Jejer Wayang:
Pada suatu hari di pagi yang cerah di Kasatrean Yodipati. Tidak seperti biasanya,
Raden Gathotkoco (GK) sepagi ini menemui Raden Ontoseno(OT). Tujuannya
untuk meminta penjelasan dan/atau berguru kepada Raden Ontoseno, terkait
dengan hal-hal yang belum banyak ia pahami mengenai isi kitab yang telah
dibacanya beberapa hari ini. Kitab yang telah ia baca tersebut adalah “Ekonomi
Pertanian”. Lalu, apa saja isi dialog dalam diskusi yang dilakukan kedua tokoh
wayang tersebut? Dialog antara Gathotkoco dengan Ontoseno dalam diskusi
tersebut mengalir sebagai berikut:
1
ini di dunia, sebagai salah satu cabang dari ilmu pertanian. Hal ini
termaktup dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1885 dengan judul
“Handbuch der Landwirtschaftlichen Bertriebslehre”.
2
Pertanian Bogor) dan Universtas Gadjah Mada. Mata kuliah ilmu ekonomi
pertanian yang diberikan, memiliki arah konsep berdasarkan tradisi
pembelajaran ilmu ekonomi pertanian di Eropa Barat. Pengajar utama ilmu
ekonomi pertanian pada saat itu adalah Prof. Iso Reksohadiprodjo dan Prof.
Ir. Teko Sumodiwirjo. Pada perkembangan selanjutnya, kedua pakar ilmu
ekonomi pertanian inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai Bapak Ilmu
Ekonomi Pertanian Indonesia1 .
Gayung pun akhirnya bersambut, dimana pada tahun 1969, tepatnya pada
bulan Februari 1969, di Ciawi – Bogor, dibentuk dan diproklamirkan
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI). Pembentukan
PERHEPI ini dilakukan dengan tujuan: (a) membentuk organisasi profesi
guna mengembangkan ilmu ekonomi pertanian di Indonesia menjadi lebih
intensif, dan (b) sebagai realisasi cita-cita para ahli/pakar ekonomi pertanian
di Indonesia yang telah berkumpul pada Konfrensi Nasional Ekonomi
Pertanian I (cat.: pada bulan Desember 1964, di Cibogo – Bogor).
1
PERHEPI, 1987. Ekonomi Pertanian Mawas Diri: Mengenang Satu Windu Wafatnya
Bapak Iso Reksohadiprodjo. Jakarta: Yayasan Agroekonomi.
3
Kangmas Gathot, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa, ilmu
ekonomi pertanian di Indonesia mulai dikembangkan mulai tahun 1950.
Akan tetapi secara „legalitas formal‟, baru mendapatkan pengakuan secara
luas sebagai „cabang profesi tersendiri‟ pada tahun 1969. Yaitu dimulai saat
terbentuknya PERHEPI. Dimana sejak saat itu, pengakuan dan
perkembangan terhadap „profesi baru‟ ini, berjalan cepat berkenaan dengan
mulai dilaksanakannya Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita-I) di
Indonesia (cat.: di era Orde Baru). Dimana pada Repelita-I, yang dimulai
pada tanggal 1 April 1969 sampai dengan 31 Maret 1974, memiliki arah dan
tujuan yang menitik beratkan pada pembangunan sektor pertanian.
OT : Kedua, khusus bagi para akademisi dan mahasiswa yang berada di dalam
4
lingkup fakultas ekonomi, ilmu ekonomi pertanian mempunyai ciri dan
tekanan kajian yang „agak berbeda‟. Dimana bagi mereka ilmu ekonomi
pertanian „tidak dapat terpisahkan dari‟ konteks kajian ilmu ekonomi, yaitu
ilmu ekonomi yang diterapkan pada „bidang pertanian‟, dengan dasar-dasar
teori ekonomi mikro, teori ekonomi makro, statistika, teori ekonomi
perusahaan, dan lainnya.
GK : Dimas Ontoseno, jika dapat ditarik benang merahnya, apa sejatinya definisi
dari pertanian itu dan bagaimana ruang lingkupnya?
5
Oleh karena itu maka Soekartawi, juga seorang pakar ekonomi pertanian
Indonesia, dalam bukunya yang berjudul “Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian: Teori dan Aplikasi” (diterbitkan oleh PT. RajaGrafindo: Jakarta,
tahun 2001), menyatakan ruang lingkup ilmu ekonomi pertanian adalah
mulai dari kegiatan proses produksi pertanian, tataniaga produk pertanian,
hingga ke konsumsi, serta aspek-aspek lain yang mempengaruhi kegiatan
tersebut. Aspek-aspek lain yang dimaksudkan adalah kebijakan (policy)
pemerintah dan faktor-faktor eksternal.
Input Output
Proses Produksi
Produksi Produksi
Pertanian Pertanian
Kebijakan Pemerintah
dan Faktor-Faktor
Eksternal (Alam,
Biologis, Sosial,
dan Teknologi)
Konsumsi Tataniaga
Produk Produk
Pertanian Pasar & Harga Pertanian
Gambar 1.1
Ruang Lingkup Kajian dalam Disiplin Ilmu Ekonomi Pertanian
6
Supaya dapat lebih jelas lagi, Kangmas Gathotkoco dapat mencermati
gambar ini. (Raden Ontoseno menunjukan selembar kertas kepada kepada
Raden Gathotkoco, dan pada gambar tersebut tertera tulisan Gambar 1.1. Ruang
Lingkup Kajian dalam Disiplin Ilmu Ekonomi Pertanian).