D W I YAN A AC H M AD H , S . H . , S . H . I . , M . H . LEASING
Leasing Lease = sewa menyewa
Bisnis berkembang sewa menyewa
dalam bentuk khusus Leasing / Lease saja berubah fungsi jenis pembiayaan.
Indonesia Leasing =“Sewa Guna
Usaha”. LEASING
Leasing 1974 SKB Menkeu, Menperin,
dan Mendag RI Peizinan Usaha Leasing.
Leasing Barang modal yang terbilang
mahal Kapal laut, pesawat terbang oleh perusahaan-perusahaan penerbangan. LEASING
Leasing berkembang barang keperluan
kantor maupun keperluan sehari-hari bahkan terhadap yang tidak ada sangkut pautnya dengan bisnis seperti kendaraan bermotor dipergunakan secara pribadi sehari-hari. “DASAR HUKUM LEASING” DASAR HUKUM LEASING DASAR HUKUM POKOK adalah asas kebebasan berkontrak, seperti yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata.
Sepanjang memenuhi syarat seperti yang
diatur oleh perundang-undangan, maka leasing berlaku dan ketentuan tentang perikatan seperti yang terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata. DASAR HUKUM LEASING Surat Keputusan Bersama Menteri Tentang Keuangan, Menteri Perindustrian dan Perizinan Menteri Perdagangan RI: Usaha No. KEP-122/MK/IV/2/1974; Leasing No. 32/M/SK/2/1974; No. 30/Kpb/I/1974 Surat Keputusan Menteri Tentang Keuangan Nomor Kep- Lembaga 38/MK/IV/1/1972, yang telah Keuangan diubah dengan Keputusan Menteri keuangan Nomor 562/KMK/011/1982 DASAR HUKUM LEASING Keputusan Presiden Tentang Lembaga RI No. 61 Tahun 1988 Pembiayaan Keputusan Menteri Tentang Pengadaan Keuangan RI No. Barang Modal 634/KMK.013/1990 Berfasilitas Melalui Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perusahaan Leasing) Keputusan Menteri Tentang Pembiayaan Keuangan RI No. Perusahaan 448/KMK.17/2000 DASAR HUKUM LEASING Keputusan Menteri Tentang Kegiatan Sewa Keuangan RI No. Guna Usaha (leasing) 1169/KMK.01/1991
Permenkeu No. Tentang Perusahaan
84/KMK.012/2006 Pembiayaan
Peraturan Otoritas Tentang
Jasa Keuangan Penyelenggaraan Usaha Nomor Perusahaan 29/POJK.05/2014 Pembiayaan “PENGERTIAN DAN UNSUR LEASING” PENGERTIAN LEASING Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan RI No. KEP-122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No. 30/Kpb/I/1974, tentang Perizinan Usaha Leasing: “Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, …. PENGERTIAN LEASING ... berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) dari perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”. PENGERTIAN LEASING Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing): “Suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (“finance lease”) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (“operating lease”) untuk dipergunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”. PENGERTIAN LEASING Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan: “Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa G0una Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran”. UNSUR LEASING 1. Suatu Pembiayaan Perusahaan Leasing usaha memberikan pembiayaan kepada perusahaan tertentu yang memerlukannya. Perkembangan kepada individu dengan peruntukan barang belum tentu untuk kegiatan usaha. Misalnya: pembiayaan dalam bentuk leasing kepda seseorang untuk membeli kendaraan bermotor baik untuk keperluan bisnis maupun untuk keperluan lainnya. UNSUR LEASING 2. Penyediaan Barang Modal Penyediaan barang modal oleh pihak supplier atas biaya dari lessor. Barang modal digunakan oleh lessee umumnya untuk kepentingan bisnisnya. Barang modal dapat berupa mesin-mesin, pesawat terbang, peralatan kantor seperti komputer, mesin fotocopy, kendaraan bermotor, dan sebagainya. UNSUR LEASING 3. Keterbatasan Jangka Waktu Jangka waktu yang terbatas. Leasing ditentukan untuk beberapa tahun leasing tersebut dilakukan berakhir ditentukan bagaimana status kepemilikan dari barang tersebut. UNSUR LEASING 3. Keterbatasan Jangka Waktu “Hak opsi” apakah lesse akan membeli barang tersebut pada harga yang telah terlebih dulu disepakati bersama, atau lesse tetap menyewanya, ataupun mengembalikan barang kepada pihak lessor. UNSUR LEASING 4. Pembayaran kembali secara berkala Lessor membayar lunas harga barang modal kepada pihak penjual/supplier. Lessee mengangsur pembayaran kembali harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya angsuran sesuai dengan kesepakatan. ANGSURAN Leasing mirip dengan suatu kredit bank, dengan barang modal sebagai agunannya. UNSUR LEASING 5. Hak Opsi untuk Membeli Barang Modal Hak opsi lessee membeli barang modal pada saat tertentu dengan syarat tertentu pula. Artinya diberikan hak (bukan kewajiban) kepada lessee untuk apakah membeli barang modal tersebut dengan harga yang telah terlebih dahulu ditetapkan dalam kontrak leasing yang bersangkutan. UNSUR LEASING 6. Nilai Sisa (Residu) Nilai sisa besarnya jumlah uang yang harus dibayar kembali kepada lessor oleh lessee di akhir masa berlakunya leasing atau pada saat lessee mempunyai hak opsi. Nilai sisa biasanya sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalam kontrak leasing. “PARA PIHAK DALAM LEASING” PARA PIHAK 1. Lessor pihak yang memberikan pembiayaan dengan cara leasing kepada pihak yang membutuhkannya. Dalam hal ini lessor bisa merupakan perusahaan pembiayaan yang bersifat “multi finance”, tetapi dapat juga perusahaan yang khusus bergerak di bidang leasing. 2. Lessee pihak yang memerlukan barang modal, barang modal mana dibiayai oleh lessor dan diperuntukkan kapada lessee. PARA PIHAK
3. Supplier pihak yang menyediakan
barang modal yang menjadi objek leasing, barang modal mana dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee. Dapat juga supplier ini merupakan penjual biasa.
Tetapi ada yang tidak melibatkan supplier,
melainkan hubungan bilateral antara pihak lessor dengan pihak lessee. Misalnya dalam bentuk sale and lease back. HUBUNGAN HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA
LESSOR 1 SUPPLIER 2 3 LESSEE
1 = Pembayaran harga barang modal secara tunai
2 = Penyerahan barang modal 3 = Pembayaran kembali harga barang modal secara cicilan “CONTOH PERUSAHAAN LEASING”