PLK AHLI-PERTAMA
banjarbaru
30 November 2022 s/d 14
Desember 2022
IDENTIFIKASI MASALAH:
1 Mendapatkan gambaran menyeluruh masalah yang dihadapi,
melihat kesenjangan antara yang dicapai dan kenyataan.
ANALISIS MASALAH:
2 Menetapkan faktor penyebab timbulnya masalah
• KAPILER
• Kapiler vs vena ? Kapiler
kemungkinan tercampur cairan
jaringan.
• Tabung Vakum
K2EDTA vs K3EDTA ( 1 % Bias Ht )
Sprayed vs Aqueous ( 1 % dilution )
Plastik vs Kaca
PERBANDINGAN SPESIFIK ANTARA
K2-EDTA DAN K3-EDTA
K2-EDTA K3-EDTA
❑ EDTA = pH Asam
❑ Na2 EDTA = pH Netral
❑ K2 EDTA = pH Netral
❑ K3 EDTA = pH Netral sedikit alkali
❑ Sebaiknya menggunakan Tabung
Vakum + K2 EDTA Spray Dried
❑ HEMOKONSENTRASI
❑ HEMODILUSI
❑ LIPEMIA
❑ HEMOLISIS
❑ MASUKNYA FAKTOR
JARINGAN
❑ KONTAMINASI
❑ BEKUAN
❑ Harus diperhatikan:
❑ Labelling/Barcode pasien, nomor RM
❑ Identifikasi Pasien (nama, jenis kelamin, tanggal lahir)
❑ Identifikasi kode gelang pasien rawat inap
❑ Pengambilan darah (vena, kapiler, arteri), urine, faeces
❑ Pencegahan terjadinya hematome & hemolisis
❑ Penggunaan antikoagulan/tidak yang tepat
❑ Lama pemasangan torniquete (<1 menit)
❑ Urine ditampung dalam wadah dengan volume cukup
❑ Untuk pemeriksaan urine Esbach dalam botol penampung
besar > 2 liter
IDENTIFIKASI SPESIMEN KIMIA KLINIK
Plasma anemia dan Tabung vakum gel diatas (kiri) Spesimen serum Plasm NaF Serum Ikterik
plasma lipaemik Tabung vakum gel dibawah Hemolisis dan serum
normal
(kanan)
PENGIRIMAN
• Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, simpan
dalam media transport (Amies
medium, Stuart’s medium)
PEMERIKSAAN SPESIMEN URINE
BIAKAN BAKTERI
✓ Dengan pemeriksaan spesimen Urine Tengah
(clean-catch or midstream urin specimen)
✓ Bersihkan bagian luar penis/vagina, urine
pertama keluar tidak ditampung, urine selanjutnya
(tengah) ditampung 30-60 ml, urine akhir
dibuang.
✓ Tujuan: untuk mengetahui mikroorganisme yang
menyebabkan infeksi saluran kemih.
✓ Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari
bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan
dengan menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi.
KATETER
PENYIMPANAN & STERIL CONTAINER
PENGIRIMAN
▪ Penyimpanan & pengiriman dalam
waktu 1 jam pada suhu ruang
▪ Apabila tidak memungkinkan maka
dapat menyimpannya dalam lemari URINE TRANSPORT
pendingin dalam waktu 24 jam TUBE
TIDAK DIKERJAKAN!!!
“per pasien,
dapat AK = 0,007”
4. MENETAPKAN SPESIMEN / SAMPEL RUJUKAN
Autoclave :
BSC : Minimal Class pengolahan limbah
II A telah siap
digunakan dan
dinyalakan
Portable Hepafilter/plasma
ion generator → Untuk
pengaturan udara bila Alat PCR suadah siap dan
diperlukan telah warming up
MIKROSKOPIK:
MAKROSKOPIK: 1. Penyebaran leukosit
1. Panjang apusan ideal merata, tidak menumpuk
¾ atau 2/3 bagian kaca 2. Penyebaran eritrosit
2. Awal tebal dan makien merata, tidak menumpuk,
ke ujung makin tipis tidak rouleaux
3. Ada free margin kanan 3. Fiksasi cukup lama (2-10
kiri kedua sisi menit) agar sel terekat
4. Rata dan tidak terputus dan mencegah eritrosit
5. Ada ekor pada ujung krenasi, inti tidak rusak
hapusan dan granula tidak lepas
4. Lapangan pandang bersih
dan tidak ada endapan zat
warna
PEMBAGIAN AREA HAPUSAN
▪ Tidak Layak diperiksa
▪ Sel menumpuk ▪ Sel menumpuk, ukuran makin
▪ Sel ukuran kecil besar, sel pecah dan granula
▪ Gambaran eritrosit terhambur
menumpuk memanjang ▪ Limfosit berkumpul
seolah rouleaux ▪ Cenderung sel berukuran
formation besar terkumpul
kepala ekor
ideal
▪ Area mendekati ekor
▪ Ideal untuk diperiksa LP
▪ Sel terpisah, namun
kadang menumpuk
▪ Morfologi leukosit dan
trombosit ideal
A. Ujung seperti
bendera robek
D. Terlalu pendek
E. Panjang kurus
eosinofil benderang
Low pH
GOOD & BAD SMEAR
A. Optimal blood film: Thin, A
B C D E
medium length, good lateral
edges.
B. Suboptimal: Too broad, edges
cannot be examined properly.
C. Suboptimal: Too broad, too long
(tail cannot be examined).
D. Suboptimal: "Thumb print",
curved zone of morphology.
Free margins
E. Unacceptable: "Thumb print",
thick, no zone of morphology
PEMBACAAN: Preparat Pembacaan
ideal
False hyperchromic
Slide Filaria:
FILARIA
SEDIAAN BTA ▪ Hapusan tebal
YANG TIDAK oval (lama)
MEMENUHI ▪ 3 jari
SYARAT memanjang
(baru)
7. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DENGAN GC/SETARA
1. GC (Gas
Alat GC Chromatography) hanya
di Laboratorium Kesehatan
(Toksikologi)
Flowcytometry 2. Pemeriksaan yang setara
untuk GC: Hematology
Hematology Analyzer 6 Diff XN-1000
Analyzer (5 diff, 6 diff, 7
diff, Imunophenotyping, PT,
APTT, INR, D-Dimer dan
lainnya setara.
HASIL PENGUKURAN:
TEPAT, AKURAT, TELITI, CEPAT DAN DAPAT DIPERCAYA
PEMERIKSAAN APTT, PT, INR,
D-DIMER, FIBRINOGEN
NILAI NORMAL:
pH : 7,35 - 7,45
pCO2 : 35 - 45 mmHg
Pa O2 : 80 – 100 mmHg
HCO3 : 22 - 26 mEq/l pH = 7,117 pH = 7,222 pH = 7,545
TCO2 : 21 - 27 mEq/l pCO2 = 62,8 pCO2 = 53,8 pCO2 = 31,7
BE : - 2,5 - + 2,5 mEq/l HCO3 = 19,8 HCO3 = 27,1 HCO3 = 26,8
Sat. O2 : 95 - 98% BE = -8,9 BE = -10,0 BE = 2,4
SBc : 22 - 26 mEq/l AcM AcR AlR
BA-400 = bekerja ALAT LAINNYA
secara random
dengan 400 tes
per jam
▪ Sputum dihomogenisasi
dalam larutan khusus
▪ Diambil dan dimasukkan
cartridge dengan pipet tetes
▪ Dimasukkan alat TCM
Hasil Pemeriksaan:
1. Terdeteksi MTB Resisten Rifampicin
2. Terdeteksi MTB, Tidak Resisten
Rifampicin
3. Terdeteksi MTB, Indeterminat
Resisten Rifampicin
4. Tidak terdeteksi MTB
GENEXPERT HIV-1 VL ❑ Xpert HIV-1 VL → IVD test
menggunakan metode
Reverse Transcriptase PCR
untuk mengkuantifikasikan
jumlah HIV tipe 1 dari
pasien terinfeksi HIV-1.
❑ Digunakan sebagai
penunjang prognosis dan
alat bantu monitoring respon
pengobatan ARV.
❑ Deteksi HIV-1 → Grup M, N
dan O
❑ Menggunakan plasma
minimal 1 ml.
❑ IQS L-H = 1.000 sd 1juta
ALGORITMA DETEKSI PADA CARTRIDGE
PASS FAIL
IQS-H DAN IQS-L
HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA Ada atau Ada atau Ada atau
terdeteksi memiliki nilai memiliki nilai tidak tidaknya tidaknya tidaknya
dibawah kuantitatif kuantitatif terdeteksi HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA
rentang dalam dalam tidak tidak tidak
pengukura rentang rentang dapat dapat dapat
n analitis pengukuran pengukuran ditentukan ditentukan ditentukan
analitis analitis
ALAT MIKROBIOLOGI KLINIK
❑ Pemeriksaan menggunakan
metode Enzyme Linked
Fluorescent Assays (ELFA) oleh
Alat VIDAS series.
❑ Prinsip berdasarkan modifikasi
dari ELISA
❑ Parameter: Troponin I, D-
Dimer, HBV, HCV, HAV, HIV,
Toxoplasma, Rubella, CMV, FSH,
LH, TSH, FT3, FT4, CA-125, CA19-
9, CA 15-3, TPSA, AFP, HCG, dll
❑ Reagen dalam bentuk Card
bungkus SPR dan Strip.
▪ Sampel dimasukkan dalam sumur yang ada ▪ Contoh pada penentuan anti HIV
lawannya (zat anti) berlabel enzim. Ikatan Ag-Ab
▪ Dilakukan pencucian
▪ Dicampur substrat dan zat fluorescens “Kelemahan VIDAS: harus suhu ruang dibawah
▪ Di ukur dengan panjang gelombang 450 nm 21OC untuk kestabilan pengukuran, risiko gagal
bila suhu ambien naik hingga suhu 27-30OC”
10. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN
SECARA KHUSUS
1.Melakukan pemeriksaan CD4 menggunakan alat portabel PIMA
Alert
2. Melakukan pemeriksaan Rapid antigen COVID-19 di lapangan
3. Pemeriksaan Kimia Kesehatan dan Mikrobiologi
PIMA CD4
1. Membuat gambar
rancangan alat pengolahan
air dan limbah untuk
laboratorium.
2. Hasil gambar rancangan
dilampirkan untuk
mendapatkan nilai angka
kredit
❑ Buat Rancangan
gambar pojok sputum
dengan ukuran yang
pas dan memadai
❑ Pastikan posisi masih
dekat dan sejajar
dengan laboratorium
❑ Dilengkapi atap dan
menggunakan kaca.
MERANCANG DENAH PENGEMBANGAN
LABORATORIUM PUSKESMAS
ATLM Indonesia
DENAH LABORATORIUM PCR
▪ Laboratorium PCR harus
memiliki 3 buah ruang
terpiasah berdampingan
(lihat Gambar)
▪ Ruang 1: untuk penyimpanan
reagen, persiapan reagen
dan pencampuran reagen
(memiliki tekanan positif =
keluar arah udara)
▪ Ruang 2: Area persiapan
sampel, isolasi asam nukleat
(memiliki tekanan negatif =
arah masuk udara
tersirkulasi)
▪ Ruang 3: Ruang amplifikasi,
untuk deteksi dan analisa
hasil (tekanan negatif = arah
masuk udaranya) ATLM Indonesia
13. MEMELIHARA BIAKAN JARINGAN
Rapid COVID-19
3. Buat Laporan Supervisi
“per laporan, dapat AK = 0,05”
16. MENGAJAR TEORI KELABORATORIUMAN PADA
PELATIHAN TINGKAT LANJUT
1. Pengambilan Keputusan
Memiliki kemampuan bijaksana dalam mengambil keputusan
2. Gaya Manajemen
Kepemimpinan berlandaskan pada manajemen akan lebih
efektif karena terarah dan efektif
3. Wawasan
Memiliki wawasan luas dalam memimpin
4. Profesionalitas
Profesional dalam menjalankan tugas sesuai aturan, hukum
dan kode etik
SEORANG PIMPINAN ADALAH:
❑ Berwawasan luas
❑ Teladan ❑ Efektif dan efisien
❑ Pembimbing ❑ Berani menanggung resiko
❑ Dapat mengambil keputusan
❑ Pelatih (coach) ❑ Bersedia membagi – mendelegasi
❑ Motivator ❑ Mampu membimbing – melatih
❑ Mampu membentuk teamwork
❑ Teman ❑ Bersedia dikoreksi
❑ Penasehat ❑ Mampu mengendalikan diri
❑ Mampu mendengarkan
❑ Menjadi teladan
PEKERJAAN SEBAGAI ATLM YANG BELUM UNTUK
DISETARAKAN: