Anda di halaman 1dari 9

Nama : Leilla Efrilla

NIM/ Jurusan : 18010714001 / MP 2018-A


UAS : Metodologi Riset

ARTIKEL NASIONAL

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SMP FULL DAY SCHOOL


DI KOTA YOGYAKARTA
Agustin Wahyuningtyas, Udik Budi Wibowo
STKIP PGRI Jombang, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis
1. Keunikan kemenarikan dan urgensi peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan manajemen pendidikan karakter
pada SMP full day school Yogyakarta dengan cakupan bahasan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksana dan pengendalian. Kemenarikan tema yang diambil penulis
mengangkat judul“ pendidikan karakter “,sesuai dengan kebutuhan masyarakat indonesia
yakni krisis karakter perilaku pada diri individu. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah
berperan pembentuk karakter dan moral peserta didik, adapun hal itu mencakup sikap
bertakwa, sopan, bertanggung jawab, mempunyai etika dan berperilaku baik. Pelaksanaan
pendidikan karakter melibatkan seluruh komponen sekolah, orang tua, dan masyarakat
sebagai wadah pembantu siswa memahami, mempunyai rasa peduli, dan bertindak sesuai
dengan nilai-nilai inti. Penerapan pendidikan karakter disekolah akan mempengaruhi
pengelolaan manajemen sekolah, jadi ketika melaksanakan pendidikan karakter pihak
sekolah melibatkan seluruh komponen, baik guru, staff, wali murid dan masyarakat.
Artikel ini menyajikan pembahasan “ manajemen pendidikan karakter SMP full day
school di Yogyakarta “ dengan objek penelitian SMP IT Masjid Syuhada, SMP IT Abu
Bakar, SMP Stella Duce 1, dan MTS Muallimin Muhamaddiyah. Untuk mendapatkan
data secara rinci, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang cenderung bersifat
analisis dan deskriptif mengungkapkan permasalahan melalui pendekatan sosial dan
menghasilkan data factual. Pendekatan kualitatif ini berjenis fenomenologi, yakni
melihat fenomena objek penelitian berdasarkan persepsi, esensi dan kesadaran individu.
Adapun pelaksanaan fenomenologi ini dilakukan dengan cara intuiting, analiyzing, dan
describing. Keabsahan data dapat diuji mengunakan triangulasi sumber , member check,
dan berbagai sumber rujukan referensi. Sumber informan dietiap sekolah melibatkan
kepala sekolah sebagai pemimpin institusi, dua wakil kepala kurikulum mencakup
kurikulum pengajaran dan kesiswaan, dua staff karyawan, 2 wali murid dan 3 siswa.
Subjek penelitian tersebut akan mengungkapkan mengenai karakteristik penyusunan
program pendidikan karakter disekolahnya masing-masing, dengan memperhatikan
ketentuan kurikulum yang berlaku.
2. Kesesuaian rancangan peneliti dengan permasalahanya
Jadi dapat disimpulkan bahwa rancangan penelitian sesuai dengan tema pembahasan
yakni manajemen pendidikan karakter smp full day school yogyakarata melalui
pendekatan kualitatif fenomenologi mengungkapkan fenomena sosial mengenai proses
manajemen pendidikan mulai dari 1) perencanaan 2) pengogranisasian 3) pelaksanaan 4)
pengendalian, dengan sumber informan kepala sekolah, wakil kepala kurikulum
( kesiswaan dan pengajaran), dua karyawan , 2 wali murid dan 3 peserta. Temuan hasil
penelitian tersebut didapat dari kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai
bukti bahwa kebasahan data dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya
Adapun rancangan penelitian mengenai proses manajemen pendidikan karakter sebagai
berikut .

a) Perencanaan
Perencanaan berisi Visi Misi & Tujuan sekolah dalam menjalankan pendidikan
karakter dengan melibatkan seluruh komponen sekolah, mencakup kepala
sekolah, guru, staff karyawan, petugas kebersihan, komite dan stakeholders.
b) Pengorganisasian
Berisi struktur organisasi penanggung jawab pelaksanaan pendidikan karakter
disekolah. Misalnya kepala sekolah sebagai pemantau jalanya pendidikan karakter
yang diterapkan sekolah ( mensupervisi guru ), guru sebagai jembatan penanaman
karakter siswa kelas, TIM sukses, wakil kurikulum,
c) Pelaksanaan
Pelaksananaan pendidikan karakter termuat pada Silabus dan RPP siswa,
kemudian dijabarkan kedalam program sekolah rutinitas, ektrakurikuler, mata
pelajaran. Wujud pengintegrasian pendidikan karakter dimuat pada mata pelajaran
dengan memperhatikan aspek pendukung dan karakteristik guru. Sebagai seorang
pencontoh, komponen sekolah mencakup kepala sekolah, guru, karyawan
memberikan teladan yang baik kepada siswa dengan datang ke sekolah tepat
waku. Muatan pendidikan karakter dilakukan setiap hari dengan cara berdoa
bersama, bersalaman dengan guru, menjalankan sholat dhuha, menjaga
kebersihan sekolah.
d) Pengendalian
Pengendalian berfungsi supaya program pendidikan karakter disekolah tidak
menyimpang, adapun bentuk pengendalian tersebut dibagi menjadi tahap (1)
Directing, bentuk pengendalian ini melibatkan seluruh komponen sekolah baik
dari guru, karyawan maupun petugas sekolah berhak menegur peserta didik jika
melakukan penyimpangan dengan cara menasehati dan mengingatkan supaya
tidak melakukan tindakan tersebut. (2) controlling, bentuk pengendalian yang
dilakukan melalui tata tertib sekolah, sanksi, penghargaan, point, DO.

3. Metode penelitian
a) Teknik pengumpulan data
i. Wawancara
Kegiatan wawancara ditujukan untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada subjek penelitian. dalam melaksanakan
kegiatan,peneliti harus mempunyai pedoman dan instrument wawancara
terkait rumusan masalah yang diajukan. Pada artikel, peneliti mendapatkan
informasi dari subjek penelitian mencakup kepala sekolah, dua wakil
kepala kurikulum ( kurikulum kesiswaan dan pengajaran), dua staff
karyawan, 2 wali murid dan 3 siswa di masing-masing institusi sekolah
baik SMP IT Masjid Syuhada, SMP IT Abu Bakar, SMP Stella Duce 1,
dan MTS Muallimin Muhamaddiyah

ii. Observasi
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan secara mendalam
terkait fenomena sosial dan mempertimbangkan hubungan diantara kajian
aspek tersebut. Sesuai dengan paparan diatas, bahwa peneliti secara
langsung terjun di SMP IT Masjid Syuhada, SMP Stella Duce 1, dan MTS
Muallimin Muhamaddiyah berangsung selama 5 bulan dari bulan januari
2015 sampai mei 2015. Penelitian, dilakukan agar menghasilkan
keabsahan data yang kebenaranya dapat dipertanggungjawabkan.
iii. Dokumentasi
Untuk membuktikan keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan
teknik dokumentasi dengan memaparkan isi dokumen pendidikan
karakter, gambar, buku, arsip, majalah dsb.

b) Analisis yang digunakan peneliti


Analisis data yang digunakan peneliti menggunakan
I. Domain
Analisis domain dilakukan peneliti dengan cara mengumpulan data secara
umum kemudian menganalisis data secara khusus yang dibutuhkan
penelitian. setelah mengetahui gambaran secara umum, peneliti membuat
isntrumen wawancara guna memperoleh informasi data secara umum
terhadap subjek penelitian.
II. Taksonomi
Merupakan analisis kelanjutan dari domain, dimana peneliti lebih
melakukan pengakjian penelitian secara mendalam yang sudah dibagi
menjadi beberapa kategori. Setelah melakukan kajian, peneliti kembali
membuat instrument wawancara guna mengkonfirmasi temuan hasil
penelitian
III. komponensial.
Dibutuhkan untuk melihat apakah ada pebedaan didalam domain
penelitian, sehingga nanti akan menemukan dimensi spesifiek temuan
hasil penelitian.

4. Temuan penelitian
a) Manajemen pendidikan karakter SMP IT Masjid Syuhada
Perencanaan Pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh SMP IT Masjid
Syuhada mengacu pada visi dan misi tujuan sekolah. penyusunan program
karakter siswa melibatkan seluruh komponen sekolah mencakup kepala sekolah
sebagai pemimpin institusi, tenaga pendidik, staff karyawan, yayasan, petugas
kebersihan dan komite sekolah. Pengintegrasian pendidikan karakter termuat di
kurikulum sekolah baik tercantum didalam muatan nasional maupun local.
Adapun standar kompetensi lulusan terdiri dari sikap religious, kejujuran,
kecerdasan,ketangguhan, demokratis, dan memupuk rasa peduli. SMP IT Masjid
Syuhada mempunyai program unggulan”diniyah”, program ini memasukan
pembelajaran berbasis karakter. Komunikasi antara sekolah dan walimurid secara
tidak langsung melaksanakan pendidikan karakter, karena sekolah memberitahu
sikap perilaku siswa dan orangtua bisa memantau siswa dirumah.
Untuk menghasilkan lingkungan kondusif, sekolah melakukan pengendalian
dengan pembuatan tata tertib sekolah, tertuliskan peraturan dan sanksi berupa
point, scorsing dan DO bagi siswa yang melakukan pelanggaran berat. Pembuatan
tata tertib berfungsi membentuk karakter peserta didik, mulai dari sikap, moral,
watak dan perilaku.
b) Manajemen pendidikan karakter SMP IT Abu Bakar
Perencanaan pendidikan karakter SMP IT Abu Bakar mengacu pada visi dan misi
tujuan sekolah yakni “ Akh-lakhul Karimah ( akhlak yang baik)”, dalam
menyusun program pendidikan karakter sekolah melibatkan seluruh komponen
pendidikan, yakni kepala sekolah, tenaga pengajar, kesiswaan, guru BK, staff
karyawan, petugas kebersihan dan komite sekolah. Program pendidikan karakter
dirancang berdasarkan prinsip “ Muwasafat Tarbawiyah” diterapkan disetiap
kurikulum pembelajaran dan kegiatan sekolah.
Bentuk pengorganisasian pendidikan karakter di SMP IT Abu Bakar dilaksanakan
dengan membuat tim sukses meliputi wali kelas, guru Al-Qur’an, walikelas dan
guru BK bekerja dibawah kendali kesiswaan yang bertugas mengamati dan
mengkaji perkembangan pendidikan karakter disekolah
Pelaksanaan pendidikan karakter mengacu pada penetapan standar kurikulum
sekolah, dengan mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam mata pelajaran
sekolah, rangkaian program & kegiatan sekolah, rutinitas, keteladanan dan
pembinaan.
Pengendalian yang ada disekolah berupa taat terhadap tata tertib, pembinaan,
peneguran dan peringatan kepada siswa yang melanggaran aturan. Selain itu
sekolah menyediakan buku catatan kecil untuk mengamati sikap dan perilaku
siswa. Pembinaan ini berfungsi untuk melahirkan aklak baik bagi peserta didik.
c) Manajemen pendidikan karakter SMP Stella Duce 1
Perencanaan pendidikan karakter di SMP Stella Duce 1 bernama “ Tarakanita “
dengan konsep pendidikan karakter keluarga dan lingkungan sekitar yang
menjadikan siswa berperilaku jujur, cerdas, mempunyai bela rasa, berperilaku
baik dan sopan kepada guru. Implementasi penerapan pendidikan karakter termuat
didalam KBM dilaksanakan seminggu sekali yakni pada hari senin selama 2 jam.
Selain tertintegrasikan ke dalam muatan belajar, pendidikan karakter juga
dilakukan pada kegiatan sekolah.
Bentuk pengorganisasian pendidikan karakter di SMP Stella Duce 1 berdasarkan
bagan struktur kurikulum sekolah. Misalnya, pelaksanaan program PKT
didampingi oleh walikelas yang dilaksanakan pada hari senin mulai pukul 07.00 –
08. 20, materi pendidikan karakter termuat pada contoh kerapian, penerapan 5 S
( Senyum sapa, salam , sopan, santun), kebersihan dengan cara tidak merusak
fasilitas sekolah/ corat coret, membuang sampah ditempatnya,menjaga
lingkungan sekolah dengan “ gerakan anti plastic”.
Pengintegrasian pendidikan karakter dilaksanakan oleh semua guru, rutinitas
setiap pagi guru piket berada di depan gerbang sekolah untuk menyambut peserta
didik dan bersalaman, dan sebelum dimulainya KBM guru memimpin jalanya doa
dikelas. Keterlibatan komponen sekolah menciptakan suasana asri, bersih, banyak
tanaman dan pohon membuat siswa nyaman berada disekolah. Bentuk
keteladanan yang dapat dilihat dari SMP tersebut ialah kedatangan tepat waktu
oleh guru,kepala sekolah, staff karyawan, dan petugas sekolah, tindakan tersebut
semata-mata tidak hanya perkataan saja tapi melalui tindakan yang benar-benar
real dilaksanakan.
Wujud pengendalian pendidikan karakter pada sekolah tersebut berbentuk hak
dan kewajiban serta sanksi DO dan penghargaan. Bentuk pengendalian tersebut
berfungsi membentuk watak, perilaku, sikap moral siswa. Selain itu, sekolah tidak
menerapkan sistem Point, melainkan memberikan buku refleksi kepada siswa.
buku tersebut digunakan mencatat kegiatan siswa, yang nantinya setiap hari
ditujukan kepada orangtua.
d) Manajemen Pendidikan karakter MTS Muallimin Muhamaddiyah
Perencanaan pendidikan karakter pada MTS Muallimin Muhamadiyyah
terkandung didalam Visi & Misi sekolah yakni “ mencetak generasi penerus
bangsa sesuai syari’at agama islam “. Keterlibatan komponen sekolah, berupa
kepala sekolah, guru,, staff karyawan, wakil direktur II untuk merancang
pendidikan karakter sebesar 18 muatan, salah satunya berupa religious, jujur,
kreatif, mandiri dan sikap tanggungjawab. Nilai-nilai tersebut, akan dilaksanakan
pada proses KBM, ekstrakurikuler, keteladananan dan pengkoodinasian pihak
sekolah.
Pada proses pengorganisasian MTs Muallimin Muhamddiyah melibatkan
komponen sekolah secara menyeluruh, tetapi pengawas siswa hanya dilakukan
oleh Wakil Direktur III dan IV. Tugas dari Wakil Direktur III Kesiswaan untuk
membina siswa, mengurus prestasi siswa dan kader persyarikatan, sedangkan
Wakil Direktur IV bertugas menjalankan kaidah agama islam didalam sistem
pembelajaran, seperti tata cara hidup islami, pengembangan bahasa arab / yang
terkait kesyarikatan pesantren.
Pelaksanaan pendidikan karakter sudah berdasarkan Visi & Misi tujuan sekolah,
mengintegrasikan karakter disetiap mata pelajaran dengan strategi penerapan
berciri khas masing-masing. Kedua sekolah menjalankan rutinitas setiap pagi
untuk sholat dhuha dan membaca ayat suci alqur-an dan majalah Koran. Untuk
mengkoodinasikan penerapakan karakter, sekolah memasang poster berupa
motivasi di pojok dinding sekolah, kotak amal, menyediakan tempat sampah
didepan kelas, serta piala-piala ditempatkan di depan sekolah sebagai wujud
motivasi siswa untuk berprestasi.
Untuk mengendalikan siswa, sekolah berpedoman terhadap tata tertib dan jika ada
yang melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai bobot pelanggaran.

5. Kontribusi penelitian pada manajemen pendidikan


Hasil penelitian artikel dapat dijadikan bahan referensi pertimbangan lembaga sekolah
untuk menjalankan proses manajemen pendidikan. Temuan tersebutt membahas proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian manejemen pendidikan
karakter di SMP full day school Yogyakarta, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat
bagi pembaca khususnya lembaga pendidikan untuk menerapkan proses manajemen
pendidikan secara baik dan benar. Selain itu memberikan referensi bagi jurusan
manajemen pendidikan dalam melakukan penelitian terkait pendidikan karakter secara
mendalam.

ARTIKEL INTERNASIONAL

An Educational Management of Alternative Schools in Northeastern Thailand: Multi-cases


Study

Ariratana Wallapha a , Narot Pennee b , Somjai Utis c


Faculty of Education, Khon Kaen University, Khon Kaen and 40002, Thailand

Analisis
1. Keunikan kemenarikan dan urgensi peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
Keunikan dari artikel tersebut membahas mengenai pendidikan alternative sebagai
pemecah masalah siswa di sekolah timur laut Thailand, disini penulis sudah memaparkan
analisis data secara menyeluruh dan mendalam, terkait kebijakan manajemen pendidikan
mencakup visi misi tujuan manajemen sekolah dan pola kegiatan pembelajaran yang
difokuskan pada kecakapan hidup,kontemplatif, dan berfikir kritis. Kemenarikan
pendidikan alternative dibagi menjadi 2 bagian yakni pendidkan alternative umum dan
pendidikan alternative yang diajarkan oleh keluarga / home schooling. Pendidikan ini
sudah diikuti oleh 197 siswa dan 101 warga Thailand. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan mengumpulkan data terkait fenomena objek penelitian
sedalam-dalamnya. Objek penelitian ini adalah manusia, dan data yang dihasilkan berupa
kata-kata bahasa dan bisa diterima akal logika. Untuk mengungkapkan gejala sosial,
peneliti secara langsung terjun di lapangan dengan menggunakan metode wawancara,
observasi partisipatif, dan dokumentasi memakan waktu selama 6 bulan, terhitung mulai
oktober 2010 – april 2011
2. Kesesuaian rancangan peneliti dengan permasalahanya
Artikel tersebut berjalan secara sistematis, terstruktur dan terencana karena memaparkan
kebutuhan, tujuan dan pelaksanaan penelitian dari awal sampai penarikan kesimpulan.
Pelaksanaan belajar berbasis alternative diharapkan bisa meningkatkan pola pikir dan
keterampilan siswa baik didalam sekolah maupun luar sekolah, untuk mengkaji analisis
data secara mendalam peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
memaparkan data berasarkan kata-kata, adapun perolehan informasi tersebut didapat dari
direktur kantor layanan pendidikan, administrasi sekolah, direktur institute pendidikan,
walikota khon kaen, kepala akademik, dewan sekolah yang meliputi 10 orang, 10 guru,
10 walimurid dan 16 peserta didik

3. Metode penelitian
a) Teknik pengumpulan data
I. Wawancara.
Teknik wawancara yang digunakan berjenis semi terstrukutr, yang mana
subjek penelitian memberikan pendapat dan ide secara terbuka, sehingga
diperoleh data yang jelas dan rinci. Pada tahap ini, peneliti mendengarkan
dan mencatat hasil data informan. Adapun informasi tersebut didapat dari ;
direktur kantor layanan pendidikan, administrasi sekolah, direktur institute
pendidikan, walikota khon kaen, kepala akademik, dewan sekolah yang
meliputi 10 orang, 10 guru, 10 walimurid dan 16 peserta didik
II. Observasi
Bentuk obervasi yang dilaksankan adalah observasi partisipatif aktif,
dimana peneliti ikut terjun diranah persoalan untuk menghasilkan data
informasi secara detail dan mendalam. Pelaksanaan penelitian berangsur
selama 6 bulan, terhitung dari oktober 2010 sampai April 2011 di sekolah
alternative timur laut Thailand
III. Dokumentasi
Untuk membuktikan keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan
teknik dokumentasi dengan memaparkan isi dokumen pendidikan
alternative timur laut Thailand, gambar, buku, arsip, majalah sebagai
bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian dan keabsahan
data dapat dipertanggungjawbkan.

b) Analisis yang diinginkan peneliti


Agar mendapatkan informasi penelitian kualitatif secara menyeluruh peneliti
mempersiapkan data apa saja yang aka dianalisis. Langkah ini dilakukan dengan
wawancara, observasi dimana peneliti sudah merumuskan masalah kemudian
membuat instrument wawancara terhadap subjek penelitian. Setelah mendapatkan
keseluruhan data umum, peneliti menggolongkan ke unit-unit kecil secara khusus
dan mencari maknanya. Untuk membuktikan keabsahan data, dibutuhkan
dokumentasi yang berisi gambar, dokumen, majalan, Koran dsb. Setelah
informasi dirasa cukup, data tersebut kemudian di interprestasi maknanya.
4. Temuan penelitian
Adapun temuan yang disajikan penulis mencakup situasi manajemen pendidikan
alternative dan pedoman manajemen pendidikan alternative.
a) Situasi manajemen pendidikan alternative
Kebijakan dan tujuan pendidikan alternative tertuang didalam visi, misi , tujuan
sekolah. Manajemen sekolah difokuskan pada kebutuhan dan permasalahan siswa,
gerakan kebijakan sekolah alternative dilakukan melalui kerjasama sekolah
dengan institusi/ lembaga yang saling menguntungkan, pengembangan dan
peningkatan profesionalisme guru supaya menciptakan kualitas mutu yang baik,
dan peningakatan kolaborasi antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat.
Model pembelajaran sekolah alternative timur laut Thailand menggunakan
pendekatan waldorf, Montessori, multiple intelligence, pendidikan informal dan
non formal. Melalui pendekatan model belajar tersebut, diharapkan siswa mampu
berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kecakapan berkomunikasi dengan masyarakat.
Untuk menilai hasil pembelajaran, pihak sekolah melakukan evaluasi kepada
guru, siswa, dan orang tua.
b) Pedoman manajemen pendidikan alternative
Pendidikan alternative ditimur laut Thailand didukung oleh siswa, guru dan
orangtua peserta didik, teknik pelaksanaan pendidikan alternative sama dengan
pendidikan formal dengan memfokuskan peningkatan kreativitas siswa.
menjalankan program pendidikan dengan partisipasi masyarakat, stakeholders
sesuai keadaan nyata.

5. Kontribusi penelitian pada manajemen pendidikan


Hasil penelitian tersebut membahas mengenai pendidikan sekolah alternative
northeastern, Thailand dengan tujuan untuk mempelajari manajemen alternative dan
pedoman manajemen pendidikan sekolah timur laut Thailand . Paparan data hasil
penelitian diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan pertimbangan lembaga
pendidikan dalam mengkaji manajemen pendidikan yang lebih baik dan terarah. Tulisan
ini bisa dijadikan pedoman dalam melaksanakan penelitian, dengan membadingkan
temuan dan mengkaji permasalahan secara mendalam.

Anda mungkin juga menyukai