METODE PENELITIAN
itu bekerja, pemikiran ini didasari oleh pemikiran Saussure mengenai tanda yang
dibaginya menjadi penanda dan petanda, dimana analisis Barthes dibagi menjadi
beberapa tahap analisis yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Sistem denotasi
adalah sistem pertandaan tingkat pertama, yang terdiri dari rantai penanda dan
petanda, yakni hubungan materialitas penanda dan konsep abstrak yang ada di
Makna tersembunyi ini adalah makna yang menurut Barthes merupakan kawasan
semiotik yang dikemukakan oleh Roland Barthes tidak hanya terpaku pada
penanda dan petanda, akan tetapi menganalisis makna dengan denotatif dan
konotatif.
signifier dan signified, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang
48
signified, yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak
langsung, dan tidak pasti (artinya terbuka bagi segala kemungkinan). Barthes
menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja (Cobley & Jansz, 1999 dalam
Tabel 1
Peta Tanda Roland Barthes
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas
penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif
adalah juga penanda konotatif (4). Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif
tidak sekadar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian
pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dipahami oleh Barthes.
hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai
49
reaksi untuk melawan keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini, Barthes
(interpretation), yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan
memahami kode (decoding) dibalik tanda dan teks tersebut (Piliang 2003; 261).
dengan fokus penelitian pada ‘proses’ bukan pada ‘hasil’. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
menciptakan atau memberi suatu makna berdasarkan dari yang telah dipelajari
atau bisa juga dengan pengalaman nyata. Perspektif konstruktivis yang digunakan
50
Pada penelitian ini, akan digunakan pendekatan penelitian kualitatif.
menafsirkan fenomena yang terjadi, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode dan
memfokuskan pada tanda dan memahami kode atau decoding dibalik tanda dari
pesan dan makna tersembunyi dalam film “Lemantun”. Dasar penelitian ini
memaknai dan menganalisis tentang tanda dan terbentuknya tanda pada berbagai
media. Analisis ini mencermati bagaimana penggunaan makna dan tanda dalam
arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupanya
sehari hari.
Dengan itu peneliti ingin mengetahui pesan sosial budaya Jawa dalam film
akan diteliti dalam film ini, yang terbagi menjadi dua pemaknaan. Pemaknaan
pertama berupa makna denotasi atau makna sebenamya yang ada dalam film dan
51
makna konotasi berupa makna yang bersumber pada asumsi-asumsi yang dibuat
oleh publik. Hasil dari penelitian ini berupa deskripsi interpretasi yang mana
Roland Barthes yang dalam teori semiotiknya, Roland Barthes menelusuri makna
Ruang lingkup pada penelitian ini terdiri atas seluruh scene yang
Unit analisa pada penelitian ini adalah scene yang mengandung tanda-
tanda pesan sosial budaya jawa dengan jumlah 7 scene dalam film “lemantun”
tersebut. Tanda-tanda tersebut terdiri dari tanda verbal meliputi: Gambar, dialog,
voice over. Semua tanda akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian yakni
52
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
5 April 2018. Alasan waktu tersebut dipilih karena menyesuaikan jadwal kegiatan
secara mendalam
No Tempat Alasan
lokasi.
sudah ada.
53
3.5 Sumber Data
adegan dan dialog pada scene yang di dalamnya terdapat tanda yang
1. Data Primer: Pengumpulan data berupa teks film “Lemantun” yang terdiri
dari screen shoot adegan film serta sejumlah data-data yang berkaitan
dibahas..
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah semiotik Roland
Barthes, karena Roland Barthes membagi semiotik menjadi 2 sistem yang biasa
disebut dengan two order of signification. Two order of signification milik Roland
Barthes ialah denotasi sebagai system analisis pertama dan konotasi sebagai
system analisis kedua. Screen shot gambar pada film yang telah dianggap dapat
54
denotasi, sedangkan penggunaan analisis konotasi akan dilakukan apabila data
pada screen shot gambar memiliki bukti berupa mitos. Mitos yang dimaksud
disini adalah unsur penting yang dapat mengubah sesuatu yang kultural atau
historis menjadi alamiah dan mudah dimengerti. Mitos bermula dari konotasi
yang telah menetap di masyarakat, sehingga pesan yang didapat dari mitos
dan isi yang dimana setiap individu dapat membentuk makna lapis kedua karena
adanya pergeseran makna dari denotasi ke konotasi. Dalam penelitian ini peneliti
Keterangan :
55
5. Wardrope : Pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh pemain
1. Mengumpulkan screen shot, berupa gambar, teks dan audio (dialog) pada
tidak memiliki makna, hanya sebagai bentuk objek yang tampak oleh mata
budaya dan gaya (perilaku) yang muncul dalam scene pada film seperti
68). Dalam analisis konotasi pembaca memiliki peran dan pengaruh yang
56
Peneliti akan memaknai tanda, dan simbol yang muncul pada setiap shot
kedua karena adanya pergeseran makna dari denotasi ke. Mitos itu sendiri
tetapi ketika sudah menyentuh makna lapis kedua, pohon beringin dapat
memiliki makna yang lebih dalam lagi seperti lambang pada sila ketiga,
57