Anda di halaman 1dari 2

Tugas Teknologi Pembakaran

Nama : Jhon Theopani Ginting


NIM : D1131191026
Mata Kuliah : Teknologi Pembakaran

Reaksi pembakaran pada dasarnya berkembang selama reaksi tersebut berlangsung dan
panas dapat diserap selama reaksi. Reaksi tersebut dinamakan sebagai “Reaksi Eksotermik”
jika diserap maka dinamakan “Reaksi Endoterm”.

Steady Flow Reactor


1 mol Metana beraksi dengan 2 mol oksidator dan menjadi produk yang sangat baik lalu
menghasilkan reactan 1 mol karbon dioksida dan 2 mol air. Bahan bakar dan oksidator yang
masuk ke dalam reactor burner ini bersuhu pada 25 derajat Celcius dan 0,1 mega Pascal, namun
0,1 mega Pascal menjadi 1 tekanan atmosfer. 1 tekanan atmosfer setara dengan 101325 Pascal.
Alasan digantinya 0,1 mega Pascal dengan 1 atm adalah panas reaksi harus ada beberapa
keadaan standar. Keadaan standar tersebut adalah 25° C dan 1 atm dan bukan 0,1 mega Pascal.
Jika direaksikan kalor berevolusi maka kalor yang dapat dipindahkan adalah Q. Lalu untuk
mencari tahu berapa banyak kalor yang berevolusi. Karena apapun panas yang dilepaskan itulah
yang keluar, itulah keseimbangan. Untuk mencari solusi ini diperlukan beberapa asumsi dengan
menggunakan hokum pertama Termodinamika. Perubahan energi kinetik adalah 0, perubahan
energy potensial juga 0 dan keadaan tunak, proses aliran tunak. Dalam contoh ini kita asumsikan
tidak ada pekerjaan yang dilakukan atau kerja poros adalah 0. Jadi dengan asumsi ini kita dapat
mengetahui dasarnya. Jadi jika anda melihat itu kita perlu menerapkan hokum pertama
Termodinamika untuk mengetahui Control Volume (CV).
Control Volume (CV)
Ini adalah rumus untuk mengetahui Control Volume (CV)

Jadi Panas Reaksi (Heat of Reaction) pada dasarnya adalah perubahan entalpi karena
reaksi kimia. Tidak hanya untuk reaksi pembakaran saja namun bias untuk reaksi kimia apapun
dan umumnya dilaporkan pada suhu dan tekanan standar.
Kalor Pembakaran ( Heat of Combustion) pada umumnya adalah kalor reaksi dibagi
dengan bahan bakarnya. Kalor tersebut bisa menjadi reaksi positif maupun negative. Jika
negative maka akan menjadi “Eksotermik”, jika positif maka menjadi “Endotermik” oleh
konveksi. Tapi pada beberapa kasus mungkin kita akan menemukan pembakaran negative namun
pada kasus ini menggunakan positif dalam perhitungan karena kita akan mengambil modus
panas reaksi dibagi dengan mol atau massa bahan bakar yang tepat.

Contoh soal :

Ikatan Energi pada dasarnya adalah sejumlah energy tertentu yang digunakan untuk
memutuskan atau membentuk ikatan kimia. Kita tahu Reaksi kimia berarti pemutusan ikatan atau
pembentukan ikatan baru. Atau pemutusan ikatan lama sebagai pembentukan ikatan baru. Ada
banyak bentuk ikatan yang ada dalam reaksi kimia : Ikatan Kovalen, ikatan Ion, dan ikatan
Hidrogen. Jadi bagaimana sebenarnya ia terbentuk dan mengapa energy dibutuhkan ?. Sebagai
contoh, ada 2 atom H dan ketika bicara tentang atom aka nada nuklir dan electron yang jaraknya
berjauhan yang artinya mereka tidak berinteraksi 1 sama lain.
Jika energy 0 atau tidak adanya interaksi oleh karena itu atom akan mendekat yang
artinya adanya interaksi antara nucleus dengan electron atom hydrogen dan akan juga akan
terjadi interaksi antara nucleus dengan nucleus. Maka akan datang 2 kekuatan yang akan
bertindak. Kekuatan tersebut adalah daya Tarik atau disebut juga “Kohesi” dan gaya tola-
menolak. Jika mereka lebih dekat satu sama lain maka gaya Tarik menarik akan semakin kuat,
gaya tolak menolak akan semakin lemah.

Anda mungkin juga menyukai