Anda di halaman 1dari 7

Counseling in

Multicultural Society

Kelompok 10
Anggota Kelompok 10
Adinda Restantya Lakhafidina - 2301912302
Anastasia Kusuma Whardhani - 2301912990
Devita Salsabil Alazmi - 2301940905
Dinda Nur Anisa - 2301905234
Case
Andrea (28thn) adalah seorang konselor. Ia lahir dan dibesarkan di Jakarta, belum menikah dan seorang feminist. Ia
menyukai orang yang to the point, menghargai kesetaraan jender, dan asertif. Orang tua Andrea selalu mendorongnya
untuk menjadi Wanita yang mandiri, selalu punya tujuan, dan punya harga diri.

Andrea bertemu dengan kliennya, Miriam (38 thn). Miriam datang konsultasi mengenai burn out di pekerjaannya.
Meskipun Miriam yang datang mencari bantuan konselor, namun Miriam malu menceritakan masalahnya kepada
konselor, karena Miriam memiliki nilai bahwa masalah diri sebaiknya disimpan untuk diri sendiri. Dalam proses
konseling, Miriam sering sekali mengucapkan kata “maaf”, “maaf saya memang seperti ini”, “maaf saya mau bertanya”.
Miriam bekerja di sebuah restoran sebagai kasir, karena keluarganya hanya memperbolehkan Miriam untuk bekerja
yang memang pekerjaan seorang “Wanita”. Miriam juga sebenarnya kaget karena Andrea jauh lebih muda dari dirinya.
Ia sendiri kurang yakin apakah Wanita dengan usia lebih muda dari dirinya bisa membantunya.

Dalam proses konseling, Andrea kesulitan untuk membantu Miriam, karena perbedaan kultur yang ada diantara
mereka.
Pertanyaan:
1.Sebenarnya apa yang sedang dihadapi oleh Andrea dan Apa yang sebaiknya Miriam lakukan, jelaskan Analisa mu.
2.Menurut kelompok, konseling multikultural dan diversitas seperti apa yang umum ada dalam masyarakat kita?

1. Sebenarnyaapa yang sedangdihadapi oleh Andrea dan Apa


yang sebaiknya Miriam lakukan, jelaskan Analisa mu.

Andrea sedang menghadapi klien dengan perbedaan budaya, dimana ia dan Miriam memiliki perbedaan kultur maupun
pendapat. Hal tersebut dapat dilihat ketika Andrea merupakan seorang feminist sedangkan Miriam tumbuh di keluarga yang
hanya mengizinkannya untuk bekerja di pekerjaan “wanita”. Sebagai seorang konselor, Andrea harus mengutamakan
pandangan kliennya dengan mencoba memahami dan meningkatkan kepekaannya. Andrea dapat menerapkan model yang
diciptakan oleh Nwachuku dan Ivey (1991) yakni dengan cara konselor mempelajari terlebihi dahulu budaya dan nilai-nilai
budaya kliennya sebelum mengadaptasi sebuah teori terhadap kliennya dan menurut model McFadden terdapat dimensi
yang harus dikuasai oleh konselor yakni kultural-historikal, dimana konselor harus dapat menguasai pengetahuan mengenai
budaya kliennya. Selain itu, Menurut Johnson dan Scrato (dalam Gladding, 2018) seorang konselor harus menambahkan
pengetahuan mengenai sejarah dan sosiologi dari streotip gender, psikofisologi dari wanita dan pria, teori-teori kepribadian
dan perkembangan peran gender, perkembangan rentang usia hidup, populasi khusus, perkembangan karir, dan konseling
atau psikoterapi agar dapat mengurangi prasangka. Selanjutnya Andrea dapat mencoba memperjelas masalah yang dialami
oleh Miriam agar dapat memberikan pemahaman baru ataupun alternatif lain untuk menyelesaikan masalah Miriam.

Hal yang perlu dilakukan oleh Miriam adalah ia tidak perlu merasa segan untuk menceritakan masalahnya karena Andrea
sebagai konselor tentunya memiliki ke ahlian khusus memberikan solusi atas permasalahan yang Miriam miliki walaupun
usia Andrea lebih mudah dibanding Miriam. Selain itu, Miriam juga harus mencoba mendengarkan pemahaman baru
ataupun alternatif dari Andrea untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi.
2.Menurut kelompok, konseling multikultural dan diversitas
seperti apa yang umum ada dalam masyarakat kita?

Konseling Multikultural

Konseling Multikultural merupakan konseling lintas budaya yang dimana terdapat hubungan
antara dua peserta maupun lebih yang melibatkan konselor dengan klien. Pada konseling
multikultural, konselor perlu menyadari atau peka pada nilai-nilai yang berlaku secara umum.
Konseling Multikultural menuntut untuk memahami keberagaman budaya antara dua belah
pihak. Seorang konselor perlu mengetahui latar belakang yang ada pada klien. Dalam melalukan
konseling, sangat penting untuk mempertimbangkan budaya yang ada. Konseling Multikultural
pada lingkungan masyarakat kita pada umumnya ialah salah satu nya keberagaman budaya.
Adanya perbedaan ras dan suku dimana konselor perlu mengetahui dan memahami perbedaan
agar proses konseling berjalan secara efektif. Konselor perlu menyadari secara kultural bahwa
individu memiliki ciri khas yang berbeda dan memiliki karakteristik yang unik.
2.Menurut kelompok, konseling multikultural dan diversitas
seperti apa yang umum ada dalam masyarakat kita?

Diversitas
Diversitas atau keberagaman dapat dikatakan sebagai variasi dari berbagai macam perbedaan seperti latar
belakang, agama, suku, usia, gender, dan sebagainya. Menurut para ahli pengertian mengenai diversitas
memiliki beragam variasi, namun masih dapat menunjukkan adanya suatu persamaan. Keberagaman bisa
dialami oleh individu, kelompok, komunitas, organisasi, dan masyarakat. Diversitas yang umum dalam
masyarakat yaitu keberagaman pada tempat kerja, konteks sosial, intelektual, dan emosional. Contohnya di
tempat kerja terdapat keberagaman usia, ada yang masih muda dan ada yang sudah orang tua maupun
berkeluarga. Kita harus dapat menerima keberagaman tersebut, tidak boleh meremehkan atau
mendiskriminasi pihak tertentu. Sama halnya jika kita lihat dari kasus Andrea dan Miriam, dimana Miriam
sebagai seorang klien merasa ragu terhadap Andrea yang 10 tahun lebih muda dari dirinya sebagai seorang
konselor. Selain itu, Andrea dan Miriam juga memiliki perbedaan latar belakang. Andrea merupakan seorang
yang feminist, sedangkan Miriam hidup di keluarga yang hanya memperbolehkannya bekerja sebagai
pekerjaan "wanita". Beberapa keberagaman tersebut seharusnya tidak menghalangi hubungan mereka
sebagai konselor dan klien. Meskipun Andrea lebih muda dari Miriam, seharusnya Miriam tidak perlu
meragukannya karena Andrea pun pasti sudah berpengalaman sebagai seorang konselor.
Referensi
Gladding, S. T. (2018). Counseling: A Comprehensive Profession (Eight Edition).
Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai