Anda di halaman 1dari 9

INCUBATOR ANALYZER DENGAN TIGA PARAMETER BERBASIS

ATMEGA 8535 (KELEMBABAN DAN KEBISINGAN)

(Abdul Ghafur Slamet, Tri Bowo Indrato, Torib Hamzah)

Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Incubator analyzer merupakan alat kalibrasi yang digunakan mengkalibrasi inkubator bayi dengan
membandingkan hasil pembacaan incubator analyzer dengan keadaan setting pada inkubator bayi.
Menurut Freddy Artadima Silaban, Inkubator bayi memiliki beberapa parameter yaitu temperature,
kelembaban, air flow dan noise. Dengan tingkat kelayakan kebocoran suhu luar ± 1°C, tingkat
kelembaban ≥70%, laju aliran udara <0,35 ms, dan tingkat kebisingan di dalam inkubator <60 dBA.

„Incubator Analyzer dengan Tiga Parameter Berbasis ATMEGA 8535‟ ini memiliki parameter suhu
menggunakan sensor LM 35 untuk pembacaan T1, T2, T3 dan T4 dengan range pembacaan 30-40°C,
kelembaban menggunakan sensor HSM 20G dengan range 60-90 %RH, dan kebisingan dengan range 30-
60 dB. Yang kemudian akan diolah oleh mikrokontroller ATMEGA 8535 dan ditampilkan pada LCD 4x16.

Setelah melakukan proses studi literatur, pembuatan modul, percobaan alat, serta pengujian dan
perdataan maka secara umum disimpulkan bahwa alat “Incubator Analyzer dengan Tiga Parameter
Berbasis ATMEGA 8535” ini dapat digunakan.

Kata Kunci : Kelembaban, Kebisingan, ATMEGA 8535

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dan tingkat kebisingan di dalam inkubator <60
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dBA (Freddy Artadima Silaban).
dan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Penulis ingin membuat sebuah modul
Sebagian besar organ tubuhnya juga belum yang sebelumnya sudah pernah dibuat oleh
berfungsi dengan baik, karena kelahirannya Herlina Candra Putri (P27838006015) dan
yang masih dini. Maka dari itu, perlu Indra Rohmatus Sholihah (P27838006016)
diberikan perawatan khusus. Pada bayi dengan judul “ INCU ANALYZER DENGAN
prematur kekebalan yang dimiliki lebih sedikit TIGA PARAMETER YAITU SUHU
daripada bayi normal, karena sebelum daya KELEMBABAN DAN KEBISINGAN
tahan itu terbentuk cukup, ia sudah harus BERBASIS MIKROKONTROLLER”
dilahirkan. Inilah yang menyebabkan bayi Dimana penulis ingin mengembangkan
prematur sangat rentan terhadap penyakit alat tersebut menjadi “INCUBATOR
infeksi dan perlu diberi perawatan khusus ANALYZER DENGAN TIGA
(Anshul Dudeja, 2010). PARAMETER BERBASIS ATMEGA
Inkubator bayi memiliki beberapa 8535” dengan penambahan baterai
parameter yaitu temperature, kelembaban, air dikarenakan pada pembuatan modul
flow dan noise. Dengan tingkat kelayakan sebelumnya tidak dilengkapi dengan baterai,
kebocoran suhu luar ± 1°C, tingkat sehingga memungkinkan adanya perubahan
kelembaban ≥70%, laju aliran udara <0,35 ms, pembacaan hasil dikarenakan adanya celah
udara karena kabel. Pengajuan judul ini
ditujukan untuk memenuhi persyaratan bahaya bagi bayi yang sedang dalam
kelulusan DIII Teknik Elektromedik perawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya.

1.2. Batasan Masalah 2. Tinjauan Pustaka


Karena pembuatan modul INCU 2.1. Teori Dasar
Analizer tersebut terdiri dari beberapa 2.1.1. Incubator Analyzer
parameter, maka pembuatan modul ini
dikerjakan oleh dua orang, dimana penulis
bertanggung jawab pada parameter suhu.
Untuk itu penulis membatasi pembahasan Gb.2. Incubator Analyzer
pada proposal ini hanya mengenai parameter
yang meliputi : Incubator Analyzer adalah perangkat
1. Range Kelembaban yang dapat diukur portabel yang dirancang untuk memverifikasi
adalah 50%RH - 90%RH pengoperasian dan kondisi lingkungan
2. Range sensor Kebisingan yang dapat inkubator bayi. Yang dapat melakukan
diukur dari 30dB - 60 dB perekaman parameter, seperti aliran udara,
3. Resolusi tampilan display dua digit level suara, suhu (empat probe pengukuran
dibelakang koma. individual), dan kelembaban relatif.
4. Menggunakan display LCD 4x16 Pengukuran-pengukuran berikut yang
dapat dilakukan:
1.3. Rumusan Masalah
“Dapatkah dibuat Incubator Analyzer Temperature – 4 Sensors T1-T4
Dengan Tiga Parameter ATMEGA 8535?”
Relative Humidity – 1 Sensor
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum Air Flow – 1 Sensor
Membuat alat Incubator Analyzer
dengan tiga parameter berbasis ATMEGA Sound – 1 Sensor
8535.
2.1.2. Kebisingan
1.4.2. Tujuan khusus
Kebisingan adalah suara yang tidak
1. Membuat rangkaian sensor
dikehendaki yang bersumber dari alat – alat,
kelembaban yang dapat membaca
proses produksi yang pada tingkat tertentu
kelembaban dari 50%RH - 90%RH.
dapat menimbulkan kesehatan dan
2. Membuat rangkaian sensor
pendengaran.(Kepnaker Nomor 51/1999)
kebisingan yang dapat membaca
Decibel adalah satuan dari Kebisingan.
kebisingan dari 30dB–60dB
Decibel (dB) dapat dinyatakan dengan suatu
3. Membuat rangkaian Mikrokontroller
persamaan :
4. Membuat rangkaian LCD character
4x16 dB= 20 Log Vout / Vin
5. Melakukan uji fungsi
Dimana: Vin adalah tegangan referensi yang
1.5. Manfaat didapatkan pada saat dalam keadaan hening
1.5.1. Manfaat Teoritis atau sepi
2.1.2.1. Standart kebisingan
Diharapkan dapat meningkatkan Setelah pengukuran kebisingan
pengetahuan mahasiswa Teknik dilakukan, maka perlu dianalisis apakah
Elektromedik dibidang alat kalibrasi kebisingan tersebut dapat diterima oleh
terutama Incubator Analyzer. telinga. Berikut ini standar kebisingan
yang ditetapkan oleh berbagai pihak
1.5.2. Manfaat Praktis
a. Keputusan Menteri Negara Tenaga
Dibuatnya alat ini diharapkan dapat Kerja No.KEP-51/MEN/1999
dijadikan acuan pengkalibrasian bagi baby tentang nilai ambang batas
incubator, sehingga mengurangi resiko kebisingan
endokrin, tekanan darah, sistem
pencernaan dan keseimbangan
elektrolit.

b. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis
dapat berupa rasa tidak nyaman,
kurang konsentrasi, susah tidur, dan
cepat marah. Bila kebisingan
diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik
b. Standar kebisingan sesuai peraturan berupa gastritis, jantung, stres,
Menteri Kesehatan Republik kelelahan dan lain-lain.
Indonesia c. Gangguan Komunikasi
No.718/Men/Kes/Per/XI/1987, Gangguan komunikasi
tentang kebisingan yang biasanya disebabkan masking effect
berhubungan dengan kesehatan (bunyi yang menutupi pendengaran
yang kurang jelas) atau gangguan
kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan
cara berteriak. Gangguan ini
Keterangan : menyebabkan terganggunya
Zona A = tempat penilitian, rumah pekerjaan, sampai pada
sakit, tempat perawatan kesehatan kemungkinan terjadinya kesalahan
dsb karena tidak mendengar isyarat atau
Zona B = perumahan, tempat tanda bahaya. Gangguan komunikasi
pendidikan, rekreasi dan sejenisnya ini secara tidak langsung
Zona C = perkantoran, pertokoan, membahayakan keselamatan
perdagangan, pasar, dan sejenisnya seseorang.
Zona D = industry, pabrik stasiun d. Gangguan Keseimbangan
kereta api, terminal bis, dan Bising yang sangat tinggi
sejenisnya. dapat menyebabkan kesan berjalan
Kebisingan dapat menyebabkan di ruang angkasa atau melayang,
berbagai gangguan seperti : yang dapat menimbulkan gangguan
fisiologis berupa kepala pusing
a. Gangguan Fisiologis (vertigo) atau mual-mual.
Pada umumnya, bising e. Efek pada Pendengaran
bernada tinggi sangat mengganggu, Pengaruh utama dari
apalagi bila terputus-putus atau yang bising pada kesehatan adalah
datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat kerusakan pada indera pendengaran,
berupa peningkatan tekanan darah (± yang menyebabkan tuli progresif
10 mmHg), peningkatan nadi, dan efek ini telah diketahui dan
konstriksi pembuluh darah perifer diterima secara umum dari zaman
terutama pada tangan dan kaki, serta dulu. Mula-mula efek bising pada
dapat menyebabkan pucat dan pendengaran adalah sementara dan
gangguan sensoris. pemuliahan terjadi secara cepat
Bising dengan intensitas tinggi dapat sesudah pekerjaan di area bising
menyebabkan pusing/sakit kepala. dihentikan. Akan tetapi apabila
Hal ini disebabkan bising dapat bekerja terus-menerus di area bising
merangsang situasi reseptor maka akan terjadi tuli menetap dan
vestibulardalam telinga dalam yang tidak dapat normal kembali,
akan menimbulkan evek biasanya dimulai pada frekuensi
pusing/vertigo. Perasaan mual,susah 4000 Hz dan kemudian makin
tidur dan sesak nafas disbabkan oleh meluas kefrekuensi sekitarnya dan
rangsangan bising terhadap sistem akhirnya mengenai frekuensi yang
saraf, keseimbangan organ, kelenjar
biasanya digunakan untuk Penurunan daya dengar
percakapan. sebagai akibat pertambahan usia
merupakan gejala yang dialami
Macam – macam gangguan hampir semua orang dan dikenal
pendegaran (ketulian), dapat dibagi dengan prebycusis (menurunnya
atas : daya dengar pada nada tinggi).
1. Tuli sementara ( Temporary Gejala ini harus diperhitungkan jika
Treshold Shift = TTS) menilai penurunan daya dengar
Diakibatkan pemaparan akibat pajanan bising ditempat kerja.
terhadap bising dengan intensitas 5. Tinitus
tinggi. Seseorang akan mengalami Tinitus merupakan suatu
penurunan daya dengar yang tanda gejala awal terjadinya
sifatnya sementara dan biasanya gangguan pendengaran . Gejala yang
waktu pemaparan terlalu singkat. ditimbulkan yaitu telinga
Apabila tenaga kerja diberikan berdenging. Orang yang dapat
waktu istirahat secara cukup, daya merasakan tinitus dapat merasakan
dengarnya akan pulih kembali. gejala tersebut pada saat keadaan
2. Tuli Menetap ( permanent hening seperti saat tidur malam hari
threshold shift = pts) atau saat berada diruang
Diakibatkan waktu paparan pemeriksaan audiometri (ILO,
yang lama (kronis), besarnya PTS di 1998).
pengaruhi faktor-faktor sebagai f. Macam – Macam Frekuensi
berikut : Bunyi
a. Tingginya level suara Manusia dapat mendengar
b. Lama paparan bunyi pada saat gelombang bunyi
c. Spektrum suara sampai ke gendang telinga manusia.
d. Temporal pattern, bila Batas frekuensi suara yang dapat di
kebisingan yang kontinyu dengar oleh manusia adalah 20 Hz
maka kemungkinan terjadi sampai 20kHz. Suara yang berada di
TTS akan lebih besar bawah 20Hz disebut ultrasonic, dan
e. Kepekaan individu manusia tidak dapat mendengarnya.
f. Pengaruh obat-obatan, Sedangkan suara yang berada diatas
beberapa obat-obatan dapat 20kHz disebut infrasonic dan
memperberat (pengaruh manusia juga tidak akan dapat
synergistik) ketulian apabila mendengarnya.
diberikan bersamaan dengan
kontak suara, misalnya 2.1.2.2. Kelembaban
quinine, aspirin, dan beberapa Kelembaban relative adal;ah
obat lainnya perbandingan antara masa uap dalam
g. Keadaan Kesehatan suatu satuan volume dan masa uap yang
3. Trauma akustik jenuh dalam satuan volume itu pada suhu
Trauma akustik adalah yang sama. Kelembaban relative ini
setiap perlukaan yamg merusak biasanya disebut kelembaban. Massa uap
sebagian atau seluruh alat yang terdapat dalam 1m³ udara (g) atau
pendengaran yang disebabkan oleh kerapatan uap disebut kelembaban
pengaruh pajanan tunggal atau mutlak (absolute). Kemempuan udara
beberapa pajanan dari bising dengan untuk menampung uap adalah berbeda
intensitas yang sangat tinggi, beda menurut suhu. Semakin tinggi suhu
ledakan-ledakan atau suara yang semakin banyak uap yang ditampung
sangat keras, seperti suara ledakan maka kekeringan dan kebasahan udara
meriam yang dapat memecahkan tidak dapat ditentukan oleh kelembaban
gendang telinga, merusakkan tulang mutlah saja. Variasi harian dari
pendengaran atau saraf sensoris kelembaban bertentangan dengan variasi
pendengaran. suhu. Waktu pagi sekali dimana suhunya
4. Prebycusis paling rendah, kelembabanya paling
tinggi dan menjadi paling rendah pada
waktu suhunya tertinggi. Kelembabannya 7. RESET merupakan pin yang
dinyatakan dalam % (persen). digunakan untuk me-reset
mikrokontroller.
2.2. Rangkaian Dasar 8. XTAL1 danXTAL2 merupakan pin
2.2.1. Mikrokontroller ATMEGA 8535 masukan clock eksternal.
ATmega8535 menggunakan 9. AVCC merupakan pin masukan
teknologi RISC (Reduce Instruction Set tegangan untuk ADC.
Computing) dimana program berjalan 10. AREF merupakan pin masukan
lebih cepat karena hanya membutuhkan tegangan referensi ADC.
satu siklus clock untuk mengeksekusi satu
instruksi program. Gambar berikut menunjukkkan
Secara umum, AVR dapat konfigurasi pin dan blok diagram
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu ATMega8535 ;
kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan hampir
sama.
ATMEGA8535 dapat
Gb.2. Konfigurasi Pin ATMEGA 8535
mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah
siklus clock, dan dapat mencapai 1MIPS Adapun rangkaian sistem
per Mhz, sehingga para perancang dapat minimum ATMEGA 8535 dapat dilihat
mengoptimalkan penggunaan daya rendah dari gambar dibawah ini.
dengan kecepatan yang tinggi.
Mikrokontroler ini cukup populer START 1
IC1
40
J5
J9
TP VREFF
VCC

3
STOP 2 PB0(XCK/T0) PA0(ADC0) 39 1
PB1(T1) PA1(ADC1) 2

karena dapat mengoptimalkan penggunaan J4


3
4 PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2)
38
37 3
R1

1
5 PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3) 36 4 2 POT
6 6 PB4(SS) PA4(ADC4) 35 5
5 7 PB5(MOSI) PA5(ADC5) 34 6
4 8 PB6[MISO) PA6(ADC6) 33 PA7 7 PA

daya rendah dengan kecepatan yang tinggi. 3 VCC RST 9 PB7[SCK) PA7(ADC7) 32 8

1
2 10 RESET AREF 31 VCC
1 11 VCC AGND 30
Cr2 12 GND AVCC 29 PC7
Prog Cr1 13 XTAL2 PC7(TOSC2) 28 PC6
14 XTAL1 PC6(TOSC1) 27 PC5
J3 15 PD0(RXD) PC5 26 PC4
16 PD1(TXD) PC4 25
6 17 PD2(INT0) PC3 24 PC2
5 18 PD3(INT1) PC2 23
4 19 PD4(OC1B) PC1(SDA) 22 PC0

2.2.1.1. Konfigurasi Pin PD


3
2
1
20 PD5(OC1A)
PD6(ICP)
ATMEGA8535-DIL40
PC0(SCL)
PD7(OC2)
21

ATMega8535 Gb.3.Mini Sistem ATMEGA 8535

Secara fungsional konfgurasi 2.2.2. LCD (Liquid Crystal Display)


ATMega8535 sebagai berikut; LCD (Liquid Cristal Display) adalah
salah satu komponen elektronika yang
1. VCC merupakan pin yang berfungsi berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik
sebagai pin masukan catu daya. karakter, huruf ataupun grafik. Dipasaran
2. GND merupakan pin Ground. tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin modul yaitu tampilan LCD beserta rangkaian
I/O dua arah dan pin masukan catu pendukungnya termasuk ROM dll. LCD
ADC. mempunyai pin data, kontrol catu daya, dan
4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin pengatur kontras tampilan.
I/O dua arah dan pin fungsi khusus, Sekarang LCD lebih dipilih daripada
yaitu Timer/Counter, Komparator dot matriks, seven-segment LED atau Multi-
analog, dan SPI. segment LED untuk tampilan, disebabkan oleh
5. Port C (PC0...PC7) merupakan pin selain harganya murah, LCD sudah mampu
I/O dua arah dan pin fungsi khusus, menampilkan huruf, angka bahkan grafik
yaitu TWI, Komparator analog, sekalipun serta dalam memprogramnya lebih
dan Timer Oscillator mudah.
6. Port D (PD0...PD7) merupakan pin LCD juga merupakan perangkat
I/O dua arah dan pin fungsi display yang paling umum dipasangkan di
khusus,yaitu komparator analog, Mikrokontroller, Mengingat ukurannya yang
Interupsi eksternal, dan komunikasi kecil dan kemampuannya manampilkan
serial. karakter atau grafik yang lebih dibandingkan
display 7segmen. Pada pengembangan sistem
embedded LCD mutlak dipelukan sebagai
sumber pemberi informasi utama, misalnya 2.2.3. Sensor Kebisingan
alat pengukur kadar gula darah, penampil jam, Untuk mendeteksi kebisingan
penampil counter putaran motor industri dan diperlukan microphone yang dapat mendeteksi
lainya. sinyal suara. Berdasarkan pada tipenya,
Berdasarkan jenis tampilan, LCD dapat microphone dibagi menjadi 3, yaitu :
dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Dynamic Mincrophone, adalah
1. Segment LCD microphone yang menggunakan prinsip
LCD ini berbentuk dari beberapa kerja induksi. Getaran suara
Sevent Segment Display atau Sixteen menggerakan membrane/ diafragma
Segment Dispaly, namun ada juga yang geratan yang diberiakan membrane
mengabungkan keduanya. LCD ini menggerakan moving coil yang berada
sering dipakai untuk jam digital. dalam medan magnet sehingga akan
2. Dot Matrix character LCD menyebabkan timbulnya arus listrik.
LCD ini terbentuk dari beberapa Arus listrik yang dihasilkna seirama
Dot Matrix Display berukuran 5x7 atau dengan getaran suara yang diterima
5x9 yang membentuk sebuah matriks b. Carbon Microphone, adalah microphone
yang lebih besar dengan berbagai yang menggunakan prinsip kerja nilai
kombinasi jumlah baris dan kolom. hambatan/ resistor yang berubah – ubah.
Kombinasi ini yang menentukan karakter Getaran suara yang dihasilkan akan
yang dapat ditampilkan LCD tersebut. menggerakan membran/ diafragma,
Seperti 2 baris x 20 karakter atau 4 baris getaran membrane menghasilkan
20 karakter. kerapatan dan kerenggangan arang
3. Graphic LCD sehingga akan mengahasilkan perubahan
LCD jenis ini masih berkembang nilai hambatan pada lilitan primer.
saat ini. Resolasi LCD ini bervariasi, Sehingga perubahan arus listrik yang
diantaranya 128x64, 128x128. Sekarang dihasilkan lilitan sekunder akan
ini Graphic LCD banyak dipakai pada sebanding dengan perubahan getaran
Handycam, laptop,telpon seluler suara yang diterima.
(cellphone), monitor komputer dan lain c. Condenser microphone, adalah
sebagainya. microphone yang menggunakan prinsip
kerja condensator. Getaran suara
menggetarkan membrane/ diafragma,
getaran yang dihasilkan menggerakan
maju/ mundur lempeng penghantar pada
condensator sehingga menghasilkan
perubahan nilai kapasitansi sesuai
Gb.4. Liquid Crystal Display
dengan getaran suara yang diterima oleh
membrane. Perubahan nilai kapasitansi
Konfigurasi LCD 4X16 : diubah menjadi perubahan isyarat listrik
yang kemudian diperkuat dengan pre-
amp sehingga dapat dipakai sebagai
input audio

Pada modul yang akan dibuat penulis


akan menggunakan sensor kebisingan mic
condenser karena :
 Respon frekuensi lebih tinggi disbanding
dynamic microphone maupun
microphone carbon
 Noise rendah
Tabel Posisi Karakter Pada LCD Karakter  Bentuk mic condenser kecil dan ringan
4x16  Supply tegangan bias menggunakan 5V
karena membrane terbuat dari bahan
elektrik yang permanent sehingga tidak
membutuhkan supply untuk bias.
Prinsip Kerja Mic Condensor dapat dilihat range atau batas untuk nilai
kelembaban pada sensor inisebagaimana
terlihat bahwa nilai tengan keluaran
berbanding lurus dengan persentase
kelembaban. Nilai yang tertera diatas bahwa
Getaran suara yang masuk nilai batas kelembaban maksimum 90%RH
menggetarkan membrane. Getaran membrane dan batas minimum 10%RH dengan tegangan
ini mengakibatkan getaran maju dan mundur 0.74volt dan maksimal 3.19 volt.
lempengan penghantar pada kondensator.
Dengan perubahan ini, nilai kondensator pun
berubah seiring dengan perubahan getaran.
Perubahan kapasitansi ini menyebabkan
terjadinya getaran listrik. Selanjutnya getaran
listrik ini diperkuat oleh pre-amp.

2.2.4. Sensor Kelembaban


Sensor HSM-20G adalah sensor
pengukur kelembaban dan temperatur. Gb.7.Pin sensor humidity
Dimana wujud darihumidity tersebut seperti
gambar dibawah ini 3. Konfigurasi Sistem
3.1. Diagram Mekanis

Gb.5. HSM 20G

Sensor humidity HSM-20G dimana


kelembaban relatif bisa di konversi ke
tegangan keluaran yang standart. Sensor ini
3.2. Diagram Blok
mempunyai beberapa karekteristik dimana
batas input tegangan DC 5±0.2volt, batas
output tegangan adalah sebesar DC 1-3volt,
akurasi pengukuran ±5%RH, operasi arus
maksimum 2mA, batas storage RH 0-99%RH,
batas operasi RH 20-95%(100%RH
intermittent), kondensasi transient <3%RH,
batas storage temperatur -200C - 700C, batas
operasi temperature 00C-500C, hysteresis
(RH@250C) maksimal 2%RH, sangat linier,
respon waktu (63% perubahan step) 1 menit.

Gb.6. Respon HSM-20G pada 25OC Tekan tombol start, maka sensor akan
mulai melakukan pembacaan sensor suhu T1, T2,
Pada grafik 1 diatas dapat terlihat jelas T3, dan T4. Data hasil pembacaan suhu baby
bagaimana hubungan antara nilai kelembaban incubator kemudian akan dikirim ke rangkaian
dan tegangan keluaran yang membentuk garis mikrokontroler yang telah diberi program
linier karena kelembaban berbanding lurus sehingga data tersebut dapat ditampilkan pada
dengan tegangan keluaran. Pada table 1 diatas display LCD 4x16.
3.3. Diagram Alir -
Kelembaban
-
Kebisingan
4.2.2. Variabel Tergantung
- Sensor Kelembaban HSM-20G
- Sensor Kebisingan Mic
Condensor
4.2.3. Variabel Terkendali
Mikrokontroler

4.3. Definisi Operasional Variabel


4.3.1. Definisi Operasional Variabel
Bebas

Saat program dimulai, mikrokontroller


akan melakukan inisialisasi pada LCD. Kemudian 4.3.2. Definisi Operasional Variabel
saat tombol start ditekan, maka program akan Tergantung
melakukan pengecekan, jika YA maka sensor
kelembaban serta kebisingan akan mulai bekerja
dan menghitung yang kemudian akan ditampilkan
melaui LCD 4x16. Tambilan LCD ini dibatasi
untuk kelembaban dari 50-90 % dan untuk
kebisingan 30-60 dB selama proses berlangsung.
Hingga tombol stop ditekan dan proses berakhir.
4. Metodologi Penelitian 4.3.3. Definisi Operasional Variabel
4.1. Rancangan Penelitian Terkendali
Rancangan penelitian yang penulis
gunakan adalah jenis penelitian Pre-
eksperimental, yaitu One Group Post Test
Design.
4.4. Urutan Kegiatan
Paradigma dalam penelitian Adapun tahap pelaksanaan yang
eksperimen model ini dapat digambarkan sbb : ditempuh dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
Perlakuan diukur 1. Mencari informasi dan referensi tentang
alat yang direncanakan.
X ------------------------------ 0 2. Merancang wiring diagram dari blok
diagram yang direncanakan.
X = treatmen/perlakuan yg diberikan 3. Membuat proposal
(variabel Independen) 4. Mempelajari masalah-masalah tentang
modul dan merancang teknis pembuatan
0 = Observasi (variabel dependen) modul.
5. Mempelajari rangkaian-rangkaian yang
Paradigma itu dpt dibaca sbb : alat baby
akan digunakan dalam pembuatan
incubator disetting suhu kemudian kebenaran
modul.
suhu tersebut diukur.
6. Mempelajari karakteristik komponen-
4.2. Variabel Penelitian komponen yang akan digunakan.
4.2.1. Variabel Bebas
7. Menyiapkan komponen dan peralatan
yang dibutuhkan.
8. Melakukan percobaan – percobaan 7. Penutup
sementara pada project board. 7.1. Kesimpulan
9. Me – layout wiring diagram kepapan 7.2. Saran
PCB.
10. Mempelajari program
11. Menyiapkan box
12. Menyusun kedalam box
13. Melakukan pengukuran
14. Kalibrasi
15. Menyusun KTI Daftar Pustaka
16. Pelaksanaan ujian KTI
Hendrawan Soebhakti, S.T, 2007, “Basic AVR
4.5. Jadwal Kegiatan Microcontroller Tutorial ATMEL ATMEGA
Jadwal kegiatan penulis susun 8535”, Politeknik Batam, Batam
menurut jadwal kalender Akademik yang
ada di Poleteknik Kesehatan Jurusan Heri Andrianto, 2008, “Pemrograman
Teknik Elektromedik Surabaya. Mikrokontroller AVR ATMEGA 16
Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR)”,
Informatika, Bandung

http://yohaneskurniawan1990.blogspot.com/2012/03/
multiplexer-1-pengertian multiplexer.html
(diakses pada 9-11-2013)

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-
10602-2002-Paper.pdf (diakses pada 10-11-
2013)

http://mazharlaliwala.wordpress.com/2011/07/13/nib
ble-multiplexer/ (diakses pada 10-11-2013)

5. Hasil dan Analisa


5.1. Pengujian dan Pengukuran Modul

6. Pembahasan
6.1. Rangkaian Keseluruhan
VCC VCC C3
VCC Cr2
J8
D9 J6 J7
R2 1 33pF Y1 START STOP
RESISTOR LED 2 1 1
C4 11.0592 MHz 2 2
SUPPLY
Cr1 START STOP
J2 RST
R17
2 RESISTOR 33pF LCD
1 C2 VCC
R21
10uF/16V
1 1K
RESET J9 2 3 1
TP VREFF 3
IC1 J5 VCC PC0 C5
START 1 40 4 10Uf
3

STOP 2 PB0(XCK/T0) PA0(ADC0) 39 1 5 PC2


2

3 PB1(T1) PA1(ADC1) 38 2 R1 6
J4 4 PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2) 37 3 7 R22
1

5 PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3) 36 4 2 POT 8 1K


6 6 PB4(SS) PA4(ADC4) 35 5 9
5 7 PB5(MOSI) PA5(ADC5) 34 6 10 PC4
4 8 PB6[MISO) PA6(ADC6) 33 PA7 7 PA 11 PC5
3 VCC RST 9 PB7[SCK) PA7(ADC7) 32 8 12 PC6 VCC
1

2 10 RESET AREF 31 VCC 13 PC7


1 11 VCC AGND 30 14
Cr2 12 GND AVCC 29 PC7 15
Prog Cr1 13 XTAL2 PC7(TOSC2) 28 PC6 16
14 XTAL1 PC6(TOSC1) 27 PC5
J3 PD0(RXD) PC5 J10
15 26 PC4
PD1(TXD) PC4 J20
16 25 HSM 20G
6 17 PD2(INT0) PC3 24 PC2
5 18 PD3(INT1) PC2 23
4 19 PD4(OC1B) PC1(SDA) 22 PC0
3 20 PD5(OC1A) PC0(SCL) 21
2 PD6(ICP) PD7(OC2) VCC
1
2
3
4

1
ATMEGA8535-DIL40
J21
PD J17
1
J15 1
R7
VCC 1 VCC R5 J19 100k CON1
J1 J11 75CON1 C9
CON1
3 R3 3 47u
2 75CON1 2
1 1
C8
1u J14
1

LM35 C1 LM35 3 VCC


1u 2
1
J16 J18

1 1 SOUND
VCC VCC
J12 J13
3 R4CON1 3 R6CON1
2 75 2 75
1 1

LM35 C6 LM35 C7
1u 1u

Anda mungkin juga menyukai