Anda di halaman 1dari 20

Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan praktikum


Maksud dan tujuan dilaksanakan nya praktikum ini adalah :
 Mahasiswa mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan cara
mendownload citra di USGS
 Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometrik pada citra hasil download
 Mahasiswa mampu melakukan dan menganalisis change detection terhadap
perubahan garis pantai
1.2 Tempat dan Waktu pelaksanaan Praktikum
Tempat : Ruang 18207 Gedung Teknik Geodesi ITENAS
Waktu :

Ayi Saroh / 232015079 1


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Citra Digital


Citra Digital adalah representasi dari sebuah citra dua dimensi sebagai
sebuah kumpulan nilai digital yang disebut elemen gambar atau piksel. Piksel
adalah elemen terkecil yang menyusun citra dan mengandung nilai yang
mewakili kecerahan dari sebuah warna pada sebuah titik tertentu. Umumnya
citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem
pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi
tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya piksel sehingga
ukuran citra selalu bernilai bulat. Setiap piksel memiliki koordinat sesuai
posisinya dalam citra. Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat
positif, yang dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan.
Setiap piksel juga memiliki nilai berupa angka digital yang merepresentasikan
informasi yang diwakili oleh piksel tersebut. Format data citra digital
berhubungan erat dengan warna. Pada kebanyakan kasus, terutama untuk
keperluan penampilan secara visual, nilai data digital merepresentasikan warna
dari citra yang diolah. Format citra digital yang banyak dipakai adalah Citra
Biner (monokrom), Citra Skala Keabuan (gray scale), Citra Warna (true color),
dan Citra Warna Berindeks.

Pengolahan citra adalah sebuah proses pengolahan yang inputnya adalah


citra. Otuputnya dapat berupa citra atau sekumpulan karakteristik atau parameter
yang berhubungan dengan citra. Istilah pengolahan citra digital secara umum
didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Dalam
definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga mencakup semua data dua
dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang
diwakili oleh bit-bit tertentu.

Ayi Saroh / 232015079 2


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

Pengolahan citra memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:


1. Digunakan sebagai proses memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia atau komputer.
2. Digunakan untuk Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra
menjadi citra lain. Contoh : pemampatan citra (image compression) Sebagai
proses awal (preprocessing) dari komputer visi.

Pengolahan citra dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu :

1. Kategori rendah melibatkan operasi-operasi sederhana seperti pra-


pengolahan citra untuk mengurangi derau, pengaturan kontras, dan
pengaturan ketajaman citra. Pengolahan kategori rendah ini memiliki input
dan output berupa citra.
2. Pengolahan kategori menengah melibatkan operasi-operasi seperti
segmentasi dan klasifikasi citra. Proses pengolahan citra menengah ini
melibatkan input berupa citra dan output berupa atribut (fitur) citra yang
dipisahkan dari citra input. Pengolahan citra kategori melibatkan proses
pengenalan dan deskripsi citra.
3. Pengohalan kategori tinggi ini termasuk menjadikan objek-objek yang
sudah dikenali menjadi lebih berguna, berkaitan dengan aplikasi, serta
melakukan fungsi-fungsi kognitif yang diasosiasikan dengan vision.

Land Satellite (Landsat) merupakan program tertua dalam perangkat


observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan nama Earth Resources
Technology Satellite (ERTS-1). Satelit ini merupakan satelit sumberdaya alam
yang pertama. Satelit Landsat terdiri dari beberapa seri yaitu: Landsat-1,
Landsat-2, diteruskan 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 dimana merupakan
bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit.

Ayi Saroh / 232015079 3


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

 Deskripsi Citra landsat 8


Landsat-8 adalah satelit Landsat seri terbaru yang diluncurkan pada
tanggal 11 Februari 2013. Satelit ini merupakan satelit kedelapan dalam
program Landsat (ketujuh untuk berhasil mencapai orbit). Pada awalnya
disebut Landsat Data Continuity Mission (LDCM), adalah sebuah
kolaborasi antara NASA dan Geological Survey Amerika Serikat (USGS).
NASA menyediakan pengembangan rekayasa sistem misi dan akuisisi
kendaraan peluncuran, sementara USGS disedikan untuk pengembangan
sistem darat dan melakukan operasi misi terus-menerus. Landsat-
8 direncanakan mempunyai durasi misi selama 5-10 tahun, dilengkapi dua
sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada
satelit-satelit pada program Landsat sebelumnya. Kedua sensosr tersebut
yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 Band
serta Sensor InfraRed Sensor (TIRS) yang terdiri dari 2 band.

Karakteristik band Landsat 8

Keunggulan Landsat-8
Dibandingkan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa
keunggulan khususnya terkait spesifikasi band-band yang dimiliki maupun
panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap.
Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna
dasar, yaitu Red, Green dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band
sebagai penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih
bervariasi.

Ayi Saroh / 232015079 4


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama
pada landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut
atau aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di
atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada
kedalaman berbeda.

 Deskripsi Citra landsat 7


Landsat 7 adalah satelit paling akhir dari program Landsat. Satelit ini
diluncurkan pada tanggal 15 April 1999. Tujuan utama Landsat 7 adalah
untuk memperbaharui arsip citra satelit, menyediakan citra yang update dan
bebas awan. Meski program Landsat dikelola oleh NASA, data dari Landsat
7 dikumpulkan dan didistribusikan oleh USGS. Proyek NASA World Wind
memungkinkan gambar tiga dimensi dari Landsat 7 dan sumber-sumber
lainnya untuk dapat dengan mudah dinavigasi dan dilihat dari berbagai
sudut.
Landsat 7 dirancang untuk dapat bertahan 5 tahun dan memiliki
kapasitas untuk mengumpulkan dan mentrasmisikan hingga 532 citra setiap
harinya. Orbit dari satelit ini adalah polar, orbit yang sinkron terhadap
matahari, dalam arti dapat memindai seluruh permukaan bumi, yakni selama
232 orbit atau 15 hari. Massa satelit tersebut 1973 kg, memiliki panjang 4,04
meter dan diameter 2,74 meter. Tak seperti pendahulunya, Landsat 7
memiliki memori 378 gigabits (kira-kira 100 citra). Instrumen utama
Landsat 7 adalah Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+).

Karakteristik Citra Landsat-7

Ayi Saroh / 232015079 5


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

 Deskripsi Citra landsat 5


Landsat 5 adalah satelit kelima dari program Landsat. Satelit ini
diluncurkan pada tanggal 1 Maret 1984 dengan tujuan utama menyediakan
arsip global foto satelit. Program Landsat dikelola oleh USGS dan data dari
Landsat 5 dikumpulkan serta didistribusikan dari USGS's Center untuk
Earth Resources Observation and Science. Pada tanggal 2 Maret 2009,
Landsat 5 merayakan 25 tahun keberhasilannya beropera
Satelit ini memiliki bandwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s
dan ditempatkan pada ketinggian 705,3 km (438,3 mil). Dibutuhkan sekitar
16 hari untuk memindai seluruh bumi. Satelit ini adalah salinan identik dari
Landsat 4 dan pada awalnya dimaksudkan sebagai backup Landsat 4 karena
membawa instrumen yang sama, termasuk instrumen TM dan MSS.
Instrumen MSS ini dimatikan pada tahun 1995.

2.2 Koreksi Geometrik Citra


Koreksi geometrik adalah suatu proses melakukan transformasi data
dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Menurut
Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil
penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam
bentuk, skala dan proyeksi.
Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit
satelit sangat tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi
geometric. Kesalahan geometrik citra dapat tejadi karena posisi dan orbit
maupun sikap sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan
putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi
pixel dari data inderaja satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan
bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric
pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe
kesalahan, yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan
eksternal (external distorsion)

Ayi Saroh / 232015079 6


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

1. Kesalahan Internal yang disebabkan oleh konfigurasi sensor yaitu:


 Pembelokan arah penyinaran
 Abrasi sub-sistem optic.
 Scanning system tidak linier.
2. Keslahan Eksternal, yaitu:
 Perubahan ketingian wahan dan satelit.
 Perubahan posisi wahana terhadap objek.
 Rotasi bumi.
 Kelengkungan bumi.

Koreksi geometrik mutlak dilakukan apabila posisi citra akan


disesuaikan atau ditumpangsusunkan dengan peta-peta atau citra lainnya
yang mempunyai sistem proyeksi peta. Ada beberapa alasan atau
pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi, diantaranya adalah untuk:
1. Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu
2. Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial
3. Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum
melakukan klasifikasi
4. Membuat peta dengan skala yang teliti
5. Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial
lainnya
6. Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai
skala yang berbeda.
7. Membuat mozaik citra
8. Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi
yang tepat.

2.3 Ground Control Point (GCP)


Titik kontrol lapangan (GCP) adalah titik-titik yang letaknya pada suatu
posisi piksel suatu citra yang koordinat petanya (referensinya) diketahui. GCP
terdiri atas sepasang koordinat x dan y, yang terdiri atas koordinat sumber dan
koordinat referensi. Koordinat-koordinat tersebut tidak dibatasi oleh adanya
koordinat peta.

Ayi Saroh / 232015079 7


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

Fungsi GCP secara husus, yaitu sebagai berikut :


1. Faktor penentu ketelitian geometris hasil olah foto (ortofoto, DSM, DTM),
semakin teliti GCP maka semakin baik pula ketelitian geometris output
(dengan kaidah-kaidah peletakan GCP yang dipenuhi).
2. Faktor yang mempermudah proses orientasi relatif antar foto sehingga
keberadaan GCP bisa meningkatkan akurasi geometrik dari peta foto.
3. Faktor koreksi hasil olah foto yang berupa ball effect atau kesalahan yang
mengakibatkan model 3D akan berbentuk cembung ditengah area yang
diukur.
4. Faktor yang mempermudah dalam proses penyatuan hasil olah data yang
terpisah, misal olah data area A dan area B dengan lebih cepat dan efektif,
daripada proses penyatuan berdasar seluruh pointcloud (jumlahnya jutaan)
yang akan memakan banyak waktu.

2.4 Independent Check Point (ICP)


ICP ( Independent Check Point (ICP), yaitu titik-titik yang sudah
teridentifikasi pada citra dan peta referensi (dalam 9 penelitian ini citra
IKONOS) tetapi berlainan posisi dengan titik-titik kontrol tanah (Wikantika,
2006). Titik cek bebas bertujuan untuk menguji keakuratan titik kontrol tanah
(GCP) dan ketelitian citrahasil koreksi geometrik. Penempatan titik-titik ICP
diusahakanterdistribusi merata dan tidak keluar dari cakupan titik-titik GCP.
Syarat penentuan objek untuk ICP adalah sbb :
1. Obyek yang dijadikan GCP harus dapat diidentifikasi secara jelas dan
akurat pada citra dalam resolusi tersebut.
2. Obyek harus berada pada permukaan tanah.
3. Obyek bukan merupakan bayangan.
4. Obyek tidak memiliki pola yang sama.
5. Obyek merupakan permanen dan diam serta diyakini tidak akan
mengalami perubahan atau pergeseran pada saat pengukuran GNSS
6. Bentuk obyek harus jelas dan tegas.
7. Warna obyek harus kontras dengan warna disekitarnya.
8. Terdapat akses menuju lokasi GCP.
9. Bangunan dapat dipilih menjadi objek titik kontrol tanah dengan syarat
adalah sebagai berikut:
 Tidak ada objek lain selain bangunan
 Merupakan bangunan konkrit / bukan bangunan sementara

Ayi Saroh / 232015079 8


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

 Bukan bangunan bertingkat. Ketinggian bangunan maksimal 3


meter
 Objek yang diukur merupakan sudut atap dan bukan sudut
tembok bagian dalam bangunan.

2.5 RMS (Root Mean Square)


RMS merupakan parameter yang digunakan untuk mengevaluasi nilai
hasil dari pengamatan/pengukuran terhadap nilai sebenarnya atau nilai yang
dianggap benar. RMSE ini dihitung pada saat transformasi koordinat selesai
dilakukan. Caranya dengan menguji beberapa titik pada citra hasil koreksi
geometrik terhadap titik kontrol tanah yang sudah tereferensi dengan
sistemproyeksi tertentu. Secara umum, persamaan untuk menghitung
besarnya RMSE dalam bidang dua dim ensional adalah sebagai berikut :

Besarnya nilai RMS yang dapat diterima adalah sebesar 0,5 piksel.
Biasanya nilai ketelitian itu adalah 0,5 satuan terkecil dan satuan terkecil pada
citra itu adalah piksel, dengan demikian dapat ditentukan nilai ketelitian yang
dapat diterima pada citra ini berkisar sekitar 0,5 piksel.

Ayi Saroh / 232015079 9


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Langkah Rektifikasi Citra (ICP ; image to image)


1. Membuka apliasi ENVI

2. Buka ketiga citra sesuai bandnya kemudian simpan dalam format geotiff dengan
cara klik file  save image as

3. Selanjutnya muncul tampilan dibawah ini, pada output file type pilih TIFF/Geo
TIFF, kemudian pilih tempat penyimpanan file pada choose  OK

Ayi Saroh / 232015079 10


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

Lakukan langkah yang sama seperti diatas untuk menyimpan landsat yang lain
kedalam format Geotiff.
4. Membuka file citra landsat 8 dengan format geotiff yang akan digunakan sebagai
base atau acuan landsat 7 dan landsat 5

5. Selanjutnya klik basic tools  region of internet  ROI tool, muncul tampilan
display ROI Tool, buat ROI sebanyak 15 untuk digunakan sebagai ICP, untuk
memperbanyak ROI klik new region

6. Sebelum menentukan posisi titik ROI pada citra terlebih dahulu merubah type
ROI kedalam format point, kemudian simpan ROI tersebut dengan cara klik file
 save ROIs. Selanjutnya proses penentuan titik ICP dapat dilakukan

Ayi Saroh / 232015079 11


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

7. Setelah 15 titik ICP tersebar simpan hasilnya dengan cara klik file  export ROIs
to EVF, akan muncul tampilan save ROIs to File  select all item  pilih tempat
penyimpaan pada choose  simpan dengan nama ICP  OK

8. Selanjutnya panggil ulang kembali ROI yang telah disimpan dengan cara file 
open vector file, akan muncul display seperti dibawah ini klik ICP  load
selected  pilih displat #1  OK

9. Untuk menampilkan titik-titik ICP dan merubah warna tiitk maka lakukan editting
dengan cara klik edit  add attributes  pilih define new attributes interactively

Ayi Saroh / 232015079 12


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

10. Akan muncul display berikut, lakukan pengaturan seperti display dibawah ini

11. Simpan hasilnya dengan cara klik file  save all record to ASCIL  pilih tempat
penyimpanan file  OK

12. Melakukan edit dengan cara klik edit  edit layer propertis, muncul tampilan
display edit veckor layer  klik advance , selanjutnya muncul kembali display
point attribute relationship  ceklist associetie attribute name with symbol 
OK

13. Dibawah ini adalah tampilan dari 15 titik ICP yang telah tersebar

Ayi Saroh / 232015079 13


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

14. Selanjutnya adalah membuka landsat 7 yang telah tersimpan dalam format geotiff

15. Membuka ICP yang telah tersimpan dengan cara klik file  open vector file 
pilih ICP yang telah tersimpan

16. Muncul tampilan seperti dibawah ini, pilih ICP  load selected  pilih display
#2 yaitu display landsat-7

17. Selanjutnya adalah melakukan rektifikasi citra image to image, yaitu dari landsat
8 sebagai base atau acuan ke landsat 7, dengan cara klik map  registration 
select GCPs image to image

Ayi Saroh / 232015079 14


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

18. Selanjutnya melakukan penitikan pada landsat 7 dengan titik seperti pada landsat
8 sebagai base. Pada saat penitikan untuk mendapatkan hasil yang baik zoom area
titik agar letak titik tepat berada pada tempatnya seperti pada landsat 8 sehingga
menghasilkan RMS yang kecil.
Berikut ini adalah hasil RMS pada landsat 7 beserta rata-rata RMS

19. Simpan hasilnya dengan cara klik file  save table to ASCIN

20. Selanjutnya klik map  registration  warp from GCPs image to image

21. Pilih landsat 7 sebagai input dan landsat 8 sebagai base, simpan hasilnya.

Ayi Saroh / 232015079 15


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

22. Lakukan langkah seperti point 14 s/d 21 untuk rektifikasi pada citra landsat 5 .
dibawah ini merupakan hasil RMS pada landsat 5 beserta rata-rata RMS nya.

Ayi Saroh / 232015079 16


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
4.1.1 Jumlah dan Distribusi titik-titik ICP

4.2.1 Nilai RMS Rata-rata (ICP)


4.2.1 Nilai RMS pada Landsat-7

Rata-rata RMS pada Landsat-7

Ayi Saroh / 232015079 17


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

4.2.2 Nilai RMS pada Landsat-5

Rata-rata RMS pada landsat-7

4.2 Analisis
Pada praktikum ini, penentuan titik-titik GCP sangat mempengaruhi hasil ahir
dari RMS yang akan diperoleh, untuk mendapatkan hasil RMS yang baik maka
pemilihan lokasi titik-titik GCP sebaiknya pada tempat-tempat atau daerah yang
menonjol dan tegas penempatannya, sehingga pada saat melakukan rektifikasi
penempatan titik nya dapat tepat seperti pada base. Semakin kecil jumlah RMS dan
rata-rata RMS maka semakin bagus hasil rektifikasi nya, sebaliknya semakin besar
hasil RMS yang dihasilkan maka semakin jelek rektifikasinya.

Ayi Saroh / 232015079 18


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

BAB V
KESIMPULAN

Koreksi geometrik adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu
sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Pada praktikum ini
mahasiswa melakukan melakukan koreksi geometrik menggunakan metode
rektifikasi, rektifikasi dilakukan pada kedua buah citra yaitu landsat 7 dan landsat 5
dengan base landsat 8. Jumlah titik ICP unrtuk melakukan rektifikasi ini sebanyak 15
titik ICP yang tersebar pada lokasi citra.
Dari hasil rektifikasi yang telah dilakukan pada kedua buah citra didapatkan
hasil rata –rata RMS (Root Mean Square ) pada landsat 5 sebanyak 0,69995 dan pada
landsat 7 sebanyak 160838. Semakin kecil jumlah RMS dan rata-rata RMS maka
semakin bagus hasil rektifikasi nya, sebaliknya semakin besar hasil RMS yang
dihasilkan maka semakin jelek rektifikasinya.

Ayi Saroh / 232015079 19


Praktikum SPJSIG : Koreksi Geometrik

DAFTAR PUSTAKA
http://www.romlisapermana.com/2015/07/pengertian-citra-dan-pengolahan-
citra.html
https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/14/koreksi-geometrik/
https://www.scribd.com/document/320055927/Ketentuan-Sebaran-GCP-ICP-pdf
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-alfurqonni-27740-3-2007ta-2.pdf
http://wawanhn.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-komposit-band-pada-landsat-
8.html
http://berliansurya.blogspot.co.id/2014/06/makalah-satelit-landsat.html

Ayi Saroh / 232015079 20

Anda mungkin juga menyukai