Anda di halaman 1dari 5

Arjuna Rachman

Absen 4 Kelas 8.3

TUGAS BAHASA INDONESIA

Judul buku: AHMAD YANI Sang Jenderal yang Gemar Menuntut Ilmu
Pengarang: Encep Dulwahab
Penerbit: Jakarta Bee Media Pustaka, 2017
Tahun Terbit: 2017
Deskripsi Fisik: 62 Halaman, 14.8 x 21cm

Sinopsis:
Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo, Hindia Belanda pada 19 Juni 1922 dari
keluarga Wongsoredjo, sebuah keluarga yang bekerja di sebuah pabrik gula
yang dikelola oleh seorang pemilik Belanda. Pada tahun 1927, Yani bersama
keluarganya pindah ke Batavia, tempat ayahnya sekarang bekerja untuk
seorang Jenderal Belanda. Di Batavia, Yani menempuh pendidikan dasar dan
menengah. Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah menengah untuk
menjalani wajib militer di Angkatan Darat pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Dia awalnya dilatih untuk menjadi pelaut angkatan laut. Ia belajar topografi
militer di Malang, Jawa Timur, namun pendidikan ini terputus dengan
datangnya Jepang pada tahun 1942. Pada saat yang sama, Yani dan
keluarganya pindah kembali ke Jawa Tengah.

Setelah TKR atau Tentara Keamanan Rakyat terbentuk, Achmad Yani ditunjuk
sebagai pemimpin TKR Purwokerto. Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda I,
Ia dan pasukannya berhasil menahan serangan Belanda di daerah tugas
mereka yaitu di daerah Pingit.Karena Hal tersebut, pada saat terjadi Agresi
Militer II, Ia dipercaya menjabat sebagai Komandan Wehrkreise II. Setelah
Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan, Yani diberi tugas untuk
melawan pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang mengacau
di Jawa Tengah, lalu dibentuklah pasukan Banteng Raiders yang dibekali latihan
khusus untuk melawan pasukan DI/TII tersebut dan akhirnya pasukan DI/TII
berhasil dikalahkan.

Pada bulan Desember tahun 1955, Achmad Yani dikirim ke Amerika Serikat
untuk menjalani pendidikan di Command and General Staff College di Fort
Leavenworth, Kansas, USA. Disana Ia menjalani pendidikan selama 9 bulan, lalu
pada tahun 1956 Ia mengikuti pendidikan di Special Warfare Course, Inggris
selama 2 bulan.

Pada tahun 1958, terjadi pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Ahmad
Yani yang berpangkat Kolonel ditunjuk sebagai Komandan Komando Operasi
17 Agustus untuk melawan pemberontakan tersebut dan berhasil menang.
Karena pencapaiannya tersebut, pada tahun 1962 Yani diangkat menjadi
Panglima/ Menteri Angkatan Darat.

Ahmad Yani yang selalu berbeda pendapat dengan Partai Komunis Indonesia,
Saat PKI menginginkan pembentukan Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh
dan tani yang diberi persenjataan, Yani menolaknya. Karena hal tersebut, PKI
menjadikan Yani sebagai salah satu target dari 7 petinggi TNI AD yang akan
diculik dan di bunuh melalui Pemberontakan G30S/PKI.

Pada dini hari 1 Oktober 1965, para penculik datang ke rumah Yani dan
mengaku bahwa mereka akan menjemput Yani untuk dibawa bertemu
presiden, Ia meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian namun ditolak
lalu ia marah dan menampar salah satu penculik itu dan berusaha untuk
menutup pintu rumahnya. Seorang penculik kemudian melepaskan tembakan
pada Yani, jasad Yani dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama orang
yang terbunuh lainnya, lalu semua jasad tersebut disembunyikan dalam
sebuah sumur bekas.

Pada tanggal 4 oktober, jasad Achmad Yani dan semua korban ditemukan dan
pada hari berikutnya mereka dimakamkan di Taman Makam Pahlawan,
bersamaan dengan itu dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965
Achmad Yani beserta rekan diyatakan sebagai Pahlawan Revolusi dan Achmad
Yani dinaikan pangkatnya menjadi Jenderal Anumerta.

Amanat: Kita harus berani, gigih, dan pantang menyerah dalam hal hal yang
sulit dalam hidup.
Judul buku: BIG NATE ANAK BERKEPALA RUNCING
Pengarang: Lincoln Peirce
Penerbit: Sahabat Ufuk
Tahun Terbit: Juli 2011
Deskripsi Fisik: 218 Halaman, 140 mm x 205 mm

Sinopsis:
Anak Berkepala Runcing ini diawali dengan adegan Bu Godfrey yang
memberikan pertanyaan mengenai tahun berapa amandemen ke-14 UUD
diratifikasi. Semua anak di kelas Nate menunjuk jari untuk menjawab, hanya
Nate sendiri yang tidak menunjuk jari. Ternyata Bu Godfrey melihat hal itu dan
justru menunjuk Nate untuk menjawab. Tentu saja Nate menjadi panik.
Untung semua itu hanyalah mimpi, karena saat itu bel jam weker Nate
berbunyi. Oya, Bu Gofrey merupakan guru yang paling banyak diberi nama
panggilan oleh Nate, mulai dari Godzilla, ratu kingkong hingga venus de silo
Nate merupakan anak kelas enam, yang bercita-cita menjadi orang hebat yang
melakukan hal-hal besar. Namun tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan
cita-citanya itulah yang sering lucu dan menghibur. Nate memiliki sahabat yang
dikenalnya sejak TK, yaitu Francis, seorang anak yang rajin belajar,
berkacamata, dan selalu memakan bekal makan siangnya berurutan sesuai
abjad. Francis tinggal di seberang rumah Nate, dan Nate biasanya
menggunakan teropong untuk menyelidiki apa yang sedang dilakukan Francis.
Pada suatu pagi Nate melihat Francis sedang membaca buku IPS. Nate panik
karena berarti hari ini akan ada tes IPS. Nilai IPS Nate tidak pernah bagus, dan
jika pada tes berikutnya nilai tes IPS Nate jelek maka ia harus mengikuti kelas
musim panas. Hal terburuk yang pernah ia bayangkan. Nate berusaha untuk
memanfaatkan waktu yang sedikit itu sebelum waktu masuk sekolah tiba
untuk belajar IPS. Namun sayang ia meninggalkan buku IPS nya di loker
sekolah, sedangkan buku catatannya sangat tidak membantunya karena hanya
berisi karikatur saja. Kemudian Nate mencari akal bagaimana caranya agar
tidak usah ikut ujian IPS. Beberapa ide muncul di kepalanya, mulai dari rencana
pura-pura sakit, terluka tangan, kecelakaan, sampai bolos sekolah. Namun
akhirnya tidak ada satu pun rencananya dilaksanakan karena ternyata hari itu
memang tidak ada tes IPS. Francis memang hanya sedang membaca buku IPS
nya pagi itu untuk memperluas wawasannya.
Selain Francis, Nate memiliki sahabat bernama Teddy. Ia mengenalnya saat SD.
Teddy merupakan sabahabat nomor 1A bagi Nate, dan merupakan partner
yang cocok untuk berbuat jahil bagi Nate. Suatu hari Nate diberi kue oleh
Teddy, kyang bernama kue keberuntungan, di dalam bungkus kue tersebut
terdapat tulisan ‘Hari ini kau akan melampaui semua orang’. Nate menjadi
sangat bersemangat sekolah hari itu karena ramalan dari kue keberuntungan
tersebut.
Namun ternyata hari yang Nate jalani tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pada pelajaran sekolah pertama, Nate mendapat hukuman dari Bu Gofrey
karena ketahuan telah menulis nama-nama panggilan bagi Bu Gofrey,dan Bu
Gofrey tidak suka dengan hal itu, sehingga ia memberikan surat hukuman
kepada Nate. Pada pelajaran sekolah kedua, Nate mendapatkan surat
hukuman dari Ibu Clarke karena Nate dianggap mengganggu di dalam kelas.
Saat itu Nate berteriak pada Gina yang sering mengganggunya. Pada pelajaran
sekolah ketiga, Nate mendapat surat hukuman dari Pak Rosa karena dianggap
telah melakukan keonaran di kelas. Saat itu Nate sedang berusaha untuk
mengganti lukisan yang dibuat Tammy, temannya dengan lukisan miliknya
sendiri dari dinding pajang di kelas, namun kesialan-kesialan terjadi yang
berakhir pada kemarahan Pak Rosa.
Surat hukuman berikutnya diberikan oleh kepala sekolah karena Nate telah
membuat kepala sekolah jatuh oleh buncis. Saat itu Nate sedang berusaha
membuat rekor dunia sebagai pemakan buncis tercepat. Pada pelajaran
sekolah keempat, Nate mendapat surat hukuman dari Pak John karena
dianggap tidak menghormati guru. Saat itu Nate secara tidak sengaja memakai
celana pendek Pak John untuk menggantikan celana pendeknya yang basah.
Namun karena terlalu besar Nate menyumpal celananya dengan berbagai kain
sehingga ia nampak gendut.
Pada pelajaran sekolah kelima, Nate mendapat hukuman dari Pak Staples
karena dianggap membuat masalah. Saat itu Nate berusaha untuk
menyelesaikan beberapa soal tes yang awalnya hanya dikira 8 soal, ternyata
ada 16 soal di halaman bolak balik. Nate yang tadinya nyantai karena
menganggap telah menyelesaikan semua soal, menjadi panik karena ternyata
masih ada 8 soal lagi yang belum diselesaikan padahal waktu mengerjakan
sudah habis. Ia harus berebut kertas tes dengan Pak Staples agar masih bisa
mengerjakan soal yang belum selesai.
Pada pelajaran sekolah keenam, Nate mendapat surat hukuman dari Pak
Galvin karena dianggap melakukan hal konyol yang memalukan. Saat itu pak
Galvin merampas pena Nate karena kelakuan nakal Nate, namun tanpa
disadari tinta pena yang tidak ada tutupnya tersebut menetes di saku bajunya
dan membuat noda besar di baju pak galvin. Nate yang melihat hal tersebut
tertawa.
Di akhir sekolah, Nate yang merasa putus asa karena menganggap ramalan
tersebut tidak terbukti, melangkah lunglai menuju ruang Bu Cherwicki (guru
pendamping) untuk menyerahkan kertas hukuman dari guru-gurunya tersebut.
Bu Cherwicki sangat kaget melihat kertas hukuman Nate karena sepanjang
sejarah sekolah SD 38 belum pernah ada anak yang memperoleh 7 kartu
hukuman sekaligus dalam sehari, biasanya hanya empat hukuman, dan hanya
ada satu anak yang pernah menerima lima hukuman. Nate telah memecahkan
rekor sebagai murid yang paling banyak menerima kartu hukuman di SD38 !!
dan Nate sangat bangga dengan hal itu, ramalan itu benar, ‘Hari ini ia telah
melampaui semua orang!!’

Amanat: Tidak terlalu ada pesan yang kita bisa ambil dalamm buku ini kecuali,
untuk tidak gampang menyerah dalam masalah

Anda mungkin juga menyukai