Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aicha Alfiana Junika

NIM : 210210244017
Kelas : SRM21A
Matakuliah : Sejarah Seni Rupa Asia

Seni Rupa Kontemporer China, Jepang, dan India

❖ Seni Rupa Kontemporer China


Tahun 1985 menjadi penanda munculnya seni rupa kontemporer china. Pada tahun
1985 banyak pameran pelukis muda de berbagai tempat dengan menawarkan corak visual
dengan tema segar. Sejarah seni rupa kontemporer China punya latar belakang panjang
dan kompleks. Di bawah kekuasaan Mao Zedong, China sekitar 1966-1976
adalah negeri yang tertutup. Rakyat hidup dalam tekanan rezim yang
kuat dan memobilisasi massa untuk kepentingan politik pemerintah. Saat itu, seni rupa
hanya jadi alat propaganda untuk menyuarakan kepentingan pemerintah dan Partai
Komunis. Sosok Mao menjadi ikon penting yang mewarnai lembaran-lembaran poster
yang dibuat dengan corak realisme sosialis.
Karya-karya:

Lukisan karya artis Cina Qi Baishi. Lukisan tahun 1946


itu menggambarkan burung elang di dahan pohon pinus
dengan kaligrafi di masing-masing sisi beukuran 100x266
cm, menurut pihak lelang China Guardian. Karya pelukis
otodidak ini dipusatkan pada alam seperti tanaman,
insektisida, burung dan ikan.

“The Last Supper” karya Zeng Fanzhi dibuat pada tahun


2001. Lukisan ini dibuat berdasarkan inspirasi dari lukisan
berjudul sama karya Leonardo da Vinci. Bedanya, dalam
lukisan ini yang digambarkan adalah transformasi
kehidupan sosial selama reformasi ekonomi di Cina pada
tahun 90-an dan dianggap sebagai lukisan yang paling mereprentasikan seni kontemporer
Cina.

Fanzhi lahir di Wuhan pada tahun 1964 dan saat ini tinggal di
Beijing. Dia tumbuh pada masa Revolusi Kebudayaan dan
menganut aliran ekspresionisme. Selain “The Last Supper”,
lukisannya yang lain “Mask Series 1996 No. 6” terjual
dengan harga $9.6 juta di Hong Kong.
❖ Seni Rupa Kontemporer Jepang
Seni rupa kontemporer Jepang memiliki watak khas yang bersumber pada
peradaban klasik yang didasarkan pada Zen Budhisme. Pengaruh Budhisme yang
datang dari Cina dan Korea dan kemudian berasimilasi dengan kepercayaan Shinto
di Jepang membuahkan sekte Budha yang kemudian dikenal dengan Zen Budhisme.
Semua ekspresi seni Jepang mulai periode Nara hingga sekarang tetap menjadi sumber
inspirasi dan atruran normatif terhadap berbagai ekspresi seni seperti arsitektur, taman,
interior, pakaian, lukisan, patung, dan sebagainya merujuk pada norma-norma estetik
Zen Budhisme. . Prinsip-prinsip dasar estetik Zen Budhisme baik secara intuitif
maupun formalistik serta simbolik menelusup pada dimensi estetik karya-karya
mereka sebagai perupa kontemporer Jepang, sehingga membentuk identitas, karena
itu berbeda dengan mainstream seni rupa Barat.
Karya-karya:
Bunga sebagai sebuah simbol telah menjadi inspirasi
sekaligus subjek yang menarik bagi dunia seni sejak ribuan
tahun lalu. Chiho Aoshima, menampilkan
karya sculpture pernis dengan judul Lotus Child, sebuah
refleksi terhadap hubungan manusia dengan alam.

Yayoi Kusama sangat terkenal dengan gaya Polkadot di mana dia


membuat karyanya dengan memberi banyak titik yang memiliki
ragam ukuran dan warna yang terang. Salah satu karyanya adalah
patung berbentuk buah Labu dengan banyak titik di
permukaanya. Melalui gaya polkadot yang menjadi ciri khasnya
dia menyampaikan sebuah seni yang memiliki potensi yang tanpa batas, universal, dan
representasi dari keterhubungan manusia.
Nara Yoshitomo Nara adalah seniman kelahiran tahun 1959, dia
merupakan seniman yang juga memiliki aliran Superflat seperti
Murakami, tetapi Nara lebih berkarya di bidang buku
bergambar, dan banyak mengambil inspirasi dari buku
bergambar anak-anak, selain itu dia juga menyukai musik punk
yang membuat karyanya punya kesan memberontak. Karya Nara seringkali
menggambarkan seorang anak kecil dengan ekspresi yang tajam baik itu berupa amarah,
maupun rasa bosan.
❖ Seni Rupa Kontemporer India
Abad 21 sejauh ini menunjukkan perkembangan baik bagi seni India. Seni India
sudah masuk pada yang global. Bisa juga disebut Seni India sekarang menjadi kontemporer
dengan terbukanya India sebagai bagian dari dunia seni global, taruh kata dengan
banyaknya seniman India yang sekarang menjadi seniman internasional yang sukses.
Sukses ini bisa mencakup mereka yang menjual karya dengan nilai uang yang sangat
tinggi, atau mereka yang karyanya dikoleksi oleh kolektor dan museum penting. Dapat
dikatakan, seni kontemporer India telah menjadi bagian dari proses yang lebih besar yang
membangun struktur keseluruhan yang luas, yang diidentifikasi sebagai momen
kontemporer di India.
Karya-karya:
Lukisan berjudul Ayah (1989) karya seniman kontemporer Atul
Dodiya. Atul Dodiya tidak muncul di peringkat 500 Top
Artprice, tetapi ia sering disebutkan di antara artis India
kontemporer yang paling populer dan dicari.

An Absence of Assignable Cause adalah karya memukau oleh


Bharti Kher yang sekarang secara luas dianggap sebagai salah
satu seniman wanita paling terkenal di zaman kita dan pelopor
seni kontemporer India.

Dengan kertas sebagai media utama dan sedikit kosakata yang kaya
dalam asosiasi, Zarina Hashmi menciptakan karya abstrak yang
beresonansi dengan pengalaman hidupnya tentang pengasingan dan
perampasan dan konsep rumah - baik itu pribadi, geografis, nasional,
spiritual, atau keluarga.

Reena Saini Kallat sering menggabungkan lebih dari satu medium


menjadi satu karya seni. Dalam Falling Fables, dia menggunakan
prangko dengan alamat monumen yang hilang yang dilindungi oleh
Survei Arkeologi India, menciptakan bentuk reruntuhan arsitektur,
membawa perhatian pada keadaan keruntuhan dan fraktur dari
memori kolektif yang terjadi di India dan di seluruh dunia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai