Anda di halaman 1dari 3

RESUME TEORI AKUNTANSI PERTEMUAN – 8

Topik : Aset (2)


Nama : Risky Anissa Rahmadanti Salim
NIM : 22053217

A. Penilaian
Dalam menilai suatu objek untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat
menggunakan berbagai dasar penilaian (bases for valuation), tergantung pada
makna yang ingin ditunjukkan melalui pos laporan keuangan. Penilaian pos aset
dimaksud untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap
pos aset dan apa dasar penilaiannya.
● Tujuan dan Basis Penilaian
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasikan atribut pos-pos aset
yang terkait dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan sendiri yaitu untuk
menyediakan informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan
dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke entitas.
● Konsep dan Basis Penilaian
Hendriksen dan Van Breda (1992) membahas konsep dan dasar penilaian aset
untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu aliran aset dan waktu.
Bula suatu aset telah dikuasai oleh suatu entitas, masalah penilaian yang muncul
adalah dasar apa yang digunakan untuk merepresentasikan makna atau atribut
aset secara tepat. Nilai yang diperoleh atas dasar pertukaran pemerolehan
disebut dengan nilai masuk sedangkan jika dilihat dari nilai pertukaran
pemanfaatan disebut nilai keluaran.
Nilai masukan didasari pada jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh suatu aset tertentu yang termasuk dalam entitas. FASB
mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan
dengan aset, dasar penilaian menurut FASB adalah sebagai berikut:
a. Historical Cost
Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setara kas yang dikorbankan
untuk memperoleh aset tersebut. Kos historis ini nantinya akan disesuaikan
dengan penyusutan nilai manfaat aset tersebut.
b. Current (replacement) cost
Nilai sekarang adalah jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan
apabila aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current Market Value
Nilai pasar saat ini adalah jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh entitas dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang
normal (tidak akan dilikuidasi)
d. Net Realizable Value
Nilai realisasi bersih merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan
diterima (tanpa di diskon) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos)
yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present Value for Future Cash Flows
Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang
penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi dengan
tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan
tersebut.
f. Vair Value
Nilai wajar adalah harga yang dapat diterima untuk menjual aset atau membayar
transfer kewajiban di pasaran saat tanggal pengukuran.

B. Pengakuan
Umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,
kejadian, atau keadaan tertentu. Adapun kondisi perlu dan kondisi cukup yang
merupakan penguji yang cukup rinci untuk mengakui aset:
1. Deteksi adanya aset. Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai
timbulnya aset.
2. Sumber ekonomis dan kewajiban. Untuk mengakui aset, suatu objek harus
merupakan sumber ekonomis yang langka, dibutuhkan, dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas. Untuk mengakui aset, entitas harus mengendalikan
atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai. Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat
yang dapat ditentukan besarnya secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan. Untuk mengakui aset, semua penguji di atas
harus dipenuhi pada tanggal pelaporan.
6. Verifikasi. Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk menyakinkan
bahwa kelima penguji di atas dipenuhi

C. Penyajian
Prinsip akuntansi yang berterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap-tiap pos aset. Meskipun aset didefinisikan secara
umum sebagai manfaat ekonomis masa depan yang dikuasai dan dikendalikan oleh
entitas dan yang benar-benar timbul dari transaksi yang sah, tiap pos aset
diidentifikasi lebih lanjut dan spesifik sesuai dengan sifat pos tersebut. Secara
umum PABU memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
1. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian
atas dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuidasi atau kelancarannya, yang
paling lancar dicantumkan di urutan pertama.
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan.

Komentar Video
Penyaji sudah menyajikan materi dengan baik dan runut. Kemudian untuk
penjelasannya sudah lumayan baik, namun saya menyarankan penyaji untuk lebih bisa
menjelaskan materi dengan bahasa sendiri dan bukan bahasa textbook agar materi
yang disampaikan semakin dapat dimengerti dan juga menyebutkan contoh-contoh dan
kasus sebagai pendalaman materi.
Secara umum video, layout PowerPoint, kualitas audio sudah baik. Pendengar
bisa mendengarkan materi yang disampaikan dengan baik dan jelas.

Anda mungkin juga menyukai