7. Berpenampilan memadai
Perawat dengan penampilan yang bersih, seragam yang bersih, dengan penampilan yang
segar dalam melakukan tugas-tugas perawatan diharapkan mampu mengubah suasana hati pasien
(Gunarsa, 1995).
URAIAN KASUS
Dua contoh kasus diatas merupakan satu kegiatan yang sama namun dengan pelaksanaan
yang sangat jauh berbeda. Pada kasus 1 setelah keluar dari tempat tersebut klien akan merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan. Namun pada kasus 2 klien pasti akan merasa kecewa dan
mungkin akan berjanji tidak akan datang kesana lagi. Disinilah pentingnya pelayanan prima pada
pasien/klien.
Pelayanan prima yang dimaksudkan adalah dengan cara
1. Membuat pelanggan merasa penting,
2. Melayani pelanggan dengan ramah, tepat dan cepat.
3. Pelayanan dengan mengutamakan kepuasan pelangan.
4. Menempatkan pelanggan sebagai mitra.
Dengan diberikan pelayanan prima artinya diberikan pelayanan yang sesuai standar mutu
yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan dari klien.
Disini petugas kesehatan harus bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada klien.
Sehingga didapatkan pelayanan yang berorientasi kepada klien dan mampu memberikan
kepuasan yang optimal. Ingat watak pelanggan (klien) jika ia puas maka ia akan datang
kembali kepada kita, namun jika ia kecewa maka ia akan menceritakan kekecewaannya kepada
10 orang dan tiap 1 orang tersebut akan menceritakan kepada 5 orang lainnya
Jadi kesimpulannya, dokter, perawat, maupun petugas kesehatan lainnya harus tahu
bagaimana pelayanan prima yang baik, apa itu pelayanan prima, apa tujuannya, apa manfaatnya
dan apa konsep konsep pelayanan prima tersebut. Bukan hanya sekedar mengetahuinya saja.
Tetapi, juga harus mempraktekannya dilapangan bagaimana memberikan pelayanan yang baik.
Supaya tidak terjadi lagi kasus kasus yang tidak diinginkan.
REFERENSI
PDF JURNAL PSIKOLOGI oleh Hadjam, M Noor Rochman. 2001.Efektivitas Pelayanan Prima
Sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Di Rumah Sakit (Perspektif Psikologi). Yogyakarta :
Penerbit UGM
http://www.pelayanan-prima-pelayanan-prima.html
http://www.makalah-pelayanan-prima-service_15.html
http://www.pelayanan-prima-sebuah-rumah-sakit.html
Secara umum jarak adalah letak wilayah (geografis) berhubungan dengan keterjangkauan tempat
dan waktu. Keterjangkauan tempat berhubungan dengan tempat dan lokasi sarana pelayanan
kesehatan dan tempat tinggal masyarakat dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan.
Tempat tinggal masyarakat dengan pusat pelayanan kesehatan yang diukur dalam radius
kilometer (Razak, 2000).
Konsep jarak tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat
kegiatan akan semakin menurunkan motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya
semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan dapat meningkatkan usaha. Pengaruh
jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya yang
digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan
mempengaruhi perilaku mereka (Azwar, 1996).
Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah
dicapai, sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan,
apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu
pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa
pelayanan kesehatan itu (Razak, 2000).
Mutu pelayanan kesehatan mempunyai beberapa dimensi salah satunya yaitu akses pelayanan
kesehatan adalah kemudahan program jaminan atau menjangkau pelayanan yang disediakan baik
secara geografis, dimana akses berhubungan dengan transportasi, jarak dan lama perjalanan.
Dengan demikian letak pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat yang
membutuhkannya (Winardi, 2002).
Twitter
A. Prinsip Dasar
Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja,
melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit.
Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan yaitu:
Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau
pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang
dideritanya.
Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan.
Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan "proses belajar"
kesehatan di rumah sakit.
3. Bagi Rumah sakit, meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, meningkatkan citra rumah
sakit, meningkatkan angka hunian rumah sakit Board Occupancy Rate (BOR).
Di ruang tunggu
Di kamar periksa
Di ruang perawatan