Disusun oleh
Ayu Intan Ariesty
NIM: 1310686032
KEPADA
PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI
JURUSAN TELEVISI
FAKULTAS SENI MEDIA REKAM
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
ABSTRAK
scene kemudian melihat scene yang visual, gerak dalam pikiran maupun
menegangkan. Dari scene yang apapun tidak akan gerak kalau tidak
properti dan warna yang muncul pada yang menghentikannya. Sehingga dapat
setting yang mana saja yang dapat dikatakan untuk mendapat sebuah
data yang dilakukan adalah dengan mengenai setting, properti, dan warna
membedah seluruh scene pada film yang ada di film “Pengabdi Setan”,
Screenshot 4.1 Lokasi Rumah “Pengabdi Setan” “Pengabdi Setan” yang tampak dari
depan. Atap yang terlihat berbeda
Dalam men-setting lokasi
dengan atap rumah di Indonesia pada
rumah ibu, Joko Anwar tidak merubah
umumnya, bentuknnya menyerupai
posisi atau tata letak ruangan di dalam
limas hampir melebihi setengah dari
rumah sama sekali. Joko Anwar hanya
tinggi bangunan. Ornamen dinding
melakukan perbaikan serta
juga terdiri dari batu yang dicat hitam
penambahan properti pendukung yang
dan putih, terlihat seperti gambar di
mampu membangun kesan lawas pada
bawah yang menunjukkan separuh
rumah “Pengabdi Setan”. Penggunaan
bagian dinding rumah dipenuhi dengan
gaya indis pada rumah “Pengabdi
ornamen batu. Penjabaran gaya Indis
Setan” dikombinasikan dengan gaya
pada landasan teori merupakan ciri-ciri
vintage untuk membangun kesan tahun
yang terdapat pada rumah “Pengabdi
1980an, didukung dengan lokasi yang
Setan”,
berada di tengah hutan serta
perkebunan teh ini mampu memberi
kesan syahdu saat melihat. Dinding
rumah yang dominan berwarna putih,
sehingga menimbulkan kesan bersih,
damai dengan dikelilingi tanaman
tropis atau pepohonan hijau, sehingga Screenshot 4.2 Ornamen batu pada samping rumah
Screenshot 4.7 setting kamar ibu keluar setelah ibu merasa tenang.
(a) Properti
Pada scene ini terasa
Analisis menegangkan karena adanya sebuah
Setting pada scene 11 bertempat aksi dimana ibu membunyikan lonceng
di kamar ibu dan terjadi pada siang sebagai alat komunikasi untuk ia
hari, dalam scene tersebut memanggil keluarganya, hal tersebut
menggambarkan adegan ibu yang seperti meneror keluarganya karena
sedang terbaring lumpuh di atas tempat dari bunyinya saja seolah membuat
tidur, ibu yang lumpuh tidak dapat perasaan gusar. Penggunaan lonceng
berkomunikasi dengan keluarganya, pada scene ini juga memperlihatkan
sehingga untuk sekedar memanggil bahwa tokoh ibu sedang panik seperti
anggota keluarganya, ibu harus melihat sesuatu sehingga ia terus
menggunakan lonceng agar anaknya menerus membunyikan loncengnya, hal
datang. Hal tersebut membuat Bondy tersebut menambah ketegangan karena
Penggunaan properti pada film ini tidak Anggraeni, Rani. Simple Interior
hanya mendukung dalam membentuk Makeover. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, 2009
sebuah ketegangan saja melainkan juga
Arikunto, S. Prosedur Penelitian:
mendukung dalam memecahkan Suatu Pendekatan Praktik.
sebuah konflik pada film, misal seperti Jakarta: PT Rineka Citra, 2010
penggunaan gramaphone saat Rini Baksin , Askurifai. Jurnalistik Televisi:
ingin mendengar lagu milik ibu, dari Teori dan Praktik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006
situ muncul adegan seperti ada orang
Baksin, Askurifai. Membuat Film Itu
yang berucap sebuah mantra dan dari
Gampang. Bandung: Katarsis,
hal tersebut Rini akhirnya menyadari 2003
adanya hal yang tidak beres yang Biran, Yusa, Misbach. Teknik Menulis
terjadi pada keluarganya. Selain Skenario Film Cerita. Jakarta: PT
. Dunia Pustaka Jaya dan PT.
properti, penggunaan warna juga Demi Gisela Citra Pro, 2006
menjadi penyeimbang dalam
Boggs, M Joseph. The Art Of Watching
membentuk sebuah ketegangan yang Film. Terjemahan Drs. Asrul
Sani, Jakarta: Yayasan Citra,
dihasilkan oleh properti. Sehingga
1992
warna dan properti saling melengkapi
Brodwell, Thompson. Film Art : An
dalam membangun ketegangan pada Introduction. New York :
adegan di film “Pengabdi Setan”. McGraw-Hill. . 2008