Islam mendorong umatnya untuk berbagi dan memberi dan mencela orang yang hanya meminta-
minta seperti yang sering kita dengar "Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah" orang-
orang yang tidak memperhatikan kesejahteraan kaum dhuafa termasuk orang-orang yang
mendustakan Hari pembalasan karena sebagian harta yang kita Salurkan untuk kaum dhuafa
merupakan harta yang terbaik bukan harta si sayang kita sendiri sudah tak berminat memilikinya.
Banyak ayat Al-Qur’an dan juga Hadist Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan
tentang pola hidup sederhana. Banyak pula ayat-ayat Al-Qur’an yang didalamnya terdapat
perintah untuk menyantuni kaum dhu’afa, seperti pada surah Al-Israa ayat 26-30.
Pola hidup sederhana bisa diterapkan oleh kaum muslimin melalui cara-cara berikut :
Mengeluarkan harta kepada orang-orang yang membutuhkan karena belas kasihan terhadap
mereka, adalah ditujukan kepada orang-orang sebagai berikut:
Sanak famili yang membutuhkan, mereka adalah orang yang paling berhak menerima
uluran tangan.
Anak-anak yatim, yakni anak-anak kaum miskin yang tidak mempunyai ayah yang
memberi nafkah kepada mereka.
Kaum fakir miskin, mereka adalah orang-orang yang tidak mampu berusaha mencukupi
hidupnya.
Ibnu sabil, dan juga orang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh (musafir).
Orang yang meminta-minta, yakni orang yang terpaksa melakukan pekerjaan meminta-
minta kepada orang lain karena terdesak kebutuhan yang dirasa sangat berat.
Memerdekakan budak atau hamba sahaya