- Perbedaan Permanen merupakan penghasilan dan beban yang diakui menurut
akuntansi tetapi tidak diakui secara fiskal. - Beda Permanen, dapat berupa: Misalnya biaya untuk kepentingan pribadi pemilik atau disebut dengan (prive) yaitu penarikan dana dari modal usaha oleh pemilik usaha untuk kepentingan pribadinya sendiri. - Perbedaan permanen disebabkan oleh pengaturan yang berbeda terkait dengan pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Jadi dapat dikatakan bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, ada beberapa penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, sedangkan secara komersial penghasilan tersebut diakui sebagai penghasilan. - Perbedaan permanen terjadi karena akuntansi fiskal menghitung laba yang berbeda dengan akuntansi komersiali. Contoh: Penghasilan yang sudah dikenakan PPh final
PERBEDAAN TEMPORER
- Perbedaan Temporer merupakan penghasilan dan beban yang diakui menurut
akuntansi dan fiskal namun dalam kurun waktu yang berbeda. - Perbedaan temporer disebabkan karena adanya perbedaan waktu pengakuan penghasilan dan biaya untuk perhitungan laba. Perbedaan ini terjadi karena berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan terdapat penghasilan atau biaya yang boleh dikurangkan pada periode akuntansi terdahulu atau periode akuntansi berikutnya dari periode akuntansi sekarang. Sementara itu, laporan keuangan komersial mengakuinya sebagai penghasilan atau biaya pada periode yang bersangkutan (Zain 2007, h.213). - Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled). DAFTAR PUSTAKA http://repository.uin-suska.ac.id https://ortax.org/forums/discussion/pajak-tangguhan-7 https://jom.unpak.ac.id https://ortax.org/forums/discussion/rekonsiliasi-fiskal-21