Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

Review Artikel Jurnal Internasional


Dosen Pengampu : Hasan Djidu, S.Pd.,M.Pd

Hari/ tanggal diberikan : Kamis, 19 November 2020


Batas pengumpulan : 07.40 – 10.00 WITA
Nama Mahasiswa : Muslan
NIM : 170330077
Program studi : Pendidikan Matematika
I. Identitas Artikel

Judul Artikel : When National Examination No Longer Determining Graduation,


Will Students Accomplish It Seriously?
Penulis : Heri Retnawati 1
, Samsul Hadi1, Sudji Munadi1, Deni Hadiana2, Muhardis2, Ezi
Apino , Hasan Djidu , Ibnu Rafi , Eri Yusron , Munaya Nikma Rosyada
1 3 1 1 1

Tahun terbit : 2019

Penerbit : Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No.1, Karang Malang,


Daerah Istimewa Yogyakarta2 Pusat Penilaian Pendidikan,
Balitbang Kemdikbud
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta Pusat3Universitas
Sembilanbelas November Kolaka Jl. Pemuda, Tahoa, Kolaka,
Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara Email:
retnawati.heriuny1@gmail.com
DOI : p-ISSN : 2655-2892
e-ISSN : 2684-8074
Kata kunci : UN, kesungguhan dan motivasi siswa

II. Ringkasan

Ujian Nasional (NE) di Indonesia secara historis mengalami perjalanan


panjang dalam pendidikan nasional. Dengan adanya evaluasi akhir nasional
yang disingkat EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) telah
dimulai sebelum tahun 2002. Pada tahun 2002, Ujian Nasional disebut Ujian
Akhir Nasional (NFE), dan terus diubah pada tahun 2005 menjadi Ujian
Nasional. Dari 2004 hingga 2018.
Ujian itu sendiri mengalami tiga kali perubahan kebijakan terkait perannya
dalam menentukan kelulusan siswa pada tingkat menengah yang terdiri dari
sekolah negeri (sekolah menengah pertama dan atas), madrasah (sekolah
menengah pertama dan menengah atas, terdiri dari madrasah tsanawiyah dan
madrasah aliyah) , dan sekolah kejuruan. Antara tahun 2004 dan 2010, hasil NE
diterapkan sebagai satu-satunya penentu persyaratan kelulusan. Di sisi lain, pada
tahun 2011 hingga 2015 NE digunakan sebagai salah satu komponen penentu
kelulusan selain hasil ujian sekolah. Selanjutnya selama tahun 2016 hingga
2018, pemerintah menerapkan kebijakan yang menyatakan bahwa NE hasil
kelulusan sama sekali tidak lagi ditentukan. Dalam periode tersebut, hasil NE
berfungsi sebagai sumber informasi untuk pemetaan pendidikan, persyaratan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (khususnya siswa
SMP), serta informasi untuk meningkatkan mutu sekolah Perubahan juga
dilakukan terkait dengan nilai ambang kelulusan. Pada tahun 2002 dan
sebelumnya, kelulusan siswa ditentukan oleh nilai mata pelajaran masing-
masing. Selanjutnya pada tahun 2003, standar kelulusan ditetapkan 3,01 pada
setiap mata pelajaran dengan nilai minimal 6,00 untuk semua mata pelajaran,
dan siswa yang tidak lulus diberi kesempatan mengulang ujian. Ini berlaku
sampai tahun 2010, dengan perbedaan nilai rata-rata minimum setiap mata
pelajaran. Perbedaan nilai berkisar 4,01 pada tahun 2004, 4,25 pada tahun 2005,
4,50 pada tahun 2006. Pada tahun 2009, batasan kelulusan ditetapkan dengan
nilai rata-rata minimal 5,50 pada semua mata pelajaran yang diujikan, dan
khusus untuk sekolah kejuruan nilai-nilai praktik kejuruan.

III. Hasil Review


Komponen
Hasil Review
yang direview
1.Latar Sumber permasalahan: Pada tahun 2002 dan sebelumnya,
belakang dan kelulusan siswa ditentukan oleh nilai mata pelajaran masing-
tujuan masing. Selanjutnya pada tahun 2003, standar kelulusan
penelitian ditetapkan 3,01 pada setiap mata pelajaran dengan nilai
minimal 6,00 untuk semua mata pelajaran, dan siswa yang tidak
lulus diberi kesempatan mengulang ujian. Ini berlaku sampai
tahun 2010, dengan perbedaan nilai rata-rata minimum setiap
mata pelajaran. Perbedaan nilai berkisar 4,01 pada tahun 2004,
4,25 pada tahun 2005, 4,50 pada tahun 2006. Pada tahun 2009,
batasan kelulusan ditetapkan dengan nilai rata-rata minimal
5,50 pada semua mata pelajaran yang diujikan, dan khusus
untuk sekolah kejuruan nilai-nilai praktik kejuruan.

Gagasan tentang apakah skor NE menentukan kelulusan atau


tidak, telah menjadi perdebatan hangat di masyarakat. Polemik
Komponen
Hasil Review
yang direview
tersebut berakar pada kesadaran pemerintah akan perlunya alat
ukur yang andal yang dapat digunakan untuk memetakan mutu
sekolah. Di sisi lain, dengan mempertimbangkan kecemasan
siswa dan kompleksitas penerapan praktik NE, pemerintah
sering kali mempertimbangkan kembali keputusan terkait
penggunaan hasil NE. Hal tersebut pada akhirnya berdampak
pada perubahan kebijakan pelaksanaan hasil ujian nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, cukup banyak peneliti dari


berbagai bidang ilmu di Indonesia yang melakukan penelitian
terkait NE. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Retnawati
et al. (2017) mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi
dan strategi yang dilakukan dalam implementasi NE berbasis
komputer. Dalam penelitian, fokus utama terkait dengan
perubahan teknis di implementasi NE, dari berbasis kertas ke
berbasis komputer. Kendala teknis dan strategis dalam
menghadapi kendala tersebut dibahas secara komprehensif.
Namun, penelitian tersebut tidak membahas bagaimana hasil
NE dicapai. Beberapa peneliti lain meneliti paket NE, untuk
mendapatkan informasi mengenai karakteristik atau kualitas
pertanyaan NE (Huriaty & Mardapi, 2014; Isgiyanto, 2012;
Kartowagiran, 2008), atau dijadikan sebagai acuan dalam
merancang pertanyaan serupa dan diterapkan untuk mengukur
siswa.
Oleh Karena itu Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tingkat keseriusan siswa kelas 12 Siswa dalam
mengerjakan Ujian Nasional, saat itu bukan lagi menjadi
penentu kelulusan dengan melihat dari sudut pandang guru dan
kepala sekolah.

2.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak atau


penelitian permasalahan psikologis, motivasi khusus siswa yang
mengikuti UN, pasca diberlakukannya kebijakan yang
berkaitan dengan hasil Ujian Nasional terkini. Untuk
mendapatkan perspektif baru terkait dengan kebijakan skor NE,
khususnya di SMA, peneliti akan mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan siswa dari NE, dari guru, kepala
sekolah, dan wakil kepala sekolah. Selain itu, untuk
Komponen
Hasil Review
yang direview
memperluas cakupan informasi, peneliti akan mengumpulkan
dari beberapa daerah yang mewakili wilayah Indonesia Barat
dan Timur.

3.Teori
dasar/kajian -
teori
4.Metodologi Jenis Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang menerapkan pendekatan fenomenologi untuk membahas
hasil penelitian.
Subjek Penelitian: Data dikumpulkan dari 54 guru, 9 kepala
sekolah, dan 9 wakil kepala sekolah dalam kurikulum dari
sembilan sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi
Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Teknik Pengumpulan Data: Data kualitatif dalam penelitian
ini meliputi tanggapan guru, kepala sekolah, dan wakil kepala
sekolah terkait motivasi atau keseriusan siswa dalam mengikuti
NE.
Analisis Data: Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi
data, mencari hubungan antar tema, dan verifikasi.
5.Hasil /temuan  Dua temuan terkait persiapan siswa untuk NE diperoleh
dari analisis data (lihat Tabel 1). Temuan pertama,
sebagian besar peserta mengungkapkan bahwa konsep
motivasi belajar terkait mata pelajaran mengalami
penurunan. Kedua, siswa kelas 12 tidak lagi fokus untuk
mempersiapkan NE, namun mereka lebih memilih untuk
lebih memperhatikan ujian masuk perguruan tinggi.
(hal.41).
 Kedua istilah yang belum selesai membahas fenomena
lain yang terjadi setelah pemeriksaan. Setidaknya, ada
dua temuan terkait perubahan kebijakan pasca
implementasi NE (Tabel 3). Pertama, sebagian besar
peserta FGD mengungkapkan bahwa siswa kurang
paham dan tidak membahas nilai yang mereka raih di
NE. Bagi mahasiswa, karena hasil NE tidak menentukan
kelulusannya, maka bisa dikatakan bahwa hasil NE juga
Komponen
Hasil Review
yang direview
tidak berguna. Kedua, dengan banyaknya permasalahan
yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan NE,
mengakibatkan banyak perguruan tinggi yang tidak lagi
menganggap NE sebagai salah satu indikator untuk
memilih calon mahasiswa baru. Selain itu, data NE tidak
memberikan informasi yang lengkap mengenai
kompetensi siswa di semua mata pelajaran. Secara
umum, siswa dapat dengan mudah memilih mata
pelajaran. Sedangkan mata pelajaran lain yang dianggap
sulit oleh siswa tidak akan dipilih. Akibatnya, hasil ujian
memberikan informasi mata pelajaran saja (mata
pelajaran pilihan), sedangkan mata pelajaran yang bukan
pilihan tidak memiliki informasi.(hal 44 - 45).

6.Keabsahan  Sejumlah ahli menyatakan bahwa pencapaian siswa


hasil dalam mengerjakan tes tidak hanya ditentukan oleh
penelitian kemampuan kognitif, tetapi juga didukung oleh beberapa
faktor lain. Salah satu faktor yang dimaksud adalah
faktor eksternal, misalnya tujuan pelaksanaan tes dan
pemanfaatan hasil tes. Jika ada ujian yang
diselenggarakan untuk seseorang yang hasilnya
digunakan untuk menentukan nasibnya, jalannya sikap
dan tanggapannya akan berbeda dengan ujian yang tidak
memiliki peran yang langsung dikaitkan dengannya. .
Dengan kata lain, apabila tujuan dan kegunaan hasil ujian
dikaitkan dengan NE, maka tujuan yang dimaksudkan
dan nilai Ujian Nasional akan mempengaruhi keseriusan
siswa dalam melaksanakan Ujian Nasional. (hal 41)
 penelitian yang dilakukan oleh Retnawati et al. (2017)
mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi dan
strategi yang dilakukan dalam implementasi NE berbasis
komputer. Dalam penelitian, fokus utama terkait dengan
perubahan teknis di implementasi NE, dari berbasis
Komponen
Hasil Review
yang direview
kertas ke berbasis komputer. Kendala teknis dan strategis
dalam menghadapi kendala tersebut dibahas secara
komprehensif. Namun, penelitian tersebut tidak
membahas bagaimana hasil NE dicapai. Beberapa
peneliti lain meneliti paket NE, untuk mendapatkan
informasi mengenai karakteristik atau kualitas
pertanyaan NE (Huriaty & Mardapi, 2014; Isgiyanto,
2012; Kartowagiran, 2008), atau dijadikan sebagai acuan
dalam merancang pertanyaan serupa dan diterapkan
untuk mengukur siswa. kompetensi (Azis & Sugiman,
2015). Selanjutnya ada peneliti yang menginvestigasi
data hasil NE untuk mengetahui karakteristik siswa yang
mengambil NE atau mengetahui pengelompokan sekolah
di suatu daerah (Rosa & Gunawan, 2015).(hal 41).
 perubahan kebijakan terkait Ujian Nasional tidak hanya
berdampak pada siswa sebagai peserta, tetapi juga pada
guru dan pengelola sekolah sebagai pihak yang diberi
amanah untuk melaksanakan NE (Creemers, Stoll, &
Reezigt, 2007). Oleh karena itu, informasi dari guru,
kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah (pembuat
kebijakan) juga perlu digali lebih dalam guna melengkapi
informasi dari studi sebelumnya yang hanya bersumber
dari siswa. Itu Diharapkan informasi yang diperoleh
lebih komprehensif untuk dijadikan dasar yang kuat bagi
pengambil kebijakan untuk melanjutkan, memperbaiki,
atau menghentikan kebijakan yang terkait dengan
penggunaan hasil Ujian Nasional (Goodson-Espy et al.,
2014; Saylor, 1974). (hal 41-42)

Kesimpulan saya: Sesuai dengan judulnya “When National Examination No


Longer Determining Graduation, Will Students Accomplish It Seriously?”
Penelitian ini kesimpulan saya, Secara umum motivasi siswa dari 9 sekolah di
tiga provinsi (Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia) mengalami penurunan. Beberapa hal menunjukkan
penurunan. Pertama, siswa kurang memiliki tenaga untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi UN karena lebih tertarik mempersiapkan diri untuk mengikuti
Komponen
Hasil Review
yang direview
UN dibandingkan dengan persiapan UN. Kedua, pada saat ujian siswa kurang
serius menjawab soal-soal yang diujikan pada NE karena mereka yakin pasti
akan lulus ujian walaupun hasil ujian NE kurang memuaskan. Ketiga, setelah
melaksanakan NE, siswa kurang memahami bahwa hasil NE masih digunakan
untuk memetakan kompetensi, atau untuk memetakan mutu sekolah. Fenomena
yang muncul dari hasil FGD yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan wakil
kepala sekolah di sembilan sekolah di tiga provinsi di wilayah timur dan barat
Indonesia ini tentunya tidak bisa disamaratakan ke wilayah lain. Dengan
menggunakan perspektif guru dan pengambil kebijakan sekolah, serta melibatkan
guru yang mengajar di tiga daerah berbeda, hasil penelitian ini memperkaya hasil
penelitian sebelumnya yang hanya membahas motivasi siswa di beberapa daerah
di Jawa untuk ikuti NE.
ketika NE tidak lagi digunakan sebagai penentu kelulusan, ternyata hasil NE
bahkan lebih rendah dari batas minimal yang telah digunakan sekitar 55 (Badan
Litbang Kemdikbud dan Budaya, 2015, 2016, 2018). Dengan kata lain, tekanan
dan perwakilan yang berwenang mempengaruhi pencapaian hasil NE siswa.

Anda mungkin juga menyukai