Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

ILUSTRASI TENTANG DISIPLIN KERJA DAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika dalam Kerja yang diampu
oleh Dra. Sri Danti Anwar, MA)

Disusun oleh :

Nama : Roulina Jaya Sari Gultom

NIM : (21506007)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

STIKES MITRA RIA HUSADA

TAHUN 2022
A. Cerita Ilustrasi Disiplin Kerja dan Komunikasi di tempat kerja

Nama, tempat dan cerita dalam ilustrasi dibawah ini hanya sebuah ilustrasi

Kisah ini terjadi dalam suatu lingkungan kerja di sebuah Rumah Sakit. Dalam
setiap divisi di Rumah Sakit ada seorang yang bertugas sebagai penanggung jawab
ruangan, Bidan Lita merupakan seorang penanggung jawab diruangan rawat inap, sebagai
seorang penanggung jawab ruangan, salah satu tugas bidan Lita adalah untuk memantau
kinerja dan kedisiplinan petugas di ruangan rawat inap.

Di ruangan rawat inap karyawan bekerja dengan sistem shift dan terdiri dari 3
shift yaitu dinas pagi, siang dan malam. Sejauh beliau menjabat sebagai penanggung jawab
di ruangan rawat inap, belum ditemukan adanya masalah dan keluhan mengenai kinerja dan
kedisplinan karyawan, pelayanan di ruangan rawat inap pun berjalan dengan baik. Hingga
suatu saat dia mendapatkan laporan berupa keluhan dari beberapa karyawan mengenai
salah satu karyawan yang kerap kali dating terlambat, sehingga membuat petugas lain harus
pulang lebih dari jam seharusnya dikarenakan menunggu kedatangannya. Setelah
mendengar berbagai keluhan dan laporan dari beberapa pertugas di rawat inap, bidan Lita
selaku penanggungjawab ruangan tidak tinggal diam karena hal tersebut sangat
mempengaruhi kinerja dan hubungan baik antar petugas, dimana hal itu dapat berimbas
terhadap pelayanan di ruangan rawat inap. Dengan begitu sebagai penanggungjawab
ruangan bidan Lita berusaha untuk mendapatkan informasi dari petugas yang bermasalah
itu secara langsung. Penanggung jawab ruangan tersebut pun segera memperhatikan
absensi elektronik, dan setelah diamati ternyata selama beberapa minggu ini memang
ditemukan bahwa petugas yang dimaksud sering datang terlambat. Penanggung jawab
ruangan pun segera menghubungi petugas yang bermasalah tersebut dan mengatur waktu
untuk bertemu dan berbicara.

Dalam kesempatan yang baik, penanggung jawab ruangan pun bertemu dengan
petugas tersebut dan berbicara secara interpersonal untuk mengetahui dan menemukan
solusi dari permasalahan dari petugas tersebut. Petugas yang menjadi perbincangan petugas
lain dikarenakan ketidakdisiplinannya terhadap jam kerja itu adalah seorang perawat yang
bernama Ani. Ani adalah karyawan yang sudah cukup lama bekerja di Rumah Sakit
tersebut, dan selama bekerja Ani tidak pernah mempunyai masalah untuk hal kedisiplinan
waktu. Namun, dalam beberapa pekan lalu, Ani memiliki masalah di rumah yaitu orang
yang menjadi penjaga anaknya saat dia bekerja, sudah tidak bekerja lagi dan sampai saat ini
Ani bersama suaminya secara bergantian menjaga anak mereka disaat salah satu dari
mereka sedang bekerja. Suami Ani bekerja di tempat yang dimana pekerjaannya juga
dengan sistem shift, jadi Ani harus menunggu suaminya pulang untuk bisa bertukar jaga
untuk menjaga anak mereka. Itulah yang membuat Ani sering terlambat datang ke tempat
kerjanya. Sebenarnya Ani ingin membicarakan mengenai hal ini kepada penanggung jawab
ruangan sejak masalah itu ada, karena dengan ketidakdisiplinannya tersebut pasti ada
sanksi yang dia terima yaitu berupa pemotongan gaji, namun karena enggan dan merasa
takut, niat tersebut pun menjadi tak terlaksana

Setelah mendengarkan penjelasan dari perawat yang bernama Ani itu,


penanggungjawab ruangan pun berpikir sejenak, dan berusaha mencari solusi terbaik agar
petugas tersebut tetap dapat bekerja secara disiplin. Dengan pertimbangan bahwa selama
ini Ani adalah perawat yang sudah cukup lama bekerja dan sebelumnya pun Ani memiliki
kinerja yang baik di Rumah sakit tersebut, maka penanggung jawab ruangan memberikan
solusi untuk memberikan kesempatan bagi Ani untuk dapat bertukar dinas dengan petugas
lain dan menyesuaikan dengan jadwal suami agar bisa bergantian untuk menjaga anaknya
dan memberikan waktu bagi Ani untuk segera menemukan penjaga bagi anak mereka.
Namun memang sebelum keputusan tersebut terlaksana, tentunya harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan petugas lain. Penanggung jawab pun mengadakan pertemuan
dengan seluruh petugas rawat inap dan mengutarakan usulan dari dirinya mengenai
permasalahan yang dihadapi Ani. Setelah bermusyawarah dengan seluruh petugas di
ruangan rawat inap, maka ditemukan suatu kesepakatan bahwa semua petugas menyetujui
usulan yang diberikan oleh penanggung jawab terhadap permasalahan Ani tersebut.

Satu minggu lebih masalah tersebut terlewati, Ani bisa bekerja kembali dengan
disiplin, datang tepat pada waktunya, semua itu berkat kerjasama dengan rekan kerja lain di
ruangan rawat inap yang sudah bersedia untuk bertukar jadwal. Sampai pada akhirnya Ani
pun menemukan penjaga untuk anaknya, dan Ani pun bisa kembali bekerja sesuai dengan
jadwal dinas yang telah ditentukan di ruangan tersebut.

B. Analisis Ilustrasi

Sikap disiplin kerja yang dimiliki oleh karyawan/pekerja sangat penting bagi
suatu organisasi atau perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi/perusahaan
tersebut. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap
tugas tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan
terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.
Dimana Disiplin Kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh
dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Menurut Robinns terdapat tiga aspek disiplin kerja yaitu disiplin waktu, disiplin
peraturan dan disiplin tanggung jawab. Dalam ilustrasi diatas ketidakdisiplinan terjadi
karena tidak melakukan ketiga aspek disiplin kerja tersebut. Dan perbuatan petugas yang
tidak disiplin tersebut juga tidak sesuai dengan salah satu indikator disiplin kerja yaitu taat
terhadap aturan waktu yang dibuat organisasi misalnya taat mengikuti jam masuk, jam
istirahat dan jam pulang kerja (Sutrisno).
Dalam disiplin kerja, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: tujuan dan
kemampuan, kepemimpinan, balas jasa, ketegasan, keadilan, pengawasan melekat dan
sanksi.
Ketidakdisiplinan petugas yang ada dalam ilustrasi tersebut dapat diperbaiki dengan faktor,
yaitu:
1. Tujuan dan kemampuan petugas tersebut, dimana sebenarnya petugas mampu untuk
mengatasinya.
2. Pengawasan melekat, karena petugas dalam ilustrasi tersebut mendapatkan bimbingan,
arahan dan petunjuk dalam mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab
ketidakdisiplinannya
3. Ketegasan, karena dalam ilustrasi tersebut atasan mampu untuk memberikan solusi
dalam permasalahan tersebut dan sanksi bila permasalahan tidak terselesaikan

Penyelesaian permasalahan disiplin kerja dalam ilustrasi diatas diselesaikan


melalui satu cara yaitu “Komunikasi”

Komunikasi adalah proses mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan


penerima melalui berbagai macam metode (tulisan, isyarat non verbal dan lisan) yang
menggunakan kode-kode dan symbol-simbol yang sudah disepakati dan dipahami para
pihak.

Pimpinan atau atasan dalam ilustrasi diatas menyelesaikan permasalahan disiplin


kerja bawahannya dengan menggunakan komunikasi yang efektif yaitu berbicara tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar (to the point namun tetap santun}, fokus pada lawan
bicara dan tidak memotong pembicaraannya, berbicara tidak berteriak teriak, cukup pelan
saja , berbicara dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain, menggunakan kata kata
yang pendek, tepat sasaran dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh lawan bicara,
bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain dan berusaha mengendalikan emosi.

Dengan komunikasi yang efektif maka akan mempengaruhi sikap dari lawan
bicara, yang tadinya bawahan enggan dan takut bercerita, pada akhirnya mampu untuk
menceritakan seluruh permasalahan, dengan komunikasi yang efektif juga akan
meningkatkan hubungan sosial yang baik yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
tindakan atau keputusan yang baik.

Dalam ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik dan efektif
adalah baik antara atasan dan bawahan untuk dapat menginformasikan tujuan perusahaan,
merubah sikap bawahan yang kurang baik, menyatukan pendapat, mencegah
kesalahpahaman, membimbing dan membantu karyawan mengatasi masalah pekerjaan dan
memperkuat keterlibatan karyawan. Dengan komunikasi yang baik, maka akan
meningkatkan kinerja dan disiplin kerja dari pegawai sehingga dapat secara bersama-sama
mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai