Anda di halaman 1dari 4

Atasi Ledakan Penduduk, 74 Kampung KB

Dibentuk

BANDUNG BARAT - Pemkab Bandung Barat, Jawa Barat, menargetkan membentuk 74


kampung Keluarga Berencana (KB). Pembentukan kampung KB ini diharapkan dapat mengatasi
berbagai permasalahan ledakan kependudukan.

"Pembentukan Kampung KB ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 52


Tahun 2009," kata Bupati Bandung Barat Abubakar pada Peringatan Hari Keluarga ke-24
Tingkat KBB di Cisarua.

Menurutnya, ada empat isu strategis terkait dengan isu kependudukan. Yakni meliputi
pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas
penduduk serta pengembangan sistem informasi dan administrasi kependudukan.

Ketua Tim Penggerak PKK KBB Elin Suharliah mengatakan, bahwa Program Kampung KB ini
bukan sebagai miniatur dari program dinas terkait semata, melainkan mengandung essensi yang
jauh lebih bermakna guna mengentaskan kemiskinan.

"Kemiskinan yang dimaksud bukan hanya kemisminan secara materi saja, tetapi juga kemiskinan
non materi, sehingga terwujud keluarga yang berkualitas dan sejahtera," timpalnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) KBB Asep Wahyu mengatakan, program kampung KB ini
merupakan solusi dalam memecahkan masalah penduduk.
Hambatan yang masih dihadapi di antaranya usia nikah pertama yang masih rendah yaitu 18,75,
total fertility rate (TFR) atau jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan di akhir masa
reproduksi yang masih tinggi mencapai 2,3 serta isu jumlah pra sejahtera yang masih tinggi yaitu
7,1%.

"Kami menargetkan terbentuknya Kampung KB sebanyak 74 kelompok dalam rentang waktu


2016 sampai 2018," ucapnya.
(rhs)

Sumber :
https://daerah.sindonews.com/read/1235281/21/atasi-ledakan-penduduk-74-kampung-kb-
dibentuk-1504085669
DINAMIKA SOSIAL
1. Pengertian
Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai perubahan dari seluruh
komponen masyarakat dari waktu ke waktu.

2. Faktor-Faktor Penyebab Dinamika Sosial


Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab perubahan/dinamika sosial dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu :
 Faktor internal (endogen)
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara
lain sebagai berikut.
a. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
b. Adanya penemuan baru (discovery)
c. Pertentangan masyarakat (konflik)
d. Terjadinya pemberontakan (revolusi)
 Faktor eksternal (eksogen)
a. Lingkungan alam fisik
b. Peperangan
c. Pengaruh budaya lain

3. Teori dinamika sosial


 Teori evolusi (evolutionary theory)
Emile Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi
memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan
dengan kerja. Adapun Ferdinand Tonnies memandang bahwa masyarakat
berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan erat dan
kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan
terspesialisasi, terpecah-pecah, terasing, dan mengalami lemahnya ikatan sosial.
Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan.
Teori ini hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa
mampu menjelaskan mengapa masyarakat berubah.

 Teori konflik (conflict theory)


Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa
semua perubahan merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Menurut
pandangannya, prinsip dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu
melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal dari
pertentangan kelas masyarakat antara kelompok tertindas dengan kelompok
penguasa, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini
berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas
sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua
perubahan sosial.

 Teori fungsional (functional theory)


Teori fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi
memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang
tingkatnya moderat.

 Teori siklis (cyclical theory)


Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam
melihat perubahan sosial. Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak
dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli
sekalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya.
Menurut teori ini, kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban (budaya) tidak
dapat dielakkan, dan tidak selamanya perubahan sosial membawa dampak
kebaikan.
Oswald Spengler mengemukakan teorinya, bahwa setiap masyarakat
berkembang melalui empat tahapan perkembangan seperti pertumbuhan
manusia, yaitu masa kelahiran, kanak-kanak, remaja, dan dewasa.

Anda mungkin juga menyukai