NIM : 210210244017
Kelas : SRM21A
Matakuliah : Sejarah Seni Rupa Asia
Fanzhi lahir di Wuhan pada tahun 1964 dan saat ini tinggal di
Beijing. Dia tumbuh pada masa Revolusi Kebudayaan dan
menganut aliran ekspresionisme. Selain “The Last Supper”,
lukisannya yang lain “Mask Series 1996 No. 6” terjual
dengan harga $9.6 juta di Hong Kong.
❖ Seni Rupa Kontemporer Jepang
Seni rupa kontemporer Jepang memiliki watak khas yang bersumber pada
peradaban klasik yang didasarkan pada Zen Budhisme. Pengaruh Budhisme yang
datang dari Cina dan Korea dan kemudian berasimilasi dengan kepercayaan Shinto
di Jepang membuahkan sekte Budha yang kemudian dikenal dengan Zen Budhisme.
Semua ekspresi seni Jepang mulai periode Nara hingga sekarang tetap menjadi sumber
inspirasi dan atruran normatif terhadap berbagai ekspresi seni seperti arsitektur, taman,
interior, pakaian, lukisan, patung, dan sebagainya merujuk pada norma-norma estetik
Zen Budhisme. . Prinsip-prinsip dasar estetik Zen Budhisme baik secara intuitif
maupun formalistik serta simbolik menelusup pada dimensi estetik karya-karya
mereka sebagai perupa kontemporer Jepang, sehingga membentuk identitas, karena
itu berbeda dengan mainstream seni rupa Barat.
Karya-karya:
Bunga sebagai sebuah simbol telah menjadi inspirasi
sekaligus subjek yang menarik bagi dunia seni sejak ribuan
tahun lalu. Chiho Aoshima, menampilkan
karya sculpture pernis dengan judul Lotus Child, sebuah
refleksi terhadap hubungan manusia dengan alam.
Dengan kertas sebagai media utama dan sedikit kosakata yang kaya
dalam asosiasi, Zarina Hashmi menciptakan karya abstrak yang
beresonansi dengan pengalaman hidupnya tentang pengasingan dan
perampasan dan konsep rumah - baik itu pribadi, geografis, nasional,
spiritual, atau keluarga.