Anda di halaman 1dari 9

DESKRIPSI

JUDUL TESIS
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN
PENDEKATAN KLINIS TERPADU BERBASIS TEACHING at the RIGH LEVEL
(TaRL) SISWA KELAS RENDAH SD NEGERI 3 AIKMEL

DISUSUN OLEH
NAMA : HARMAIN
NPM : 210701046

PROGRAM STUDI PASCASERJANA DIKDAS


UNIVERSITAS HAMZANWADI
TAHUN 2022
DESKRIPSI LATAR BELAKANG

Sekolah dasar hakekatnya merupakan satuan atau unit lembaga social yang diberi amanah
atau tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis.
Menurut Agus Taufik (ibid) “tujuan operasional pendidikan SD adalah memberi bekal
kemampuan dasar membaca ,menulis, dan berhitung”. Ketiga tujuan ini dalam pendidikan di SD
merupakan tujuan pertama dan utama sering disebut juga sebagai tujuan fundamental, karena
sifatnya sangat menentukan baik tidaknya kemampuan-kemampuan lain.
Di sekolah dasar pembelajaran membaca secara garis besar dibagi menjadi dua,yakni
membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca Permulaan merupakan suatu proses
keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-
lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (ujuannya
adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi
yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan juga
dijelaskan yaitu agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan
tepat”. Jelaslah bahwa titik tekan daripada membaca permulaan adalah sebuah peroses dimulai
dari pengenalan huruf,membaca suku-suku kata,membaca kata-kata,sampai membaca kalimat
sederhana dengan lancar dan tepat. Ketidak berhasilan guru memenuhi tuntutan dasar ini akan
menyebabkan permaslahan dalam proses belajar siswa kedepannya.
Dalam perjalanan pembelajaran di SDN 3 Aikmel, peneliti mendapatkan fakta empiris
kemampauan membaca permulaan siswa rendah baik secara individual maupun kelasikal. Hal
ini mendorong peneliti untuk melakukan studi pendahuluan terhadap kemampuan membaca
permulaan di kelas 1 SDN 3 hasilnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Hasil Studi Pendahuluan
No Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Jumlah Siswa
1 Baru mengenal huruf vokal 6
2 Baru mengenal huruf vokal dan sedikit huruf
6
konsonan
3 Baru mengenal huruf vokal dan sebagian
5
besar huruf konsonan
4 Sudah mengenal huruf vokal dan konsonan 4
5 Bisa membaca suku kata/mengeja 4
6 Bisa membaca kalimat sederhana 3
Sumber : Hasil Studi Pendahuluan Kemampuan MP Siswa kelas 1 SDN 3 Aikmel
Dari data tersebut di atas, terlihat keragaman keterampilan dan kognitif siswa dalam
membaca permulaan. Ada beberapa siswa yang bisa mengeja,baru mengenal huruf vokal dan
konsonan, baru mengenal beberapa huruf. Kalo kita terjemahkan data tersebut pada intinya
sebagian besar siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan.
Kondisi inipun kalo pembelajaran seluruhnya menggunakan buku siswa kurikulum 2013
maka siswa akan mengalami kesulitan akut dalam membaca permulaan. Hal ini disebabkan
konten materi didalam buku siswa k-13 itu lebih tepatnya untuk siswa yang bisa membaca
permulaan. Dalam buku itu peneliti hanya menemukan beberapa konten pelajaran yang khusus
membahas pengenalan huruf, selebihnya konten materi dan tulisan dalam buku-buku tersebut
isinya untuk siswa yang sudah bisa membaca permulaan.
Kondisi pandemi juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran, karena dengan adanya
pembatasan proses pembelajaran tatap muka menyebabkan waktu dan proses PBM mengalami
hambatan. Pada proses pembelajaran masa pandemi pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
belajar dari rumah, yang mana pada kebijakan ini guru, orang tua siswa, dan murid dituntut
untuk mampu bekerjasama dengan baik, agar materi yang diberikan oleh guru dapat dipahami
oleh siswa dibawah pendampingan orang tua (Suhendro, 2020). Namun kondisi dilapangan juga
mengalami beragam kendala, lebih-lebih untuk membelajarkan siswa membaca permulaan,
orang tua mengalami kendala yang cukup berat didalam mengajarkan anaknya membaca
permulaan, kemudian dari sisi waktu pertemuan guru yang bisa secara langsung mengajar dan
berkomonikasi dengan orang tua juga tidak terlalu banyak, sehingga betul-betul kendala
dilapangan menjadi kompleks .
Maka berdasarkan permasalahan diatas perlu digunakan bahan ajar membaca permulaan
yang kholistik dan terencana yang didalamnya mengintegrasikan unsur-unsur problem solving
mulai kemampuan awal siswa melalui tes asesmen dan diagnosa, bahan ajar, dan rekam
perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa (Bahan Ajar MPP Klinis Berbasis
Kemampuan Awal Siswa.) Kemampuan awal atau entry behavior merupakan keadaan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh siswa sebelum
mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru (Septiana Soleha et al., 2021). Dengan
mengetahui kemampuan awal siswa dalam membaca permulaan maka menjadi awal yang
memungkinkan kesuksesesan belajar siswa dalam membaca permulaan, karena seorang guru
akan memberikan layanan pendidikan berdasarkan kebutuhan siswanya sesuai dengan
karakteristik,kemampuan awal dan kesulitan yang dialaminya (Kurniastuti, 2016). Dengan
Bahan Ajar”MPP Klinis Berbasis Kemampuan Awal siswa” ini,baik siswa dan orang tuanya
maupun guru akan terbantu didalam pembelajaran. Guru bisa melakukan pembelajaran berbasis
data artinya membelajarkan tiap-tiap siswa dengan berdasarkan data-data dari tes diagnosa
mengenai kemampuan awal siswa dan kesulitan yang dihadapi, sehingga pembelajaran bisa
berlangsung sesuai dengan kebutuhan siswa, bukan pembelajaran yang sama untuk semua siswa
seperti yang sering kita jumpai dilapangan dan peluang kesuksesan atau peningkatan hasil belajar
setiap individu akan semakin besar.
Kelebihan dari bahan ajar yang peneliti pakai dari beberapa penelitian di atas adalah
terletak pada integrasi beberapa unsur-unsur problem solving didalamnya, mulai dari tes
diagnosa untuk menentukan kemampuan awal, materi ajar yang disesuaikan dengan ragam
karaktristik kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca permulaan, form klinis
perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa sebagai alat rekam perkembangan
membaca permulaan siswa. Adapun hal yang belum nampak disini adalah ragam metode
membaca permulaan yang bisa diapakai untuk mendesain perlakuan kepada siswa dalam
bimbingan individu membaca permulaan.
Sebenarnya cara kerja seorang guru menurut hemat peneliti dengan dokter bisa dikatakan
mirip. Ketika dokter melakukan tes awal melalui diagnosa penyakit pasien untuk menemukan
ciri-ciri penyakit, kemudian menentukan obat dan terapi untuk pasiennya , dan mengontrol
perkembangan keberhasilan pengobatan yang dilakukan melalui formulir rekam medik pasien
yang berisi ciri-ciri penyakit, obat atau terapi yang dilakukan oleh dokter, capaian kesehatan
pasien, dan tindak lanjut pengobatan ataupun terapi yang mesti dilakukan oleh pasien
kedepannya. Maka gurupun secara pendekatan pembelajaran klinis melakukan kerja seperti
dokter. Pendekatan pembelajaran klinis adalah pendekatan yang berpusat pada siswa dengan
menggunakan data-data terkait dengan siswanya untuk memberikan keputusan-keputusan
mengenai tindakan strategi pengajaran dan pembelajaran yang tepat untuk mereka baik secara
individu, kelompok, maupun kelas( Harmain:2017). Menurut hemat peneliti seorang guru bisa
melakukan tes diagnosa atau asesmen untuk menentukan kemampuan awal, karakteristik, dan
kesulitan yang dialami oleh siswa, berdasarkan data ini seorang guru menentukan perlakuan
pembelajaran dan bahan ajar yang tepat sebagai terapi sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi oleh tiap-tiap siswa, dan hasil dari perlakuan pembelajaran tersebut harus tetap
terpantau dan terekam (terdokumentasi) dengan jelas pada formulir klinis pembelajaran.
Dengan bahan ajar membaca permulaan dengan pendektan klinis berbasis kemampuan
awal ini,baik siswa dan orang tuanya maupun guru akan terbantu didalam pembelajaran. Guru
bisa melakukan pembelajaran berbasis data artinya membelajarkan tiap-tiap siswa dengan
berdasarkan data-data dari tes diagnosa mengenai kemampuan awal siswa dan kesulitan yang
dihadapi, sehingga pembelajaran bisa berlangsung sesuai dengan kebutuhan siswa, bukan
pembelajaran yang sama untuk semua siswa seperti yang sering kita jumpai dilapangan. Dan
juga dengan adanya laporan perkembangan membaca permulaan dalam bentuk form
perkembangan membaca permulaan tersebut yang mana didalamnya juga memuat rekomendasi
apa yang perlu dilakukan oleh orang tua, maka orang tua akan mempunyai guiden atau petunjuk
dalam membantu anaknya belajar di rumah pada masa pandemi ini.
Maka berdasarkan paparan diatas peneliti akan melakakukan penelitian pengembangan
bahan ajar yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dengan Pendekatan
Klinis Berbasis Kemampuan Awal Siswa Kelas Rendah SD Negeri 3 Aikmel”.
DESKRIPSI DUKUNGAN TEORI
A. Membaca Permulaan
1 Kajian membaca permulaan Dalam buku keterampilan membaca yang diterbitkan
BPSDMPK dan PMP Kementerian Guruan dan Kebudayaan (2012:5) menyebutkan ada
beberapa pengertian membaca oleh para pakar diantaranya:
1. Anderson dalam Tarigan (1985 :7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and deconding process).
2. Finnichiaro dan Bonomo dalam Tarigan (1985 :8) mencoba mendefinisikan membaca
adalah suatu proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di
dalam bahasa tertulis (bringing meaning to and getting meaning from printed or
written material).
3. Tambubulon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik
dan mental untuk menemukan makna dari tulisan walaupun dalam kegiatan itu
terjadi proses pengenalan huruf-huruf
4. Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan
secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman
yang bersifat komprehensif tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai,
fungsi, dan dampak bacaan itu.
5. dan beragam jurnal penelitian

2. Jenis Kesulitan Membaca ..Jurnal hasil Mitra Rahma bahwa kesulitan belajar
membaca permulaan diantaranya siswa belum mengenal huruf, belum bias membaca suku kata,
membaca kata demi kata, belum bisa membaca huruf diftong, diagraf, belum mampu membaca
konsonan,pengulangan, paraphrase yang salah, dan belum mampu memahami makna (Septiana
Soleha et al., 2021)
B. Pendekatan Klinis
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (Sudrajat, 2019).
Sementara itu klinis berasal dari kata clinic yang berarti balai pengobatan atau suatu
tempat untuk mengobati berbagai jenis penyakit yang ditangani oleh seorang
professional.Pendekatan klinis merupakan pendekatan yang sipatnya siklus yang menekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dan
kemudian secara langsung diusahakan bagaimana cara memperbaiki atau penanganan dari
kelemahan tersebut
C. Asesment Diagnostik
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengetahui penyebab kesulitan
belajar siswa adalah dengan Instrumen diagnose kesulitan belajar. Diagnostic menunjuk pada
pengertian sebuah penentuan atau analisis terhadap sebab-sebab atau sifat dari suatu masalah
atau situasi(Harris & Sipay dalam Eny Zubaidah.2013:29).
D. Kemampuan Awal dan Pendekatan TaRL
a.Kemampuan Awal
Menurut Nurse bagaimanadikutipolehTrianto,menjelaskankemampuan awal
adalah sekumpulan pengetahuan dan pengalaman individuyang diperoleh sepanjang
perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar
baru (Trianto:2007).
c. TaRL
Pendekatan TaRL adalah pendekatan pembelajaran yang tidak mengacu
kepada tingkatan kelas, melainkan mengacu kepada tingkatan kemampuan siswa
(Kemendikbud:2021)
Pembelajaran berdifrensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir
kebutuhan belajar murid sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya
( Kemendikbud: 2021)
DESKRIPSI METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (R&D). Pada
penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan model pengembangan menurut Sugiyono
(2010:409) dengan hanya sampai tahap ke sembilan. Langkah-langkah pengembangan tersebut
digambarkan dalam bentuk bagan, sebagai berikut:

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


Masalah Informasi Produk Desain

Ujicoba Revisi Ujicoba Revisi


Pemakaian Produk Produk Desain
Revisi
Produksi Masal
Produk

coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan kemenarikan buku yang
dikembangkan dengan menggunakan empat tahapan .
1. Tahap pertama adalah validasi oleh ahli materi dan ahli media
2. tahap uji satu-satu
3. Tahap kelompok kecil
4. tahap kelompok besar/lapangan
Untuk instrumen pengumpulan datadilakukan dengan tekhnik pengamatan, wawancara
dan tes . Untuk analisa data yang telah dikumpulkan digunakan analisa data kualitatif (hasil
wawancara) dan data kauntitatif (hasil penggunaan produk)

Anda mungkin juga menyukai