Disusun oleh:
Rumah sakit Lincoln, yang memiliki 400 kamar di baratdaya Amerika Serikat dan baru
melakukan pemilihan Presiden rumah sakit baru, tengah menghadapi masalah terkait
pengelolaan operating room (OR) atau ruang bedah. Dalam kurun waktu 8 bulan terakhir,
sekitar 40% tenaga perawat memutuskan untuk keluar dari Lincoln Hospital. Hal ini berakibat
pada OR yang menjadi kekurangan sekitar 7 tenaga perawat untuk menjalankan operasi,
sedangkan para pengganti mereka masih kurang berpengalaman.
Selain masalah tadi, masalah utamanya disinyalir karena para dokter lebih
memprioritaskan ego dan kepentingan mereka sendiri dibandingkan kepentingan pasien dan
rumah sakit. Hal ini terbukti dengan adanya konflik berkelanjutan antara para dokter dan para
staf perawat. Konflik ini terjadi antara Don (Ketua bagian Bedah) dan Merry (Manager OR)
yang terus menyalahkan satu sama lain terkait masalah yang terjadi di rumah sakit Lincoln.
Oleh karena itu, presiden rumah sakit Lincoln meminta bantuan konsultan OD untuk
memberi solusi penanganan permasalahan-permasalan yang telah diuraikan diatas. Setelah Don
dan Merry diwanwancarai dan diminta untuk saling menuangkan pemikiran mereka terkait hal-
hal yang ingin mereka sampaikan mengenai masing-masing tanggung jawab secara tertulis, inti
permasalahan mulai tampak dan segera dicari solusinya. Setelah itu, mereka diminta untuk
menyampaikannya melalui presentasi dan mereka saling mendengarkan satu sama lain. Diskusi
ini menjelaskan bahwa tidak ada yang sengaja menyebabkan masalah bagi pihak lain.
Konsultan OD menggunakan desain yang mencakup berbagi persepsi, identifikasi
masalah, kontrak, dan pertemuan tindak lanjut. Pada pertemuan formal pertama mereka bersama
dengan Konsultan OD dan tiga wakil presiden yang bertindak sebagai pengamat, Mary dan Don
memulai dengan menulis jawaban atas tiga pertanyaan yang terdiri dari:
Setelah diskusi ini, Don dan Merry menjadi saling tahu permasalahan di masing-masing
unit dan tahu prioritas mana yang harus didahulukan. Akhirnya, adanya kemungkinan besar
untuk mereka mau mengerti satu sama lain dan saling menyetujui perubahan perilaku tertentu
dengan saling negoisasi. Nampaknya proses ini berhasil membuat kemajuan yang baik dalam
pemecahan masalah dengan saling mengerti tanggung jawab dan tugas bersama guna mengubah
keseluruhan dinamika hubungan dari saling mengisolasi menjadi saling berkolaborasi serta lebih
fokus pada solusi.
Question :
1. If you had been called by Lincoln’s president to help resolve the problems described in the
case, how would you have carried out the contracting and diagnosis stages? What would
you have done differently than what the OD consultant did?
Hal pertama yang akan saya lakukan adalah saya akan melakukan searching tentang profil
rumah sakit Lincoln’s, melihat tentang visi dan misi rumah sakit, struktur organisasi dan
kelembagaan yang ada pada Rumah Sakit Lincoln’s. Kemudian saya akan melakukan depth
interview dengan presiden rumah sakit tersebut. Saya akan bertanya perihal permasalahan
yang dihadapi dan resolusi apa yang diharapkan untuk organisasinya. Langkah berikutnya
yang akan saya lakukan adalah melakukan kontrak dengan RS Lincoln. Kemudian saya akan
melakukan diagnosa permasalah yang ada di RS Lincoln, dengan berbekal hasil interview
presiden RS Lincoln, saya akan mendesain diagnosing, adapaun proses diagnostic data yaitu
dengan 3 metode, yaitu:
a. Survey dan questioner, saya akan menyebarkan questioner ke seluruh staf RS Lincoln
b. Interview, saya akan menginterview pimpinan di OR dan beberapa staf yang bertugas di
OR baik dari dokter maupun perawat.
c. Observation, saya juga akan melakukan observasi terkait perilaku karyawan di OR.