Menulis naskah
Aspek Kamera
Storyboard
1
MENULIS NASKAH, ASPEK KAMERA DAN STORYBOARD
A. Tujuan
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan belajar 2 ini adalah :
1. Melalui observasi guru pembelajar memahami Proses Menulis Naskah.
2. Melalui observasi guru pembelajar memahami Aspek Kamera
3. Melalui observasi guru pembelajar memahami Proses Membuat Storyboard
B. Indikator Keberhasilan
1. Melalui observasi guru pembelajar dapat menjelaskan Proses Menulis Naskah
2. Melalui observasi guru pembelajar dapat menjelaskan Aspek Kamera
3. Melalui observasi guru pembelajar dapat menjelaskan Peoes membuat Storyboard
C. Uraian Materi
Tetapi storyboard tidaklah bisa berkembang jika belum ada ide dan naskah yang sudah
disusun. Naskah merupakan pengembangan dari sebuah premis atau ide yang
berkarakter. Dari premislah sebuah produ film yang besar bias berkembang.
2
Banyak yang bertanya apa saja sih langkah-langkah dalam menulis naskah film
pendek? Keluhan ini terjadi karena banyak penulis yang merasa idenya bercabang dan
tidak fokus. Menentukan fokus merupakan tantangan tersendiri bagi seorang penulis.
Seringkali informasi yang disediakan terlalu banyak, sehingga cerita menjadi berantakan
dan tidak fokus.
Lalu, bagaimana caranya menjaga fokus cerita dari ide awal hingga akhirnya
menjadi naskah? Selalu mulailah dengan premis, kemudian menjabarkannya menjadi
sinopsis, lalu menjadi treatment, sebelum memberikan dialog-dialog menjadi naskah yang
utuh. Ikuti urutan tersebut dan jangan sampai terbalik.
Apa sih sebetulnya premis, sinopsis, treatment, dan naskah? Berikut inilah langkah-
langkah menulis naskah film pendek:
1. PREMIS
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika Anda tak bisa menjelaskan sesuatu
dengan sederhana, maka orang lain tidak akan cukup mengerti. Pepatah ini berlaku
dalam penulisan skenario. Jadi, silahkan camkan baik-baik pepatah tersebut sebelum
memulai proses kreatif.
Didalam premis Anda harus bisa menjelaskan cerita dalam satu kalimat.
Pernahkah mendengar istilah elevator pitch? Ini adalah istilah yang menjelaskan
3
sebuah perandaian dimana Anda bertemu seorang produser ternama di sebuah lift dan
tiba-tiba ia menanyakan apa yang sedang Anda kerjakan. Penjelasan panjang dan
bertele-tele tidak akan membuatnya tertarik, sementara beberapa detik kemudian, ia
sudah tiba di kantornya, meninggalkan Anda yang masih belepotan menjelaskan.
Jelaskan dengan singkat, lugas, dan tepat.
Apa itu premis? Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang
menggerakan cerita. Dalam sebuah premis terkandung
Finding Nemo:
Seekor ikan badut menantang marabahaya di samudera lepas untuk mencari anak
semata wayangnya yang diculik oleh seorang penyelam tak dikenal.
Toy Story:
Sebuah boneka koboi kesayangan pemiliknya merasa terancam & cemburu dengan
kedatangan mainan Astonot baru.
Sekarang apa premis ceritamu? Coba jabarkan dan identifikasi cerita tersebut
ke dalam satu kalimat. Sisihkan dulu detail-detail, karena kita belum sampai pada tahap
itu. Lihatlah big picture-nya, identifikasi strukturnya, dan jangan lekas melaju ke tahap
berikutnya sebelum premis ceritanya menjadi solid.
4
Coba diskusikan premis cerita yang anda miliki dengan teman-teman satu
produksi. Bahas bersama kemungkinan-kemungkinan lain. Tampung semuanya dan
jangan kesampingkan pendapat teman-teman yang lain. Pada tahap ini, Anda
memang harus terbuka dengan segala kemungkinan. Begitu yakin dengan premis
cerita nya, lanjutkan ke tahap berikutnya.
2. SINOPSIS PENDEK
Anda sudah punya satu kalimat yang menjelaskan film pendek secara
keseluruhan. Sekarang, coba jabarkan satu kalimat cerita yang anda miliki menjadi tiga
kalimat. Tiga kalimat ini disebut sinopsis. Sekali lagi, jangan terpaku pada detail-detail
yang tidak perlu karena kita belum sampai ke sana. Pilihlah kalimat dengan bijak,
karena ini akan menentukan proses penulisan berikutnya. Jika Anda mulai keluar dari
fokus, ingatlah kembali satu kalimat premis yang dimiliki, agar cerita tidak kehilangan
fokus.
Perhatikan pula hubungan sebab-akibat dalam menulis kalimat sinopsis.
Hubungan sebab-akibat yang baik akan memudahkan dalam menulis babak pertama,
kedua, dan ketiga. Ketiga kalimat tersebut haruslah mewakili ketiga babak tersebut.
Babak pertama mewakili situasi awal, babak kedua menceritakan pokok persoalan,
dan babak ketiga menceritakan penyelesaian.
Sebagai latihan, kita akan melanjutkan premis Finding Nemo dan Toy Story
yang sudah kita tulis sebelumnya menjadi satu kalimat sinopsis.
Finding Nemo: Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak
semata wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna. Suatu ketika, sang anak
tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus
menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.
Toy Story: Woody, mainan koboi favorit pemiliknya yag bernama Andy, merasa
terancam dengan kedatangan Buzz Lightyear, mainan astronot baru yang menjadi
favorit baru Andy. Suatu ketika, Woody yang cemburu tidak sengaja mendorong Buzz
Lightyear jatuh keluar dari kamar Andy. Kini, Woody harus mencari Buzz Lightyear
5
untuk mengembalikan kepercayaan teman-teman mainan penghuni kamar Andy
lainnya.
Bagaimana? Kini satu kalimat premis yang sudah di diskusikan terasa lebih
detail dan lengkap dengan nama (1) karakter dan atributnya, (2) deskripsi masalah,
serta (3) langkah (action) apa yang harus diambil oleh tokoh utama. Cerita Anda akan
tetap fokus karena berpegang pada premis utama.
Jika Anda sudah yakin dengan synopsis yang dibuat dan tim sudah sepakat.
Mari lanjut ke langkah berikutnya yang akan lebih menantang untuk berkreatif.
3. SINOPSIS PANJANG
Pada tahap ini anda sudah memiliki sinopsis pendek yang solid. Sekarang
tugasnya adalah memasukan detail-detail dari ketiga kalimat sinopsis pendek yang
dimiliki. Cara paling mudah adalah menjabarkan ketiga kalimat sinopsis menjadi tiga
paragraf. Masing-masing kalimat di langkah sebelumnya bisa kamu jadikan topic
sentence.
6
Apa itu topic sentence? Topic sentence adalah kalimat utama dan pertama yang
mengidentifikasikan isi paragraf. Topic sentence selalu ditulis di awal sebuah
paragraf. Ia harus bisa menjelaskan topik keseluruhan dalam satu paragraf. Topic
sentence selalu didukung oleh kalimat-kalimat pendukung. Kalimat pendukung harus
tetap bersinggungan dan memperkuat topik utama.
“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata
wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna. Suatu ketika, sang anak
tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus
menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali
anaknya.”
Paragraf 1: Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak
semata wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna.
Paragraf 2: Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke
Sydney, Australia.
7
Paragraf 3: Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk
menemukan kembali anaknya.
“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya
yang memiliki sirip tak sempurna. Ia sangat menyayangi dan menjaga Nemo karena ia
satu-satunya anak yang selamat dari suatu kejadian di masa lalu. Sementara itu, Nemo
mulai kesal karena ia merasa ayahnya berlebihan dalam menjaga dan melindunginya.
Suatu ketika, Nemo tertangkap jaring nelayan. Dari kacamata yang penyelam yang
tertinggal, Marlin mengetahui ke mana Nemo di bawa, yaitu Sydney, Australia. Marlin
tidak sengaja bertemu dengan Dory, seekor ikan penyandang masalah ingatan jangka
pendek, yang bersedia membantu Marlin.
8
4. TREATMENT
Pada tahap Treatment sekarang cerita Anda sudah semakin detail, bukan?
Pejalanan masih panjang sampai naskah siap untuk dieksekusi. Sekarang Anda punya
tiga paragraf yang berisi karakter, masalah, dan tindakan yang diambil oleh sang
karakter. Tugasnya adalah menjabarkan lagi tiga paragraf tersebut menjadi cerpen
(cerita pendek) yang terdiri dari beberapa paragraf.
Ingat, jangan lupakan struktur utama cerita yang Anda miliki. Jangan takut untuk
buka kembali premis utamanya. Jika sudah merasa puas dengan cerita pendek yang
dibuat (dalam film biasa disebut treatment), mari melaju ke tahap berikutnya: penulisan
naskah.
9
5. NASKAH
Jika Anda mengikuti petunjuk diatas, maka sekarang dipastikan sudah memiliki
minimal 9 paragraf cerita pendek dan sekarang saatnya untuk menuangkannya ke
dalam format naskah.
Sebelum ke sana, cara paling mudah untuk mempersiapkan dalam menulis
naskah adalah menjabarkan 9 paragraf tersebut ke dalam urutan adegan (scene).
Adegan (scene) dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila suatu situasi
terjadi dalam satu tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan. Jabarkan
cerita Anda ke dalam urutan latar waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya dengan
semakin detail. Misalnya:
Dan seterusnya…
Jika cerita sudah memiliki urutan yang sesuai dengan latar waktu dan tempat.
Kini saatnya bisa menuangkannya ke dalam format naskah. Aplikasi yang biasa
digunakan untuk menulis naskah adalah FinalDraft. Namun aplikasi ini harganya relatif
mahal. Beberapa penulis menggunakan Celtx, aplikasi gratis yang tak kalah canggih
dengan FinalDraft.
Sekian langkah-langkah menulis naskah agar cerita tetap fokus. Jika tahapan
ini diikuti, mudah-mudahan cerita akan tetap fokus. Kita tahu bahwa seringkali banyak
ide-ide liar berdatangan dan menganggu fokus cerita. Jika Anda mengalaminya, jangan
pernah bosan untuk mengingatkan diri sendiri dan melihat kembali tulisan Anda di
tahap sebelumnya, dan ingat kembali premis utama ceritanya, karena itulah fokus
utama yang menjadi tujuan. Yang perlu dilakukan setelah menulis premis adalah
memberikan argumen penunjang untuk memperkuat premis tersebut. Jangan pernah
menambahkan situasi, karakter, atau apapun yang malah melemahkan premis
utamanya.
10
Tak ada aturan baku dalam penulisan skenario. Pengalaman setiap orang
sangatlah berbeda beda dan setiap orang mengalami hal serupa. Jadi jangan pernah
takut untuk bereksplorasi dan menemukan proses kreatif.
Sumber https://design.tutsplus.com/id/articles/how-to-storyboard-basic-guides-for-aspiring-
artists--cms-30962
Untuk bisa membuat storyboard tidaklah perlu menjadi seorang seniman, tetapi tentu saja
itu merupakan nilai plus, pemahaman tentang Teknik dasar dan prinsip storyboard seni
peran adalah mampu mengkomunikasikan visi dan konsep seakurat mungkin. Pada
pembelajaran KP-02 ini Anda akan belajar slah satu bidang kreatif yatu seni dalam
membuat storyboard.
11
6. Belajar menganalisis film ke dalam storyboard
Kunci bejar membuat storyboard adalah dengan berlatih memahami
bagaimana produksi bekerja.
a. Menonton banyak film, televisi atau iklan, dan mencoba untuk belajar dengan
sketsa adegan ketika Anda menonton.
b. Mencari sudut kamera dan bagaimana cerita adalah memotong-motong dan
diberitahu secara visual.
c. Perlu diingat bahwa storyboard lebih dikembangkan ke dalam adegan-adegan, dan
setiap adegan harus mempunyai tujuan dalam bercerita.
12
Pembelajaran sekarang Anda akan mencoba memulai untuk membiasakan dengan istilah
yang digunakan dalam industri. Daftar berikut ini akan memberi beberapa informasi.
1. Rasio Film
13
2. Type Teknik pegambilan gambar dengan kamera
Terdapat beberapa jenis kamera untuk pengambilan gambar yang perlu diketahui
sebelum memulai. Kita akan memulai dari awal perencanaan. Sebagian besar
pengambilan gambar didasarkan pada storyboard yang berisikan panel-panel gambar.
Begitu pula halnya dengan estabilish shot untuk menjelaskan keterangan waktu,
misalnya shot matahari terbenam dapat menjelaskan bahwa adegan selanjutnya
terjadi di malam hari.
14
Establishing Shot dapat dilakukan dengan berbagai ukuran pengambilan dari long
shot hingga close up, selama shot tersebut memang berfungsi untuk
mendiskripsikan sebuah situasi.
b. Extreme long shot (ELS) merupakan teknik pengambilan gambar yang diambil
dari jarak sangat jauh dimana yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar
belakangnya sehingga dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap
lingkungannya.
c. Very long shot (VLS) merupakan teknik pengambilan gambar untuk menunjukkan
subjek yang berada di tengah lingkungan sekitarnya dimana dalam ukuran VLS ini,
lingkungan di sekitar objek lebih dominan serta akan menampilkan panorama yang
akan memenuhi layar.
d. Long shoot (LS) merupakan teknik pengambilan gambar secara keseluruhan
dimana apabila objeknya adalah manusia maka gambar yang diambil dari tubuh
yaitu kepala sampai kaki.
e. Full shot (FS) merupakan teknik pengambilan gambar objek (manusia) secara
penuh dari kepala sampai kaki.
f. Medium long shot (MLS) merupakan teknik pengambilan gambar yang diambil
dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat tiga objek maka seluruhnya
akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
g. Close up (CU) merupakan teknik pengambilan gambar yang diambil dari jarak
dekat.
h. Big close up (BCU) merupakan teknik pengambilan gambar wajah yang
memenuhi layar penampilan gambar.
i. Extreme close up (ECU) merupakan teknik pengambilan gambar yang terlihat
sangat detail.
j. Medium close up (MCU) merupakan teknik pengambilan gambar yang apabila
objeknya adalah manusia menunjukkan bagian kepala hingga bahu dimana teknik
ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara.
15
3. Teknik sudut pegambilan gambar
a. Cut-in (CI) Tipe shot ini diambil khusus untuk menunjukkan beberapa bagian
subjek secara detail. Fungsinya untuk menekankan emosi subjek seperti gerakan
16
tangan, kaki atau yang lainnya sehingga memperlihatkan antusiasme atau
kegelisahan yang dialami subjek.
b. Cutaway (CA) juga digunakan untuk mendukung emosi yang ditunjukkan subjek
tetapi melalui subjek yang berbeda seperti hewan peliharaan subjek atau mobil
atau benda lainnya. Cutaway shot dapat digunakan untuk menambah informasi
tentang suatu adegan juga untuk memperkuat suasana.
c. Two shot biasanya menampilkan dua orang dalam satu frame yang digunakan
untuk membangun hubungan antara subjek satu dengan lainnya, dan dapat saling
berinteraksi. Tipe ini sering digunakan ketika mengambil gambar dua presenter
yang sedang membawakan acara.
17
d. Over shoulder shot (OSS) Tipe shot ini biasanya dilakukan untuk kondisi dua
subjek tetapi pengambilan gambar dilakukan dari balik bahu salah satu subjeknya.
Orang yang sedang berinteraksi dengan subjek pertama biasanya menempati 1/3
frame. Tipe ini banyak digunakan untuk adegan percakapan.
e. Noddy shot / Reverse shot merupakan kebalikan dari over shoulder shot,
memperlihatkan respon dan reaksi subjek satunya dalam pengambilan gambar
over shoulder shot.
f. Point of view shot (POV) biasanya memperlihatkan sesuatu dari sudut pandang
subjek. Kamera berfungsi sebagai mata subjek.
18
g. Weather shot berfungsi untuk menggambarkan kondisi cuaca saat adegan
berlangsung. Biasanya juga dapat mewakili suasana hati subjek.
a. Dolly atau track adalah pergerakan mendekati dan menjauhi subjek dengan cara
menggerakkan kamera yang ada pada dolly atau track. Biasanya pergerakan ini
19
berfungsi untuk memperlihatkan emosional yang lebih jelas (mendekati subjek) dan
memberikan kesan kecewa atau takut (menjauhi subjek).
Source : Youtube – TEAMSUPERTRAMP
b. Zoom adalah pergerakan lensa mendekati dan menjauhi subjek secara optic
dengan cara mengubah panjang focal lensa tanpa adanya perpindahan kamera,
dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebih lebar, atau sebaliknya. Zoom in
biasanya untuk memperjelas suatu subjek yang diambil, sedangkan zoom out
biasanya untuk memberikan informasi keberadaan subjek tersebut atau kejadian
lain yang tidak jauh dari subjek pertama.
Source : http://skarlethilliermediablog.blogspot.com
Source : http://skarlethilliermediablog.blogspot.com
d. Pan atau yang dikenal dengan panning adalah gerakan kamera seperti menoleh
ke kiri dan kanan pada manusia. Pada gerakan ini kamera tetap tidak bergerak
hanya mengikuti subjek yang bergerak. Biasanya pergerakan ini diawali dengan
20
beberapa detik pada posisi diam dan diakhiri dengan posisi diam lagi selama
beberapa detik untuk memaksimalkan efek panning.
Source : http://studiomaven.org/
e. Tilt atau yang dikenal dengan tilting adalah pergerakan kamera secara vertikal
dari atas ke bawah atau sebaliknya. Misalnya untuk adegan terpukau dengan
dandanan seseorang kamu bisa mengambil gambar dari bawah kaki dan perlahan
bergerak ke atas sampai ke muka. Biasanya pergerakan ini untuk memberikan efek
dramatis pada suatu kejadian.
Source : https://sophiesmediatheory.wordpress.com/
21
f. Pedestal atau ped adalah pergerakan kamera yang dilakukan di atas pedestal,
naik dan turun seperti pergerakan lift. Dengan pergerakan ini kamu bisa
menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.
Source : http://www.camerakings.co.uk/
Source : hammercameracranes.com
22
h. Arc adalah pergerakan kamera dengan cara berputar ke kiri dan kanan yang
biasanya dilakukan untuk melihat situasi atau kondisi lingkungan.
Source : https://www.researchgate.net/
23
24
1. Apa itu Storyboard?
Storyboard adalah praktek memproduksi sketsa untuk script/konsep. Ini adalah
bagian penting dari proses praproduksi setiap animasi/atau film. Storyboard
merupakan urutan sketsa digambar tangan atau citra visual yang didukung oleh script
catatan atau dialog dan ditempatkan dalam urutan, untuk pemirsa untuk
memvisualisasikan animasi sebelum produksi. Setiap individu ditembak di storyboard
merupakan jenis kamera yang ditembak, sudut, tindakan, atau efek khusus, secara
efektif menceritakan sebuah cerita.
2. Tujuan Storyboard?
Storyboard membantu tim produksi membayangkan dan mengembangkan ide,
bayangkan dan menguji konsep, dan menyoroti semua hambatan potensial dengan
struktur atau tata letak cerita sebelum kepala ke produksi.
Mengapa perlu storyboard?
a. Ini adalah panduan langkah demi langkah proses produksi, sehingga membantu
mengelola waktu dalam produksi, dan menghemat uang.
b. Membangun hubungan dengan penampil dan antara tim produksi pada sebuah
proyek, sehingga semua dapat berkomunikasi dari satu sumber referensi.
25
c. Membantu mengkomunikasikan visi dan pemahaman cerita.
d. Membantu dalam arah produksi.
4. Thumbnail
Sebelum mulai menggambarkan storyboard, akan sangat penting untuk
memecah script, memeriksa adegan dan menerjemahkannya ke dalam storyboard
panel yaitu dengan menerapkan Thumbnail scene.
Thumbnail ini adalah sketsa kasar dari panel storyboard, ilustrasi yang
dimasukan dalam kotak kecil, dimana terdapat catatan dan tata letak urutan-urutan
peristiwa secara singkat. Hal ini dilakukan sebagai panduan dalam melakukan shot
pada setiap sudut/gerakan yang akan diambil . Hal ini juga membantu untuk
mengevaluasi gambar yang perlu diambil untuk menjadi Scenes atau tidak. Dengan
thumbnail, Anda dapat dengan cepat melangkah untuk menganalisis adegan yang
diambil, bahkan sebelum memulai dengan pekerjaan aktual storyboard.
26
Berikut adalah contoh thumbnail:
Memutuskan apa unsur-unsur (karakter, objek, latar belakang) dalam setiap frame,
dan memilih yang terbaik.
27
6. Cara Melakukan Lay out & Struktur Storyboard
Setiap seniman memiliki metode yang disukai dalam menggambar dan menata
panel pada stoyboard atau dapat juga bekerja dengan beberapa template yang
tersedia secara online . Tidak ada cara yang tepat untuk menyusun storyboard. Anda
dapat menggunakan pena / pensil dan kertas bekas, atau menggambar dengan
Adobe Photoshop, atau aplikasi sketsa dan perangkat lunak storyboard apa pun yang
tersedia saat ini!
Berikut adalah contoh link aplikasi untuk pembuatan storyboard :
https://wonderunit.com/storyboarder/
https://www.powerproduction.com/storyboard-artist-studio.html
https://www.toonboom.com/products/storyboardpro
https://apps.apple.com/us/app/paper-by-fiftythree/id506003812
https://www.sketchbook.com/
28
29
7. Bagaimana memberi label Storyboard
Belajarlah untuk memberi label pada gambar dengan benar dan teratur
sehingga teratur sehingga tim dapat menangkap maksudnya dengan jelas. Ada lebih
dari satu cara untuk menghitung storyboard secara efektif. Singkatnya, prosesnya
seperti memiliki ID untuk setiap panel. Jika Anda menggunakan perangkat lunak
storyboard, itu akan secara otomatis menetapkan nomor panel.
Namun, jika tidak menggunakan perangkat lunak apa pun, dan klien / direktur
ingin memindahkan, menambah, atau menghapus panel, Anda tidak dapat memberi
nama panel, misalnya, Panel_6_New_New_New dan pada akhirnya harus
menemukan file lama / baru, dan itu akan menjadi beban dan menghabiskan waktu.
30
Jika akan membuat perubahan pada panel maka koreksi akan diberikan pada
label 23-a . Dengan begitu panel akan terhubung dengan jelas, tetapi masih memiliki
nomor ID unik sendiri.
Papan produksi diberi nomor yang sama, tetapi perbedaannya adalah rincian
dari "aksi" pada setiap adegan, sehingga setiap aksi dipecah menjadi sudut kamera.
Ini bermaksud bahwa setiap kali kamera melakukan Cut, harus mengubah nomor
adegan untuk mewakili pemotretan baru. Misalnya:
• Adegan # 2: Potret 1A
• Adegan # 2: Foto 1B
• Adegan # 2: Foto 2
• Adegan # 2: Potret 3
• Adegan # 3: Tembakan 1 ...
31
• Gunakan Panah atau Simbol untuk menunjukkan pergerakan kamera. Panah
membantu menunjukkan gerakan, arah, dan transisi.
• Warnai suatu objek / subjek untuk membedakannya dari lingkungannya.
• Tambahkan Teks di bawah atau di gambar
33
9) Berlatihlah di rumah sambil menonton film favorit.
c. Memahami Pekerjaan
Jadilah profesional dan tepat waktu, dan tambahkan sentuhan pribadi pada
setiap pekerjaan. Mampu menggambar adalah satu hal, tetapi Anda perlu
memahami teknik bercerita visual yang baik.
34
Kemampuan untuk menggambar cepat dan sangat cepat adalah bagus
Karen penyelesaian tugas tepat waktu sangat penting. Tepat waktu!
Klien cenderung membutuhkan storyboard yang diselesaikan pada hari
berikutnya, atau dalam dua hari, atau mungkin mendapatkan pekerjaan darurat
untuk dilakukan pada malam yang sama. Mereka bahkan mungkin meminta frame
tambahan setelah pengiriman, dan atau harus mengirimkannya per jam. Jadi,
waktu benar-benar efisien jika pekerjaan diselesaikan dengan cepat.
Storyboarding akan dibayar frame, jadi semakin lama menuntaskannya ,
maka akan semakin sedikit yang dihasilkan.
Jika Anda juga memiliki gaya artistik tertentu / sentuhan yang disukai /
diinginkan klien, maka akan menghasilkan uang yang baik dan akan menjadi
seniman storyboard yang bagus!
35
d. Bagaimana Cara Memasarkan keahlian storyboard?
36
37
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam kegiatan ini guru pembelajar akan membuat storyboard berserta kelompok kerjanya
terkait produk yang akan diambil.
1. Peserta menentukan tema yang akan diambil
2. Peserta mengidentifikasi teknik pengambilan gambar dan sudut pandang kamera yang
akan digunakan
3. Peserta membuat thumbnail terkait gambar yang akan dibuat dengan memecah script
hasi pengembangan idea.
4. Peserta membuat layout dan struktur storyboard lengkap dengan pemberian label
pengkodean
5. Peserta melakukan presentasi dan menerima masukan.
38
SUMBER REFERNSI
39