terjebak Dalam
Sebuah Sumur Potensial. Jurnal Fisika, 1-10.
Nur, M. (2009). Koreksi Tekanan Gas Ideal untuk Plasma sebagai Materi Fase ke empat
dan Penerapannya dalam Plasma Argon. Jurnal Berkala Fisika, 12(4), 161-170.

Anda mungkin juga menyukai