Anda di halaman 1dari 9

COVER

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakng


Alam Indonesia sangat kaya keanekaragaman tumbuhannya. Salah satu
kekayaannya yaitu tumbuhan penghasil minyak atsiri. Tumbuhan penghasil
minyak atsiri di Indonesia sekitar 40 jenis. Sedangkan minyak atsiri yang
beredar pada pasar dunia berasal dari berbagai negara sekitar 70 jenis. Minyak
atsiri pada tanaman dapat dihasilkan dari akar, batang, ranting, daun, bunga
dan buah. Minyak atsiri dimanfaatkan oleh industri penghasil minyak atsiri
sebagai parfum, bahan masakan ataupun obat – obatan (Agustina, 2016).
Salah satu genus tanaman yang dikenal memiliki kandungan minyak atsiri
adalah genus Polygala L. Polygala L. merupakan salah satu genus dari lima
genus anggota familia Polygalaceae. Genus Polygala L. memiliki 500 jenis
anggota yang ditemukan di daerah tropik, sub tropik, temperate dan di
pegunungan di seluruh dunia kecuali Selandia Baru. Sebagian besar dari
spesies tersebut ditemukan di daerah Amerika Tropis Tengah dan Selatan.
Beberapa spesies Polygala L. yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah
Polygala chinensis L., Polygala paniculata L., Polygala polifolia Presl. dan
Polygala sibirica L. (Agustina, 2016).
Polygala paniculata ditemukan diberbagai daerah di Indonesia seperti
Taman Nasional Bukit Tigapuluh Riau, Kecamatan Mulak Lahat Sumatra
Selatan, Limau Manggis Padang, Cagar Alam Tangale Gorontalo, Pulau
Wawonii Sulawesi Tenggara dan Hutan Tropis Gunung Arjuno Jawa Timur.
Polygala paniculata diketahui memiliki kandungan fitokimia saponin, asam
salisilat, flavonoid dan steroid. Oleh masyarakat luas, tanaman ini telah
dimanfaatkan sebagai obat luka, obat sakit pinggang, obat kanker, obat urat,
peningkat stamina dan obat masuk angin. Akar tanaman Polygala paniculata
juga memiliki bau khas seperti kamfor yang tidak terdapat dibagian batang,
daun dan bunga (Agustina, 2016).
Bau khas seperti kamfor yang terdapat pada akar menunjukkan ciri
kualitatif bahwa tanaman Polygala paniculata L. memiliki kandungan minyak
atsiri (Agustina, 2016). Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris
(aetheric oil) adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujid cairan
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma
yang khas. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang
mengandung karbon dan hydrogen, atau karbon, hydrogen dan oksigen yang
tidak bersifat aromatik (Hanief, W and Mahfud, 2013). Khasiat minyak atsiri
dapat menenangkan, menghangatkan, antibakteri, anti jerawat, antiinflamasi,
analgesic, maupun antioksidan (Warditiani et al., 2020).
Kulit merupakan sistem organ terbesar dari tubuh yang memiliki peran
sangat penting dalam kehidupan manusia. Sedikit terdapat kelainan atau
kerusakan kulit, maka akan mudah terlihat. Kulit merupakan organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsangan seperti sentuhan, rasa sakit dan
pengaruh lainnya dari luar (Triayana, 2019).
Obat merupakan salah satu penunjang terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan untuk tersedianya obat
dalam jenis dan jumlah yang cukup, khasiat dan mutunya terjamin serta
harganya yang terjangkau (Triayana, 2019).
Berdasarkan pengalaman ditemukan bahwa sebagian minyak atsiri bekerja
sebagai relaksan, sedatif (penenang), meringankan nyeri. Cara penggunaanya
yaitu dengan digosokkan secara merata pada bagian yang terasa sakit hingga
hangat dan terasa menyegarkan. Dengan demikian dibuat formula dalam
bentuk sediaan berupa balsam yang menggunakan minyak atsiri dari bahan
alam akar remason.
Balsam adalah obat gosok dengan kepekatan seperti salep, sedangkan
salep adalah sediaan setengah padat yang diperuntukkan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir yang berfungsi melindungi atau
melemaskan kulit dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Balsam telah
menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi di kehidupan, contohnya di
Indonesia pasti tiap rumah sudah memiliki balsam. Balsam memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan, untuk itu setiap masyarakat pasti akan memilikinya.
Balsam sangat berguna untuk menghilangkan sakit kepala dan sakit perut atau
masuk angin. Hal ini sudah dipercaya oleh orang jaman dulu, maka tidak
heran jika balsam merupakan produk kesehatan popular (Triayana, 2019).
Evaluasi terhadap sifat fisik pada sediaan topikal harus dilakukan. Hal ini
untuk menjamin bahwa sediaan memiliki efek farmakologis yang baik dan
tidak mengiritasi kulit ketika digunakan. Sifat fisik sediaan mempengaruhi
tercapainya efek farmakologis sesuai yang diharapkan. Parameter pengujian
sifat fisik balsam antara lain uji organoleptic, uji homogenitas, uji pH, uji
iritasi, uji daya sebar, uji daya lekat, uji hedonik dan uji antiinflamasi
(Triayana, 2019).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat suatu perumusan masalah
yaitu :
1. Apakah minyak atsiri akar remason (Polygala paniculata L.) dapat
diformulasikan dalam sediaan balsam ?
2. Pada konsentrasi minyak atsiri akar remason (Polygala paniculata L.)
berapakah sediaan balsam yang paling baik berdasarkan evaluasi sediaan ?

1.3 Tujuan praktikum


1. Untuk mengetahui minyak atsiri akar remason (Polygala paniculata L.)
dapat diformulasikan sebagai sediaan balsam.
2. Untuk mengetahui konsentrasi minyak atsiri akar remason (Polygala
paniculata L.) yang terdapat dalam pembuatan sediaan balsam.

1.4 Manfaat praktikum


Adapun manfaat yang didapat dalam praktikum ini yaitu memberikan
pengetahuan kepada penulis dan informasi kepada masyarakat tentang
kegunaan minyak atsiri akar remason (Polygala paniculata L.) sebagai
sediaan balsam.

BAB 2 DASAR TEORI (CANTUMKAN SITASI)

BAB 3 PROSEDUR

3.1 Prosedur prak awal


3.2 Slanjutnya
3.3 sterusnya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN (kesimpulan sluruh rangkaian praktikum)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. (2016) ‘Identifikasi Minyak Atsiri Pada Akar Herba Polygala


paniculata L . yang Berasal dari Pakem Yogyakarta’.

Hanief, M.M. Al, W, H.A.M. and Mahfud (2013) ‘Ekstraksi minyak atsiri dan
akar wangi menggunakan metode steam-hydro destillation dan hydo
destilation dengan pemanas microwave’, Jurnal Teknik Pomits, 2(2), pp.
219–223.

Triayana, O. (2019) ‘Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Balsem Dari Minyak
Atsiri Jahe Putih (Zingiber officinale)’. Available at:
http://repository.helvetia.ac.id.

Warditiani, N. et al. (2020) ‘Analisa Kesukaan Produk Balsem Aroma Bunga’,


Jurnal Farmasi Udayana, 9(1), pp. 62–65. Available at:
https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i01.p09.
LAMPIRAN

Praktikum I dan II

Meneliti batang
dan akar
Tanaman Membersihkan Menyimpan remason
Remasom batang dan akar tanaman remason menggunkan
remason ke dalam wadah mikroskop

Hasil setelah
dihaluskan
Hasil dari akar Hasil dari batang Blender dan toples
remason remason

Masukan ke labu Saat didestilasi Cek suhu untuk


Ditimbang ukur dan memastikan
remason yang tambahkan air suhu tidak lebih
sudah halus dari 80°C
Sentrifugasi hasil Hasil sentrifugasi
Tampung minya minyak atsiri
Praktikum III adan IV

Karakterisasi Alat yang Plat KLT dioven Eluen (toluen :


minyak atsiri digunakan untuk selama 16 menit etil asetat)
KLT (93 : 7)

Penotolan Penjenuhan Memasukkan plat Sinar UV 366


minyak astiri chamber KLT kedalam
pada plat KLT chamber

Sinar UV 254 Sinar tampak Plat A


Hasil plat KLT
(anisaldehid-
yang sudah
H2SO4)
disemprot
Sinar Uv 254
penampak bercak
Plat A Sinar Uv Plat B (lieberman) Plat B Sinar Uv Plat C (FeCl3)
366 Sinar Uv 254 366 Sinar Uv 254

Uji skrining Hasil skrining


fitokimia fitokimia
Plat C Sinar Uv Hasil polifenol
366
Praktikum V dan VI

Dtimbang Ditimbang parafin Ditimbang Leburkan


vaselin album menthol sediaan diwater
bath

Sediaan balsem
yang telah dikemas
ke dalam pot salep
Sediaan balsem Daya sebar Daya sebar tanpa
ditambahkan dengan beban 50 beban
minyak atsiri gram
Uji homogenitas Uji homogenitas Uji homogenitas Uji daya serap
formulasi 1 formulasi 2 formulasi 3

Uji PH

Uji ph formulasi 1 Uji ph formulasi 2 Uji ph formulasi


3

Uji daya lekat Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Kaki tikus diberi Suntikan karagenan Setelah 20 menit Setelah 20 menit


anastesi 3% beri sediaan beri sediaan
balsem dipasaran balsem yang
dibuat
Diukur setiap 1 Diukur setiap 1 jam
jam sekali lebar sekali tebal

Anda mungkin juga menyukai