Anda di halaman 1dari 60

PSIKOTROPIKA

HIPNOTIK-SEDATIF

DR.dr Umi Kalsum M.Kes

1
Sel sukar
Pengertian Psikotropika
tereksitasi

• Psikotropika adalah zat atau obat yang


bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang SSP menimbulkan
reaksi halusinasi, ilusi, gangguan berpikir,
kecanduan
• Istilah psikotropik mulai dipergunakan tahun
1971 sejak dikeluarkannya convention on
psycotropic substance oleh General Assembly
yang menempatkan zat-zat tersebut di bawah
kontrol internasional.
2
Dalam United Nation Conference for Adoption of
Protocol on Psychotropic Substance Batasan zat
psikotropik adalah bentuk bahan yang
menyebabkan:

▪ Keadaan ketergantungan
▪ Depresi dan stimulan susunan saraf pusat
(SSP)
▪ Menyebabkan halusinasi
▪ Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau
persepsi
Psikotropika

• Menurut undang-undang nomor 5 tahun


1997 tentang Psikotropika, dalam pasal 1
butir 1 disebutkan:
• Psikotropika adalah zat atau obat. baik
alamiah maupun sintesis bukan narkotika.
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan prilaku
Menurut Farmakologi
Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis
tertentu di SSP
1.Obat Golongan Neuroptika
2.Obat yang tergolong transquillizer
Obat-obat yang menstimulir (merangsang)
fungsi-fungsi tertentu di SSP
1. Obat golongan anti depressiva
2. Obat golongan Psikostimulansia
3. Obat-obat yang mengacaukan mental
tertentu LSD (Lysergic Acid
Dicthylamide).
Obat golongan neuroleptika

Disebut juga obat antipsikotika obat


yang menekan fungsi psikis tertentu, tanpa
menekan fungsi umum seperti berpikir dan
berkelakuan normal. Obat-obat ini dapat
meredakan emosi dan agresi yang pada
umumnya diderita oleh psikosis, yaitu
penderita penyakit jiwa seperti schizofrenia
OBAT GOLONGAN TRANSQUILLIZER
🡺 Adalah obat-obat penenang yang berkhasiat
selektif terutama pada bagian otak yang
menguasai emosi, yakni sistem limbik dan
menekan SSP.
🡺 Bedanya dengan golongan neurotika adalah
bukan merupakan anti psikotika.

OBAT GOLONGAN ANTI DEPRESIVA


Adalah obat yang dipergunakan untuk
menghilangkan, memperbaiki dan meringankan
gejala-gejala suasana jiwa seperti murung dll
Obat golongan psikostimulansia

▪ Obat ini mempertinggi inisiatif, waspada serta


prestasi fisik dan mental, rasa letih dapat
diminalisir / dihilangkan (merangsang otak dan
syaraf )
contoh ; amfetamin, Estasi, kokain, sabu-sabu
Obat golongan psikodisleptika
▪ Obat ini menimbulkan halusinasi, dan
khayalan.
Contoh ; LSD
Amphetamin

▪ Amfetamin ditemukan oleh OGATO (Jepang)


tahun 1919. pertama kali dipergunakan untuk
obat asma;
▪ •Digunakan secara masal pada masa PD I dan
PD II; untuk menghilangkan rasa kantuk, lelah.
Kegunaan amfetamin dalam medis

Digunakan untuk :
▪ Gangguan pusat perhatian pada anak
▪ Gangguan depresi;
▪ Menjaga kestabilan tekanan darah waktu
pembedahan;
▪ Untuk mengurangi nafsu makan;
▪ Untuk membangkitkan semangat kerja.
Efek jangka panjang

▪ Paranoid
▪ Mudah panik
▪ Malnutrisi
▪ Mudah terinfeksi
▪ Rusaknya sel otak
▪ Gangguan jiwa
Efek Penggunaan Ecstacy

▪ Onset 20 - 60 menit
Duration maksimum 1 jam.
▪ Seluruh tubuh akan terasa melayang.
▪ Kadang-kadang lengan, kaki dan
rahang kaku, mulut kering.
▪ Pupil mata membesar dan Takhikardi
▪ mual.
Sabu-sabu
▪ Shabu-shabu berbentuk kristal, berwarna putih,
dan dikonsumsi dengan cara membakar di atas
aluminium foil ,Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air).

▪ Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter


karena asap tersaring pada waktu melewati air
tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih
membakar Sabu dengan pipa kaca karena
takut efek jangka panjang yang mungkin
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Efek Pemakaian Sabu

▪ Merasa bersemangat
▪ Menambah kewaspadaan
▪ Euforia
▪ Insomnia
▪ Mengurangi nafsu makan;
Halusinogen

▪ Halusiogen dalam medik didefinisikan


sebagai zat yang menimbulkan
gejala
halusinasi, bekerja terhadap sistem
neurotransmisi serotonin di otak.
Contoh :LSD /ganja
Reaksi pemakaian LSD
▪ Mengalami vertigo dan melihat warna-warna
yang indah

▪ ½ sampai 1 jam pertama akan mengalami fly


dan mencapai puncaknya dalam waktu 2 –6
jam setelah pemakaian dan menghilang
setelah 12 jam

▪ Belum ada bukti yang cukup kuat akan


ketergantungan fisik, akan tetapi
ketergantungan psikis sangat besar
Reaksi fisik

▪ Pupil mengecil
▪ Temperatur turun
▪ Mual atau muntah
▪ Kadar gula meningkat
▪ akhikardi
Tanda-tanda psikologis

▪ Moody
▪ Gangguan persepsi
▪ Gangguan proses berfikir
▪ Gangguan perilaku
▪ Euforia
▪ Mudah panik
▪ Disorientasi waktu dan tempat.
Menurut UU nomor 5 tahun 1997
Psikotropika terbagi dalam empat golongan :
▪ Psikotropika gol. I
▪ Psikotropika gol. II
▪ PsikotropikaGol. III dan Psikotropik Gol IV.

▪ Psikotropika yang sekarang sedang populer


dan banyak disalahgunakan adalah
psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal
dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang
dikenal dengan nama Shabu-shabu.
▪ Psikotropika golongan 1 : tidak digunakan untuk
tujuan terapi, potensi ketergantungan sangat
kuat. Contoh : LSD
▪ Psikotropika golongan II : digunakan untuk
terapi tapi dapat rnenimbulkan ketergantungan.
Contoh : Amfetamin
▪ Psikotropika golongan III : digunakan untuk
terapi dengan ketergantungan sedang. Contoh :
hipnotik-sedatif (barbiturat) .
▪ Psikotropika golongan IV : digunakan untuk
terapi dengan ketergantungan ringan. Contoh :
benzodiazepin (diazepam)

20
HIPNOTIK-SEDATIF

Depresan SSP

Relatif Nonselektif

Tenang – kantuk – tidur – hilang kesadaran


– anestesi – koma tgt dosis

21
Pada dosis terapi
SEDATIF
– Menekan aktivitas
– Menurunkan respon thd rangsangan
emosi
– Menenangkan
HIPNOTIK
– kantuk
– mempermudah tidur
– mempertahankan tidur fisiologis

22
INDIKASI LAIN
HIPNOTIK-SEDATIF

• Pelemas otot
• Antiepilepsi
• Antiansietas
• Induksi anestesi

23
KLASIFIKASI
1. Golongan benzodiazepin
Alprasolam ,diazepam, klordiazepoksid

2. Golongan barbiturat
fenobarbital, tiopental

3. Golongan lain
meprobamat, kloralhidrat,
Difenhidaramin dll

24
BENZODIAZEPIN

25
BENZODIAZEPIN
MEKANISME KERJA
Potensiasi inhibisi neuron dengan GABA
sebagai mediator

Gamma Amino Butyric Acid (GABA) + Bzp



Pembukaan kanal Cl ->CI Masuk

Potensiasi elektrik meningkat

Sel sukar tereksitasi 26
BENZODIAZEPIN
SSP
– Hipnosis, sedasi, relaksasi, antikonvulsi
– Anterograde amnesia
– Relaksan otot 🡺 toleransi ⊕
– Blokade neuromuskuler (dosis tinggi)
– Hiperalgesi 🡺

CVS
– Vasodilatasi koroner (IV)
– Tekanan Darah menurun
– Denyut Jantung meningkat

27
BENZODIAZEPIN
PERNAFASAN
– Depresi ringan
– Depresi berat bila bersama dengan alkohol

GIT
– Mengurangi sekresi asam lambung waktu
malam

28
BENZODIAZEPIN
FARMAKOKINETIK
– Diabsorbsi sempurna
– Bzp dan metabolit aktifnya terikat protein
plasma
– Dapat melewati sawar uri
– Diekskresi ke ASI
– Metabolisme di hepar

29
Turunan benzodiazepin yang beredar di
Indonesia sejak tahun 1997

▪ Xanax (alprazolam)
▪ Lexotan (bromazepan)
▪ Valium (diazepam)
▪ Tranxene (dipotasium klorazepat)
▪ Librium (klordiazepokside)
▪ Frisium (Klobazam)
▪ Ativan (Lovazepam)
▪ Serenal 10 (Oxazolam)
Hipnotik yang ideal :
Mula kerja cepat Onset mampu
mempertahankan tidur sepanjang
malam dan tidak meninggalkan
residu
Benzodiazepin yang digunakan sebagai
hipnotik :
Flurasepam , Triazolam, dan diazepam

31
Efek Samping :
Inkoordinasi motorik , Ataksia , lambat
bereaksi , gangguan fungsi mental dan
psikomotor , gangguan koordinasi berpikir,
bingung dan amnesia , mulut kering dan
pahit.
Interaksi dengan etanol menyebabkan
depresi berat.

32
BARBITURAT

33
BARBITURAT
OBAT
– Fenobarbital, Pentobarbital, tiopental

MEKANISME KERJA
– Dosis rendah 🡺 menyerupai benzodiazepin
– Dosis tinggi 🡺 agonis GABA-nergik

34
BARBITURAT
SSP 🡺 depresi
– Sedasi – hipnotik – anestesi – koma –
kematian
SARAF PERIFER
– Menekan transmisi ganglion otonom

PERNAFASAN
– Depresi nafas sesuai dengan dosis

35
BARBITURAT
CVS
– TD menurun, DJ menurun 🡺 syok

GIT
– Mengurangi tonus otot & amplitudo 🡺
mengobati diare, muntah

HEPAR
– Meningkatkan aktivitas enzimatik sitokrom
P450, sehingga kecepatan metabolisme
meningkat
36
BARBITURAT
FARMAKOKINETIK
– Peroral absorbsi cepat dan sempurna
– Melewati plasenta
– Terikat protein plasma

EFEK SAMPING
– Hangover, eksitasi paradoksal, rasa nyeri,
alergi, hiperplasi gingiva

37
Epilepsi

▪ Gangguan saraf kronik, berupa kejang


yang bersifat reccurent
▪ Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas
neuron cortical yang berlebihan di dalam
korteks serebral yang ditandai dengan
perubahan aktifitas elektrik pada
pemeriksaan EEG.
▪ Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi
tergantung dari daerah otak yang terlibat
Etiologi
▪ Epilepsi --- gangguan/abnormalitas dari
pelepasan neuron.
▪ Penyebabnya dapat berupa :
▪ Birth trauma
▪ Cedera kepala
▪ Tumor otak
▪ Penyakit cerebrovaskular
▪ Genetik
▪ Idiopatik
Patofisiologi
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak

terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori 🡪
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Fisiologi Normal
Diagnosis

• Pasien didiagnosis
epilepsi jika mengalami
serangan kejang
berulang
• Untuk menentukan jenis
epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan
berbagai alat diagnostik :
– EEG
– CT-scan
– MRI dll
Klasifikasi epilepsi

• Berdasarkan tanda klinik dan data EEG,


kejang dibagi menjadi :
– kejang umum (generalized seizure) 🡪
jika aktivasi terjadi pd kedua
hemisfere otak secara bersama-sama
– kejang parsial/focal 🡪 jika dimulai dari
daerah tertentu dari otak
Kejang umum terbagi atas:
• Tonic-clonic convulsion = grand mal
– merupakan bentuk paling banyak
– pasien tiba-tiba jatuh, kejang,
nafas terengah-engah, keluar air
liur
– bisa terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah
– terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah, kebingungan, sakit
kepala atau tidur
• Abscense attacks = petit mal

▪ Jenis yang jarang ,umumnya hanya terjadi


pada masa anak-anak atau awal remaja
▪ Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya
berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
▪ Kejadiannya cuma beberapa detik, dan
bahkan sering tidak disadari
• Myoclonic seizure
▪ Biasanya timbul pada pagi hari, setelah
bangun tidur
▪ Pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
▪ Jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa
terjadi pada pasien normal

▪ Atonic seizure
▪ Jarang terjadi
▪ Pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot 🡪
jatuh, tapi bisa segera recovered

46
Kejang parsial terbagi menjadi :
• Simple partial seizures
▪ Pasien tidak kehilangan
kesadaran
▪ Terjadi sentakan-sentakan
pada bagian tertentu dari
tubuh
▪ Complex partial seizures
▪ Pasien melakukan
gerakan-gerakan tak
terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll
tanpa kesadaran
Sasaran Terapi

• Mengontrol (mencegah dan mengurangi


frekuensi serangan
• Meminimalisasi adverse effect of drug

Strategi Terapi
• Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan
listrik syaraf yang berlebihan 🡪 melalui
perubahan pada kanal ion atau mengatur
ketersediaan neurotransmitter
Prinsip pengobatan pada epilepsi

▪ Monoterapi
▪ Meningkatkan kepatuhan pasien
▪ Hindari / minimalkan penggunaan antiepilepsi
sedatif
▪ Jika monoterapi gagal, dapat diberikan sedatif
atau politerapi
▪ Pemberian terapi sesuai dengan jenis
epilepsinya
▪ Mulai dengan dosis terkecil (dapat
ditingkatkan sesuai dengan kondisi pasien)
Prinsip pengobatan pada epilepsi
• Variasi individual -- perlu pemantauan
• Monitoring kadar obat dalam darah -
penyesuaian dosis
• Lama pengobatan tergantung jenis
epilepsinya, kondisi pasien dan kepatuhan
pasien
• Jangan menghentikan pengobatan secara
tiba-tiba (mendadak)
Penatalaksanaan Terapi
▪ Non farmakologi :
▪ Amati faktor pemicu
▪ Menghindari faktor pemicu (jika ada),
misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat
makan, dll.
▪ Farmakologi : menggunakan obat-obat
antiepilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal
Na+:
• Inaktivasi kanal Na 🡪 menurunkan kemampuan
syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin,
okskarbazepin, valproate
Obat-obat yang meningkatkan transmisi
inhibitori GABA ergik:
• agonis reseptor GABA 🡪 meningkatkan
transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja
reseptor GABA 🡪 contoh: benzodiazepin,
barbiturat
Obat-obat yang meningkatkan
transmisi inhibitori GABA ergik:
• Menghambat GABA transaminase 🡪
konsentrasi GABA meningkat 🡪 contoh:
vigabatrin
• Menghambat GABA transporter 🡪
memperlama aksi GABA 🡪 contoh:
tiagabin
• Meningkatkan konsentrasi GABA pada
cairan cerebrospinal pasien 🡪 mungkin dg
menstimulasi pelepasan GABA dari
non-vesikular pool 🡪 contoh: gabapentin 53
glutamat Pre-sinaptik
tiagabin
GAD
-
gabapenti GABA
Berdifu Transporter GABA
n
si
menjau +
h
2
GABA-transami Re-uptake
Metabol nase
GAB
it 3
-
A 1
GABA

Post sinaptik
Reseptor GABA
vigabatrin
EFEK DEPRESI
CNS
Generalized
Partial Atypical
DRUG Tonic- Clonic/
Absence Absence
Seizure Grand Mal
-Valproate
-Valproate
-Carbama -Ethosu
Drug of -Carbama
zepine ximide Valproate
Choice zepine
-Phenytoin Valproate
-Phenytoin

-Lamotrigine
Lamotrigine -Clona-zep
-Gabapentine
Topiramate am
-Topiramate
Primidone Clonazepam -Lamo
Alternative -Tiagabine
-Pheno Lamotrigine trigine
-Primidone
barbital Topiramate
-Pheno
Felbamate
barbital
Farmakokinetika Obat

AED : antiepileptic drug


Epilepsi pada Kehamilan
▪ the possibility of increased maternal seizures,
▪ pregnancy complications,
▪ Barbiturates and phenytoin are associated
with congenital heart malformations,
orofacial clefts, and other malformations.
▪ Valproic acid and carbamazepine are
associated with spina bifida (neural tube
defect) and hypospadias.
• Lamotrigin dan Gabapentin : tidak ditemui efek
teratogen pada hewan uji, tetapi data pada
manusia belum cukup kuat.

• Pemberian suplemen asam folat dan vitamin K


diperlukan selama wanita hamil yang
mengkonsumsi obat-obat antiepilepsi.

Anda mungkin juga menyukai