Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.T DENGAN GANGGUAN MOBILATAS FISIK


DIRUANG CEMPAKA 2R SUD SLEMAN

Disusun Oleh :

Nama :Lidia Lemba Atahau

Nim :KP2101532

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGAN MOBILITAS FISIK

Konsep Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Mobilitas Fisik


1. Definisi
Gangguan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam pergerakan fisik dari satu esktremitas atau
lebih secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Perubahan tingkat mobilitas fisik dapat
menyebabkan instruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik
selama penggunaan alat bantu eksternal, pembatasan gerakan volunter, atau kehilangan fungsi
motorik. Dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan. Gangguan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam pergerakan fisik dari satu
esktremitas atau lebih secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Perubahan tingkat
mobilitas fisik dapat menyebabkan instruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring,
pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal, pembatasan gerakan volunter,
atau kehilangan fungsi motorik. Dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan. Gangguan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam
pergerakan fisik dari satu esktremitas atau lebih secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Perubahan tingkat mobilitas fisik dapat menyebabkan instruksi pembatasan gerak dalam
bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal, pembatasan
gerakan volunter, atau kehilangan fungsi motorik. Dimana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
 Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan
pengerasan dan penyumbatan arteri.
 Diabetes Mellitus
Pada penderita DM, khususnya Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
terdapat faktor risiko multiple stroke.
 Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko stroke baik perdarahan maupun sumbatan
 Kebiasaan mengkonsumsi alkohol Mengkonsumsi alkohol memiliki efek sekunder
terhadap peningkatan tekanan darah, peningkatan osmolaritas plasma, peningkatan
plasma homosistein, kardiomiopati dan aritmia yang semuanya dapat meningkatkan
risiko stroke
 Aktifitas fisik
Kurang olahraga merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya stroke dan
penyakit jantung. Olahraga secara cukup rata-rata 30 menit/hari dapat menurunkan risiko
stroke
 Merokok
Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling mudah diubah. Perokok
berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan perokok ringan.
3. Etiologi
Penyebab dari gangguan mobilitas fisik yaitu: kerusakan integritas struktur tulang, perubahan
metabolisme, ketidakbugaran fisik, penurunan kendali otot, penurunan massa otot, penurunan
kekuatan otot, keterlambatan perkembangan,gangguan musculoskeletal, gangguan
neuromusskular, efek agen farmakologis, program pembatsan gerak, nyeri, kecemasan, gangguan
kognitif, keengganan melakukan pergerakan, ganguan sensoripersepsi (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017).
4. Patofisiologi
lesi ekstrakranial paling sering adalah plak aterosklerotik pada percabangan karotis. Agregasi
platelet dan selanjutnya embollisasi platelet menyebabkan gejala kular atau serebral. Gejala
akibat berkurangnya aliran jarang terjadi pada daerah karotis, namun gejala vertebrobasilar
biasanya berhubungan dengan aliran. Aalirn balik pada arteri vertebralis pada keadaan oklusi
arteri subklavia ipsilateral menyebabkan gejala serebral seperti tangan ‘mencuri’ darah dari
serebelum – sindrom mencuri subklavia (subclavian stea syndrome).
5. Komplikasi
 Bekuan darah(Trombosis)
 Dekubitus
 Pneomonia
 Atrofil dan kelakuan sendi(kontraktur)
 Depresi dan kecemasan
6. Manifestasi Klinis
Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah perubahan pada:
a. Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium.
b. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan
pembentukan thrombus.
c. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas.
d. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan
pencernaan (seperti konstipasi).
e. Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu
ginjal.
f. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan.
g. Neurosensori: sensori deprivation (Asmadi, 2008).
7. Klasifikasi
a. Stroke iskemik transien
b. Stroke pembuluh darah besar
c. Reversible ischemik neorological
d. Stroke embolik kardiogenik
e.
A. Asuhan Keeperawatan
1) Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis.
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran
c. riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas.
Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.Adanya penurunan atau perubahan pada
tingkat kesadaran disebabkan perubahan di dalam intrakranial.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif dan kegemukan
e. Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
b) Ttv
2) Diagnosa Keperawatan
 Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme.
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia).
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
 Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan menghidup dan melihat.
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular.
 Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan mobilitas.
 Risiko jatuh dibuktikan dengan gangguan pengelihatan (mis.ablasio retina).
 Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral.

Anda mungkin juga menyukai