Anda di halaman 1dari 8

Kelas E

Kelompok 5
Peran ASN dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia sebagai Bentuk Pengamalan
Pancasila dan UUD 1945

Anggota

1. Ardiansyah (No. 106)


2. Chris Aditya (108)
3. Fadli Nurrachman (111)
4. Racheel Mauliadina Nuryadi (122)
5. Merriel Jessica Tarihoran (118)

PENDAHULUAN

Pada 22 September 1980, pasukan Irak tengah menerobos perbatasan Iran


akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara. Selain itu,
Presiden Irak, Saddam Hussein juga khawatir akan perlawanan Syiah yang dibawa
oleh pemimpin agung Iran, Imam Khomeini. Meskipun Irak tidak mengeluarkan
pernyataan perang, tentaranya tetap gagal dalam menjalankan misi mereka di Iran.
Oleh sebab itu, Dewan Keamanan PBB turut mencari penyelesaian guna mencapai
kesepakatan damai di antara dua negara itu. Pada 20 Juli 1987, Dewan Keamanan
PBB mengeluarkan resolusi nomor 598 yang menawarkan Iran dan Irak untuk
melakukan gencatan senjata. Dalam tugas sebagai Pasukan Pemelihara
Perdamaian di wilayah Iran-Irak, Indonesia mengirimkan Kontingen Garuda IX yang
berlangsung sejak Agustus 1988 hingga November 1990. Personel yang terlibat
dalam Kontingen Garuda IX berasal dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Selain
itu, PBB juga meminta kepada Indonesia untuk mengirimkan pasukan pemeliharaan
perdamaian di wilayah tersebut.
Selanjutnya, Peran Indonesia dalam mengatasi Konflik Kamboja dan Partai
Komunis Kampucha. Pada 11 Maret 1967, Kamboja terlibat dalam konflik militer
dengan kekuatan Partai Komunis Kampuchea (Khmer Merah) dan sekutunya
Republik Demokratik Vietnam dan Viet Cong. Saat itu, Khmer Merah ingin
mengklaim pengakuan kekuasaan. Keadaan pun semakin menjadi runyam setelah
Vietnam Utara turut terlibat untuk melindungi wilayah timur Kamboja. Dari perang
ini, mulai muncul masalah perbatasan negara di wilayah Indocina, timbul krisis sosial
dan genosia yang menewaskan jutaan warga Kamboja. Oleh karena itu, guna
melaksanakan operasi perdamaian PBB di Kamboja, pemerintah Indonesia
mengirim kontingen yang disebut Kontingen XII. Kontingen ini diberangkatkan pada
Maret 1992 yang bertugas membantu PBB dalam menciptakan situasi dan kondisi
perdamaian di Kamboja. Tugas ini ditujukan untuk menunjang kelancaran pemilihan
umum guna pembentukan suatu pemerintahan yang sah. Setelah kurang lebih dua
tahun bertugas hingga Februari 1944, Kontingen XII mencetak prestasi yang
menonjol. Kontingen XII berhasil membebaskan enam personel United Nations
Transitional Authority in Cambodia atau UNTAC, operasi penjaga perdamaian PBB
di Kamboja. Selain itu, mereka juga berhasil menyelamatkan dua pengamat yang
ditangkap Khmer Merah.

Berikutnya, peran Indonesia dalam Konflik Somalia. Pada 1992, terjadi upaya
penggulingan Presiden Siryad Barre dari kedudukannya di Somalia. Upaya ini
dilakukan oleh sekelompok gerilyawan yang menentang kebijakannya, sehingga
berakibat tumpahnya pertempuran. Dari pertempuran tersebut, banyak rakyat yang
merasa kelaparan. Tidak sedikit juga yang kemudian menungsi dari Somalia ke
negara tetangganya, seperti Ethiopia dan Kenya. Melihat kondisi Somalia saat itu,
PBB memprakarsai perdamaian dan bertindak sebagai penengah dengan
mengusahakan gencatan senjata. PBB kembali memilih Indonesia untuk berperan
aktif dalam mengatasi masalah di Somalia. Untuk memenuhi permintaant tersebut,
Juli 1992, pemerintah Indonesia mengirim Kontingen Garuda XIII menuju Somalia.
Tugas mereka berakhir pada 5 Februari 1995.
Peran Aparatur Sipil Negara dalam Perdamaian Dunia

a. Aparatur Sipil Negara


Pengertian ASN Merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. ASN terdiri dari dua kategori yaitu PNS dan
PPPK. Dengan demikian, ASN belum tentu merupakan PNS, sedangkan PNS
sudah pasti merupakan ASN.

Merujuk pada Pasal 12 UU Nomor 5 Tahun 2014, pegawai ASN (PNS


dan PPPK) berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Itulah kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sesuai dengan UU Nomor 5
Tahun 2014. Selain sebagai pelaksana kebijakan dan pelayan publik, PNS
juga berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

b. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara


Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu
“Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah “wawasan” berarti : (1)
hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara
pandang. Sementara itu “Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat
yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti (1)
ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang
bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu
negara.
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai
konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga
dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa
wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat
(3) UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara". Artinya secara
konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak
dan kewajiban setiap warga negara.
Nilai-nilai dasar bela negara dikelompokkan dalam enam kelompok
ruang lingkup nilai, yakni :
1. Rasa Cinta Tanah Air,
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara,
3. Setia Kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela berkorban Untuk Bangsa dan Negara,
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara,
6. Mempunyai Semangat Untuk Mewujudkan Negara yang
Berdaulat, Adil dan Makmur.

Pengamalan Pancasila (Sila 3) dan UUD 1945 (Alinea ke-4)

Butir-Butir Pengamalan Sila ke-3 Pancasila Isi kelima sila yang dirumuskan
dalam Pancasila, yakni (1) Ketuhanan yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
“Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma,
tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya
ialah Pancasila,” ucap Sukarno kala itu, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan
Sekretariat Negara RI.
Sebagaimana bunyinya, Sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”, merupakan
landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sila ke-3
memuat 7 butir pengamalan, antara lain sebagai berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam alinea keempat pembukaan UUD NKRI tahun 1945 menyiratkan,


negara Indonesia memiliki sebuah tujuan negara yang harus diwujudkan dan dicapai
yaitu dengan cara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Analisis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sejak dahulu Indonesia
sudah berpartisipasi aktif dalam berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian
dunia yang mana juga sudah tercantum dalam butir pengamalan Pancasila sila ke-3
dan alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945, misalnya Konferensi Asia Afrika
(KAA). Seperti Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955.
Konferensi ini menghasilkan Basic Paper on Racial Discrimination, Basic Paper on
Radio Activity dan Declaration on the Promotion of World Peace and Co-operation.
Dokumen Declaration on the Promotion of World Peace and Co-operation inilah
yang kemudian dikenal sebagai Dasasila Bandung (Bisma, 2022). Pada saat ini pun,
Indonesia juga tetap aktif berpartisipasi dalam mewujudkan dan/atau menjaga
perdamaian dunia, yaitu dengan mengirimkan Pasukan Garuda untuk bergabung
dalam misi Perdamaian PBB di beberapa negara konflik (KataData.co.id, 2022).

Selanjutnya, bagaimana kita sebagai warga negara Indonesia, khususnya


dalam hal ini Aparatur Sipil Negara atau ASN berperan dalam mewujudkan
perdamaian dunia? Hal ini dapat dilakukan dengan mengamalkan nilai-nilai
Wawasan Kebangsaan dan juga Nilai-nilai Bela Negara. Peran ASN dalam
perdamaian dunia, dalam lingkup bela negara, dapat ditemukan dalam nilai-nilai
dasar bela negara yaitu Setia Pada Pancasila sebagai Ideologi Negara. Dalam
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Lembaga Administrasi Negara (2019).
disebutkan bahwa untuk membangun kesetiaan tiap warga negara terhadap ideologi
Pancasila, perlu dibarengi dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila
ke-3 yaitu Persatuan Indonesia, yang mana memiliki butir pengamalan salah
satunya yaitu, memelihara ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selanjutnya, nilai-nilai dasar bela negara
yang bisa diamalkan oleh ASN yaitu Semangat Untuk Mewujudkan Negara yang
Berdaulat, Adil, dan Makmur, yang mana untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini,
diperlukan sikap dan tekad kebangsaan yang dilandasi pada tekad persatuan dan
kesatuan, yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945, alinea ke 4 yaitu “...dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial…”. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa sebagai ASN atau
Aparatur Sipil Negara, kita dapat berkontribusi terhadap perdamaian dunia yaitu
dengan mengamalkan butir-butir dan nilai-nilai bela negara dan kebangsaan yang
juga termuat dalam Pancasila maupun UUD 1945.

Kesimpulan

ASN diharapkan memiliki sikap bela negara dan cinta tanah air sesuai
konsepsi bela negara. Perwujudan bela negara adalah melalui pelaksanaan tugas
sebaik-baiknya sesuai profesi ASN yang dampaknya juga bisa membawa
keperdamaian dunia. Partisipasi aktif terhadap perubahan lingkungan strategis,
mendiagnosa berbagai permasalahan, serta mengelola perubahan merupakan hal
yang harus dilakukan.
Dalam pelaksanaan tugas tetap menghormati kearifan lokal sebagai bentuk
wawasan nusantara. Hal yang lebih utama adalah nilai-nilai Pancasila tetap menjadi
pedoman bekerja dan falsafah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Implementasi nilai-nilai Pancasila, bela Negara, dan cinta tanah air tidak
hanya dalam pelaksanaan tugas namun sebagai pejabat pengawas harus
memberikan contoh dan memantau perkembangan bawahan dan rekan kerja sekitar
terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan.
Daftar Pustaka

Bisma, L. (2022, 28 Januari). Peran Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia.


Diambil
kembali dari Ruangguru.com: https://www.ruangguru.com/blog/peran-bangsa
-indonesia-dalam-perdamaian-dunia
KataData.com (2022, 15 Maret). Peran Indonesia dalam PBB untuk mewujudkan
perdamaian dunia. Diambil kembali dari KataData.com: https://katadata.co.id/
sitinuraeni/berita/62301431a88ec/peran-indonesia-dalam-pbb-untuk-mewujud
kan-pe
rdamaian-dunia
Kompas.com. (2021, 8 Agustus). Peran Indonesia dalam berbagai konflik dunia.
Diambil
kembali dari Kompas.com: https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/24/
110000779/peran-indonesia-dalam-berbagai-konflik-internasional?page=all
Lembaga Administrasi Negara (LAN). (2019). Modul pelatihan dasar calon PNS:
Wawasan
Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Raditya, Iswara. (2001, 25 November). Pengamalan Sila Ke 3 : Makna, Isi,


Butir-Butir, Penjelasan. Diambil kembali dari
https://tirto.id/pengamalan-sila-ke-3-pancasila-makna-isi-butir-butir-penjelasan
-f4Vu

Anda mungkin juga menyukai