Disusun Oleh:
Reguler B
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CBR (critical book review) ini
dengan baik, meskipun terdapat kekurangan didalamnya.
0
Penulis sangat berharap Critical book review ini dapat berguna untuk menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalamnya
masih terdapat kekurangan . Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik , saran , dan
usulan demi perbaikan jurnal yang telah penulis buat.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sebelumnya penulis minta maaf apabila
terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar belakang........................................................................................................3
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….3
1.3 Manfaat….. ............................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……...................................................................................................16
4.2 Saran.....................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mengulas isi sebuah buku
b. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
c. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh buku.
1.3 Manfaat
a. Untuk menambah wawasan tentang pemangkasan rambut dasar
b. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaiaan unmum dalam sebuah
buku.
c. Mengetahui kelebihan dan kekurang buku yang di kritik.
d. Mencari dan mengetahui informasi yang ada pada buku.
e. Melatih diri untuk berfikir kritis terhadap informasi dan pembahasan dalam buku,
BAB II
INTISARI
2.1 Identitas Buku
Buku Pertama
Judul Buku : Seni Merangka Bunga
Pengarang : Kanaya Sakhia Muston
Penerbit : Zahara Pustaka
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 107 Halaman
ISBN : 978-602-1624-67-8
Buku Kedua
Judul Buku : Seni Merangka Bunga
Pengarang : Nn Yoelie Erka
Penerbit : Aneka Ilmu
Tahun Terbit : 2010
Kota Terbit : Semarang
Jumlah Halaman : 52 Halaman
ISBN : 979-736-551-4
Buku Ketiga
1. Judul Buku : Ikebana Seni Merangkai Bunga Gaya Jepang
Pengarang : Djufriah Shindo-Muchsin
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : 2006
Kota Terbit : Semarang
Jumlah Halaman : 52 Halaman
ISBN : 979-736-551-4
2.2 Isi Buku
RINGKASAN BUKU 1
1. Seputar Seni Merangka Bunga
Seni merangkai bunga memiliki sejarah yang cukup panjang. Sejarah seni
merangkai bunga dibagi menjadi dua periode, yakni periode Klasik dan periode
Eropa. Secara umum, ada dua konsep gaya yang berkembang dalam seni
merangka bunga, yaitu gaya barat (occidental style) dan gaya timur (oriental
style). Rangkaian bunga gaya barat pertama berkembang di Mesir dan
dikembangkan lebih lanjut oleh orang Eropa. Sedangkan gaya oriental atau gaya
timur dimulai di Cina dan kemudian oleh Jepang.
Pada awalnya, seni merangkai bunga di Indonesia dikenallkan oelh Belanda.
Bangsa Eropa yang menyukai keindahan memiliki banyak tradisi yang melibatkan
bunga. Contohnya memakai korsase (rangkaian bunga kecil) dijas pria. Pada tahun
1942, pendudukan di Indonesia digantikan oleh jepang. Saat itulah orang Jepang
memperkenalkan seni merangkai bunga yang disebut Ikebana.
RINGKASAN BUKU 2
1. Mengenal Beberapa Nama Bunga
Bunga dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
Bungan belian
Bunga belian artinya bunga yang terdapat pada toko-toko bunga atau bunga
yang terdapat pada took-toko bunga, kios-kios bunga, atau bunga yang
biasanya dijual. Seperti gladiol, anyelir, dahlia, krisan, aster, gerbera, lily dan
sebagainya
Bunga kebun
Bunga kebun artinya bunga yang hanya terdapat pada kebun. Contohnya
bunga soka, kembang kertas, bugenvil, matahari. Bunga mawar dan anggrek
bisa dimasukkan dalalm bunga kebun karena karena banyak orang yang
sudah menanan di kebun atau halaman
Simetris artinya hanya bagus dipandang Susunan modern ini ada 2 jenisnya, yaitu:
Susunan berdasarkan garis atau bentuk disebut line arrangement. Seperti
susunan menurut garis horizontal (mendatar), susunan menurut garis vertical
(tegak lurus), susunan menurut bentuk sabit (¼ lingkaran), susunan menurut
garis miring, susunan menurut bentuk huruf, susunan menurut bentuk
segitiga, susunan menurut bentuk huruf S, susunan menurut bentuk
bulat/bundar.
Susunan fantasi, tidak terikat pada garis atau bentuk apapun. Hanya
berdasarkan kreasi atau daya cipta sendiri.
6. Beberapa Faktor Penting Dalam Merangkai Bunga
Susunan dalam arti bentuk karangan
Sebelum merangkai bunga terlebih dahulu membuat rencana atau desain.
Yang harus diingat dalam membuat rancangan adalah akan diletakkan dimana
karangan bunga tersebut serta akan dipergunakan atau dalam suasana apa
karangan bunga tersebut.
Perbandingan antara tempat bunga dan susunan bunga (serasi)
- Untuk schaal: tinggi susunan bunga tidak boleh meebihi 1½ kali panjangnya
schaal, agar susunan bung aterlihat seimbang
- Untuk vas tinggi susuna bunga paling bagus adalah 2 kali tinggi vas
Persesuaian antara tempat bunga dan bunganya
Bunga yang akan disusun harus sesuai dengan tempat yang akan digunakan
Keseimbangan
Bunga-bunga yang telah merupakan suatu susunan harus mempunyai
keseimbangan, jangan sampai berat sebelah atau berat diatas.
Titik berat atau point
Suatu susunan bunga harus memiliki pusat pandang sehingga orang yang
melihatnya dapat tertarik, biasanya yang menjadi titik pusat adalah bunga
yang sedang mekar, besar atau memiliki warna tua dan harus diletakkan
ditengah
Kombinasi
- Keselarasan antara bunga yang satu dengan bunga yang lainnya dalam hal
sifatnya
- Keselarasan antara warna yang disusun
- Keselarasan antara warna bunga dengan tempatnya
- Keselarasan antara bunga dengan daun-daun yang dipergunakan.
RINGKASAN BUKU 3
Hampir semua orang tahu, IKEBANA adalah seni merangkai bunga gaya Jepang.
Indonesia pun sudah mulai mengenalnya sejak tahun enampuluhan. Kesenian Jepang
ini mendapat banyak perhatian di Indonesia karena sangat menarik. Seni merangkai
bunga ini bukan asal merangkai atau sekadar terlihat sudah pantas. Tetapi ada aturan
serta struktur sendirn Gejolak jiwa dapat mempengaruhi pembuatan Ikebana"
2. Gaya nagaire
Nagaire dan Moribana akan segera dapat dibedakan bentuk jambangannya. Pada
Nagaire, bentuk jambangannya tinggi sedang pada Moribana rendah dan lebar. Bila
Moribana lahir diabad ke-19, maka Nagaire sudah berusia 400 tahun. Nagaire tidak
hanya dipraktikkan pada aliran IKENOBO saja, tetapi pada umumnya juga
dipraktikkan pada aliran - aliran lain dengan nama lain. Ada yang menyebutnya
nama Haika dan lain-lain. Gaya Moribana dan gaya Nagaire bisa dicampurkan dan
disebut gaya bebas (Free Style). Dalam gaya ini terdapat gaya utama, yang
diutamakan dalam rangkaian ini yaitu:
1. Realisme
2. Tekanan pada keindahan yang tergantung dalam karakter tumbuh-tumbuhan.
3. Pemusatan pada komposisi warna.
4. Kombinasi organisasi pada permukaan, garis jumlah serta tema.
Realisme
Kombinasinya terdiri dari tiga baris struktural, seperti halnya Moribana. Tiga
tangkai dasar adalah Shin, Soe dan Tai. Tinggi Shin kira-kira satu setengah
sampai. dua kali tinggi dari garis tengah jambangan. Dalam gaya tegak lurus
Shin suatu sudut tidak lebih dari 30 derajat di tengah-tengah, baik ke kanan atau
ke kiri. Dalam posisi condong, sudut Shin berada diantara 30 dan 90 derajat.
Dalam posisi menggantung Shin berada pada sudut kanan dari tengah- tengah,
dengan kata lain ia dibungkukkan diagonal, baik ke kanan maupun ke kin.
Tekanan pada keindahan yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan
Apabila kita menginginkan keindahan alamiah dalam suatu warna, bentuk dan
karakteristik dari bahan-bahan pembantu dijadikan titik pusat. Keindahan itu
terletak bersama dengan komposisi, tiada pola dasar yang harus kita turuti.
Dengan kata lain, bentuk ekspresi tetap bebas dan subyektip.
Warna sebagai motif
Pendekatan ini disebut sebagai impressionostis. Jumlah, mutu dan variasi warna
memainkan bagian yang penting Warna dapat dibuat banyak untuk mencapai
keadaan dan efek maksimal, atau dipergunakan secara terpisah untuk member
kesan kontras dan variasi. Dalam kedua jenis keserasian dan kesatuan merupakan
syarat mutlak
Kombinasi organisasi
Pada permukaan, garis dan jumlah Tanam-tanaman sebenarnya mempunyai
bentuk-bentuk alamnya sendini. Mereka yang teliti akan menemukan tiap bagian
secara organis mengkaitkan satu sama lain. Bentuk- bentuk dapat dibagi dalam
permukaan, garis dan massa. Keindahan bukan dicari secara terpusat pada
tumbuh- tumbuhan secara keseluruhan. Di sini obyek yang dicari adalah
keindahan dalam permukaan, garis dan massa dari tanaman yang bersangkutan
Keempat gaya ini serasi dalam gaya hidup modern, serta arsitektur modern.
Nagaire tidak lagi memerlukan prikle (dari bunga/ penusuk), tetapi penggantinya
adalah tangkai yang disilangkan dan diletakkan tepat pada mulut jambangan,
menjaga agar bunga tidak bergeser-geser.
3. Gaya Shoka
Ikebana dengan gaya Shoka, lahir setelah gaya Rikka berumur 200 tahun. Gaya
Rikka sendiri merupakan gaya yang tertua yang lahir pada abad ke 15. Setelah gaya
Rikka dikembangkan, orang menginginkan gaya lain yang lebih sederhana. Dari sini
mulanya orang menyederhanakan gaya Rikka. Gaya yang baru itu disebut gaya
Shoka. Jadi Shoka juga bisa disebut sebagai Rikka yang kecil dan sederhana. Serta
jenis bunganya tidak sebanyak Rikka dengan maksimal tiga macam material. Seperti
juga Moribana dan Nagaire, Shoka juga bergaris dasar Shin, Soe dan Tai. Jika
Nagaire mempunyaiciri padajambangannya yang tinggi dan bermulut sempit (kecil),
dan Moribana bercinjambangan yang pendek dan lebar, maka Shoka pun
mempunyai ciri khasnya sendiri. Cin khas Shoka terletak pada pengaturan batang
batang tumbuhannya Pandangan dari muka tampaknya seperti hanya ada satu batang
yang lurus, yang mempunyai cabang-cabang dan bunga. Dari samping tampaklah
bahwa batang-batang itu disusun berbaris (berderet) Jambangan yang digunakan
tidak tinggl seperti jambangan pada Nagaire, tetapi jambangan yang bermulut lebar,
seperti yang digunakan untuk Moribana Jambangan yang tinggi atau berkaki juga
dapat digunakan, asalkan permukaannya lebar
Tiga Macam Shoka
Shoka terdir dari tiga macam:
1. ISSHU IKE
Yaitu rangkaian yang terdiri hanya dari satu macam (jenis) tumbuhan saja,
Misalnya rangkaian itu hanya terdiri dari satu jenis daun saja,
2. NISHU IKE
Yaitu rangkaian yang terdin dari dua macam tumbuhan saja misalnya hanya
daun dan bunga saja (Kalau daun boleh yang bertangkal. atau ranting yang
berdaun). Atau ranting saja dengan daun (dari tumbuhan yang lain jenisnya).
3. SAN SHU IKE
Yaitu rangkaian yang terdiri dari tiga macam tumbuhan. Misalnya ranting. daun
dan bunga. San Shu Ike, juga disebut sebagai Shoka yang modern.
4. Gaya Rikka
Seperti telah diutarakan pada beberapa halaman sebelumnya, gaya Rikka telah
diperkenalkan sejak abad 16, yakni gaya yang tertua dalam Ikebana. Gaya ini pula
merupakan gaya yang lebih beraneka, tidak sesederhana gaya-gaya lain yang pernah
kita pelajari, seperti gaya Nagaire, Shoka, ataupun Moribana. Jika ketiga gaya
Ikebana yang telah kita pelajari mempunyai tiga tangkai dasar ( basis ), yaitu Shin,
Soe, dan Tai. Rikka memiliki 9 tangkai dasar. Kesembilan tangkai dasar Rikka
tersebut adalah
1. Shin sebagai tangkai ulama.
2. Soe sebagai tangkai pembantu.
3. Do sebagai tangkai batang atau badan.
4. Uke sebagai tangkai penerima
5. Hikae = Tai, yaitu tangkai pengganti.
6. Nagasi sebagai tangkai berkibar. NAGASH
7. Shoshin sebagai tangkai kebenaran.
8. Maeoki sebagai tangkai penutup Do (badan).
9. Mikoshi sebagai tangkai keseimbangan.
Buku ini memiliki keunggulan yaitu pembahasan dalam buku ini sangat jelas,
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga memiliki gambar derta warna yang
dapat menambah minat para pembaca dalam membaca buku ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adanya peningkatan Aktivitas siswa serta dapat terlaksana lebih baik lagi guna
menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru dengan memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan antusias selama mengikuti proses
belajar mengajar didalam kelas.