Anda di halaman 1dari 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Institut Seni Indonesia Yogyakarta: Jurnal Online ISI Yogyakarta / Indonesia Institute of...

Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

MEMBANGUN VISUAL STORYTELLING


DENGAN KOMPOSISI DINAMIK
PADA SINEMATOGRAFI FILM FIKSI “ASMARADANA”
Tri Adi Prasetyo
Dyah Arum Retnowati
Latief Rakhman Hakim
Jurusan Film & Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jl. Parangtritis km. 6.5 Yogyakarta Telp. (0274) 381047

ABSTRAK
Karya tugas akhir penciptaan seni yang berjudul Membangun Visual Storytelling
Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi “Asmaradana” merupakan
sebuah karya film pendek yang mengangkat kisah sepasang suami istri yang baru saja
menikah. Konflik utama yang terjadi adalah tokoh Jaya selalu mengorbankan perasaan dan
fisiknya demi bukti cinta kepada tokoh Ratih, tetapi justru Ratih mengalami atau menderita
sebuah kelainan seksual.
Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif
dan unsur sinematik. Di dalam unsur sinematik terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
sinematografi, mise-en-scene, editing, dan suara. Sinematografi dapat dikatakan sebagai
menulis dengan cahaya ke dalam sebuah gerakan gambar, sehingga sangat bergantung serta
berhubungan erat pada bidang fotografi.
Konsep estetik pada penciptaan karya seni film fiksi “Asmaradana” menggunakan
komposisi dinamik sebagai media untuk membangun sebuah visual storytelling pada film
fiksi. Visual Storytelling adalah penyampaian cerita secara naratif melalui urutan kejadian-
kejadian tertentu dengan menggunakan image- image visual atau grafik, baik bergerak
maupun diam. Penggunaan komposisi dinamik pada sinematografi film fiksi “Asmaradana”
bertujuan untuk menyampaikan ketidakharmonisan antar karakter tokoh cerita, melalui
dominasi ukuran dan posisi objek utama pada penataan elemen-elemen visual komposisi
gambar di dalam bidang sinematografi.

kata kunci : film, sinematografi, visual storytelling, komposisi dinamik

Pendahuluan tentang sepasang suami istri (Jaya dan


Manusia mempunyai kebutuhan
Ratih) yang baru saja menikah namun
untuk dicintai dan mencintai dalam
sosok sang istri mengalami kelainan
menjalani kehidupan. Pembahasan
biologis. Bentuk kelainan biologis yang
mengenai cinta selalu menarik untuk
dialami sosok istri adalah masokhis.
digali, khususnya cinta eros. Cinta eros
Kunci utama dalam penyampaian
atau cinta erotis adalah cinta yang
pesan pada film “Asmaradana”,
mendambakan suatu peleburan secara
ditunjukan melalui ketidakseimbangan
total dan penyatuan dengan pribadi lain
antar karakter tokoh yang terdapat pada
dengan kata lain bahwa antar individu
visual storytelling. Visualisasi tersebut
merasa saling mendominasi (Fromm,
dicapai dengan menggunakan komposisi
2005:89). Film “Asmaradana” bercerita
dinamik untuk memperkuat nilai estetik
203
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

pada visual storytelling. Komposisi dialami oleh karakter tokoh pada film
dinamik tidak mempunyai komposisi Asmaradana.
yang seimbang, ukuran, posisi, dan arah Tujuan dan manfaat penggunaan
gerak objek sangat mempengaruhi komposisi dinamik dalam membangun
kondisi gambar serta elemen-elemen visual storytelling pada penciptaan karya
visual pada komposisi dapat berubah- seni film “Asmaradana” terutama di
ubah secara dinamis. Penggunaan bidang sinematografi meliputi, eksplorasi
komposisi dinamik pada film teknik komposisi sinematografi sebagai
“Asmaradana” ditunjukan dengan cara menyampaikan sebuah pesan yang
menunjukan suasana yang dialami oleh terdapat pada film serta memberikan
karakter utama serta bertujuan untuk tambahan pengetahuan atau pengalaman
menyampaikan ketidakharmonisan antar khususnya mengenai teknik komposisi
karakter tokoh melalui dominasi ukuran dalam bidang tata sinematografi sebuah
dan posisi objek utama di dalam penataan film.
elemen-elemen visual pada komposisi Salah satu hal yang paling penting
gambar. Penjabaran informasi dan emosi pada cerita film yang berkaitan dengan
cerita kepada penonton disampaikan proses membangun sebuah visual
dalam rangkaian shot. Pencapaian storytelling adalah metafora visual
rangkaian shot tersebut dapat diwujudkan (visual metaphor) yaitu kemampuan
dalam bentuk visualisasi suasana tokoh gambar untuk menyampaikan makna
melalui interpretasi sinematografer cerita yang sebenarnya. Gambar yang
terhadap skenario atau naskah film yang bermakna adalah gambar yang setiap
kemudian diubah ke dalam bentuk aspeknya memilikinilai emosional,
gambar (visual) dengan menggunakan simbol, dan pemaknaan konotasi, tidak
komposisi dinamik. Ilusi visual di dalam ada aspek di dalam gambar yang terekam
penataan komposisi dinamik dapat tanpa rencana. Setiap elemen, setiap
dipengaruhi oleh emosi, nuansa, suasana warna, serta setiap bayangan memiliki
dan penataan tokoh di dalam adegan tujuan tertentu untuk menyampaikan
cerita pada pembingkaian komposisi sebuah cerita (Brown, 2012: 68).
gambar film “Asmaradana”. Elemen- Elemen atau tools di dalam
elemen visual dalam komposisi dinamik membangun sebuah visual storytelling
tersebut menciptakan nilai estetis melalui teknik sinematografi dibagi
berdasarkan keseimbangan dan kesatuan menjadi beberapa elemen (Blain,
dalam menyampaikan pesan serta 2011:4):
suasana atau kondisi-kondisi yang
204
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

1. The frame atau pembingkaian Secara dasar komponen visual


komposisi gambar. pada komposisi sinematografi dibagi
2. Pemilihan cahaya dan warna. menjadi 7 elemen dasar yaitu ruang,
3. Pemilihan lensa. garis, bentuk, tone, warna, gerakan, dan
4. Penggunaan pergerakan irama (Block, 2008:2-10). Komponen-
kamera. komponen visual dasar tersebut dapat
5. Penambahan tekstur pada ditemukan di setiap komposisi gambar
gambar. bergerak maupun diam. Melalui penataan
6. Penggunaan establishing pada elemen- elemen komponen visual
cerita. tersebut dapat mengomunikasikan
7. Penggunaan point of view shot. suasana hati, emosi, ide serta memberi
struktur visual pada komposisi gambar.
Pemilihan bingkai pada komposisi
Penataan elemen-elemen visual pada
gambar merupakan hal paling mendasar
komposisi gambar dapat menghasilkan
dalam proses pembuatan sebuah film.
sebuah nilai kontras yang terdapat di
Sinematografer harus mampu
dalam sebuah gambar atau menciptakan
mengarahkan perhatian penonton
nilai dominasi pada gambar.
terhadap cerita yang disampaikan melalui
Setiap komponen visual dapat
komposisi, ritme, dan perspektif (Blain,
digambarkan serta digunakan di dalam
2011:4). Komposisi yang baik
mencapai tingkat kontras serta afinitas.
merupakan aransemen dari unsur gambar
Secara sederhana nilai kontras dapat
untuk membentuk suatu kesatuan yang
diartikan dengan perbedaan, sedangkan
serasi atau harmonis secara keseluruhan.
nilai afinitas berarti sebuah kesamaan.
Elemen terpenting yang harus
Prinsip utama dalam menciptakan sebuah
diperhatikan di dalam pembingkaian
nilai kontras serta afinitas melalui
komposisi gambar adalah tingkat
komponen elemen visual tersebut terletak
kecerahan (lighting), warna, ukuran,
pada semakin besarnya tingkat kontras
bentuk, gerak, kecepatan, dan arah.
dalam komponen visual, semakin tinggi
Melalui manipulasi terhadap unsur-unsur
pula intensitas visualnya atau dapat
pembingkaian komposisi gambar
menciptakan dinamisasi, sedangkan
tersebut dapat digunakan untuk
semakin besar afinitas dalam komponen
mengarahkan perhatian penonton serta
visual, semakin kurang pula intensitas
menciptakan respon emosional terhadap
visual atau dinamisnya.
penonton (Mascelli, 2010:201).
"The greater the contrast in a
visual component, the more

205
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

the visual intensity or adalah Komposisi Dinamik (Pratista,


dynamic increases. The
2008:115).
greater the affinity in a visual
component, the more the “Komposisi Dinamik sifatnya
visual intensity or dynamic fleksibel dan posisi obyek dapat
decreases. More simply berubah sejalan dengan waktu.
stated: Contrast Greater Komposisi dinamik tidak memiliki
Visual Intensity, Affinit Less komposisi yang seimbang
Visual Intensity" (Block, (simetris). Ukuran, posisi, arah
2008:11). gerak obyek sangat mempengaruhi
komposisi dinamik. Satu cara yang
Ketika kamera mengambil gambar paling mudah untuk mendapatkan
komposisi dinamik adalah dengan
atau obyek, sutradara dapat memilih
menggunakan sebuah aturan yang
posisi obyek tersebut ke dalam frame dinamakan rule of thirds. Dalam
rule of thirds, garis-garis imajiner
sesuai tuntutan naratif serta estetik.
membagi bidang gambar menjadi
Penata sinematografi bebas meletakan tiga bagian yang sama persis secara
horizontal dan vertikal. Dari
sebuah obyek dimana pun berada di
persimpangan garis-garis imajiner
dalam frame, di tengah, di pinggir, di tersebut akan didapat empat buah
titik simpang.” (Pratista, 2008:115)
atas, di bawah, sejauh komposisi gambar
tersebut masih seimbang dan menyatu Rule of Third dimulai dengan
secara visual. Sebuah obyek tidak harus membagi ukuran frame menjadi tiga
selalu berada di tengah frame untuk bagian. Aturan pertiga tersebut bertujuan
mencapai komposisi yang seimbang. untuk mendapatkan titik awal perkiraan
Obyek lain di sekitar obyek utama pada setiap pengelompokan komposisi
mampu mempengaruhi komposisi dan dengan menempatkan titik persimpangan
sangat bergantung dengan posisi serta pada salah satu dari empat persimpangan
pergerakan obyek lain. Pengaturan posisi garis interior. Aturan persimpangan
obyek di dalam pembingkaian komposisi tersebut adalah perpaduan secara
gambar dapat digunakan penata sederhana untuk membingkai komposisi
sinematografi untuk mendapatkan motif- gambar (Blain, 2011:51).
motif serta alasan tertentu yang dibuat
“The rule of thirds starts by
secara sengaja, namun dengan pemikiran dividing the frame into thirds. The
rule of thirds proposes that a useful
yang sudah matang. Beberapa penata
approximate starting point for any
sinematografi memiliki gaya yang khas di compositional grouping is to place
major points of interest in the scene
dalam mengatur komposisi visual. Secara
on any of the four intersections of
umum komposisi gambar yang terkait the interior lines. It is a simple but
e ective rough guideline for any
dengan posisi obyek di dalam frame
frame composition. The rule of
thirds has been used by artists for
centuries.” (Blain, 2011:51)
206
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

Gambar 2. Contoh penggunaan Golden


Section pada komposisi gambar film
Stanley Kubrick.Sumber:
Cinematography Composition history

4. Penggunaan paralaks atau


Gambar 1. Tahapan penentuan garis
acuan the rule of thirds pada bingkai pergerakan gambar.
gambar. Sumber: Michael Jacobs, The 5. Penambahan occlusion atau
Art Of Composition.
efek visual pada gambar.
Komposisi terbaik dapat dicapai
Konsep estetik pada sinematografi
apabila posisi obyek utama terletak dekat
film “Asmaradana” merupakan suatu
dengan salah satu titik simpang tersebut.
konsep penciptaan yang berhubungan
Pada umumnya objek visual diletakan
dengan rasa. Hal ini dapat dicapai melalui
pada garis perpotongan pertiga atas atau
pemilihan ukuran gambar (shot size),
bawah dan sangat jarang meletakan pada
penempatan angle kamera guna
posisi di tengah-tengah. Arah gerak dan
menempatkan sudut pandang penonton,
arah pandang obyek juga dapat
penggunaan gaya tata cahaya dan penataan
mempengaruhi komposisi dinamik
elemen-elemen visual ke dalam komposisi
(Pratista, 2008:115).
dinamik gambar yang bertujuan untuk
Proses pembingkaian pada
membangun visual storytelling film
komposisi dinamik gambar terdapat lima
secara maksimal, sehingga tercapai
teknik untuk mendapatkan sebuah
sebuah bahasa visual film yang baik serta
kedalaman komposisi gambar secara
memiliki nilai estetis. Tujuan dari
dinamis (No Film School, 5 Techniques
penggunaan komposisi dinamik pada
That Create Depth and Make Your
konsep sinematografi film “Asmaradana”
Cinematography More Dynamic) antara
adalah memberikan efek estetis gambar
lain:
dan menciptakan sebuah alur cerita
1. Penggunaan cahaya kontras.
melalui rangkaian shot yang jelas serta
2. Permainan fokus gambar.
menarik sehingga mudah dimengerti oleh
3. Menentukan perspektif
penonton. Di dalam film “Asmaradana”
gambar.
komposisi dapat membuat suatu

207
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

keseimbangan antara gambar dan cerita. penempatan elemen-elemen visual yang


Pembentukan elemen-elemen visual pada terdapat di dalam gambar. Komposisi
komposisi gambar tersebut pada dasarnya dinamik tersebut menempatkan objek
bertujuan untuk membangun sebuah visual utama terhadap ruang gerak,
storytelling yang dicapai melalui memperlihatkan ruang atau setting, waktu
simbolisasi suasana serta emosi yang dan peristiwa. Untuk mendapatkan
dialami tokoh utama dengan komposisi dinamik yang baik pada film
menempatkan tokoh utama menjadi point “Asmaradana”, sinematografer
of interest atau pusat perhatian, sehingga menerapkan dan mengaplikasikan unsur-
dapat memberikan kesan dominasi pada unsur utama di dalam pembingkaian
sebuah komposisi gambar. Rangkaian dengan menggunakan acuan The Rule of
visual atau shot pada film “Asmaradana” Third dan beberapa unsur pendukung
dikonstruksi ke dalam pembentukan komposisi sinematografi di dalam
aspek-aspek komposisi dinamik yang membingkai komposisi dinamik seperti
dihadirkan melalui ketidakseimbangan penggunaan tata cahaya kontras,
dan ketidakharmonisan antar karakter permainan fokus gambar, penggunaan
tokoh. perspektif pada gambar, pergerakan
Penggunaan komposisi dinamik kamera dalam menangkap peristiwa
pada sinematografi film “Asmaradana” (adegan) serta penggunaan efek tertentu
digunakan pada scene-scene tertentu yang guna membangun emosi atau suasana
terdapat pada skenario dengan yang dialami tokoh. Penggunaan rule of
menggunakan beberapa teknik third dalam pembingkaian komposisi
pengambilan gambar seperti penggunaan gambar pada film “Asmaradana”
long take shot, penggunaan mobile bertujuan untuk membangun proporsi
framing atau pergerakan kamera dan gambar yang dinamis dengan
beberapa penggunaan camera angle menempatkan objek utama menjadi point
beserta level angle tertentu guna of interest pada sebuah gambar.
menyampaikan sudut pandang tokoh. Penempatan objek utama tersebut berada
Camera angle merupakan sebuah pada titik perpotongan atau persinggungan
penempatan kamera yang akan memberi garis horizontal dan vertical yang terdapat
dampak terhadap sudut pandang penonton pada sebuah frame. Perpotongan garis
(Mascelli, 2010:5). tersebut menghasilkan sembilan area atau
Komposisi gambar pada film bidang yang dibagi melalui 2 garis
“Asmaradana” menggunakan horizontal dan 2 garis vertical.
keseimbangan frame dinamik melalui
208
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

serta menciptakan keselarasan pada objek


utama yang ditangkap oleh sensor kamera.
Warna yang digunakan pada film
“Asmaradana” divisualisasikan dengan
menggunakan warna-warna kontras dan
natural tetapi tetap lembut bertujuan untuk
Gambar 3. Referensi warna dan color membangun suasana serta emosi pada
pallete pada lukisan Jean Honore
Fragonard’s. kedua tokoh pada film “Asmaradana”.
Sumber: https://flic.kr/s/aHsjB7QwpQ
Penggunaan warna-warna primer panas
(diakses 1 Maret 2018)
pada film “Asmaradana” bertujuan untuk
memberikan efek psikologis terhadap
karakter tokoh sang istri yang terdapat
pada film “Asmaradana”. Sedangkan
penggunaan warna dingin akan
diaplikasikan pada karakter tokoh sang
suami yang memiliki kepribadian kaku
Gambar 4. Referensi warna dan color
pallete pada lukisan Pieter De Hooch. dan tenang. Berikut gambaran mengenai
Sumber: https://flic.kr/s/aHsjB1MqDA referensi warna dan color pallete melalui
(diakses 1 Maret 2018)
referensi sebuah lukisan yang akan
Look dan Mood di dalam film
menjadi rujukan pada film “Asmaradana”.
“Asmaradana” dapat dicapai melalui
Referensi warna pada rujukan
pengolahan warna pada elemen-elemen
lukisan di atas digunakan pada tiap tokoh
visual pada pembingkaian komposisi
di dalam film terutama pada tokoh Jaya
dinamik. Warna mempunyai peranan
dan Ratih. Penggunaan warna melalui
penting dalam dunia fotografi dan
rujukan lukisan tersebut dicocokan
sinematografi. Adanya asosiasi yang kuat
dengan elemen-elemen warna yang
dengan emosi, menjadikan warna pada
terdapat pada mise- en-scene terutama
suatu subjek memberikan energi dan
dalam pemilihan kostum pemain serta
menimbukan mood atau perasaan tertentu
elemen property pada setting ruang
(Sugiarto, 2014:4). Melalui pemilihan
kejadian. Pemilihan warna kostum
warna dalam pembingkaian komposisi
pemain dipilih melalui motivasi karakter
dinamik, sinematografer mampu
tokoh di dalam cerita serta makna
mengungkapkan kepribadian tiap karakter
psikologis warna yang terdapat pada
tokoh pada film “Asmaradana”. Elemen
referensi lukisan di atas.
warna juga dapat menyeimbangkan emosi

209
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

Pembahasan Hasil Penciptaan


Hasil awal penggabungan rangkaian
shot pada film fiksi “Asmaradana”
mencapai 38 menit. Rought cut pertama
tersebut berisi seluruh adegan lengkap
Storyboard shot 1.
dengan struktur alur yang sesuai terhadap
skenario film. Setelah mengalami
berkali-kali pemotongan dan
pembuangan scene, durasi film menjadi
24 menit dengan tetap menggunakan
struktur alur linier. Picture lock film ini Gambar A

tidak mengurangi jalur cerita meski Gambar 5. Realisasi shot 1 pada Gambar
A sebagai pengenalan Ratih berdasarkan
durasi dipersingkat. Tensi dramatik pada storyboard di dalam scene 1.
adegan yang dibangun melalui rangkaian
Shot pertama dibuka dengan
shot justru lebih mudah dihidupkan
medium close up adegan Ratih yang
dengan mempermainkan perpindahan
sedang menarik timba air dari dalam
shot di dalam tahap editing. Pembahasan
sumur dan terlihat bagian tubuh Ratih
karya dalam membangun visual
terluka seperti luka sayatan. Shot ini
storytelling film dapat dijabarkan melalui
merupakan tahap pengenalan tokoh Ratih
rangkaian shot. Di dalam setiap
seorang wanita yang hidup di desa
pembingkaian elemen-elemen visual
divisualisasikan dengan adegan sedang
komposisi gambar pada film
menimba air di sebuah sumur tua.
“Asmaradana” memiliki tujuan tertentu
Penempatan angle objektif pada shot ini
untuk menyampaikan sebuah cerita.
memposisikan penonton sebagai
Berikut pembahasan visual storytelling
pengamat diluar peristiwa film yang
dengan komposisi dinamik di setiap
mengamati aktivitas Ratih. Perspektif
rangkaian shot sebagai berikut ini:
gambar yang digunakan shot 1

1. Scene 1. EXT. KAMAR MANDI menempatkan objek utama pada bidang


midground sehingga kedalam gambar
– SIANG HARI
dapat tercapai. Penempatan objek utama
a. Shot 1. Medium Close Up –
serta tanda bekas luka Ratih berada di
Ratih.
sebelah kanan frame komposisi dinamik
melalui acuan garis perpotongan yang
bertujuan mengarahkan perhatian
penonton ke dalam point of interest
210
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

gambar (Blain, 2011:51). Elemen visual


berupa bidang berwarna merah pada
handuk ditempatkan pada background
objek utama berdasarkan teknik
perspektif gambar, sehingga
menghasilkan sebuah keseimbangan Storyboard shot 2.
gambar serta kedalaman gambar namun
dominasi berada di posisi objek utama di
bagian midground gambar (Blain,
2011:54).
Melalui pembingkaian komposisi
Gambar A
dinamik dalam membangun visual Gambar 6. Realisasi shot 2 pada gambar
storytelling film dapat diartikan bahwa A berdasarkan storyboard di dalam
scene 1
shot 1 memberikan informasi kepada
Tujuan perubahan penempatan
penonton perihal sosok seorang wanita
objek utama pada komposisi gambar
misterius yang memiliki bekas luka
tersebut berfungsi untuk menjaga
sayatan di tubuhnya. Suasana kelam yang
kontinuitas adegan dari shot sebelumnya
terdapat pada shot 1 dicapai melalui
yang dicapai melalui pengaturan posisi
penggunaan cahaya kontras dalam
objek berdasarkan motif serta ukuran
menciptakan ilusi tiga dimensi melalui
objek ke dalam komposisi gambar
bayangan objek (Blain, 2011:44).
(Pratista, 2008:115). Kontinuitas adegan
b. Shot 2. Full Shot (Master Shot) pada shot tersebut dicapai dengan
- Aktivitas Ratih. menempatkan objek utama berada di
sebelah kanan frame melalui acuan garis
Shot selanjutnya adalah adegan
perpotongan. Penggunaan perspektif
Ratih menuangkan air dari ember kecil
kedalaman gambar pada komposisi
menuju ember besar. Ada perubahan
dinamik shot ini dicapai dengan
penempatan objek utama pada komposisi
menggunakan teknik deep focus. Bagian
ini yang terlihat pada rancangan gambar
foreground memberikan informasi sebuah
storyboard dengan realisasi shot.
sumur tua sedangkan midground gambar
Perbedaan tersebut ditunjukan dengan
diisi oleh objek utama dan background
posisi blocking pemain yang awalnya
menampilkan suasana pagi hari.
berada di kiri frame pada rancangan
Penjelasan melalui pembingkaian
storyboard menjadi berada sebelah kanan
komposisi dinamik dalam membangun
frame pada realisasi shot 2.
211
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

visual storytelling memberikan informasi memperhatikan detail ekspresi serta


suasana pagi dan aktivitas seorang wanita bekas luka di tubuh Ratih. Perspektif
desa yang sedang menuangkan air ke yang unik di dalam shot 3 membuat
dalam ember berada di sebuah kamar sebuah gambar tampak lebih kompleks
mandi yang masih memiliki sebuah dan dinamis (Blain, 2011:54).
sumur tua. Melalui penataan arah Melalui komposisi dinamik dalam
pandang objek utama yang mengarah ke membangun visual storytelling mood
kanan frame dapat diartikan sebuah yang muncul pada karakter Ratih berupa
penyempitan suasana serta rasa suasana kelam yang digambarkan melalui
terperangkap yang dialami oleh tokoh eksresi Ratih dan dicapai dengan
Ratih di dalam cerita film. penggunaan elemen cahaya kontras yang
c. Shot 3. Close Up - Aktivitas bertujuan membangun aspek-aspek
Ratih. dramatis pada karakter cerita (Blain,
Shot ini merupakan lanjutan dari 2011:44). Pada shot 5 menggunakan
adegan Ratih yang sedang mencuci ukuran shot size close up memberikan
pakaian. Terdapat perbedaan antara informasi kepada penonton untuk
storyboard dengan realisasi shot yang memperhatikan detail bekas luka pada
berada pada penempatan blocking tubuh Ratih dan detail pada aktivitas
pemain yang bertujuan untuk tokoh utama.
mendapatkan diskontinuitas pada adegan.
Pemotongan gambar dengan
menggunakan teknik jump cut digunakan
pada shot ini bertujuan untuk memangkas
durasi adegan yang terlalu lama.
Penempatan objek utama ke dalam
Storyboard shot 3
komposisi dinamik berada di kiri frame
sengaja digunakan untuk memberikan
sudut pandang kamera yang berbeda serta
menciptakan disorientasi bagi penonton
ketika memperhatikan aktivitas tokoh
Ratih. Penggunaan teknik shallow focus
Gambar A
pada shot ini bertujuan untuk
mengarahkan perhatian penonton Gambar 7. Realisasi shot 3 pada gambar
A berdasarkan storyboard di dalam
terhadap objek utama yang berada di kiri scene 1.
frame, sehingga penonton dapat
212
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

adegan serta elemen warna abu-abu pada


celana dalam. Makna dari warna abu-abu
tersebut bertujuan untuk membangun
emosi yang dialami Ratih berupa sebuah
kesedihan dan kerinduannya kepada sang
Storyboard shot 4.
Ibu. Elemen warna tersebut memberi
keuntungan tambahan dalam
mempengaruhi perasaan penonton serta
Gambar A Gambar B membangun visual storytelling dalam
Gambar 8. Realisasi rangkaian Shot 4
pembingkaian komposisi gambar,
pada Gambar A-B ekspresi Ratih
berdasarkan storyboard shot 4 di dalam sehingga penonton dapat menafsirkan
scene 1.
cerita dengan cara yang berbeda- beda
d. Shot 4. Close Up (Match (Blain: 2011:8).
Cut) - Ekspresi Ratih.
Shot selanjutnya merupakan 2. Scene 4. INT. WARUNG KOPI –

lanjutan dari shot sebelumnya ketika SIANG HARI

ekspresi Ratih sedang memperhatikan a. Shot 3. Group Shot – Jaya,

dalam-dalam sebuah celana dalam pria Sugeng dan Mira.

yang berwarna abu-abu, lalu teringat Shot berikut ini adalah master shot

ucapan ibunya ketika Ratih masih kecil. di dalam adegan scene 4. Pada shot 3

Tidak ada perbedaan dalam penempatan terlihat dominasi gambar yang berada

objek utama pada komposisi gambar pada objek utama tokoh Jaya dalam

namun penempatan elemen warna abu- pembingkaian komposisi gambar.

abu ditempatkan pada garis bawah Penempatan objek utama pada komposisi

komposisi dinamik. Perbedaan terlihat dinamik berada di sebelah kanan frame

pada posisi blocking pemain pada dengan ukuran yang lebih besar

rancangan storyboard dengan realisasi dibanding kiri frame yang diisi oleh

rangkaian shot 5 karena shot ini adegan Sugeng dan Mira. Tujuan dalam

merupakan kontinutas dari shot penggunaan dominasi gambar pada

sebelumnya. Gambar A adalah mengarahkan perhatian

Melalui pembingkaian komposisi penonton pada tokoh utama Jaya yang

dinamik dalam membangun visual merasa cuek melihat Sugeng dan Mira

storytelling pada rangkain shot 5 yang sedang bermesra-mesraan berada di

menggambaran suasana yang dialami salah satu titik persimpangan garis

tokoh Ratih yang dibangun melalui komposisi dinamik (Pratista, 2008:115).

213
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

cueknya melihat Sugeng dan Mira yang


bermesra-mesraan.
b. Shot 4. Two Shot – Jaya
dan Mira.
Shot terakhir dalam pembingkaian
Storyboard shot 3
adegan pada scene 4 terlihat tokoh Mira
yang datang mendekati dan merayu tokoh
utama Jaya. Penempatan objek utama
pada pembingkaian komposisi dinamik
berada seimbang kiri dan kanan frame
Gambar A melalui garis perpotongan gambar namun
Gambar 9. Realisasi shot 3 pada pada bagian kanan frame yang menjadi
Gambar A master shot berdasarkan
storyboard di dalam scene 4. background terlihat elemen warna biru

Penggunaan teknik deep focus gambar yang mewakili emosi dari tokoh Jaya.

pada perspektif komposisi gambar pun Penggunaan teknik shallow focus pada

bertujuan untuk memberikan penonton pembingkaian komposisi dinamik juga

dalam memilih arah pandangan utama diaplikasikan ke dalam frame untuk

serta mengidentifikasi adegan yang mengarahkan perhatian penonton menuju

terdapat pada master shot namun tokoh Mira yang terlihat lebih detail

dominasi gambar yang terasa pada dibanding tokoh Jaya.

komposisi dinamik gambar tetap berada Bahasa visual yang disampaikan

pada foreground yang diisi oleh tokoh melalui penataan komposisi dinamik

Jaya. Pada penataan cahaya di dalam gambar pada shot 4, membentuk

scene 4 ini, penggunaan tata cahaya dominasi gambar dalam penekanan

kontras di aplikasikan guna membangun adegan terhadap tokoh Mira yang

look dan mood yang dirasakan oleh mencoba merayu tokoh Jaya.

karakter tokoh utama, sehingga aspek


dramatis dapat dicapai guna membangun
suasana yang pada tokoh Jaya (Blain,
2011:44).
Suasana dan emosi yang dirasa
dingin pada karakter Jaya dapat
Storyboard shot 4.
ditunjukan melalui dominasi gambar
pada tokoh Jaya. Emosi yang dirasakan
Jaya pada adegan tersebut adalah sikap
214
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

dan waktu yang berbeda di dalam mise-


en-scene, sehingga teknik atmospheric
perspective dalam pembingkaian
komposisi dinamik tercapai dengan
menekankan pada situasi yang dialami
Gambar A
Gambar 10. Realisasi shot 4 pada karakter tokoh Ibu dan Ratih pada cerita.
Gambar A adegan Mira merayu Jaya Atmospheric perspective adalah Xketika
berdasarkan storyboard scene 4.
objek diambil dari jarak yang jauh
3. Scene 7. INT. DAPUR RUMAH sehingga detail pada objek tersebut
– SIANG HARI terlihat seperti kehilangan warna bahkan
a. Shot 1. Two Shot (Master tidak jelas, perspektif ini dapat diciptakan
Shot) – Ibu dan Ratih
Kecil. melalui penambahan efek khusus seperti
efek asap (Blain, 2011:44-45). Tujuan
Scene 7 merupakan adegan
menggunakan teknik ini adalah untuk
flashback Ratih kecil mendatangi ibunya
membedakan suasana ruang dan waktu
yang sedang memasak di dapur rumah.
terhadap scene 8.
Suasana di dalam scene ini
divisualisasikan melalui penataan cahaya
chiaroscuro dan penggunakan teknik
occlusion (efek visual) pada
pembingkaian komposisi dinamik
gambar. Teknik chiaroscuro tersebut
menerapkan nilai atau intensitas cahaya
Storyboard shot 1.
ke dalam dua dimensi gambar guna
menciptakan ilusi menjadi bentuk tiga
dimensi dengan bayangan atau shading
(Blain, 2011:44). Penempatan efek
cahaya tersebut berada hampir
menyeluruh di dalam frame sehingga Gambar A

dominasi terbentuk melalui penataan Gambar 11. Realisasi shot 1 pada


Gambar A adegan Ibu dan Ratih Kecil
cahaya. Tujuan penggunaan efek tersebut berdasarkan storyboard di dalam scene
7.
adalah untuk memberi informasi ruang

215
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

Gambar A pada scene 7. Gambar B pada scene 8.


Gambar 12. Perbedaan suasana yang ditunjukan pada Gambar A dengan Gambar B.

Penempatan objek utama berada di KESIMPULAN


kanan sekaligus kiri frame melalui garis Film “Asmaradana” merupakan
perpotongan komposisi dinamik guna realisasi dari realita kehidupan romansa
mendapatkan point of interest dalam yang terjadi di dalam hubungan suami
komposisi gambar. Pergerakan kamera istri dengan konflik utama berada pada
dalam bentuk paralaks digunakan pada trauma masa lalu Ratih yang harus
shot gambar A yang ditunjukan melalui dihadapi oleh tokoh Jaya, dihadirkan di
sudut serta arah adegan dengan tujuan dalam film melalui dominasi hubungan
menghasilkan dua latar belakang yang antar karakter tokoh dengan ditunjukan
berbeda melalui gerakan aktivitas tokoh melalui rasa frustasi, depresi, kesepian,
di dalam adegan (No Film School, 5 rasa penyesalan dan kesetiaan. Kesetiaan
techniques that create depth and make tersebut muncul di akhir suatu kejadian
your cinematography more dynamic). menjadi gambaran atau nilai positif untuk
Perbedaan yang terdapat pada scene 7 masyarakat tentang proses dalam
dibanding scene 8 ditunjukan pada menjalani hubungan suami istri. Sudut
pengaplikasian teknik paralaks, di dalam pandang Jaya sengaja dipilih di dalam
scene 8 tidak menggunakan teknik film “Asmaradana” supaya penonton
pergerakan kamera. Penggunaan teknik dapat ikut merasakan apa yang
deep focus pada master shot gambar A sebenarnya terjadi pada diri seorang
digunakan untuk menangkap ruang cerita suami yang memiliki seorang istri dengan
pada komposisi gambar sehingga trauma di masa lalunya.
penonton dapat mengamati detail setiap Penggunaan komposisi dinamik
elemen visual yang ada pada mise-en- pada film fiksi “Asmaradana” yang
scene sebagai cara membangun visual bertujuan untuk membangun visual
storytelling di dalam scene 7 (Blain, storytelling dapat diterapkan dalam
2011:54). menyajikan konflik utama melalui
hubungan antar karakter tokoh. Emosi

216
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018

atau kejadian yang dialami tiap karakter Caputo, Tony. 2003., Visual Storytelling:
tokoh dapat tervisualisasikan dengan The Art and Technique, New
menempatkan posisi objek utama serta York: Somerset.
elemen-elemen visual ke dalam Drever, James. Terjemahan Nancy
pembingkaian komposisi dinamik, Simanjuntak dari the penguin
sehingga konsep dominasi dan dictionary of psychology. 1998.
simbolisasi suasana serta emosi yang Kamus Psikologi, Jakarta: Bina
dirasakan tiap karakter tokoh dapat Aksara.
divisualisasikan dengan sangat baik. Effendy, Heru. 2014. Mari Membuat
Penataan elemen-elemen visual pada Film, Jakarta: Kepustakaan Populer
pembingkaian komposisi gambar dapat Gramedia.
menjadi bahasa visual yang menarik guna Fromm, Erich. 2005. The Art of
mendukung penceritaan film dan emosi Loving, Jakarta: Harper Perennial
tiap karakter tokoh. Ketika dominasi Modern Classics.
gambar dicapai melalui ukuran, jarak, Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi,
penempatan dan posisi objek di dalam Bandung: Rosda.
pembingkaian komposisi gambar, Kartono, Kartini. 2009. Psikologi
penonton dapat menonton tiap objek Abnormal Dan Abnormalitas
utama pada gambar sehingga ikut larut Seksual, Mandar Maju.
merasakan suasana serta emosi yang Mascelli, A.S.C. Joseph V. 2010.
dialami oleh tokoh Jaya maupun tokoh Angle Kontiniti – Editing - Close
Ratih. up - Komposisi dalam
Sinematografi, Jakarta: FFTV IKJ.
DAFTAR PUSTAKA Pratista, Himawan. 2008. Memahami
Blain, Brown. 2011. Cinematography: Film, Yogyakarta: Homerian
theory and practice: image making Pustaka.
for cinematographers and Pratista, Himawan. 2017. Memahami
directors, USA: Focal Press. Film edisi Kedua, Yogyakarta:
Block, Bruce. 2008. The Visual Story: Montase Film.
Creating The Visual Structure of Rabiger, Michael. 2003. Directing Film
Film, TV, and Digital Media, USA: Techniques and Aesthetics, USA:
Focal Press. Focal Press.
Bordwell, David. Kristin, Thompson. Sugiarto, Atok. 2014. Color Vision:
2008. Film Art: An Introduction, Panduan Bagi Fotografer dalam
Mc Graw – Hill Companies.
217
Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi

Memahami dan Menggunakan Renne, V. 2014.


Warna, Jakarta: Kompas. http://nofilmschool.com/2014/12/5-
Thompson, Roy. 1998. Grammar of the techniques-create-depth- make-
Shot: second edition, Woburn: cinematography-more-
Focal Press. dynamic.html, diakses 13
Tim Penyusun Kamus, Pusat Desember 2016.
Pembinaan dan Pengembangan Simple, Developing and Complex Shots.
Bahasa. 1990. Kamus Besar “Notes and Exercises.” DFPR1101
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Beth.https://sites.google.com/site/df
Pustaka. pr1101beth/projects-and-
Daftar Sumber Online exercises/07-sound-elements.com,
Arief, R. Pribadi. Tekstur cahaya diakses 4 September 2017.
Chiaroscuro dalam sinematografi. UKessays. Essays. Film Studies. “Visual
Jakarta: SKKNI Sinematografer Storytelling in Films.”
Indonesia, 2014. https://www.ukessays.com/essays/fi
http://Sekolahfilm.com, diakses 5 lm-studies/visual-storytelling-in-
Juni 2017. films.php, diakses 5 September
Arief, R. Pribadi. Bahasa dalam 2017.
bingkai. Jakarta: SKKNI
Sinematografer Indonesia, 2014.
http://sekolahfilm.com, diakses 5
Juni 2017.
Eicar The International Film and
Television School Paris. Glossary.
http://www.eicar-
international.com/definition-visual-
storytelling.html, diakses 27 Juni
2017.
http://kesolo.com/macapat-asmaradana-
kekuatan-api-cinta.html, diakses 2
Januari 2018.
Kodak Cinematografi.
http://www.kodak.com/go/training.
html, diakses 5 Juni 2017.

218

Anda mungkin juga menyukai