PENDAHULUAN
Web telah berubah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari biasa untuk
data, dan jejaring sosial), mengakses informasi (mencari data, membaca ebook),
1
dan menyediakan berbagai informasi.
Indonesia bertambah hingga 73,7%. Jumlah ini meningkat dari 2018 yang
awalnya hanya 64,8%. Menurut Sekjen APJJI, jika digabungkan dengan angka
proyeksi Badan Penerangan Fokus (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2019
sebanyak 266.911.900 juta jiwa, sehingga klien web Indonesia dinilai sebanyak
196,7 juta klien. Jumlah ini meningkat dari 171 juta pada tahun 2019 dengan
infiltrasi sebesar 73,7 persen atau meningkat sekitar 8,9% atau sekitar 25,5 juta
klien. Konten media online yang sering dikunjungi adalah Facebook, Instagram,
1 Adeleir, A., & Balkan, “The Relationship Between Internet Addiction and
Psychological Symptoms,” International Journal of Global Education 11, no. 2 (2012) : 42
website yang memungkinkan pengguna untuk berbagi konten media seperti
3
berbagi foto dan video melalui facebook, youtube dan aplikasi lainnya.
4
proses membaca. Setiap yayasan, termasuk perpustakaan, khususnya
merupakan salah satu dari sekian banyak perpustakaan yang memanfaatkan akses
jaringan kantor.Layanan internet yang tersedia dapat digunakan dan diakses oleh
2
“Kominfo,” Survei Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia Bagian Penting dari
Transformasi Digital, Diakses November 05, 2021,
https://www.kominfo.go.id/content/detail/30653/dirjen-ppi-survei-penetrasi-pengguna-internet-di-
indonesia-bagian-penting-dari-transformasi-digital/0/be nrita_satker.
3
Taprial, V & Kanwar.P, Understanding social media. (London, 2010),
https://www.akdistancelearning.net/resources_files/understanding-social-media.pdf.
4 Situmorang, J.R, “Pemanfaatan Internet Sebagai New Media dalam Bidang Politik, Bisnis,
Pendidikan dan Sosial Budaya,” Jurnal Administrasi Bisnis 8, no. 1 (2012) : 73
5 Anjani Grace Karundeng et al, “Pemanfaatan Layanan Internet Pada Perpustakaan
Universitas Katolik De La Salle Manado Dalam Menunjang Proses Belajar Mahasiswa,” journal
Acta Diurna 5, no. 5, (2016) : 2.
pustakawan yang menyalahgunakan layanan internet yang dilakukan beberapa
kali untuk hal-hal yang diluar pekerjaan mereka. Hasil observasi awal peneliti,
Raniry Banda Aceh yang menangani web. Penganiayaan itu adalah bermain game
internet atau menonton film di YouTube. Hal ini dilacak para ilmuwan beberapa
turvey dalam Devi Andriani., dkk, bahwa cyberloafing adalah perilaku perwakilan
yang menggunakan akses web dengan PC (seperti area kerja, ponsel, tablet) saat
Kehadiran jaring harus digunakan untuk bekerja dengan penyelesaian posisi yang
produktivitas kegiatan asosiasi, seperti pengiriman data yang lebih cepat dan
penerimaan data canggih tambahan. Namun, sekali lagi, kehadiran web justru
berjam-jam
komitmennya, bisa jadi karena pekerja merasa cemas dalam bekerja Melihat
yang lebih dikenal dengan Perguruan Tinggi Islam Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh.”
B. Rencana Masalah
cyberloafing yang dilakukan oleh kurator di UPT Perpustakaan UPT UIN Ar-
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rencana masalah yang dirujuk, tinjauan ini diharapkan dapat
D. Manfaat Penelitian
1. Keuntungan Hipotetis
8
C.A. Henle & A.L. Blanchard, “The Interaction of Work Stressor and Organizational Sanctions
on Cyberloafing”, Journal of Managerial Issues 20, (2008) : 383 https://www.jstor.org/journal/jman
Ulasan ini berharga sebagai peningkatan keberuntungan logis khususnya terkait
dengan perilaku cyberloafing dalam suatu asosiasi, dan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi berbagai analis yang perlu mengarahkan penyelidikan lebih lanjut. Selain
itu sebagai kontribusi bagi UPT perpustakaan, Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh
efisiensi kerja pengurus. Kemudian, pada saat itu, berubah menjadi premis pemikiran dan
pemikiran dalam pemanfaatan inovasi data secara cerdas untuk membangun efisiensi
2. Keuntungan Berguna
Untuk semua maksud dan tujuan, ulasan ini dapat bermanfaat untuk pertemuan
penilaian penyajian para pemelihara agar lihai dalam menggunakan jaringan web yang
kajian ini sangat berharga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
E. Klarifikasi Ketentuan
1. Investigasi
memperoleh pengaturan yang sah dan pemahaman tentang pentingnya keseluruhan. Kata
2. Cyberloafing
secara independen, kata Digital itu sendiri menyiratkan PC dan kerangka kerja data. Satu
lagi pentingnya digital terhubung dengan web. Sementara itu, kemalasan dicirikan
sebagai tidak memiliki keinginan untuk bekerja atau mencapai sesuatu; enggan; tidak
suka; tidak nafsu.10 Istilah cyberloafing yang tersirat dalam ulasan ini adalah disposisi
atau kegiatan yang dilakukan oleh kurator di UPT Perpustakaan UPT Perpustakaan UIN
Ar-Raniry dimana mereka memanfaatkan jaringan web perpustakaan baik melalui PC, PC
maupun telepon seluler pada saat tidak bekerja. jam. berhubungan dengan pekerjaan,
9 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 43.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, “Arti Kata Cyberloafing,”
https://typoonline.com/kbbi/Cyber.
3. Pustakawan
dimaksud dalam tinjauan ini adalah staf UPT perpustakaan perpustakaan UIN Ar-
Raniry Banda Aceh yang memiliki tempat praktik wali yang bekerja di bidang
11 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2011), 927.
12 Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Pustaka
konsentrasi dan muatan eksplorasi yang sedang direnungkan tidak sama dengan
ulasan pencipta. Terlepas dari kenyataan bahwa ada subjek yang sama, tepatnya
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan cyberloafing ini diusut oleh
Hilda Syaf'aini Harefa dalam teorinya yang berjudul: Dampak Tekanan Kerja dan
UPT Perpustakaan UNS, dari hasil pemeriksaan penunjang diperoleh nilai rata-
rata 3,29 yang dikenang untuk kelas sangat tinggi, (2) Locus of Control pada
pekerja UPT Perpustakaan UNS, dari hasil pemeriksaan grafik nilai rata-rata
khususnya 3,46 yang dikenang untuk klasifikasi sangat tinggi, (3) Perilaku
ekspresif nilai rata-rata 2,96 yang dikenang untuk kelas tinggi, (4) Pengaruh bobot
cyberloafing sebesar 59,6% dan (6) Pengaruh tekanan kerja dan locus of control
assurance 0,693, sehingga dimana tekanan kerja dan locus of control berdampak
perilaku cyberloafing dan locus of control di kurator, dari sini ada kontras karena
para ilmuwan untuk situasi ini membatasi diri untuk menyelidiki perilaku
Perpustakaan Perguruan Tinggi Sriwijaya. Teori dalam ulasan ini adalah tugas
13 Hilda Syaf’aini Harefa, “Pengaruh Stres Kerja dan Locus Of Control Terhadap
Perilaku Cyberloafing Pada Pegawai UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019), 8.
tamu Perpustakaan Perguruan Tinggi Sriwijaya. Subyek pemeriksaan adalah
namun dalam tinjauan ini terdapat perbedaan yang sangat besar, khususnya artikel
yang dianggap mahasiswa, sedangkan para ahli dalam ulasan ini memusatkan
kewajiban yang berbeda. Hal ini, sebagai dampak dari review yang dipimpin oleh
Devi Andriana dalam artikelnya yang berjudul: Kaitan Antara Cyberloafing dan
Penghentian Kerja pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pekerjaan Umum
Cyberloafing dan Penundaan Kerja pada Pegawai Negeri Sipil (PNS). Penelitian
Delaying. Memukau
memperoleh contoh 103 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi atribut
tidak ada hubungan kritis antara cyberloafing dan keraguan kerja. Dengan
diperoleh nilai koefisien hubungan (r) = 0,162 dengan nilai besar (p) = 0,102 >
sini Devi Andriani memusatkan perhatian pada hubungan antara cyberloafing dan
ini berusaha mengkaji perilaku cyberloafing para wali di UPT Perpustakaan UIN
Ar-Raniry Banda Aceh dan tidak melihat adanya hubungan atau dampak yang
spesifik.
demikian, penelitian ini merupakan motivasi sejauh ini para ilmuwan menyukai
analis masa lalu yang telah berkontribusi pada pendirian hipotetis untuk
masa lalu untuk situasi ini spesialis akan menggunakan sebagai sumber perspektif
15
Devi Andriani, “Hubungan Antara Cyberloafing dengan Prokrastinasi Kerja Pada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur Kota Samarinda”
(Skripsi., Fakultas Psikologi, 2017), 1.
B. Perilaku Cyberloafing
1. Definisi Cyberloafing
dengan cara yang berhubungan dengan web. Secara khusus, cyberloafing dicirikan
akses web organisasi selama jam kerja untuk membuka halaman web seperti
halnya mendapatkan dan mengirim surat elektronik untuk tujuan yang tidak terkait
dengan bisnis.16
Selain itu, Bock and Ho dalam Seno Aditya menggunakan istilah Non-
selama jam kerja untuk penambahan individu. Mereka mengakui latihan NWRC
sampah adalah pemanfaatan aset kerangka data yang diklaim oleh asosiasi untuk
adalah pemanfaatan email dan web secara sengaja yang diberikan oleh organisasi
16 Riza Bahtiar Sulistyan & Emmy Ermawati, Perilaku Cyberloafing di Kalangan Pegawai
(Jakarta: Widya Gama Press, 2020), 2.
kepentingan individu. Kemudian lagi, cyberloafing hanya ada di web. Istilah
tiga hal, yakni pemanfaatan web secara sengaja, untuk peningkatan individu,
2. Macam-macam Cyberloafing
17
J. Seno Aditya Utama, Dkk., Psikologi dan Teknologi Informasi (Jakarta: HIMPSI,
2016), 165.
18
e. Melakukan pengunduhan untuk kepentingan pribadi.
situs berita umum, mengunjungi situs-situs yang tidak berhubungan dengan bisnis,
mengunduh data. tidak penting untuk bekerja, berbelanja di web untuk tambahan
individu, pergi ke tujuan dewasa atau menggambarkan perilaku tegas secara fisik,
memeriksa pesan yang tidak terkait bisnis, mengirim pesan yang tidak terkait
bisnis, menerima pesan yang tidak terkait bisnis, bermain game berbasis web,
mengunjungi melalui kurir instan, menyampaikan pesan yang tidak terkait dengan
Selain itu, Blanchard dan Henle dalam Seno Aditya, dkk, melihat bahwa
waktu yang singkat. Jenis perilaku termasuk mengirim atau menerima pesan atau
meninjau teks judul dalam makalah berbasis web. Sedangkan cyberloafing sejati
penggunaan
18
J. Seno Aditya Utama, Dkk., Psikologi dan Teknologi Informasi (Jakarta: HIMPSI,
2016), 166.
19 Noratika Ardilasari & Ari Firmanto, “Hubungan Self Control dan Perilaku
Cyberloafing Pada Pegawai Negeri Sipil,” Psikologi Terapan 5, no. 1 (Januari 2017) : 23.
rentang waktu yang panjang, mengurangi kegunaan, dapat membuka asosiasi
untuk masalah hukum. Jenis perilaku termasuk belanja internet, game berbasis
berbasis web.
sembarangan.
tujuan kumpul-kumpul yang mahir dan mencari berita atau pengetahuan baru.21
3. Faktor cyberloafing
Dalam karya tulis yang berbeda yang berbicara tentang cyberloafing di lapangan
perwakilan. Para wakil rakyat seringkali akan menutupi pengkhianatan yang nyata
dengan mencoba untuk tidak melakukan pekerjaan mereka. Salah satu praktik
kerja dan minat yang rendah pada pekerjaannya lebih sering bertindak tidak
penting terhadap pekerjaannya selama jam kerja. jumlah yang sangat banyak
seperti yang terdapat di perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh setiap hari
kerja. Juga rendahnya tingkat perhatian siswa, terutama selama waktu yang
terkendali. Keadaan saat ini dengan asumsi bahwa hal itu terjadi lebih dari sekali
pemegang buku
22 Rehman, A. U., Hussain, S., & Khattak, J. K., “Impact of Smartphone Usage on
Work Neglect with Mediating Role of Cyberloafing and Moderating Role of Work Engagement,”
Journal of Business & Management 14, no. 2 (2019) : 124
23 J. Seno Aditya Utama, Dkk., Psikologi dan Teknologi Informasi, (Jakarta:
HIMPSI, 2016), 167.
melihat bentuk yang buruk, perilaku cyberloafing akan benar-benar
kemajuan dari sudut pandang kerja agen. Delegasi yang memiliki tingkat
pertimbangan yang besar dengan pekerjaan mereka akan memiliki lebih sedikit
Craighead, dan Buckley dalam J. Seno Aditya Utama melihat bahwa agen yang
memiliki komitmen kerja dan minat yang rendah terhadap pekerjaannya semakin
sering bertindak tidak relevan dengan pekerjaannya selama jam kerja. jumlah
yang sangat besar seperti yang terdapat di perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda
Aceh setiap hari kerja. Demikian pula tingkat pertimbangan siswa yang rendah,
terutama selama waktu yang dihabiskan untuk membeli dan membaca buku-buku
yang pada umumnya tidak sesuai dengan bentuknya, beberapa di antaranya tidak
dalam posisi terkendali. Status sekarang menerima bahwa hal itu terjadi
setidaknya beberapa kali menjadi salah satu faktor tekanan kegembiraan yang
24
J. Seno Aditya Utama, Dkk., Psikologi dan Teknologi Informasi, (Jakarta: HIMPSI,
2016), 168.
Sementara itu, ketidakjelasan pekerjaan membuat kerentanan mengenai
sensasi stres pada pekerja. Selain itu, perilaku cyberloafing dipilih sebagai upaya
adalah locus of control. Locus of control dicirikan sebagai sejauh mana orang
menerima bahwa mereka memiliki perintah atas keadaan mereka. Individu yang
memiliki locus of control di luar menerima bahwa kejadian luar memiliki dampak
yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Spector dan Fox sebagaimana
dikutip oleh J. Seno Aditya Utama, dkk dalam bukunya mengungkapkan bahwa
individu yang memiliki outer locus of control terikat untuk berpartisipasi dalam
mengamati dua jenis keyakinan yang ada di luar locus of control, khususnya
keyakinan bahwa orang lain memiliki lebih banyak kekuatan dan keyakinan pada
melakukan cyberloafing baik kecil maupun asli tidak merasa bahwa orang lain
yang menjadi bos akan mendapatkan tindakan tidak pantas mereka. Mereka
keberuntungan.25
pada tulisan tentang perilaku aneh Liberman yang dirujuk oleh J. Seno Aditya
banyak
25
J. Seno Aditya Utama, Dkk., Psikologi dan Teknologi Informasi, (Jakarta: HIMPSI,
2016), 169.
kemungkinan perilaku aneh rendah mengingat fakta bahwa asosiasi
open office sehingga perilaku representatif lebih terlihat oleh atasan juga
wilayah kerja menyerupai ruang otoritatif yang tertutup dan latihan pemegang
buku tidak terlihat secara efektif. dari perspektif eksternal oleh atasannya.
merasa bahwa hal itu membuat pekerjaan mereka lebih sederhana. Kemudian lagi,
mengganggu proses kerja mereka. Spesialis pria bertindak seperti itu karena pria
biasanya akan lebih yakin tentang melibatkan web dan menggunakannya untuk
tujuan hiburan. Lagi pula, wanita kurang yakin dan memiliki pandangan negatif
dari beberapa unsur antara lain tekanan kerja, dampak sosial, budaya otoritatif,
4. Penanda Cyberloafing
selanjutnya;
konstruktif;
sebagai perilaku yang tidak diinginkan. Perilaku ini jelas melihat cyberloafing sebagai
D. Perilaku fiksasi (perilaku pembentuk kebiasaan); Perilaku ini dapat disebabkan dengan
mengambil bagian dalam kejahatan dunia maya sebagai kecenderungan dan dapat
28
menyebabkan perilaku berbahaya.
cyberloafing adalah perilaku pekerja yang sering menggunakan wifi kantor di luar
kepentingan kerja selama jam kerja, memanfaatkan ponsel di luar minat selama jam
C. Pembukuan
induk tergantung pada ilmu perpustakaan, dokumentasi dan data yang dimilikinya
melalui pendidikan.29
pilihan, penanganan, dan asosiasi bahan dan penyampaian data, bimbingan, dan
29 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2011), 927.
30 Reitz, Joan M, “Online Dictionary Library and Information Science,”
http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_A.aspx..
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Kepustakawanan adalah suatu gerakan yang logis dan ahli yang mengikutsertakan
sistem.32
tingkatan utilitarian, yang terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan, yaitu: Temu
Pelaksana;
33
Rachman Hermawan S dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 48.
sejenisnya, mengawasi informasi bibliografi dan membuat pemenuhan perpustakaan.
3) Penimbunan dan pelestarian bahan pustaka adalah tindakan untuk mengikuti keadaan
ragam perpustakaan yang ditujukan untuk bekerja dengan penemuan kembali, membatasi
kerusakan dan memperluas keberadaan bahan pustaka. Gerakan ini mencakup memilah,
mengamankan, benar-benar fokus pada, menjaga dan melindungi atau menciptakan kembali
4) Administrasi data adalah pemberian bantuan dan administrasi data kepada klien
menyebarkan data terbaru. atau sebaliknya kilat, menyebarkan data yang dipilih, menyelidiki
perpustakaan, dokumentasi dan data, khususnya memberikan data atau klarifikasi kepada
klien daerah tentang manfaat dan kegunaan perpustakaan, dokumentasi dan data sehingga
mereka lebih mengenal perpustakaan dan didorong. untuk memanfaatkan mereka. Kedua,
metodologi atau cara kerja pada kapasitas yayasan perpustakaan untuk menumbuhkan
data ke wilayah lokal yang lebih luas melalui media cetak dan elektronik seperti artikel,
handout, film, slide, situs dan lain-lain. melakukan paparan terdiri dari merakit bahan
latihan, akibat latihan, dan kapasitas sumber data perpustakaan, dokumentasi dan data yang
34
Rachman Hermawan S dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 51-53.
2. Kurator Tingkat Master (PTA)
alasan instruktif untuk pengaturan utama di suatu tempat sekitar empat tahun
sistem tertentu untuk menemukan kondisi atau pendorong utama masalah yang
ada dan hasilnya diedarkan ke berbagai kelompok sebagai laporan. Tindakan ini
A. Rancangan Penelitian
koneksi.36
ilmuwan dapat mengenali subjek, dan dapat merasakan apa yang subjek temui
dan
36 Basrowi dan Suwandi, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 1-2.
menggambarkan kekhasan tertentu. Fenomenologi adalah tinjauan atau
dari pengalaman individu yang sadar, pengalaman setiap individu bisa menjadi
sesuatu yang serupa, namun pentingnya pengalaman itu berbeda untuk masing-
masing. Implikasi yang mengakui pengalaman antara orang satu dengan yang lain,
38
mengartikannya.
37
Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu
Sosial dan Komunikasi, “ Mediator 9, no. 1 (Juni 2008) : 163
38 Hasbiansyah, “Pendekatan Fenomenologi, “ 167
B. Lokasi dan dan Waktu Penelitian
Ujian ini diarahkan di UPT Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang
terletak di Kopelma Darussalam, Kawasan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Waktu
Subjek pemeriksaan adalah pihak yang menjadi contoh atau subjek yang
sengaja dan menjadi saksi yang dapat memberikan data mendasar selama
penelitian.41 Subyek dalam tinjauan ini adalah 5 kurator yang menangani setiap
pada standar tertentu. Standar untuk kustodian yang disinggung dalam ulasan ini
(komputer)
1
2. Pustakawan fungsional yang sudah bekerja minimal 5 tahun dan berstatus
“kemasannya” sendiri
D. Sumber Data
1. Data primer
2
bertemu digunakan untuk mendapatkan informasi dengan teknik berbicara
Dalam tinjauan ini, informasi penting adalah informasi yang diperoleh dari
objek utama dalam tinjauan ini secara positif sesuai dengan tujuan pemeriksaan
yang akan dicapai sehubungan dengan cyberloafing penjaga yang juga merupakan
satu-satunya hal yang harus dipenuhi untuk memperoleh informasi sesuai dengan
1. Informasi opsional
informasi kepada spesialis, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau
konsentrasi menulis pada diarahkan pada banyak buku dan bergantung pada
informasi yang didapat dari web. Ilmuwan juga melibatkan beberapa penelitian
tepat di lapangan dengan berbagai judul dan tujuan serta memperhatikan sumber
3
Sejalan dengan itu, informasi tambahan adalah informasi pendukung yang
dilibatkan oleh para ilmuwan dalam kesiapan tinjauan ini. Dalam ulasan ini,
informasi tambahan diperoleh melalui dokumentasi atau tulisan lain yang terkait
memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam hal ini dipusatkan secara
1) Persepsi
untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau menunjukkan realitas dari suatu
rencana pemeriksaan yang sedang dilakukan. Ar-Raniry Banda Aceh, dan yang
pada Juli 2021. Persepsi dilakukan secara terorganisir. Berikutnya adalah sudut
44
“Pengertian Observasi,” Universitas Raharja, Website, diakses November 21, 2021,
https://raharja.ac.id/2020/11/10/observasi/
4
No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan
Ya Tidak
perpustakaan?
√
5. Apakah ada pekerjaan yang tidak
2) Wawancara
5
yakin. Alasan memimpin rapat adalah untuk mengembangkan
atau tidak. Ini mengisi sebagai penggali informasi yang lebih benar dari
seorang saksi atas perspektif, pemikiran dan pendapat yang diberikan oleh
penanganan.
3) Dokumentasi
6
penelitian.47 Informasi yang dicari dalam tinjauan ini adalah dokumentasi yang
dimiliki oleh UPT Perpustakaan UPT Perpustakaan Islam Negeri Ar-Raniry sebagai
informasi mengenai jumlah individu perpustakaan dan berbagai hal yang terkait
Seperti yang ditunjukkan oleh Miles dan Huberman ada tiga strategi dalam
1. Penurunan Informasi
terjadi dalam catatan lapangan yang disusun. Seperti yang mungkin kita sadari,
penurunan informasi terjadi terus-menerus selama durasi usaha yang terletak secara
Seperti yang dirujuk oleh Emzir melalui survei, sebuah tayangan membantu kami
7
dapatkan apa yang terjadi dan lakukan pemeriksaan atau aktivitas lebih
Pada umumnya, teks tersebar, bagian demi bagian, tidak terorganisir secara
efektif. Dalam kondisi seperti itu, para ilmuwan tidak sulit untuk melakukan
adalah mengerjakan data yang kompleks ke dalam struktur atau pengaturan yang
Ilmuwan masa depan dapat dengan baik mencapai tekad yang dipertahankan
Merencanakan segmen dan kolom kisi untuk informasi subjektif dan mencari tahu
informasi mana, di struktur mana, yang harus dimasukkan ke dalam sel mana
8
dibayangkan, arus kausal, dan luasan. Analis yang diperlengkapi dapat
permintaan penyandang dana, namun tujuan akhir secara teratur diambil dari
awalnya, dalam hal apa pun, ketika seorang spesialis menjamin telah menangani
52
secara induktif.
52
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakartas: Rajawali Pers, 2011),
133.
9
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dari Tridharma PT yang memberikan dan menyebarkan data logikal kepada ummat
IKIP Negeri Ar-Raniry selama 7 jam pada siang hari dan 3 jam pada malam hari,
bermacam-macam yang berbeda seperti buku cetak dan lanjutan, buku harian logis
cetak dan e-diari, audiovisual, makalah logis online, dan wawancara logis.
Saat ini, ia memiliki 35550 judul buku/84000 contoh, dan lebih dari 3.000 koleksi
saat ini juga dilengkapi dengan SSTV untuk menjaga keamanan setiap tamu. Tidak
hanya itu, SSTV juga digunakan untuk mengarahkan peruntukan koleksi di setiap
ruang perpustakaan. Tanpa memasang satu ton pekerja yang dipercaya di setiap
tepi ruangan yang harus diawasi, SSTV dapat menyaring setiap ruangan dengan
sebuah layar. Hingga saat ini, ada 10 SSTV di UPT. Perpustakaan UIN Ar-Raniry
Aceh telah merencanakan sebuah mimpi dan misi. Sehubungan dengan visi UPT
Berstandar Global pada tahun 2022. Visi tersebut dapat dipersepsikan sebagai
berikut :
Wadah Korespondensi Logis yang diharapkan dalam visi tersebut adalah menjadi
sebuah wadah dimana cara yang paling umum untuk mengikuti, membuat, dan
2. Merajalela dicirikan memiliki keunikan tersendiri yang tidak diklaim oleh perusahaan
sejenis pada tingkat yang sama. Dengan keunggulan tersebut, UPT Perpustakaan memiliki
ciri khas dari perpustakaan yang berbeda dan ini juga dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi klien. Satu hal yang dapat mengenalinya adalah bahwa setiap karya Nurdin Ar-
Raniry, Syech Abdurrauf Singkili terdapat di Perpustakaan UPT, baik dalam struktur
adalah membantu sistem pembelajaran di UIN, oleh karena itu pemilihan pusat harus
4. Inovasi terus bergerak dan terus bergerak selama waktu yang dihabiskan mengikuti
kecepatan peningkatan inovasi data dan UPT Perpustakaan secara konsisten berupaya
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi. Sejalan dengan ini, kantor dan dewan
berada di depan inovasi data. UPT Perpustakaan harus memiliki pilihan untuk
menyampaikan administrasi yang berkualitas karena prinsip global dalam bidang ini.
6. Pedoman global.
Dengan tujuan akhir untuk memahami visi tersebut, maka direncanakan sebuah misi
pencapaian visi pokok UPT Perpustakaan. Dengan penataan tersebut, dengan tujuan akhir
untuk memahami visi tersebut, UPT Perpustakaan UIN Ar-Raniry merinci beberapa misi
berkualitas.
12
perpustakaan tergantung pada kebutuhan, signifikansi, kemutakhiran dan
pengamanan bermacam-macam.
memadai dan produktif dengan teknik dan pemanfaatan inovasi data (OPAC dan
web).
5. Membangun jaringan berbagi aset dan perpustakaan baik lokal, provinsi, luas
dan universal.
UIN Ar-Raniry.
7. Bekerja sama dengan berbagai organisasi lokal dan asing untuk mendapatkan
8. Menjadi kaki tangan ahli untuk wilayah skolastik dalam mencapai dan
menyampaikan hasil kerja logis mereka ke wilayah lokal yang lebih luas.
kantor yang berbeda, untuk lebih spesifik: Bacaan kursus, Buku Referensi
Wi-Fi Penuh, Web Kamar, OPAC, Vault, E-diary, RFID, dan Drop Buku.
13
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
terkait dengan jenis-jenis perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh para wali di
UPT Ar-Raniry tentu memiliki alasan tersendiri dari kalangan kurator. Hal ini
terlihat dari data yang berbeda dari administrator yang digunakan oleh ilmuwan
sebagai saksi, misalnya penegasan salah satu wali yang menyatakan sebagai
berikut:
“Saya berterus terang dan saya lebih suka tidak berbohong bahwa saya
juga melakukan cyberloafing. Saya mengalami melodi saat bekerja. Alasan saya
melakukan ini adalah agar pekerjaan yang saya lakukan terasa longgar saat
bekerja, saya tidak pernah mengamati tetapi memperhatikan melodi atau musik.
musik, ini karena saya juga terbiasa mengerjakan tugas sekolah seperti ini seperti
memasak".53
53
Wawancara dengan Pustakawan pustakawan UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry, tanggal 6 Desember
14
memperhatikan musik dan nada saat bekerja yang tidak menjadi hambatan
mencari data melalui media berbasis web seperti youtube dan lain-lain, untuk
mempercepat pemenuhan pekerjaan. Hal ini ditegaskan oleh salah satu pengurus
berikut:
“Saat saya bekerja, saya biasa menonton melalui YouTube atau membuka
melakukannya sesekali selama jam kerja dan selanjutnya secara teratur. saat
istirahat sambil makan. Bagaimanapun, selama jam kerja, saya juga kadang-
UIN Ar-Raniry melakukan tindakan cyberloafing pada jam kerja tertentu dan
untuk tujuan pengalihan saja, dengan tujuan agar jam tersebut digunakan untuk
55
seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, YouTube dan Google.
54
Wawancara dengan Pustakawan pustakawan UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry, tanggal 9 Desember
55 Hasil Observasi Pada Tanggal 9 Desember
15
Perilaku cyberloafing antar pembukuan UPT. Perpustakaan UPT Islam
yang diakui oleh salah satu penjaga UPT. Perpustakaan Perguruan Tinggi
khususnya bermain Instagram selama jam kerja. Hal ini biasa saya lakukan
ketika saya mengalami tekanan dari pekerjaan dan memiliki energi yang
tersedia dalam bekerja. mengingat fakta bahwa pekerjaan itu layak untuk
diselesaikan
“Saya sering buka Facebook saat bekerja di UPT. Perpustakaan UIN Ar-
Raniry untuk teliti dan melihat status, saya bahkan membuat status di
56
Wawancara dengan Pustakawan pustakawan UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry, tanggal 13 Desember
16
rentang waktu yang lama namun hanya sebentar untuk menghilangkan
Facebook saat bekerja, meskipun tidak dimainkan dalam waktu yang lama namun
hanya untuk menghilangkan rasa lelah akibat beban tanggung jawab. Sementara
itu, beberapa kurator mengakui bahwa cyberloafing telah dilakukan selama jam
pembukuan di UPT. Perpustakaan UIN Ar-Raniry sekitar pukul 10.00 karena pada
saat itu pekerjaan umumnya sangat padat sehingga terkadang terjadi kelelahan.
Untuk itu saya biasanya membuka Instagram dan YouTube untuk menonton hal-
57
Wawancara dengan Pustakawan pustakawan UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry, tanggal 15 Desember
58
Wawancara dengan Pustakawan pustakawan UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry, tanggal 16 Desember
17
2. Pembahasan
disadari bahwa ada beberapa jenis perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh
memanfaatkan media web pada saat jam kerja berjalan seperti menonton di
tanggung jawab yang sangat besar yang dapat memicu tekanan kerja. Penjelasan
59
mempengaruhi perilaku cyberloafing di perwakilan UPT Perpustakaan UNS.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
, facebook, twiterr dan berbagai jenis internet selama jam kerja. sepenuhnya
5.2 Saran
Agar konsekuensi dari ulasan ini dapat dipahami, para ahli mengusulkan ide-
harapan.
19