Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGANALISA KOMPOSISI MATERIAL MENGGUNAKAN


OPTICAL EMISSION SPECTROSCOPY ( OES )

Nama : Wily Wahyu Ardian


NIM : 3412211062
Tanggal praktikum : 10 November 2022

LABORATORIUM METALURGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BATAM
Dasar teori

Optical Emission Spectroscopy ( OES )


Optical Emission Spectroscopy (OES) merupakan alat spektroskopi yang digunakan untuk
pengukuran secara kuantitatif emisi optik dari eksitasi atom untuk menjelaskan analisis konsentrasi
suatu unsur material. Analisis sampel pada OES didasarkan karena adanya pemecahan energi yang
direpresentasikan dalam bentuk panjang gelombang dan melibatkan pergerakan elektron didalam
suatu atom. Prinsip dasar dari analisa ini yaitu apabila atom suatu unsur ditempatkan 56 dalam suatu
sumber energi kalor (sumber pengeksitasi), maka elektron di orbital paling luar atom tersebut yang
tadinya dalam keadaan dasar atau “ground state” akan tereksitasi ke elektron dengan tingkat energi
yang lebih tinggi. Keadaan elektron yang tereksitasi itu merupakan keadaan yang sangat tidak
stabil, maka elektron yang tereksitasi itu secepatnya akan kembali ke tingkat energi semula yaitu
keadaan dasarnya (ground state). Sedangkan atom yang tereksitasi akan d ibuang keluar berupa
emisi sinar dengan panjang gelombang yang karakteristik bagi unsur yang bersangkutan
Pengujian OES dilakukan untuk mengetahui persentase komposisi unsur kimia dalam spesimen
uji. Standar pengujian yang digunakan adalah ASTM A571 yang berisi tentang metode analisis
komposisi kimia untuk baja,baja tahan karat, dan baja paduan lain. Preparasi spesimen dilakukan
dengan mengamplas permukaan agar permukaan menjadi rata dan bersih
Pada OES, energi yang diperoleh dari atom yang mengemisikan radiasi elektromagnetik
dikumpulkan dan di analisisi oleh spektrometer. Emisi yang terbentuk pada frekuensi tertentu dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis unsur pada spesimen uji. Berdasarkan teori kuantum,
elektron menepati level energi yang terendah saat kondisi normal (ground State). Namun, ketika
atom diberi energi potensial dari luar maka elektron dapat tereksitasi keluar kulit menepati tingkat
energi yang lebih tinggi. Kondisi tersebut dinamakan kondisi tereksitasi. Elektron yang keluar
ditangkap oleh detektor dan sistem komputer akan mengenalinya melalui konfigurasi energi dari
elektronnya. Jadi unsur yang terdapat pada spesimen dapat diketahui baik secara kualitatif maupun
kuantitatif
Adapun kegunaan dari Optical Emission Spectroscopy sangatlah banyak di dalam bidang –
bidang yang membutuhkan hasil analisis kandungan diantaranya digunakan untuk analisa
kandungan pada logam, Digunakan untuk proses pengontrolan, Digunakan dalam bidang
pengecoran logam.
Eksitasi atom mampu digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu material dan hasil
pengukurannya merupakan hasil konsentrasi unsur secara simultan, tergantung panjang gelombang
yang dihasilkan masing masing unsur dalam material. Eksitasi terhadap sampel di dalam OES tidak
dilakukan dengan melakukan penyinaran. Namun, eksitasi atom dilakukan dengan memberikan
kalor atau tegangan listrik (ARC). Hasil analisis OES tidak hanya berupa panjang gelombang yang
merepresentasikan jenis unsur, tetapi juga nilai intensitas. Intensitas merupakan suatu besaran yang
menunjukkan banyaknya energi yang dipancarkan oleh suatu sumber. Intensitas dalam kaitannya
dengan OES berarti banyaknya energi yang dipancarkan oleh elektron dalam unsur tertentu ketika
mengalami deeksitasi. Intensitas energi yang dipancarkan oleh unsur di dalam logam berhubungan
dengan nilai konsentrasi unsur tersebut. Semakin banyak jumlah unsur tertentu di dalam material
berarti semakin banyak elektron yang mengemisikan cahaya ketika mengalami deeksitasi. Detektor
mampu mendeteksi kuantitas cahaya yang diemisikan oleh elektron tersebut. Nilai intensitas energi
yang diterima detektor merepresentasikan konsentrasi unsur. Semakin tinggi intensitas energi suatu
unsur, maka semakin besar konsentrasi unsur tersebut di dalam logam
Langkah pengujian OES

1. Mempersiapkan alat dan bahan praktikum


a. Mesin OES dan komputer
b. Gas argon
c. Material uji ( low carbon ST37)
d. Mesin amplas dan amplas

2. Meng-amplas permukaan material uji dengan mesin amplas, agar permukaan material bersih
dan terbebas dari karat.

3. Menyalakan mesin OES, dengan menekan tombol POWER yang ada dibagian belakang bawah
mesin

4. Membuka aliran gas argon menggunakan regulator yang terpasang di tabung gas
5. Membuka valve aliran gas argon dan dilanjutkan dengan menghidupkan computer

6. Membuka aplikasi OES yang ada di computer

7. Menekan menu “VACUUM” yang ada di tampilan aplikasi OES dan pastikan tekanan ada di
daerah warna hijau

8. Kemudian menekan menu “ANALYSIS” pilih opsi sesuai dengan material yang akan diuji ;
besi (fe).

9. Meletakkan material uji di atas holder, kemudian siap dilakukan pengujian

10. Lakukan pengujian dengan menekan tombol “START”


11. Setelah pengujian selesai, hasil uji akan ditampilkan pada layar monitor

12. Lakukan pengujian sebanyak 3 kali, untuk memastikan tingkat kepastian hasil uji.

13. Bersihkan holder sampai tidak memercikkan abu bekas pembakaran pengujian.
Hasil Praktikum

Adapun hasil praktikum menganalisa komposisi material ST37 menggunakan Optical Emission
Spectroscopy OES, adalah sebagai berikut :
Element Burn 1 Burn 2 Burn 3 Average

Fe % 72.5 75.3 78.2 75.3


C % 0.285 0.424 0.290 0.333
Si % 0.225 0.103 0.134 0.154
Mn % 0.164 1.19 0.0305 0.461
P % 0.0045 0.0392 0.0083 0.0174
S % < 0.0005 > 0.100 < 0.0005 0.0509
Cr % 1.64 6.00 2.36 3.33
Mo % 1.08 0.493 1.30 0.958
Ni % < 0.0010 0.230 < 0.0010 0.0765
A1 % > 0.300 0.195 > 0.300 > 0.300
Co % 4.01 5.24 2.08 3.78
Cu % > 1.00 > 1.00 > 1.00 > 1.00
Nb % < 0.0006 0.0417 < 0.0006 0.0139
Ti % > 0.500 > 0.500 0.286 > 0.500
V % 0.486 0.253 0.278 0.339
W % 15.5 1.76 11.8 9.70
Sn % < 0.0005 < 0.0005 < 0.0005 < 0.0005

Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian menganalisa komposisi material menggunakan Optical Emission


Spectroscopy (OES), ternyata bisa diambil kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan
menggunakan alat ini.
Kelebihannya adalah :
- Kemampuan mengidentifikasi dan mengukur semua elemen yang diukur dengan bersamaan
- Dapat menyelesaikan pembacaan berbagai elemen yang dianalisis dapat dilakukan dalam
jangka waktu yang singkat
- Mudah digunakan
Kekurangannya adalah :
- Batas deteksi pada umumnya rendah untuk sebagian besar elemen khas dengan rentang dari 1
– 100 mg/L
- Tidak portable

Anda mungkin juga menyukai