Anda di halaman 1dari 5

HIDRODINAMIKA DALAM ILMU KESEHATAN

PENGERTIAN HIDRODINAMIKA

Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak cair atau
lebih dikhususkan pada gerak udara . Skala atau lingkup analisis ilmu ini adalah pada gerak
partikel udara atau dapat disebut dalam skala makroskopik . Skala makroskopik disini memiliki
maksud udara tersusun dari partikel - partikel fluida . Mengapa makroskopik karena partikel
bukan fluida terkecil skala air yakni atom . Lebih penting lagi bidang ini merupakan aplikasi
matematik bukan fisika. Karena berhubungan dengan perlakuan matematik dari persamaan -
persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum - hukum newton . Jadi objek yang dijadikan
bahan analisa merupakan fluida newton .

Mempelajari hidrodinamika memiliki beberapa fungsi yang berkaitan dengan karya seni
oseanogarafi .

 untuk mengetahui dan memehami kejadian atau fenomena - fenomena fisis yang terjadi
di laut

 Lalu juga dapat digunakan untuk merekam gerak fluida karena didalamnya dipelajari
tentang unsur - unsur penggeraknya

bernauli telah berhasil merumuskan dengan persyaratan khusus yaitu :

a) zat cair tanpa adanya geseran dalam

b) zat cair mengalir secara stasioner ( tidak berubah dalam kecepatan , arah maupun
besarnya ( selalu konstan )

c) zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tettentu .

d) Zat cair tidak termampatkan melalui sebuah pembuluh darah dan mengalirkan sejumlah
cairan yang sama besarnya

A. Alat Ukur Tekanan Intra Cranial

Peningkatan tekanan intra kranial biasanya disebabkan karena adanya penambahan massa dalam
rongga kepala maupun cacat bawaan terutama yang mengganggu jalannya aliran cairan otak.
Standar baku untuk mengukur tekanan intra kranial dengan cara operasi memasukkan selang ke
kepala yang terhubung dengan monitor hingga keluar grafik elektromagnetik. Tapi alat ini
harganya mahal dan tidak banyak.
Lebih dari separuh kematian karena trauma kepala disebabkan oleh hipertensi intrakranial.
Kenaikan tekanan intrakranial (TIK) dihubungkan dengan penurunan tekanan perfusi dan aliran
darah serebral (CBF) dibawah tingkat kritis (60 mmHg) berakibat kerusakan otak iskemik.
Pengendalian TIK yang berhasil mampu meningkatkan outcome yang signifikan.Telah
dikembangkan pemantauan TIK tapi belum ditemukan metode yang lebih akurat dan non
invasiv.Pemantauan TIK yang berkesinambungan bisa menunjukkan indikasi yang tepat untuk
mulai terapi dan mengefektifkan terapi, serta menentukan prognosis. TIK yang normal: 5-15
mmHg TIK Ringan : 15 – 25 mmHg TIK sedang : 25-40 mmHg TIK berat : > 40 mmHg
Fisiologi Tekanan Intrakranial

Tekanan Intrakranial menuju pada tekanan cairan serebrospinal (CSF) di dalam rongga kranium.
Selama CSF mengalir dalam sumbu kraniospinal, tidak tersumbat tekanan CSF selalu
konstan.Variasi TIK tergantung pada:
1. Diameter CSF
2. Sirkulasi serebral
3. abnormalitas intrakranial Sirkulasi Serebral
Otak mendapat 15 % curah jantung
(2) Kety dan Schmidt CBF 53 ml/menit/100 gr otak pada individu muda normal Obrist CBF
74,5 ml/menit/100 gr otak Gray matter 24,8 ml/menit/100 gr otak. Volume darah serebral
sebesar 2 % dari volume intrakranial (teknik beku pada hewan)
Volume darah serebral 7% dari volume intrakranial (invivo pada manusia) Jika taksiran ini
benar, pengembangan massa di kepala bisa mencapai ukuran sedang tanpa meningkatkan TIK
dengan menggeser darah dari rongga kepala. Sirkulasi serebral dan TIK menunjukkan efek yang
bertolak belakang. TIK meningkat mengakibatkan vasospasme dan penurunan CBF. Bila TIK
mendekati MAP sirkulasi serebral berhenti.
Vasodilatasi serebral volume darah serebral meningkat TIK meningkat Vasodilatasi : -
Fisiologis – Patologis Pembuluh darah serebral mengembang sebagai respon terhadap
hiperaktifitas fisiologis dalam otak.
Vasodilatasi ini bersifat fokal dan tidak berarti terhadap CBV.
Relaksasi lebih luas terjadi pada hiperkapnea. CO2 menurunkan resistensi vaskular CBV
meningkat. Pada PCO2 30-60 mmHg bebas dari faktor-faktor yang mempengaruhi autoregulasi.
Perubahan 1 mmHg dari PaCO2 2,5% perubahan pada aliran darah serebral (CBF). PaCO2
tidak lagi mempengaruhi CBF saat mencapai 80 mmHg atau < 15 mmHg.
Selama hipotensi sistemik yang parah
(3) Efek CO2 menurun / menghilang
Kenaikan PCO2 5-7%
menaikkan CBF 75%
(peningkatan tekanan arteri sistemik yang disebabkan oleh vasokonstriksi perifer) Reaksi
pembuluh darah perifer paradoks terhadap hiperkapnea, terjadi karena pelepasan katekolamin
dalam jumlah besar ke dalam darah. Hipokapnea akibat hiperventilasi aktif atau pasif
menurunkan CBF sepertiga nilai dasar (efek ini bebas dari pH arteri) Penurunan CBF
menghilangkan CBV dan TIK Penurunan TIK tidak sampai semenit setelah hiperventilasi
buatan Jika hiperventilasi dipertahankan dalam jangka panjang TIK pelan-pelan akan meningkat
walaupun tetap lebih rendah (butuh waktu 2 – 5 jam).Hipokapnea (< 20 mmHg) tidak berarti
secara klinis, karena dihubungkan dengan hipoksia jaringan (saat kurva disosiasi bergeser ke
kiri). Hipoksia yang berat
vasodilatasi dan peningkatan CBF.Hiperkapnea + hipoksia yang parah
melumpuhkan p-embuluh darah dan berakibat hilangnya autoregulasi (CBV meningkat dan
peningkatan TIK).
Fisiologi Cairan Serebrospinal Sebagian besar CSF diproduksi oleh pleksus choroidalis dari
ventrikulus lateralis, sisanya dihasilkan oleh jaringan otak dialirkan langsung ke rongga sub
arachnoid diabsorpsi lewat vili arachnoid sagitalis. Pengikatan / penghilangan pleksus
choroidalis akan menurunkan CSF 60%. Produksi CSF 0,3 – 0,5 cc/menit (450-500 cc/hari).
Karena hanya ada volume 150cc CSF di otak dewasa, jadi ada 3 kali penggantian CSF selama
sehari.Produksi CSF bersifat konstan dan tidak tergantung tekanan. Variasi pada TIK tidak
mempengaruhi laju produksi CSF.
(4) Tempat utama penyerapan CSF vili arachnoidalis (merupakan suatu katub yang diatur oleh
tekanan). Bila fungsi katub rusak / jika tekanan sinus vena meningkat, maka absorpsi CSF
menurun, maka terjadilah peningkatan CSF. Obstruksi terutama terjadi di aquaductus Sylvii dan
cisterna basalis. Kalau aliran CSF tersumbat hidrocephalus tipe obstruktif. Respon tekanan /
volume.Tengkorak merupakan kotak kaku yang membatasi pergerakan bebas maupun
pengembangan otak.
Isi tengkorak :
1. Otak.
2. CSF : cairan serebrospinal Total Volume bersifat konstan
3. Darah.
Jika salah satu komponen meningkat maka terjadi penurunan komponen lain (Hukum Monroe-
Kelly). Diantara ketiga komponen, otak volumenya konstan, yang bisa bergeser CS+
darah.Bila massa otak meningkat mula-mula CSF dan darah keluar dari rongga tengkorak.
Bila massa otak semakin meningkat mekanisme kompensasi tidak efektif TIK meningkat.
Peningkatan volume intrakranial peningkatan tekanan sampai dengan nilai kritis tercapai.
Setelah itu sedikit saja penambahan volume meningkatkantekanan.Volume tambahan dalam
rongga otak akan dikompensasi dengan menggeser CSF ke kantung duralspinalis (70%) dan
penurunan vena serebralis (30%). Pada obstruksi foramen magnum tidak ada peran duralspinalis
sehingga mekanisme kompensasi menurun.(5)
Metode pemantauan TIK:
Ada 3 kelompok metode pengukuran TIK:
1. Epidural (EDP)
2. Subdural
3. Intraventrikuler.
Pengukuran Epidural (EDP Penanaman sensor tekanan atau penempatan transducer langsung
di atas permukaan dura.
Pemantauan tekanan subdural
Memasang stopcock yang diisi saline pada rongga subdural melalui lubang pada kranium.
Stopcock ini dihubungkan dengan tranducer melalui pipa intravena berisis saline.
pemantauan tekanan ventrikuler.
Penggunaan ventrikulostomi untuk mengeluarkan cairan CSF untuk studi diagnostik merupakan
prosedur neurosurgical yang lama yang paling dapat dipercaya untuk mengukur TIK.
Kesuksesan dengan ventricular catheter meningkat bila menggunakan CT Scan untuk
mengetahui lokasi dan ukuran dari ventricular. Jika ventrikulus lateralis menyempit dan tidak
terlihat dengan CT Scan teknik subdural lebih praktis.Ventrikulus yang dipilih untuk
pemasangan kateterisasi pada sisi kontralateral hemisfer yang terlihat. Kateterisasi ventrikulus
memungkinkan untuk 1. Mengukur komplians serebralis.
(6)Aplikasi klinis pengukuran TIK:
TIK meningkat di atas normal (15-20 mmHg) berbahaya pada pasien dengan fraktur basis
cranii dan terjadi kebocoran CSF, TIK tidak berkorelasi dengan pengaruh pengembangan suatu
lesi. Komplians tidak lagi valid karena sifat kotak tertutup (tengkorak) sudah tidak ada. TIK
dipengaruhi oleh kejang. Kejang meningkatkan aliran darah otak, metabolisme serebral dan
tekanan vena TIK meningkat. Kaku deserebrasi dan dekortikasi akan meningkatkan
metabolisme otot, asidosis dan tekanan intratorak dan intraabdominal meningkatkan TIK. Jadi
pencegahan kejang dan pemberian pelumpuh otot seperti pancuronium, penting untuk
penatalaksanaan cedera kepala.

Anda mungkin juga menyukai