Anda di halaman 1dari 10

DEMOKRASI DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengangkat topik masalah demokrasi masih tetap merupakan sesuatu yang  sangat
menarik untuk dibahas dalam kegiatan keilmuan. Tentu saja dalam hal ini, paling tidak untuk
hemat bagi penulis ini , karena masalah demokrasi merupakan sesuatu yang sangat actual untuk
dibicarakan atau untuk dibahas, karena demokrasi akan selalu dipahami dan dijalankan sesuai
dengan konteks perubahan  social dalam suatu masyarakat dan Negara. Untuk saat ini di
Indonesia, masalah demokrasi merupakan satu agenda politik yang selalu perlu diangkat keatas
permukaan. Karena didalam kenyataannya demokrasi yang ada di Indonesia saat ini masih sering
diperdebatkan apakah memang seperti yang sekarang kita alami merupakan suatu yang dapat
diterima ataukah memang masih dapat diperjuangkan agar supaya nilai-nilai demokrasi yang
diyakini bermakna universal dapat diwujudkan dengan lebih kongret lagi dalam kehidupan
politik di Indonesia.  Didalam mengkaji suatu sistem demokrasi terbut kita juga memerlukannya
bimbingan dalam menjelajahi kawasan yang bernama demokrasi.
Larry Diamond mengatakan bahwa esensi konsolidasi demokrasi adalah  suatu bentuk
yang menggambarkan perilaku dan sikap seseorang, baik didalam tikngkat elit maupun didalam
tingkat masa, yang mencakup dan bertolak dari metode dan prinsi-prinsip demokrasi
terkonsolidasi.
Selain dalam pembahasn tentang pengertian perilaku dan sikap seseorng dalam menjalani
suatu demokrasi, disisni juga membahas tentang sejarah perkembangan demokrasi secara
singkat, dalam hal ini Roberd A, Dahl adalah salah satu dari serangkaiaan penulis/pengarang
buku yang mana bertemakan mengenai demokrasi. Dan sebelumnya pun sudah ada buku yang
diciptakannya, berjudul A Perfece to Demokratik Theory( sebuah pendahuluan bagi teori
demokrasi)yang di keluarkannya pada tahun 1956, yaitu sebuah buku yang begitu besar
pengaruhnya di amerika serikat, sehingga berhasil meraih piagam Lippincott untuk 1989. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan “Pengertian Demokrasi”
2. Bagaimana Sejarah praktek dan perkembangan demokrasi.?
3. apa sajakah prinsip dan parameter demokrasi?
4. Apa sajakah model-model demokrasi?
5. Bagaimana sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia?
6. Bagaimana pandangan islam terhadap demokrasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
            Pada awalnya pengertian  Demokrasi berasal dari bhasa yunani yang mana disebut
dengan demos, yang artinya rakyat, dan kratos, yang artinya pemerintahan. Dalam hal ini
demokrasi adalah suatu bentuk sistem pemerintahan politik yang mana semua kekuasaan berawal
dari rakyat, baik secara langsung (Demokrasi Langsung) atau melalui perwakilan (Demokrasi
Perwakilan). Dalam artian lain Demokrasi yakni “ pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat”. Hal ini berarti sistem yang tertinggi didalam demokrasi ada di tangan rakyat dan
rakyat juga mempunya hak, kesempatan, suara yang sama dalam proses pengendalian
pemerintah. Melalui demokrasi, keputusan-keputusan dalam pemerintahan di ambl dari suara
terbanyak. Menurut  James Madison pada tahun 1787,  bahwasannya demokrasi yang murni,
yaitu “sebuak perkumpulan masyarakat yang mana didalamnya terdiri atas sejumlah kecil
warganegara yang berkumpul dan melaksanakan sendiri sistem pemrintahan”, (Dahl, 2001; 15-
22).
Menurut Dr. Ali Newaz Memon  Demokrasi dicirikan oleh hak dan kewajiban secara
formal. Pendefinisian demokrasi menurutnya ialah “Dimana suatu bentuk atau sekema dalam
suatu lembaga pemerintahan yang mana kekuasan tertinggi berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan secara langsung olehnya, atau perwakilan yang telah dipilih dalam sistem pemilu
yang mana diambil dari suara terbanyak, namun dari para kelompok tradisional keberatan
dengan definisi ini, dikarenakan mereka khawatir terhadap hal tersebut mengakibatkan
berimplikasi merampas kekuasaan absolute tuhan. Mereka tidak menyadari bahwa harus ada
orang yang mengimplementasikan hukum-hukum tuhan pada sebagian  pseudo-demokrasi,
seperti di Pakistan, adanya pemilu secara periodik dan itupun tidak ada manfaatnya, karena jika
salah satu orang dipilih sebagai pemimpin maka dia tidak akan memperhatikan lagi kemauan
rakyatnya. (Lewia, 2002; 3-4)
Hamper semua Negara di didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang
foundimental sebagai telah ditunjukkan oleh hasil study UNESCO pada awal 1950-an, yang
mana telah mengumpulkan lebih dari 100 sarjana Barat dan Timur, sementara di Negara-negara
demokrasi itu memberikan peran kepada Negara dan masyarakat yang hidup dengan porsi
berbeda-beda. Demokrasi jugasebagai asas kenegaraan secara esencial telah memberikan arahan
pada masyarakat yang menjalankan suatu demokrasi dan untuk dapat menyelenggarakan Negara
sebagai organisasi tertingginya, namun sebaliknya demokrasi malah berjalan secara berbeda-
beda. (Rais, 1995: 1)

B. Sejarah Praktek Dan Perkembangan Demokrasi  


a. sejarah pelaksanaan demokrasi/praktek demokrasi
             Di dalam pelaksanaannya, bahwa demokrasi telah didiskusikan lebih kurang selama
2500 tahun yang lalu. Banyak orang amerika bahwa demokrasi demokrasi baru saja dimulai 200
tahun lalu di Amerika Serikat. Walupun banyak yamg mengetahui akar klasiknya, akan
berpendapat bahwa asal mulanya dari Yunani atau Romawi Kuno. Di Yunani kuno 2500 tahun
yang lalu dan secara berangsur-angsur menerobos keluar  dari permulaannya yang dahulunya
amat kecil, sampai kepada saat ini, dimana ia telah mencapai setia benua dan mencakup sebagian
besar umat manusia.  Didalam suatu demokrasi  dapat di ciptakan secara otonomi dan dapat pula
diciptakan kembali apa bila terdapat kondisi yang menguntungkan, yang mana kondisi tersebut
memang telah terdapat pada waktu yang berbeda-beda dan tempatnya pun juga bebeda-beda
dalam proses pelaksanaan maupun prakteknya demokrasi di suatu Negara maupun wilayah.
(Dahl, 2001; 9-12)
 Proses demokrasi ini membicarakan tentang pelaksanaan didalam suatu kekuasaan, atau
lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Pada dasarnya Demokrasi yakni aturan
orang (people  rule) dan di dalam sistem politik yang demokrasi rakyat mempunyai hak,
kesempatan, dan suara yang sama dalam mengatur pemerintahan didunia publik. Didalam
menjalankan sistem demokrasi tersebut tidak hanya dengan memilih pemimpin atau bahwa
hukum itu fair dan adil, sebagaimana tidak cukup bahwa hukum tersebut didasarkan atas prinsip-
prinsip hukum tuhan (alami); dalam hal tersebut masyarakat harus ambil bagian secara relatif
dalam proses politik disetiap level. Hal tersebut dapat berarti dewan permusyawaratan rakyat,
atau pemilihan wakil-wakil yang akan membuat suatu keputusan. Didalam sejarah periode-
periode awal. banyak yang mencari bebagai sistem dalam pemilihan kepresidenan maupun
didalam sistem lainnya, tetapi tidak pernah menyadarinya.  didalam sistem demokrasi ada satu
sistem demokrasi yang penting yang mana telah dipraktekkan di amerika sekarang, dan
disebutkan didalam karya besar Taqueville Democracy In America, bahwa banyak pengaturan
dalam kepemerintahan itu tidak ada dalam bentuk lembaga-lembaga politik secara formal. Hal
ini di dipraktekkan dalam banyak komunitas (Lewis,et.al, 2002; 6-7)                          

b. sejarah perkembangan demokrasi


 Sejarah perkembangannya demokrasi dapat diibaratkan seperti sebuah kelompok yang
mana sangat jelas dalam batasan-batasannya, bisa dikatakan mereka dapat melakukan sesuatu
dengan kehendak mereka dan tidak adamya campurtangan pihak-pihak yang lain. Didalam
situasi seperti ini kecenderungan demokrasi akan muncul.   pada abad 500 tahun sebelum
masehi, situasi yang menguntungkan telah muncul kembali di berbagai tempat, dan beberapa
kelompok kecil manusia telah mengembangkan sistem pemerintahan yang memberikan
kesempatan yang cukup besar untuk ikut serta dalam mengambil keputusan suatu kelompok.
Dalam demokrasi primitif itu telah di ciptakan kembali dalam bentuk yang lebih maju.
Prkembangan demokrasi yang paling penting telah terjadi atau telah mucul dikawasan Eropa,
tiga di antaranya Laut Tengah, dan yang lainnya di Eropa Utara. Di kawasan laut tengah adalah
dimana suatu sistem yang diciptakan pleh  pemerintahan yang memberikan tempat bagi
partisipasi rakyat melalui sebagian besar warga Negaranya, atas daar yang sangat kuat, sehingga
dapat mampu bertahan sampai berabad-abad lamanya. (Dahl. 2001; 14-15)
Didalam proses perkembangan suatu demokrasi, yaitu mulai dari demokrasi langsung,
demokrasi kuno yang mulai timbul dan berkembang sejak pada zamannya yunani kuno, sampai
perkembangannya mencapai demokrasi tidak langsung demokrasi perwakilanm atau demokrasi
modern. Pada abad ke XVII dan abad ke XVII, dalam hal ini akan  sangat erat dalam hubungan
dengan ajaran-ajaran para sejarah hukum islam. Terutama dalam ajaran Montesquieu, yang
ajarannya membahas tentang pemisahan atas kekuasaan, yang kemudia dikenal dengan nama
Trias Politika. Karena dengan ajaran ini atau munculnya ajaran ini dapat menimbulkan suatu
tipe-tipe dari demokrasi modern, dan ajaran Rouseau, yaitu ajarannya membahas tentang
kedaulatan rakyat yang justru tidak dapat dipisahkan dengan demokrasi. ( Soehino.1998; 6)

C. Prinsip Dan Parameter Demokrasi


Kata demokrasi, merupakan salah satu istilah yang masih diperdebatkan hingga sekarang
ini(Garnham dan Tesler, 1995, Parry dan moran, 1994, held,1987). Dimana suatu usaha dapat
didefinisikan secara otomotis dan menganut paham teori tertentu. Yang mana demokrasi
dimaksudkan sebagai sesuatu pemahaman yang praktis. Pada konteks ini akan menjelaskan
tentang parameter-parameter demokrasi(Nasional Endowment For Demokracy(NED). Parameter
ini dapat dilihat dari konsep sartori, yang mengacu kedalam demokrasi yang eksistensinya dalam
pemerintahan perwakilan yang mana telah dipilih berdasarkan kekuasaan yang terbatas. Dalam
halnya diungkapkan oleh held bahwasannya demokrasi, telah dipahami sebagai cara dalam
pencapaian suatu kekuasaan dan juga untuk menampuk proyek-proyek politik  yang bersaing.
Shal tersebut dapat dicapai karena” dapat menahan kemungkinan munculnya suatu prinsip
legitimasi yang didasarkan pada ketrtarikan politik di satu sisi, dan pada proses pembuatan
kebijakan yang dapat menjembatani perbedaan dan penyaringan terhadap hasil-hasil yang dapat
diterima.( Lewis, et. al. 2001; 219-220).
Menurut  Maurice Duverger timbulnya pembatasan kekuasaan penguasa bukanlah hasil
dari suatu pemikiran, melaikan adanya kesukaran-kesukaran dan kesulitan-kesulitan serta
rintangan-rintangan yang bersifat kenbendaan atau materiil.  Dalam hal ini maka banyak proses-
proses perkembangan, yang mana terdapat dalam alat-alat lalu lintas, ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Dan terciptanya perkembangan dalam suatu sistem peralatan
dapat memudahkan bagi seluruh penguasa dalam mengawasi didalam suatu bidang pemerintahan
dan merekapun dibatasi dalam penggunaan  peralatan tersebut. Dengan demikian maka pra
pendukung doktrin individualisme akan berusaha untuk memikirkan dan menemukan cara-cara
yang baik dan berhasil., untuk membatasi kekuasaan penguasa. Bahwasannya dalam teori
ketatanegaraan masalah mengenai pembatasna suatu kekuasan itu sangatlah penting agar supaya
tidak dapat melampaui batasan dalam kekuasaanya.( Soehino. 1998; 268).

D. Model-Model Demokrasi
Ada dua kategori (model) utama didalam suatu demokrasi jika hal tersebut dapat
digabungkan  dengan konsepsi ideal dari demokrasi itu sendiri. Dua model demokrasi
yang dimaksud adalah substantive democracy dan procedural democrasy. Karakter
model yang pertama (substantive democracy), antara lain ditandai dengan  adanya
persamaan antar kelas, etnik, gender, dan bentuk-bentuk lain dari identitas atau affiliasi
dalam masyarakat. Model ini secara essensial, banyak merujuk pada model“demokrasi
ideal” atau konsep demokrasi populis. Sedangkan karakter
model procedural democracy , antara lain ditunjukan oleh adanya kebebasan sipil, dan
dilaksanakannya pemilihanumum secara reguler. (Sutek. 2011; 3).
Didalam suatu demokrasi moderen, tipe-tipe demokrasi diantaranya yakni : 1.
Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif, dengan sistem
pemerintahan yang tegas dalam hubungan antara badan-badan, atau organ-organ yang memegang
kekuasaan dari pada Negara tersebut, terutama dalam bidang legislatif dalam suatu hubungan,
yaitu badan yang bertugas dalam memegang suatu perundang-undangan, yang dapat disebut
sebgai badan perwakilan rakyat, sedangkan badan eksekutif yakni suatu badan yang memegang
suatu pemerintah, atau suatu badan yang lekasanakan suatu peraturan-peraturan negar, atau
disebut juga dengan pemerintah. 2. Demokrasi atau pemerintahan perwakilan rakyat yang
representatif dengan menjalankan sistem pemisahan kekuasaan, terutama di antara badan
legislatif dengan badan eksekutif, dan memiliki suatu hubungan yang bersifat timbal balik dapat
saling mempengaruhi, atau sistem parlementer. Didalam hal ini sangat erat hubungan antara
badan legislatif dengan badan eksekutif, tugas eksekutif tersebut di serahkan pada suatu cabinet
atau dewan kementrian . 3. Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif,
dengan sistem pemisahan kekuasan, dengan stelsel referendum atau control secra langsung oleh
rakyat. Didalam sistem referendum badan eksekuti yang bersifat suatu dewan atau disebut juga
dengan Bundesrat, yang merupakan suatu badan didalam legislative. Soehino.1998; 248-254)

E. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Dalam sejarah negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad,
perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi
dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat yang
beraneka ragam pola adat budayanya. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat
dibagi dalam empat periode: 1. Periode 1945-1959, masa Demokrasi Parlementer yang
menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan
demokrasi parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan
DPR. 2. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek
telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa
aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden,  perkembangan pengaruh komunis, 3. Periode 1966-1988, masa Demokrasi
Pancasila Era Orde Baru yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan
sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan
ketetapan MPRS/MPR. 4. Periode 1999-sekarang, Masa Demokrasi Pancasila Era
Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan
perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
( Kaelan, M.S. 2007; 63-64 )
Pada awal kemerdekaan Indonesia, demokrasi yang ada di Indonesia masih belum
sepenuhnya menganut atau menjalankan suatu demokrasi dalam artian lain Indonesia masih sulit
untuk menjalankan sistem demokrasi. Dengan perkembangan sistem demokrasi yang ada di
dalam Indonesia saat ini sangatlah berbeda dengan yang dahulunya pada masa orde lama. Pada
dasarnya transisi sistem demokrasi di Negara Indonesia saat ini jauh lebih baik dan makin
matang dalam memasuki satu dasa warsa pasca reformasi. Salah satunya yakni freedom house
(2006),yang mana menempatkan Indonesia dalam sistem demokrasi terbaik ketiga diduni,
suapaya dapat menguatkan klaim Freedom House dan IAPC. Indonesia perlu menjalankan
prasyarat  demokrasi diantaranya  kebebasan dalam berekspresi, kebebasab pres, dan partai
politik.( Budiyono. 2008; 88-89)
 
F. Islam Dan Demokrasia
            Pada masa lalu islam dalam demokrasi, muslim khawatir akan timbulnya perpecahan di
kalangan umat dan karenanya mereka berulang kali meminta Nabi untuk secepatnya mengangkat
(penggantinya) pada waktu itu kondisi Nabi Muhammad terbaring sakit. Dan Nabi Muhammad
pun menolak untuk melakukan pergantian tersebut yang mana diartikan bahwasanya hal tersebut
bertujuan untuk bagaimana mereka dapat memilih atau mengangkat siapa dan bagaimana kaum
muslimin akan diperintah, hal tersebut merupakan prisnsip fundamental dalam demokrasi islam
dan inilah yang disebut (pemerintahan sendiri). Pada awal abad ke-20 sebagian besar negara
negara muslim dijajah oleh negara eropa. Hal tersebut bertujuan untuk memordenisasi yang
dilakukan oleh kelompok sekuler bertujuan untuk mencapai kesuksesan jika mereka tidak
bersikap anti agama. Definisi sekularisme yang benar adalah pemisahan antara agama dan negara
sehingga banyak negara muslim, banyak yang memusuhi negara-negara islam. (Buku Islam
Liberalisme Demokrasi Bernard Lewis et.al. 2002; 13-18)
Ada tiga pendapat yang berbeda dalam menyikapi hubungan Demokrasi dengan Islam.
1. Mereka yang menolak demokrasi dengan mengatasnamakan Islam.
Mereka ini bependapat bahwa demokrasi dan Islam adalah dua hal yang bertentangan
dan tidak akan bisa dipertemukan. Mereka beralasan:
a. Demokrasi merupakan hasil pemikiran manusia sedangkan Islam berasal
dari Allah.
b. Demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat;
sedangkan Islam mengatakan bahwa kekuasaan itu milik Allah.
c. Demokrasi ditentukan oleh suara terbanyak, padahal belum tentu suara
terbanyak merupakan kebenaran.
d. Demokrasi adalah hal baru yang termasuk dalam kategori bid’ah dalam
agama; generasi Islam sebelumnya tidak mengenal adanya sistem demokrasi.
Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menciptakan hal baru yang sebelumnya tidak
ada dalam agama kita, maka hal tersebut ditolak.” (HR. Muslim, Ahmad). Juga
hadits Nabi lainnya, “Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang tidak ada
dalam agama kami, ia akan ditolak.” (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa’i).
Demikian pula ada hadits yang menyatakan, “Perkataan yang paling benar
adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad, seburuk-
buruk hal adalah sesuatu yang diada-adakan. Setiap yang diada-adakan adalah bid’ah.
Setiap bid’ah adalah sesat, dan kesesatan itu akan mengantarkan ke neraka.” (HR.
Muslim, Ahmad, An-Nasa’i) [2]

2. Mereka yang menerima demokrasi secara total tanpa reserve.


Kelompok ini menganggap bahwa demokrasi Barat adalah satu-satunya solusi yang tepat untuk mengatasi
problematika negara, pemerintahan, rakyat dan tanah air. Mereka menerima demokrasi Barat bulat-bulat, termasuk
sistem ekonomi liberalnya dan sistem sosial kemasyarakatannya yang bebas tanpa batas.

3. Mereka yang menerima demokrasi secara moderat.


Kelompok ini berpendapat bahwa ada yang positif dalam sistem demokrasi, dan hakikat dari demokrasi itu
sendiri tidak bertentangan, bahkan bersesuaian, dengan ajaran Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa hakikat
demokrasi itu adalah hak rakyat untuk memilih siapa pemimpinnya.(   HR. Ahmad  no.17994; 212).
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dimana suatu demokrasiyang lahir dari bangsabarat yang mana mereka telah menyebarkan
system demokrasi tersebut keberbagai daerah di dunia ini dan didalam bahasa yunani
kuno,demokrasi diartikan sebagai demos yang artinya masyarakat karatos yang
berartikankepemerintahan, secara garis besar demokrasi yaitu suatu system kepemerintahan
didalam suatu Negara yang mana dalam proses nya pemerintahan tersebut berawal dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat. Didalam suatu system pemerintahan rakyat memiliki hak dalam
berpendapat mauun dalam mempertimbangkan keputusan keputusan yang akan diambil oleh
pemerintahan didalam suatu Negara.
2. pada dasarnya pelaksanaaan dan perkembangan demokrasia tersebut berawal atau muncul
beberapa ratus tahun yang lalu yang mana muncul dan penerapanya masih tergolong sedikit,
contohnya di Negara amerika srikat   yangmana dia telah melaksanakan suatu system demokrasi
yang telah berjalan sangat lama walaupun merekajuga mengetahui awal sejarahdemokrasi
tersebut dari yunani kuno atau Athena. Didalam hal ini masyarakat sangat berperan dalam
demokrasi, dikarenakan dalam proses demokrasi masyarakat sangat di perlukan dalam hal suara
maupun hak-hak dan kesempatan dalam keputusan di  dunia publik.

Daftar Pustaka
·  HR. Ahmad dalam Al-Musnad, no.17994 dari Abdurrahman bin Ghanam. Juga, HR.
Thabrani, dalam Al-Ausath, jld 7, hlm 212 dari Al-Barra bin Azib.
·  HR. Muslim dalam Bab Al-Jum’ah, no.867; Ahmad dalam Al-Musnad, no.14334; An-
Nasa’i dalam Bab Shalat Al-Idain, no.1578; Ibnu Majah dalam Al-Muqaddimah, no.45.
·  Menurut At-Tirmidzy, ini adalah hadits hasan shahih gharib yang diriwayatkan dari
Umar bin Khathab. Adz-Dzahaby menshahihkannya menurut syarat Asy-Syaikhani
(Bukhari –Muslim).
·  Hadits ini diriwayatkan dari Abdurrahman bin Ghunm Al-Asy’ari. Di dalam sanadnya
ada Syahr bin Hausyab. Menurut Ibnu Hajar dalam At-Taqrib, dia dapat dipercaya
(tsiqah) namun banyak hal yang meragukan. Ahmad Syakir min-tsiqah-kannya dalan
Takhrijul-Musnad
-  Agard, Walter R, What Democracy Meant To The Mean Greeks
- Madison: University of Wisconsin Prees, 1965
- Hansen, Mogent Herman,. The Athenian Democrecy In the Age  of Demosthenes
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ 1 DAFTAR
ISI........................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Belakang .............................................................................................. 3 1.2. Rumusan
Masalah ......................................................................................... 4 1.3.
Tujuan ............................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Demokrasi........................................................................................ 5 B. Prinsip
Demokrasi............................................................................................... 6 C. Jenis-jenis
Demokrasi......................................................................................... 7 D. Ciri-ciri
Demokrasi............................................................................................. 8 E. Contoh
Demokrasi............................................................................................... 8 BAB III Kesimpulan dan Saran
A.Simpulan............................................................................................................. 10 B.
Saran.................................................................................................................. 10 DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................... 11 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Belakang Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari semua
sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya,
kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing. Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau
negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan
sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi
di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia,
selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan demokrasi? 1.2.2. Apa sajakah
jenis-jenis demokrasi? 4 1.2.3. Bagaimana ciri-ciri demokrasi? 1.2.4. Apa sajakah contoh-contoh
demokrasi? 1.2.5. Bagaimanakah prinsip demokrasi? 1.3. Tujuan 1.3.1. Dapat mengetahui pengertian
demokrasi 1.3.2. Dapat mengetahui jenis-jenis demokrasi 1.3.3. Dapat mengetahui ciri-ciri demokrasi
1.3.4. Dapat mengetahui contoh-contoh demokrasi 1.3.5. Dapat mengetahui prinsip demokrasi 5 BAB II
PEMBAHASAN A. Pengertian Demokrasi Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti
kekuasaan rakyat. Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat
dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi
adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Berikut ini adalah pengertian demokrasi menurut
beberapa ahli : 1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh
tiga lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang
merupakan pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki
kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan
untuk mengadili pelaksanaan undang-undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara
independen tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya. 2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 3. Demokrasi menurut Aristoteles
mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui
kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun
mengatakan apabila seseorang hidup tanpa kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama saja
seperti budak. 4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk
mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang
diserahkan untuk memerintah. 6 5. Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah
bentuk pemerintahan dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus diselenggarakan oleh
rakyat melalui para wakil yang terpilih dalam suatu proses pemilu. B. Prinsip Demokrasi Prinsip
demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik a. Pembagian
kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif) b. Pemerintahan konstitusional c. Partai politik
lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya d. Pers yang bebas e. Perlindungan terhadap hak
asasi manusia f. Pengawasan terhadap administrasi negara g. Peradilan yang bebas dan tidak memihak h.
Pemerintahan yang diskusi i. Pemilihan umum yang bebas j. Pemerintahan berdasarkan hukum 2. Prinsip
Non-demokrasi (Kediktatoran) a. Pemusatan kekuasaan Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
menjadi satu dan dipegang serta dijalankan oleh satu lembaga. b. Pemerintahan tidak berdasarkan
konstitusional Pemerintahan dijalankan berdasarakan kekuasaan. Konstitusinya memberi kekuasaan yang
besar pada negara atau pemerintah. c. Rule of Power Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan
supremasi kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah.. d. Pembentukan pemerintah tidak
berdasarkan musyawarah tetapi melalui dekrit e. Pemilihan umum yang tidak demokratis. Pemilihan
umum dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah negara. f. Manajemen
dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab 7 g. Tidak ada dan atau dibatasinya
kebebasan berpendapat, berbicara dan kebebasan pers. h. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan
dengan cara kekerasan dan penggunaan paksaan. i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia
bahkan sering terjadi pelanggaran hal asasi manusia. j. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas
warga negara. C. Jenis-jenis Demokrasi Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Berikut beberapa jenis dari
demokrasi : 1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat a. Demokrasi Langsung Merupakan sistem
demokrasi yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan
saat menentukan arah kebijakan umum dari negara atau undang-undang. b. Demokrasi Tidak Langsung
Merupakan sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan. 2. Demokrasi
Berdasarkan Prinsip Ideologi a. Demokrasi Liberal Merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan
dan mengabaikan kepentingan umum b. Demokrasi Rakyat Merupakan demokrasi yang didasarkan pada
paham sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara. c.
Demokrasi Pancasila Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada nilainilai sosial
budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh
msyarakat atau warga negara. Demokrasi pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati nurani
rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi pancasila yang bersumber pada falsafah
pancasila. 8 D. Ciri-Ciri Demokrasi Ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan oleh sistem
demokrasi seperti: • Pemerintahan didasarkan kehendak dan kepentingan semua rakyat. • Ciri
konstitusional ialah hal yang berhubungan denag kepentingan, kehendak atau kemauan atau kekuasaan
rakyat yang dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang negara tersebut. • Ciri perwakilan yakni
dalam mengatur negaranya kedaulatan rakyat akan diwakilkan oleh beberapa orang yang sudah dipilih
oleh rakyat itu sendiri. • Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan. • Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk
menjadi bagian dalam melaksanakan sistem demokrasi. • Ciri kekuasaan ialah adanya pembagian dan
pemisah kekuasaan. • Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudah dipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi. E. Contoh Demokrasi 1. Jenis-Jenis Demokrasi •
Demokrasi Langsung Contoh : Ikut mencoblos saat pemilu atau pilkada, dan memilih secara langsung
ketua kelas. • Demokrasi Perwakilan Contoh : Pembuatan undang-undang yang diwakili oleh anggota
DPR 2. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat dibagi 3 : • Referendum
Wajib Contoh : Pemungutan suara pemisahan Timor-Timur, dan persetujuan yang diberikan oleh rakyat
terhadap pembuatan UUD. • Referendum Tidak Wajib Contoh : Peranan partai politik tidak begitu
menonjol tetapi kehendak rakyat dapat diketahui secara langsung dalam demokrasi. 9 • Referendum
Konsultatif Contoh : Rayat sendiri kurang memahami tentang ini maka pada saat materi UU rakyat hanya
diminta persetujuan. 3. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas : • Demokrasi Formal
Contoh : adanya keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat. • Demokrasi Material Contoh :
Mungkin keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat hanya sebagai simbol saja, dan hanya
mementingkan kepentingan negara saja dibandingkan rakyat. • Demokrasi Campuran Contoh : Rakyat
memilih wakil di DPRD kemudian wakil itu dikontrol oleh rakyat dengan sistem referendum. 4. Demokrasi
berdasarkan prinsip ideologi : • Demokrasi Liberal Contoh : Dalam demokrasi ini adanya sistem multi
partai dan Demokrasi ini telah mendorong untuk lahirnya partai-partai politik. • Demokrasi Rakyat
adalah Demokrasi dimana rakyat yang menentukan saat ada masalah penting. Contoh : Pada saat
pemilihan presiden dan wakil presiden 10 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1Kesimpulan 1. Demokrasi
adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara 2. Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua yaitu Prinsip
Demokrasi Sebagai Sistem Politik dan Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran) 3. Demokrasi memiliki
banyak jenisnya. Yaitu Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat (Demokrasi Langsung, Demokrasi Tidak
Langsung) dan Demokrasi (Berdasarkan Prinsip Ideologi, Demokrasi Liberal, Demokrasi Rakyat,
Demokrasi Pancasila) 3.2 Saran Demokrasi di indonesia harus di pahamin karna agar semua masyarakat
Indonesia bisa menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-baiknya. 11 DAFTAR PUSTAKA
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pe ngertian-demokrasi-dan-jenis-
jenis.html (Diakses pada tanggal 4/11/2017). http://www.informasi-pendidikan.com/2016/02/ciri-
ciridemokrasi.html (Diakses pada tanggal 4/11/20

Anda mungkin juga menyukai