Anda di halaman 1dari 100

KEGIATAN JAFFUNG

Pelatihan Jabatan Fungsional


PLK Ahli Pertama di Bapelkes

PLK AHLI-PERTAMA
banjarbaru
30 November 2022 s/d 14
Desember 2022

1. Kegiatan Pra Analitik


2. Kegiatan Analitik
3. Kegiatan Pasca Analitik
4. Kegiatan Pengembangan
Diri

Ahmad Ripani, S.Si, M.Pd.


KEGIATAN PRANATA LABORATORIUM
KESEHATAN AHLI - PERTAMA
1. Menyusun rencana kegiatan
2. Mempersiapkan pasien secara khusus
3. Mempersiapkan otopsi
4. Menetapkan spesimen/sampel rujukan
5. Memeriksa persiapan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/
sampel secara khusus
6. Menilai hasil pembuatan sediaan
7. Melakukan pemeriksaan dengan GC/setara
8. Melakukan pemeriksaan dengan AAS/setara
9. Melakukan pemeriksaan dengan GCMS/setara
10.Melakukan pemeriksaan di lapangan secara khusus
KEGIATAN PRANATA LABORATORIUM
KESEHATAN AHLI - PERTAMA

10. Mensahkan laporan hasil pemeriksaan umum


11.Menggambar rancangan alat pengolahan air dan limbah
12.Memelihara biakan jaringan
13. Melakukan supervisi ke laboratorium lain di dalam kota tentang
teknis kelaboratoriuman sedang
14. Melakukan supervisi ke laboratorium lain di luar kota tentang
teknis kelaboratoriuman sedang
15. Mengajar teori kelaboratoriuman pada pelatihan tingkat lanjut
16. Mengajar praktikum pada pelatihan khusus
17. Ditugaskan memimpin satuan unit pelayanan laboratorium
kesehatan
1. Menyusun Rencana Kegiatan

IDENTIFIKASI MASALAH:
1 Mendapatkan gambaran menyeluruh masalah yang dihadapi,
melihat kesenjangan antara yang dicapai dan kenyataan.

ANALISIS MASALAH:
2 Menetapkan faktor penyebab timbulnya masalah

PERUMUSAN TUJUAN DAN SASARAN:


3 Upaya pengurangan masalah yang akan dicapai dalam kurun
waktu. Terdiri: sasaran populasi dan sasaran pencapaian program.

URAIAN RENCANA PERSIAPAN KEGIATAN LABORATORIUM:


4 Penjabaran dari rencana kegiatan laboratorium
PERENCANAAN KEBUTUHAN BHP

BAHAN DIPERLUKAN: JUMLAH DIPERLUKAN (WAKTU):


Alat gelas, gelas objek, Perkiraan kebutuhan pemakaian
gelas penutup, kapas, spuit, dalam periode 6-12 bulan lalu dan
plester, lanset, Alkohol, proyeksi jumlah pemeriksaan 6-12
wadah, pot urine, Pot bulan untuk tahun akan datang.
Sputum, Desinfektan,
Aquadest, Detergen, Bahan BAHAN DIPERLUKAN
(VOLUME/JUMLAH):
Pengawet, Minyak Imersi, Garam faal, lugol, eosin = 2-3 tetes/slide.
Xylol, Kertas Tissue, Kertas Pewarna Giemsa = 3ml/slide
Saring, Tip biru, Tip Kuning. Minyak Imersi = 1-2 tetes/slide
Metanol = 1ml/slide.
PERENCANAAN KEBUTUHAN BHP

BHP CAIR (BENTUKNYA):


JUMLAH BAHAN YANG
Reagen pewarnaan, formalin
DIPERLUKAN (TARGET PASIEN):
10%, Buffered neutral formalin,
Perkiraan kebutuhan pemakaian
Alkohol absolute, 95%, 70%,
sesuai target pasien per bulan, misal
aseton, Xylene, Hairspray
50 slide, maka Giemsa = 3 ml/slide
x 50 = 150 ml/bulan untuk 50 slide. BHP PADAT:
Parafin/ wax, Gelas objek, gelas
penutup, kaset blok.
TINGKAT PERSEDIAAN (SISA
STOK):
Tingkat persediaan = jumlah DELIVERY TIME:
persediaan yaitu jumlah Lamanya waktu dibutuhkan mulai dari
persediaan minimun + safety stock. pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok peru diperhitungkan.
RENCANA KEBUTUHAN PERALATAN LABORATORIUM

Jenis Bahan diperlukan: Menghitung kebutuhan: Maksud/Tujuan:


Alat gelas, gelas objek, Kaca slide untuk Pengadaan untuk
gelas penutup pemeriksaan tinja 2x kali pengembangan
untuk 1 pasien x jumlah pemeriksaan baru
target. Misal target 50, Atau
maka 50 x 2 = 100 Pengadaan untuk
Jumlah bahan
melengkapi atau mengganti
diperlukan:
alat yang rusak atau habis.
Perkiraan pemakaian
dalam periode 6-12 Jenis Peralatan:
bulan lalu dan proyeksi Tissue prosesor = alat untuk
jumlah pemeriksaan memproses jaringan sudah
untuk 6-12 bulan tahun dipersiapkan agar dapat
akan datang.
dibuat sebagai blok paraffin “1 rencana, maka
dengan kaset.
dapat AK = 0,002”
FORMULIR RENCANA KEBUTUHAN BHP

No Jenis Bahan Target Jumlah Bahan Biaya


diperlukan Pemeriksaan diperlukan
1.
2.

No Jenis Bahan Target Jumlah Bahan Katalog Biaya


diperlukan Pemeriksaan diperlukan
1.
2.

No Jenis Alat Target Jumlah Bahan Biaya


diperlukan Pemeriksaan diperlukan
1.
2.
Contoh Rencana Anggaran Belanja Laboratorium
Contoh Rencana Anggaran Belanja Laboratorium
2. MEMPERSIAPKAN PASIEN SECARA KHUSUS

1. Persiapan pasien untuk pemeriksaan


Urine Kuantitatif (Esbach/protein,
Ca, kreatinin, urea, Cl) urine 24 jam
2. Persiapan pemeriksaan Kultur dan
Uji sensitifitas pada darah, urine
dan Cairan Tubuh (Media Transport,
Media Bactalert)
3. Persiapan pemeriksaan TCM TB,
TCM CD4 dan TCM Viral Load.
(Genexpert)
2. MEMPERSIAPKAN PASIEN SECARA KHUSUS
4. Persiapan pemeriksaan Elektrolit
darah, Elektrolit urine, Gas
Darah, LCS, Transudat Eksudat
dan Sperma.
5. Persiapan pemeriksaan Khusus:
TSHs, FT4, Tumor Marker, Troponin
I, APTT, PT, INR, D-Dimer, hs-CRP,
HbA1C, PCR COVID-19
6. Persiapan pemeriksaan BTA
Leprae (Reitz Serum)
“per pasien, dapat AK = 0,003”
SAMPEL
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
• VENA
• Distal Infus → Hasil tidak dipercaya
• Risiko tercampur cairan infus

• KAPILER
• Kapiler vs vena ? Kapiler
kemungkinan tercampur cairan
jaringan.

• INDWELLING CATHETER LINE


• Mengambil darah saat dipasang
infus
• Risiko ada bekuan
PENGAMBILAN DARAH TABUNG VAKUM
MANA YANG DIDAHULUKAN????

❑ PERTAMA: Kultur Darah BactAlert.


❑ KEDUA: Tabung Tutup Biru muda Na
sitrat 3,2% untuk Faal hemostasis
❑ KETIGA: Tabung tutup kuning SST Gel
Tabung vakum
Clot activator untuk serologi, TDM,
Hormon
❑ KEEMPAT: Tabung tutup hijau Lithium
heparin, untuk Elektrolit, Enzim, darah
rutin, Urea kreatinin.
❑ KELIMA: Tabung tutup Ungu berisi
EDTA untuk hematologi Botol Bactalert
❑ KEENAM: Tabung tutup abu-abu berisi
Pemakaian tabung kecil
NaF K-oxalat untuk periksa glukosa untuk spesimen < 1 mL
darah. darah
JENIS SPESIMEN DAN ANTIKOAGULAN
❑ Ideal spesimen: Darah Vena
❑ Penggunaan antikoagulan: EDTA
paling direkomendasikan
❑ Penggunaan darah kapiler sebagai
alternatif darah vena
❑ Darah kapiler mengandung cairan
interstisial dan cairan intraseluler
❑ Hitung leukosit total, netrofil lebih
tinggi 8%, hitung monosit lebih tinggi
12% pada darah kapiler
❑ Hitung trombosit lebih tinggi 9-32%
pada darah vena, karena perlekatan
trombosit pada lokasi punksi kulit
VACUTAINER DAN ANTIKOAGULAN
Sangat penting pemilahan vacutainer untuk menghindari
kesalahan selama pengambilan, penyimpanan dan
transportasi spesimen ke laboratorium

PERBANDINGAN ANTIKOAGULAN DAMPAK TABUNG


EDTA DAN DARAH BERLEBIHAN VAKUM EXPIRED DATE
❑ Perbandingan harus ❑ Menyebabkan eritrosit ❑ Daya isap darah ketabung
tepat mengkerut vakum berkurang, antikoagulan
❑ Bila tidak tepat akan ❑ Hematokrit lebih rendah berlebihan.
menyebabkan ❑ Mempengaruhi morfologi ❑ Aktifitas antikoagulan
mikrotrombi dan neutrofil, bila komposisi berkurang, menyebabkan
penurunan jumlah EDTA lebih dari 1,5 mg/ml mikrotrombi, trombosit
trombosit darah. mungkin menurun dan risiko
❑ Sesuaikan dengan ❑ Terjadi pembengkakan buntu pada alat
daya isap tabung vakum neutrofil, lobus neutrofil ❑ Antikoagulan menguap
(2 ml atau 3 ml) akan hilang, hilangnya sehingga mengganggu rasio
granulasi sitoplasma darah dan antikoagulan
SAMPEL
ANTIKOAGULAN REKOMENDASI

• The International Council for Standards in


Haematology (ICSH) merekomendasi:
Tabung vakum K2EDTA Plastik (Lavender)

• Tabung Vakum
K2EDTA vs K3EDTA ( 1 % Bias Ht )
Sprayed vs Aqueous ( 1 % dilution )
Plastik vs Kaca
PERBANDINGAN SPESIFIK ANTARA
K2-EDTA DAN K3-EDTA

K2-EDTA K3-EDTA

❑ Darah mengalami pengenceran


❑ Lebih direkomendasikan untuk ❑ Penyusutan eritrosit
digunakan ❑ Penurunan hematokrit 2-3% dalam
❑ Tidak terjadi perubahan waktu 4 jam setelah flebotomi, diikuti
dibandingkan K3-EDTA peningkatan MCV bertahap
PENGARUH JENIS EDTA

❑ EDTA = pH Asam
❑ Na2 EDTA = pH Netral
❑ K2 EDTA = pH Netral
❑ K3 EDTA = pH Netral sedikit alkali
❑ Sebaiknya menggunakan Tabung
Vakum + K2 EDTA Spray Dried

❑ K2 EDTA stabilitas lebih baik dari


garam lain (pH mendekati pH darah)
Disposable dan Cek
tanggal kadaluarasa
SAMPEL PENGARUH EDTA PADA SAMPEL

❑ IDEAL: Konsentrasi EDTA 1 – 1,5 mg/1-


3 ml darah
❑ EDTA berlebih → RBC mengkerut →
penurunan nilai HCT dan MCV
HCT = RBC x MCV
Peningkatan nilai MCHC Batas pengisian
darah
MCHC = HGB/HCT
❑ Jumlah EDTA kurang → penggumpalan
pada PLT (Jumlah menurun)
❑ Darah EDTA jika dibiarkan lama maka
RBC akan membengkak → MCV
meningkat dan MCHC menurun
KELEBIHAN EDTA PADA
SPESIMEN DARAH Kelebihan EDTA RBC krenasi,
Morfologi WBC berubah

❑ Kelebihan EDTA mempengaruhi eritrosit


maupun leukosit, mengakibatkan penyusutan dan
perubahan degeneratif sel
❑ EDTA berlebihan 2 mg/ml darah,
mengakibatkan penurunan hematokrit,
peningkatan MCH, trombosit membengkak dan
pecah sehingga perhitungan trombosit meningkat
PLT Satelit akibat EDTA
palsu, hilangnya gambaran basofilik stipling
❑ EDTA dapat menyebabkan leuko-aglutinasi
yang mempengaruhi neutrofil maupun limfosit,
dan bertanggung jawab untuk antifitas
autoantibodi antitrombosit yang dpat
mengakibatkan perlekatan trombosit pada
neutrofil disediaan hapus darah tepi.
Efek terhadap EFEK PENYIMPANAN
Hitung Sel Darah DARAH

❑ Penghitungan leukosit dan ❑ Bila disimpan di suhu ruang stabil sampai


trombosit paling baik dalam dengan 8 jam, pada suhu 4°C stabil sampai
waktu 2 jam setelah dengan 24 jam.
flebotomi ❑ Bila suhu lebih tinggi dan lebih dari 2-3 hari,
jumlah eritrosit dan hematokrit akan turun
dan terjadi peningkatan MCH dan MCHC
❑ Penghitungan retikulosit
hanya stabil sampai 6 jam,
setelah flebotomi, setelah itu Tes koagulasi faal hemostasis stabil:
akan menurun ❑ Sampai 2 jam pada suhu 22-24°C
❑ Stabil sampai 4 jam suhu 4°C
❑ Stabil sampai 2 minggu suhu -10°C
❑ Stabil sampai 6 bulan suhu -70°C
STABILITAS BAHAN SAMPEL

• Idealnya diperiksa 30 menit Parameter Suhu


kamar
Lemari es 2
–8C
sampai 4 jam, suhu kamar --> WBC 8 jam 24 jam
(lambat PLT Agregasi/clump) RBC 12 jam 24 jam
• Suhu kamar vs 4 oC ? HGB 24 jam 24 jam

• Bila harus ditunda? HCT 6 jam 24 jam

• Sampai dengan 12 jam stabil untuk MCV 6 jam 24 jam

Diff Count MCH 12 jam 24 jam

• Sampai dengan 24 jam stabil untuk MCHC 6 jam 24 jam

Hb, Ht, Eri, Trombo, MCH, MCHC. RDW 1 jam 24 jam

leukosit dan netrofil berkurang 7 - PLT 24 jam 24 jam

10% MPV 1 jam 1 jam

MCV sedikit meningkat PDW 1 jam 1 jam


Efek terhadap EFEK PENYIMPANAN
Morfologi Sel Darah DARAH
❑ Apus Darah Tepi akan stabil sampai 2 jam sebelum dilakukan
pengecatan, setelah 3 jam terjadi perubahan morfologi sel darah
❑ Eritrosit tidak akan terpengaruh sampai 6 jam pada suhu ruang,
bila disimpan terlalu lama akan terjadi krenasi dan berubah seperti
fragmentosit
❑ Beberapa neutrofil akan terpengaruh, nukleus akan tampak
homogen dan sulit dibedakan, mulai tampak vakuole kecil dalam
sitoplasma
❑ Monosit dan limfosit akan mengalami perubahan dan timbul
vakuolisasi dan timbul budding (timbul 2-3 nukleus baru)
❑ Apus darah tepi dapat ditunda sampai 3 jam setelah flebotomi,
setelah itu akan timbul artefak yang dapat mengganggu pembacaan
SAMPEL
MASALAH PADA SPESIMEN DARAH

❑ HEMOKONSENTRASI
❑ HEMODILUSI
❑ LIPEMIA
❑ HEMOLISIS
❑ MASUKNYA FAKTOR
JARINGAN
❑ KONTAMINASI
❑ BEKUAN

→ HASIL TIDAK SESUAI DENGAN


YANG SEBENARNYA
SAMPEL
HEMOLISIS
HEMO HEMODILUSI ❑ Jarum Yang Terlalu
KONSENTRASI ❑ Pengambilan Darah Di Kecil
Sisi Pemberian Cairan ❑ Manipulasi Berlebihan
❑ Bendungan Terlalu ❑ Menarik Penghisap
Lama (>1 Menit) Infus Terlalu Kuat
❑ Membuka Tutup ❑ Ratio Darah dengan ❑ Memindahkan Melalui
Tangan / Mengepal Antikoagulan tidak Jarum
Berulang tepat ❑ Mengocok Terlalu Kuat
❑ Pemijatan / Massage ❑ Kontaminasi Alkohol
❑ Pengambilan Darah ❑ Pemakaian Tourniquet
❑ Akibatnya → Cairan Kapiler : Terlalu Lama
Intravaskular Masuk ▪ Alkohol Belum Kering → Peningkatan Analit
Ke Jaringan ▪ Memeras Jari → Yg Kadar Dalam Sel
Cairan Jaringan Tinggi
▪ Pada Daerah Edema
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
❑ Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai
persyaratan umum dengan meminta pasien berpuasa antara 8 –
12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 – 09.00
dilakukan pengambilan spesimen.
❑ Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik
dengan duduk tenang dibandingkan berdiri karena keseimbangan
cairan akan terganggu
❑ Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium
❑ Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu
ke waktu pada tubuh yang dipengaruhi waktu, siklus dan umur
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
❑ Pengambilan sampel pagi hari karena variasi diurnal. Sore
hari glukosa darah lebih rendah sehingga banyak kasus DM
tidak terdiagnosis
❑ Pengambilan darah sebaiknya darah vena, lebih stabil dan
dipercaya.
❑ Sebaiknya disarankan pasien menghindari aktivitas fisik
berat dan obat-obatan, karena mempengaruhi kadar
parameter kimia klinik.
❑ Khusus 2 jam PP harus makan yang cukup, TTGO 75 gram
glukosa diminum.
❑ Pengambilan darah khusus profil lipid puasa: 11-12 jam.
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK

❑ Harus diperhatikan:
❑ Labelling/Barcode pasien, nomor RM
❑ Identifikasi Pasien (nama, jenis kelamin, tanggal lahir)
❑ Identifikasi kode gelang pasien rawat inap
❑ Pengambilan darah (vena, kapiler, arteri), urine, faeces
❑ Pencegahan terjadinya hematome & hemolisis
❑ Penggunaan antikoagulan/tidak yang tepat
❑ Lama pemasangan torniquete (<1 menit)
❑ Urine ditampung dalam wadah dengan volume cukup
❑ Untuk pemeriksaan urine Esbach dalam botol penampung
besar > 2 liter
IDENTIFIKASI SPESIMEN KIMIA KLINIK

Plasma anemia dan Tabung vakum gel diatas (kiri) Spesimen serum Plasm NaF Serum Ikterik
plasma lipaemik Tabung vakum gel dibawah Hemolisis dan serum
normal
(kanan)

Perhatikan adanya hemolisis, ikterus, lipaemik dan


sesuainya sampel sesuai peruntukannya
PRINSIP PENAMPUNGAN URINE
▪ Menggunakan botol penampung yang bermulut lebar,
dilengkapi tutup, bersih, kering.
▪ Khusus pemeriksaan Mikrobiologi, harus pakai botol
penampung steril, teknik pengambilan harus kondisi
steril untuk menghindari kontaminasi udara sekitar.
▪ Pemeriksaan tidak segera dilakukan, harus diberikan
pengawet dan penyimpanan suhu rendah.
▪ Pemberian etiket, nama dan identitas pasien sangat
penting, menghindari sampel tertukar dengan pasien lain.
WADAH PENAMPUNG
❑Wadah /kontainer/cup mulut lebar dengan tutup
ulir yang rapat 4-5 cm, bersih, kering, kedap air dan
terbuat dari bahan plastik transparan atau kaca,
dapat berdiri, kapasitas 50-100 mL, dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Lebih baik disposable.
❑Wadah diberikan etiket: nama pasien, umur, ruang
perawatan, kelas, bed, tanggal, jenis urine dan
pengawet yang dipakai (bila urine 24 jam).
❑Khusus urine 24 jam diperlukan wadah penampung
yang lebih besar berukuran antara 500 – 2000 mL
❑Hindari sisa detergen: positip palsu pada glukosa
; protein dan Blood pada Multistick
PENYIMPANAN URINE
❑ Penyimpanan: butuh lemari es , agar tetap
segar dalam waktu >1 jam
❑ Suhu 4 - 8 ºC
❑ Minimalisasi perubahan komposisi urin
❑ Keluarkan bila mau diperiksa ; kristal larut
kembali dalam suhu kamar
❑ Bila tidak memungkinkan, gunakan Pengawet
PERSIAPAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

❑ Spesimen yang diperiksa adalah


sputum, darah, feses, dan urine
❑ Pemeriksaan spesimen biasanya
dilakukan minimal satu kali pada
pasien
❑ Tujuan pemeriksaan spesimen :
✓ Menetapkan diagnosa masalah
✓ Untuk memeriksa adanya
bakteri/virus
✓ Menilai respon pasien terhadap
terapi yang telah dijalani.
PENGAMBILAN SPESIMEN SPUTUM
❑ Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan
pada pagi hari
❑ Pengambilan sputum juga harus dilakukan
sebelum pasien menggosok gigi
❑ Sebelum mengeluarkan sputum, pasien
disuruh untuk berkumur dengan air
❑ Minta pasien untuk napas dalam lalu
batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-
30mL
❑ Sputum diambil dari batukkan pertama
❑ Lakukan persiapan dengan obat
expectorant atau mengkonsumsi air teh
manis saat malam sebelum pengambilan
sputum.
PENYIMPANAN
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu
ruang
• Penyimpanan pada pot steril
berpenutup

PENGIRIMAN
• Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, simpan
dalam media transport (Amies
medium, Stuart’s medium)
PEMERIKSAAN SPESIMEN URINE
BIAKAN BAKTERI
✓ Dengan pemeriksaan spesimen Urine Tengah
(clean-catch or midstream urin specimen)
✓ Bersihkan bagian luar penis/vagina, urine
pertama keluar tidak ditampung, urine selanjutnya
(tengah) ditampung 30-60 ml, urine akhir
dibuang.
✓ Tujuan: untuk mengetahui mikroorganisme yang
menyebabkan infeksi saluran kemih.
✓ Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari
bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan
dengan menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi.
KATETER
PENYIMPANAN & STERIL CONTAINER

PENGIRIMAN
▪ Penyimpanan & pengiriman dalam
waktu 1 jam pada suhu ruang
▪ Apabila tidak memungkinkan maka
dapat menyimpannya dalam lemari URINE TRANSPORT
pendingin dalam waktu 24 jam TUBE

▪ Gunakan urine transport tube atau


steril container
PENGAMBILAN FAECES UNTUK
BIAKAN BAKTERI

• Ambil spesimen dengan


menggunakan sarung tangan SWAB
bersih
• Jumlah feses tergantung
pemeriksaan,
• 2,5 cm untuk feses padat
• 15-30 mL untuk feces cair.
• Untuk kultur, gunakan swab yang
steril, lalu dimasukkan dalam
kantung steril
STUART’S MEDIUM
PENYIMPANAN
• Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
• Bila 1 jam/lebih gunakan media
transpot yaitu Stuart’s medium, PEPTON WATER

ataupun Pepton water


• Penyimpanan < 24 jam pada suhu
ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu
4°C
TETRA THIONATE
PENGIRIMAN BROTH

• Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang


• Bila tidak memungkinkan, gunakan
media transport atau kultur pada
media Tetra Thionate Broth
3. MEMPERSIAPKAN OTOPSI
1. Otopsi = berkaitan dengan pemeriksaan jenazah, penyelidikan
penyebab dan cara kematian seseorang (Toksikologi Medik)
2. Otopsi klinis = pemeriksaan yang dilakukan dengan pembedahan
mayat penyebab pasti keracunan (toksin) penyebab kematian.
3. Mempersiapkan otopsi mayat pasien untuk kegiatan otopsi
oleh dokter forensik

TIDAK DIKERJAKAN!!!

“per pasien,
dapat AK = 0,007”
4. MENETAPKAN SPESIMEN / SAMPEL RUJUKAN

1. Membuat daftar Spesimen-spesimen


yang dirujuk ke laboratorium luar
2. Menyiapkan spesimen yang akan
rujuk ke luar (laboratorium rujukan)
3. Melakukan persiapan, menetapkan
pengiriman spesimen yang dirujuk ke
luar. (Swab COVID-19)
4. Membuat daftar pemeriksaan-
pemeriksaan rujukan ke laboratorium
luar
“per spesimen, dapat AK = 0,002”
CONTOH DAFTAR SPESIMEN RUJUKAN KE
LABORATORIUM LAIN
HEMATOLOGI: KIMIA KLINIK: IMUNOLOGI: URINE:
D-Dimer LDH HBSAG Titer Calcium
Feritin CK-MB HIV ELISA Chlorida
TIBC Troponin T Anti HCV Esbach
Kadar Fe serum Troponin I Anti Toxoplasma
Titer Fibrinogen Prokalsitonin IgG IgM
Osmotic Fragility Myoglobin Anti ds-DNA

HORMON: MOLEKULER: MIKROBIOLOGI: LAIN-LAIN:


Estrogen Covid-19 Kultur urine FT4
Androgen Flu Burung Gall Kultur FT3
LH Flu Babi Kultur LCS TSHS
Insulin DNA Matching Kepekaan antibiotik Mikroalbumin
C-peptida Fruktosamin
Pengiriman Spesimen yang akan dikirim ke
Spesimen laboratorium lain, sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang reatif stabil

1. Waktu pengiriman jangan melampaui masa


stabilitas spesimen.
2. Tidak terkena sinar matahari langsung
Syarat Pengiriman: 3. Kemasan harus memenuhi syarat
keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan “Bahan
Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan
Pemeriksaan Berbahaya”.
4. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
5. MEMERIKSA PERSIAPAN PERALATAN UNTUK
PEMERIKSAAN SPESIMEN/ SAMPEL SECARA KHUSUS

1. Memeriksa persiapkan peralatan untuk


pemeriksaan spesien secara khusus:
Genexpert, Kultur dan Uji sensitifitas
bactalert Vitex, Uji fungsi Endokrin, Tumor
Marker
2. Memeriksa persiapkan peralatan: APTT, PT,
INR, D-Dimer, Procalcitonin, Cardiac
Troponin T dan I
“per kali persiapan, dapat AK = 0,005”
PERSIAPAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN

1. Tentukan Peralatan yang akan digunakan atau


dioperasikan
2. Pastikan suhu ruang suhu sesuai, AC
dinyalakan agar optimal bekerja
3. Cek suhu ruang dengan melihat termometer
dan kelembaban ruang
4. Alat dinyalakan dan biarkan selama 15 menit
untuk warming up.
5. Reagen, bahan habis pakai, dan peralatan
pendukung disiapkan
6. Bahan kontrol diambil dan disiapkan untuk
pemeriksaan
PERSIAPAN PERALATAN UNTUK PCR COVID-19

Autoclave :
BSC : Minimal Class pengolahan limbah
II A telah siap
digunakan dan
dinyalakan

Portable Hepafilter/plasma
ion generator → Untuk
pengaturan udara bila Alat PCR suadah siap dan
diperlukan telah warming up

Semua harus terpelihara dan terkalibrasi


6. MENILAI HASIL PEMBUATAN SEDIAAN

1. Sediaan yang dinilai:


Slide BTA, Slide Filaria,
Slide Malaria, Slide
Hapusan Darah Tepi, Slide
Gram, Slide Hapusan swab
GO, Slide Granula bakteri.
2. Penilaian: Ukuran, bentuk,
tebal tipis, area, hasil
pewarnaan, kualitas
pewarnaan, Utuh terkoyak.

“per 10 sediaan, dapat AK = 0,008”


KUALITAS
1. Lebar x panjang kira 2,5 x 3 cm
2. Ada bagian yang tebal dan tipis.
3. Terlalu tebal sel-sel eritrosit
menutupi satu sama lain ==>
mempersulit penilaian.
4. Terlalu tipis sel-sel akan
kehilangan bentuk bikonkafitasnya
terutama daerah tepi.
Ideal 5. Ekor tidak seperti bendera robek
6. Preparat tidak berlubang
7. Preparat tidak terputus-putus.
CIRI SEDIAAN APUS YANG BAIK

MIKROSKOPIK:
MAKROSKOPIK: 1. Penyebaran leukosit
1. Panjang apusan ideal merata, tidak menumpuk
¾ atau 2/3 bagian kaca 2. Penyebaran eritrosit
2. Awal tebal dan makien merata, tidak menumpuk,
ke ujung makin tipis tidak rouleaux
3. Ada free margin kanan 3. Fiksasi cukup lama (2-10
kiri kedua sisi menit) agar sel terekat
4. Rata dan tidak terputus dan mencegah eritrosit
5. Ada ekor pada ujung krenasi, inti tidak rusak
hapusan dan granula tidak lepas
4. Lapangan pandang bersih
dan tidak ada endapan zat
warna
PEMBAGIAN AREA HAPUSAN
▪ Tidak Layak diperiksa
▪ Sel menumpuk ▪ Sel menumpuk, ukuran makin
▪ Sel ukuran kecil besar, sel pecah dan granula
▪ Gambaran eritrosit terhambur
menumpuk memanjang ▪ Limfosit berkumpul
seolah rouleaux ▪ Cenderung sel berukuran
formation besar terkumpul

kepala ekor

ideal
▪ Area mendekati ekor
▪ Ideal untuk diperiksa LP
▪ Sel terpisah, namun
kadang menumpuk
▪ Morfologi leukosit dan
trombosit ideal
A. Ujung seperti
bendera robek

B. Terputus-putus Kurang baik


C. Pendek, ekor
lancip rata

D. Terlalu pendek

E. Panjang kurus

F. Berlubang Hindari sediaan


slide seperti ini dan
G. Ekor simetris
buat kembali yang
H. Bagian tengah baru
kosong/putus
HATI-HATI !
3.pH buffer
•tinggi →PMN gelap, High pH Normal pH
granulasi toksik
•rendah →PMN
pucat, granula Bright vermillion

eosinofil benderang

Low pH
GOOD & BAD SMEAR
A. Optimal blood film: Thin, A
B C D E
medium length, good lateral
edges.
B. Suboptimal: Too broad, edges
cannot be examined properly.
C. Suboptimal: Too broad, too long
(tail cannot be examined).
D. Suboptimal: "Thumb print",
curved zone of morphology.
Free margins
E. Unacceptable: "Thumb print",
thick, no zone of morphology
PEMBACAAN: Preparat Pembacaan
ideal

Zone of Observation Lapang


Pandang
1
•SDM terpisah-baik mikroskop
3
(well-spaced) 2
•Atau hampir
bersentuhan

False hyperchromic

Menciut & agrgasi


PEMBACAAN
3 ZONA
HAPUSAN
SEBARAN SEL
DARAH

Ideal Ekor Kepala


SEDIAAN BTA
IDEAL

Slide Filaria:
FILARIA
SEDIAAN BTA ▪ Hapusan tebal
YANG TIDAK oval (lama)
MEMENUHI ▪ 3 jari
SYARAT memanjang
(baru)
7. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DENGAN GC/SETARA

1. GC (Gas
Alat GC Chromatography) hanya
di Laboratorium Kesehatan
(Toksikologi)
Flowcytometry 2. Pemeriksaan yang setara
untuk GC: Hematology
Hematology Analyzer 6 Diff XN-1000
Analyzer (5 diff, 6 diff, 7
diff, Imunophenotyping, PT,
APTT, INR, D-Dimer dan
lainnya setara.

“per pemeriksaan, dapat AK = 0,01”


HEMATOLOGY ANALYZER DI LABORATORIUM

• UJI SARING GANDA


• DIAGNOSIS
• MONITORING
• PROGNOSIS

HASIL PENGUKURAN:
TEPAT, AKURAT, TELITI, CEPAT DAN DAPAT DIPERCAYA
PEMERIKSAAN APTT, PT, INR,
D-DIMER, FIBRINOGEN

❑ Pemeriksaan APTT dan PT


untuk parameter Hemostasis
❑ APTT = untuk melihat
pembekuan jalur intrinsik
❑ PT = untuk melihat
pembekuan darah jalur
ekstrinsik
❑ INR = International
❑ Berdasarkan pengukuran optik yang suatu Normalized Ratio, untuk
serum yang mengalami pembekuan pemantauan pemakaian obat
❑ Spesimen menggunakan: Darah vena antikoagulan. (Warfarin)
dengan antikoagulan Natrium Sitrat 3,2% ❑ INR = Nilai PT didapat/Nilai
(9+1): 1,6 ml + 0,4 ml
PT normal
8. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DENGAN AAS/SETARA

1. AAS (Atomic Absorption


Spectrophotometer)
AAS hanya di Laboratorium
Chemical Kesehatan (Toksikologi)
Chemistry BA-400
2. Pemeriksaan yang
setara untuk AAS:
Chemical Chemistry
Random Acces, Urine
Analyzer, dan Gas Darah
BGA
Immunoanalyzer
Architect i2000 “per pemeriksaan, dapat AK = 0,003”
ANALISA GAS DARAH

❑Tes Analisis Gas Darah (AGD) → salah


satu pemeriksaan laboratorium untuk
menilai keadaan ventilasi, oksigenasi dan
keseimbangan asam basa
❑Antikoagulansia yang digunakan heparin
❑Pengiriman hendaknya dilakukan secepat
mungkin. Sebaiknya tes dilakukan paling
lambat 15 menit setelah pengambilan Indikasi tes AGD:
specimen ❑ Penilaian keadaan ventilasi dan
❑Tempat pengambilan seperti arteri keseimbangan asam basa (PaO2, pH
dan pCO2)
radialis dan arteri brahialis, arteri
❑ Penilaian keadaan hipoksemia (PaO2,
femoralis HbO2, Hb total dan dishemoglobin)
❑ Penilaian keadaan oksigenasi
jaringan (PaO2 dan Sat.O2)
MENENTUKAN KELAINAN PADA GAS DARAH

Tentukan asidosis atau alkalosis


Asidosis → bila pH < 7,35
Alkalosis → bila pH > 7,45
PCO2 menyimpang searah dg pH → respiratorik
HCO3 menyimpang searah dg pH → metabolik
PCO2 > 45→ Asidosis respiratorik
PCO2 < 35→ Alkalosis respiratorik
HCO3 < 22→ Asidosis metabolik
HCO3 > 26→ Alkalosis metabolik

NILAI NORMAL:
pH : 7,35 - 7,45
pCO2 : 35 - 45 mmHg
Pa O2 : 80 – 100 mmHg
HCO3 : 22 - 26 mEq/l pH = 7,117 pH = 7,222 pH = 7,545
TCO2 : 21 - 27 mEq/l pCO2 = 62,8 pCO2 = 53,8 pCO2 = 31,7
BE : - 2,5 - + 2,5 mEq/l HCO3 = 19,8 HCO3 = 27,1 HCO3 = 26,8
Sat. O2 : 95 - 98% BE = -8,9 BE = -10,0 BE = 2,4
SBc : 22 - 26 mEq/l AcM AcR AlR
BA-400 = bekerja ALAT LAINNYA
secara random
dengan 400 tes
per jam

Kimia Analyzer Random Acces Autolyzer 450

Urine Sedimen Analyzer

UF-4000 = urine analyzer


untuk pemeriksaan
sedimen urine
Kimia Analyzer Random Acces BA-400
HbA1C Clover Cartridge
9. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DENGAN GCMS/SETARA

1. GCMS (Gas GCMS


Chromatography Mass
Spectrometry) hanya di
Laboratorium Kesehatan
(Toksikologi) GENEXPERT
2. Pemeriksaan yang
setara untuk GCMS: VIDAS
Gen Expert TCM (TB, VL,
COVID-19), CD4, VIDAS,
Bactalert, Vitex, dan
lainnya.

“per kali pemeriksaan, dapat AK = 0,02”


GENEXPERT TCM TB PARU ❑ Xpert TCM TB Paru: untuk
pemeriksaan kuantitatif
jumlah bakteri BTA.
❑ Digunakan deteksi adanya
resisten Rifamicin (R)
❑ Lebih sensitif deteksi
ketimbang mikroskopik BTA

▪ Sputum dihomogenisasi
dalam larutan khusus
▪ Diambil dan dimasukkan
cartridge dengan pipet tetes
▪ Dimasukkan alat TCM
Hasil Pemeriksaan:
1. Terdeteksi MTB Resisten Rifampicin
2. Terdeteksi MTB, Tidak Resisten
Rifampicin
3. Terdeteksi MTB, Indeterminat
Resisten Rifampicin
4. Tidak terdeteksi MTB
GENEXPERT HIV-1 VL ❑ Xpert HIV-1 VL → IVD test
menggunakan metode
Reverse Transcriptase PCR
untuk mengkuantifikasikan
jumlah HIV tipe 1 dari
pasien terinfeksi HIV-1.
❑ Digunakan sebagai
penunjang prognosis dan
alat bantu monitoring respon
pengobatan ARV.
❑ Deteksi HIV-1 → Grup M, N
dan O
❑ Menggunakan plasma
minimal 1 ml.
❑ IQS L-H = 1.000 sd 1juta
ALGORITMA DETEKSI PADA CARTRIDGE
PASS FAIL
IQS-H DAN IQS-L

HIV-1 HIV-1 HIV-1


Detected Detected Detected
HIV-1 Not
<40 XX >1.00 107 Invalid Error Error
Detected
copies/ml copies/ml copies/ml

HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA Ada atau Ada atau Ada atau
terdeteksi memiliki nilai memiliki nilai tidak tidaknya tidaknya tidaknya
dibawah kuantitatif kuantitatif terdeteksi HIV-1 RNA HIV-1 RNA HIV-1 RNA
rentang dalam dalam tidak tidak tidak
pengukura rentang rentang dapat dapat dapat
n analitis pengukuran pengukuran ditentukan ditentukan ditentukan
analitis analitis
ALAT MIKROBIOLOGI KLINIK

❑ Spesimen yang diambil dari pasien


berupa: darah, urine, LCS, Transudat
Eksudat dan lainnya.
Bactalert Mikrobiologi untuk melihat
❑ Bactalert digunakan untuk
adanya pertumbuhan bakteri menumbuhkan bakteri secara otomatik,
tiap saat diperiksa alat adanya
pertumbuhan bakteri
❑ Bakteri yang tumbuh, diuji sensitifitas
dengan berbagai antibiotik
menggunakan alat Vitex 2.

Vitex 2 Mikrobiologi Uji sensitifitas


antibiotik
PEMERIKSAAN METODE ELFA

❑ Pemeriksaan menggunakan
metode Enzyme Linked
Fluorescent Assays (ELFA) oleh
Alat VIDAS series.
❑ Prinsip berdasarkan modifikasi
dari ELISA
❑ Parameter: Troponin I, D-
Dimer, HBV, HCV, HAV, HIV,
Toxoplasma, Rubella, CMV, FSH,
LH, TSH, FT3, FT4, CA-125, CA19-
9, CA 15-3, TPSA, AFP, HCG, dll
❑ Reagen dalam bentuk Card
bungkus SPR dan Strip.
▪ Sampel dimasukkan dalam sumur yang ada ▪ Contoh pada penentuan anti HIV
lawannya (zat anti) berlabel enzim. Ikatan Ag-Ab
▪ Dilakukan pencucian
▪ Dicampur substrat dan zat fluorescens “Kelemahan VIDAS: harus suhu ruang dibawah
▪ Di ukur dengan panjang gelombang 450 nm 21OC untuk kestabilan pengukuran, risiko gagal
bila suhu ambien naik hingga suhu 27-30OC”
10. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN
SECARA KHUSUS
1.Melakukan pemeriksaan CD4 menggunakan alat portabel PIMA
Alert
2. Melakukan pemeriksaan Rapid antigen COVID-19 di lapangan
3. Pemeriksaan Kimia Kesehatan dan Mikrobiologi

PIMA CD4

“per pemeriksaan, dapat AK = 0,003”


CD4 POCT PIMA
❑ Analyzer pakai catridge disposibel berisi antibodi
monoklonal kering (anti CD3 dan anti CD4) dilabel
fluorescence
❑ Bahan pemeriksaan 25 ul darah kapiler atau darah vena
EDTA, atau meneteskan darah kapiler pada catridge
❑ Analyzer menggunakan multi color fluorescence imaging
optic dimana fluorescence yang dihasilkan dari reaksi sel
CD3/CD4 dengan antibodi (anti CD3 dan anti CD4) yang
dilabel fluorescence (PE and PEcy5) akan ditangkap oleh
camera digital dan dianalisa sofware komputer alat.
PRINSIP PEMERIKSAAN
Antibodi CD4 dan CD3
spesifik ---> berikatan
dengan T-Helper Cell

Pengukuran sel berdasarkan


fluorescensi CD4/CD3 dianalisis
camera dan software, dalam bentuk
jumlah sel CD4.
11. MENSAHKAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN UMUM

1. Mensahkan hasil pengujian dan kalibrasi


2. Mensahkan laporan hasil pengambilan spesimen
3. Mensahkan hasil pemeriksaan sampel
pemeriksaan laboratorium (verifikasi hasil)
4. Mensahkan uji QC dari Pemantapan Mutu
Internal: hematologi, kimia klinik, urine, serologi
dan bakteriologi

“per 10 Laporan, dapat AK = 0,008”


VERIFIKASI HASIL
LABORATORIUM
Pastikan Angka atau simbol sudah benar

PENULISAN HASIL Pastikan letak penulisan sesuai dengan


LABORATORIUM parameter yang diperiksa
❑ Penulisan di buku kerja Pastikan satuan parameter diperiksa
❑ Input data ke komputer sudah benar
❑ Pengetikan di lembar Gunakan tulisan yang baik dan benar
laporan hasil
Lakukan verifikasi silang atau bersama
❑ Penyalinan hasil
ATLM lain
pemeriksaan
❑ Penulisan satuan dan
reference range Paraf mensahkan hasil
lab oleh 2 ATLM
Contoh:
Verifikasi hasil Hematology Analyzer
dengan mengkoreksi nilai memberikan
tanda centang (conteng) yang berarti
sudah dilihati nilainya

Bila Tinggi atau rendah atau nilai


kritis, mak dibuat hapusan darah
dan dikoreksi jumlahnya

Berikan paraf pada lembar


verifikasi 1 sebagai bukti telah
dikoreksi dan hasil valid
ATLM ke-2 yang verifikasi
VERIFIKASI HASIL

❑ Upaya mengkoreksi hasil


printout Hematology
Analyzer
❑ Dilakukan oleh ATLM
jenjang Validator
❑ Mencocokkan hasil saat ini
dengan diagnosis dokter
serta teori dan hasil
terdahulu bila ada.
❑ Kadang diperlukan koreksi
dengan hapusan darah atau
pengulangan pengukuran
❑ Pemberian koreksi dan paraf
merupakan hasil akhir
verifikasi.
12. MENGGAMBAR RANCANGAN ALAT PENGOLAHAN
AIR DAN LIMBAH

1. Membuat gambar
rancangan alat pengolahan
air dan limbah untuk
laboratorium.
2. Hasil gambar rancangan
dilampirkan untuk
mendapatkan nilai angka
kredit

“per rancangan, dapat AK = 0,06”


MERANCANG POJOK SPUTUM UNTUK MENGELUARKAN DAHAK

❑ Buat Rancangan
gambar pojok sputum
dengan ukuran yang
pas dan memadai
❑ Pastikan posisi masih
dekat dan sejajar
dengan laboratorium
❑ Dilengkapi atap dan
menggunakan kaca.
MERANCANG DENAH PENGEMBANGAN
LABORATORIUM PUSKESMAS

1. Luas ruang laboratorium 9


m2, Laboratorium
Puskesmas perawatan 12
m2.
2. Jendela 1 buah, cukup
lebar untuk penerangan
ruangan
3. Loket kecil 1 buah
4. Pintu 1 buah ATLM Indonesia
Denah Laboratorium Puskesmas Denah Laboratorium Puskesmas
3 x 4 meter 4 x 4 meter

ATLM Indonesia
DENAH LABORATORIUM PCR
▪ Laboratorium PCR harus
memiliki 3 buah ruang
terpiasah berdampingan
(lihat Gambar)
▪ Ruang 1: untuk penyimpanan
reagen, persiapan reagen
dan pencampuran reagen
(memiliki tekanan positif =
keluar arah udara)
▪ Ruang 2: Area persiapan
sampel, isolasi asam nukleat
(memiliki tekanan negatif =
arah masuk udara
tersirkulasi)
▪ Ruang 3: Ruang amplifikasi,
untuk deteksi dan analisa
hasil (tekanan negatif = arah
masuk udaranya) ATLM Indonesia
13. MEMELIHARA BIAKAN JARINGAN

1. Memelihara biakan jaringan umum


2. Memelihara biakan jaringan untuk
pemeriksaan virus
3. Memelihara biakan jaringan untuk
produksi antisera golongan darah
ABO
4.Membuat laporan memelihara
biakan jaringan.

“per laporan, dapat AK = 0,01”


14. MELAKUKAN SUPERVISI KE LABORATORIUM LAIN DI
DALAM KOTA TENTANG TEKNIS KELABORATORIUMAN
SEDANG
1. Mendapatkan surat tugas untuk
supervisi ke laboratorium di dalam
kota
2. Supervisi: Program TB Genexpert,
PCR, Malaria, Rapid HIV, HCV,
Hepatitis B dan C, Perawatan
Mikroskop, Pemeriksaan BTA,
Supervisi Laboratorium PCR
Pemeriksaan Rapid COVID-19
3. Buat Laporan Kegiatan Supervisi
“per laporan, dapat AK = 0,02”
15. MELAKUKAN SUPERVISI KE LABORATORIUM LAIN DI
LUAR KOTA TENTANG TEKNIS KELABORATORIUMAN SEDANG

1. Mendapatkan surat tugas untuk


supervisi ke laboratorium di luar
kota.
2. Supervisi: Program TB Genexpert,
Malaria, Rapid HIV, HCV, Hepatitis B
dan C, Perawatan Mikroskop,
Pemeriksaan BTA, Pemeriksaan Supervisi Laboratorium TB

Rapid COVID-19
3. Buat Laporan Supervisi
“per laporan, dapat AK = 0,05”
16. MENGAJAR TEORI KELABORATORIUMAN PADA
PELATIHAN TINGKAT LANJUT

1. Mengajar teori kelaboratorium


pada pelatihan: Pelatihan teknis
tenaga laboratorium Puskesmas, K3
Laboratorium, Tenaga TB paru,
Tenaga rapid HIV.
2. Mengajar teori kelaboratorium
pada pelatihan: Jabatan fungsional
Pranata Laboratorium Kesehatan
Terampil
“per jam pelajaran (JPL), dapat AK = 0,008”
17. MENGAJAR PRAKTIKUM PADA PELATIHAN KHUSUS

1. Mengajar praktikum pelatihan


khusus: PCR COVID-19, Cross Match Gel
BDRS UDDRS, Pengambilan spesimen
Filaria Malaria, BTA Leprae, Kredensial
ATLM.
2. Mengajar praktikum: Quality control
(QC), Urinalisis sedimen, Scattergram
hematology analyzer, Validasi hasil
pemeriksaan Laboratorium, Mikrobiologi
klinik profisiensi, Flebotomi
“per jam pelajaran (JPL), dapat AK = 0,008”
18. DITUGASKAN MEMIMPIN SATUAN UNIT
PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN

1. Kepala sub unit (hematologi, kimia klinik,


imunologi, parasitologi, mikrobiologi, kimia
kesehatan, media reagensia, PCR)
2. Kepala unit laboratorium
3. Kepala ruang laboratorium
4. Kepala Instalasi laboratorium
5. Kepala seksi Laboratorium
6. Kepala sub seksi laboratorium

“per tahun, dapat AK = 1”


KECAKAPAN DALAM MEMIMPIN
LABORATORIUM

1. Konsep pengelolaan laboratorium


2. Membangun sistem manajemen laboratorium
3. Kepemimpinan dalam manajemen laboratorium
4. Perencanaan laboratorium
5. Manajemen peralatan dan sistem pergudangan
6. Manajemen pemasaran dan pelayanan prima laboratorium
7. Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) di laboratorium
8. Standar pelayanan minimal laboratorium dan mutu
Laboratorium
9. Pengelolaan limbah layanan laboratorium
10. Ikut berperan aktif dalam komite Nakes dan organisasi profesi
KUALITAS KEPEMIMPINAN DITENTUKAN OLEH:

1. Pengambilan Keputusan
Memiliki kemampuan bijaksana dalam mengambil keputusan
2. Gaya Manajemen
Kepemimpinan berlandaskan pada manajemen akan lebih
efektif karena terarah dan efektif
3. Wawasan
Memiliki wawasan luas dalam memimpin
4. Profesionalitas
Profesional dalam menjalankan tugas sesuai aturan, hukum
dan kode etik
SEORANG PIMPINAN ADALAH:

❑ Berwawasan luas
❑ Teladan ❑ Efektif dan efisien
❑ Pembimbing ❑ Berani menanggung resiko
❑ Dapat mengambil keputusan
❑ Pelatih (coach) ❑ Bersedia membagi – mendelegasi
❑ Motivator ❑ Mampu membimbing – melatih
❑ Mampu membentuk teamwork
❑ Teman ❑ Bersedia dikoreksi
❑ Penasehat ❑ Mampu mengendalikan diri
❑ Mampu mendengarkan
❑ Menjadi teladan
PEKERJAAN SEBAGAI ATLM YANG BELUM UNTUK
DISETARAKAN:

1. Tim UKOM Jabatan Fungsional PLK (Asesor Kompetensi)


2. Pengurus Komite Nakes lainnya (Ketua, sekretaris, anggota)
3. Clinical Instructure (CI) Mahasiswa PKL
4. Tim Asesor Kredensial ATLM
5. Tim Mutu PMKP
6. Dosen NIDK di PT

Bagaimana menurut Teman-teman?


SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai