017 - Aicha AJ - UTS - Sej. SR Barat-1
017 - Aicha AJ - UTS - Sej. SR Barat-1
Petunjuk Soal:
(1) Sifat soal terbuka/Open book dan dikerjakan individu, bukan kelompok
(2) Tuliskan identitas (Nama, NIM) yang lengkap & jelas
(3) Kirim jawaban melalui googledrive sesuai dengan waktu yang ditentukan
Soal :
1. Jelaskan secara singkat terkait gaya arsitektur Yunani (20)
2. Jelaskan secara singkat perkembangan seni di Yunani! Lengkapi contoh gambar beserta
deskripsi singkat. (25)
3. Jelaskan secara singkat perkembangan seni di Romawi! Lengkapi contoh gambar beserta
deskripsi singkat. (25)
4. Jelaskan secara singkat perkembangan Kristen di barat! Lengkapi contoh gambar beserta
deskripsi singkat. (30)
Selamat Mengerjakan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN SENI RUPA
Kampus Lidah, Jalan Kampus Lidah Unesa, Surabaya 60213
Telepon : +6231-7522876, Faksimil : +6231- 7522876
Laman :http://senirupa.unesa.ac.id, email : senirupa@.unesa.ac.id.
Jawaban :
1. Arsitektur Yunani menyajikan serangkaian karakteristik khusus yang hadir di sebagian besar
bangunannya. Kebanyakan bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel. Prinsip ini
merupakan penemuan struktural pertama yaitu dua kolom yang dapat mendukung unsur
horizontal (balok) dan vertikal (kolom). Stoa (kolom) merupakan elemen arsitektural estetis
yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya
sendiri
Terdapat tiga ordo dalam arsitektur Yunani Kuno dan Klasik yaitu Doric, Ionic dan chorintian.
• Order Doric
memiliki bentuk sederhana dan terkesan kokoh dengan ciri-ciri : kolom bulat berisi,
tidak memiliki alas, kapitel tanpa ornamen. Contoh peninggalan bangunan berorder
Dorik adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena
• Order Ionic
Memiliki bentuk yang agak rumit terutama pada bagian atas kolom yang memiliki lebih
banyak seruling vertical daripada order doric, terkesan anggun, dan memiliki ciri-ciri :
kolom bulat ramping, memiliki base pada bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi
ornamen dengan motif hiasan flora dan fauna, susunan ionic adalah frieze. Order Ionik
dapat dijumpai pada Kuil Erechtheion di Akropolis Athena.
• Order Corinthian
Dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh orang-
orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian atas kolom,
dan terkesan elegan, memiliki ciri-ciri : kolom bulat ramping, mempunyai base pada
bagian bawah kolom, kapitel dipenuhi ornamen, paling banyak dengan motif flora,
berupa daun Acanthus.
➢ Tembikar Sub-Mykenai
berdiri kokoh. Meskipun belajar dari Mesir, para pematung Yunani juga membuat patung
dengan ciri tersendiri. Patung Mesir biasanya ditampilkan lengkap dengan pakaian,
sedangkan patung pria Yunani ditampikan telanjang. Ini karena orang Yunani menganggap
bahwa tubuh pria itu suci dan dewa senang melihat tubuh pria telanjang. Sementara patung
perempuan tetap ditambahi pakaian. Pada tembikar, orang-orang kembali membuat pot
dengan kualitas yang lebih baik. Gaya tembikar pada masa ini kini disebut Proto-
Geometris. Salah satu ciri dari gaya baru ini adalah banyak pola lingkaran pada bagian luar
maupun bagian dalam pot.
➢ Tembikar proto-geometris
➢ Kuil Erechtheion
Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat
mirip dan realistis. Seni Romawi pada abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya
dari masa sebelumnya. Ada banyak lukisan dinding pada masa ini. Lukisan dinding pada abad
pertama Masehi kadang dibagi menjadi beberapa gaya berbeda.
1. Gaya pertama adalah lukisan dinding yang membuat dinding rumah nampak seperti dibuat
dari marmer, meskipun pada kenyataannya itu dibuat dari bahan yang jauh lebih murah
daripada marmer.
2. Gaya kedua adalah lukisan dinding yang dihiasi dekorasi bunga, burung, tanaman, atau buah-
buahan.
Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni Romawi. Yang pertama
adalah peperangan dengan kaum Jerman di utara. Hal ini ikut diabadikan dalam seni (kadang
dengan gaya yang berlebihan), seperti misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang
memperlihatkan orang-orang yang kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh
lainnya adalah Pelengkung Severus. Yang kedua adalah penggunaan bor yang mulai
menggantikan pahat. Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih mudah dan cepat. Patung
Romawi pun terlihat berbeda. Yang ketiga adalah meningkatnya perhatian ada jiwa, mungkin
akibat pengaruh agama Nasrani. Hal ini ditunjukkan dengan patung-patung yang lebih
menekankan pada mata (jendela jiwa), kadang dengan pandangan ke atas (surga).
4. Seni rupa Kristen merupakan seni rupa agamawi dengan tema dan citraan-citraan dari agama
Kristen.
- KRISTEN AWAL
Karya-karya seni rupa Kristen purba yang masih lestari sampai sekarang dihasilkan
tidak lama sesudah kemunculan perdana agama Kristen. Karya seni pahat Kristen tertua
ditemukan pada sarkofagus-sarkofagus yang diperkirakan berasal dari abad ke-2,
sementara karya-karya seni lukis Kristen tertua ditemukan pada dinding makam
di katakombe-katakombe kota Roma. Lukisan-lukisan tersebut memperlihatkan
evolusi penggambaran sosok Yesus. Sebelum Kaisar Konstantinus Agung menerima
agama Kristen, langgam dan ikonografi seni rupa Kristen masih mengikuti langgam dan
ikonografi seni rupa Romawi yang populer ketika itu. Sesudah sang kaisar masuk Kristen,
gedung-gedung Kristen yang dibangun megah dengan dukungannya memunculkan
kebutuhan akan versi-versi Kristen dari seni rupa yang berkembang di kalangan elit dan
pejabat negara Kekaisaran Romawi. Mosaik-mosaik di dalam gereja-gereja kota Roma
merupakan contoh-contohnya yang paling menonjol. Seni rupa Kristen memang terlibat,
tetapi bukan penyebab peralihan dari langgam klasik warisan seni rupa Yunani Kuno ke
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN SENI RUPA
Kampus Lidah, Jalan Kampus Lidah Unesa, Surabaya 60213
Telepon : +6231-7522876, Faksimil : +6231- 7522876
Laman :http://senirupa.unesa.ac.id, email : senirupa@.unesa.ac.id.
langgam hieratis dengan ciri kurang realis dan tak-membumi yang menjadi awal dari seni
rupa Gothik.
- ABAD PERTENGAHAN
Ketika tatanan kemasyarakatan yang stabil terbina di kawasan barat Eropa pada Abad
Pertengahan, Gereja Katolik pun tampil menjadi pelopor di bidang seni rupa dengan
menggunakan sumber-sumber dayanya untuk mendanai pembuatan karya-karya seni
lukis dan seni pahat. Dalam perkembangan seni rupa Kristen di Kekaisaran Romawi
Timur, cita rasa seni yang lebih mujarad muncul menggeser kaidah-kaidah naturalisme
peninggalan seni rupa Helenistik. Langgam baru ini bersifat hieratis, yang berarti tujuan
utamanya adalah menyampaikan makna agamawi alih-alih menampilkan sosok manusia
atau objek secara akurat. Perspektif, proporsi, pencahayaan, dan warna naturalisme
diabaikan demi simplifikasi geometris bentuk-bentuk, perspektif terbalik, dan konvensi-
konvensi baku dalam menghadirkan citra manusia maupun gambaran peristiwa.
Kontroversi seputar pemanfaatan citra-citra pahatan, tafsir atas butir kedua dari Dasatitah,
dan krisis Ikonoklasme Romawi Timur bermuara pada pembakuan citraan-citraan agamawi
di kalangan Kristen Ortodoks Timur.
tetap lestari sampai sekarang, nyaris tanpa perubahan subjek maupun gaya Di belahan
Dunia Barat, jumlah karya seni rupa sekuler mengalami peningkatan pada masa Renaisans,
meskipun karya-karya seni rupa Kristen masih tetap diproduksi dalam jumlah besar atas
pesanan gereja-gereja, kaum rohaniwan, dan para menak. Para perupa menerima lebih
banyak pesanan karya-karya seni bergenre sekuler seperti potret, lukisan pemandangan,
dan subjek-subjek dari Mitologi Klasik (karena kebangkitan Neoplatonisme).
- Zaman Modern
Ketika gagasan tentang seni rupa yang bersifat sekuler, nonsektarian, dan universal
muncul di Eropa Barat pada abad ke-19, karya-karya seni rupa Kristen dari Abad Kuno dan
Abad Pertengahan mulai dikumpulkan untuk diapresiasi alih-alih untuk digunakan sebagai
sarana ibadat, sementara karya-karya seni rupa Kristen kontemporer dianggap marginal.