ABSTRAK
Incubator analyzer merupakan alat kalibrasi yang digunakan mengkalibrasi inkubator bayi dengan
membandingkan hasil pembacaan incubator analyzer dengan keadaan setting pada inkubator bayi.
Menurut Freddy Artadima Silaban, Inkubator bayi memiliki beberapa parameter yaitu temperature,
kelembaban, air flow dan noise. Dengan tingkat kelayakan kebocoran suhu luar ± 1°C, tingkat
kelembaban ≥70%, laju aliran udara <0,35 ms, dan tingkat kebisingan di dalam inkubator <60 dBA.
„Incubator Analyzer dengan Tiga Parameter Berbasis ATMEGA 8535‟ ini memiliki parameter suhu
menggunakan sensor LM 35 untuk pembacaan T1, T2, T3 dan T4 dengan range pembacaan 30-40°C,
kelembaban menggunakan sensor HSM 20G dengan range 60-90 %RH, dan kebisingan dengan range 30-
60 dB. Yang kemudian akan diolah oleh mikrokontroller ATMEGA 8535 dan ditampilkan pada LCD 4x16.
Setelah melakukan proses studi literatur, pembuatan modul, percobaan alat, serta pengujian dan
perdataan maka secara umum disimpulkan bahwa alat “Incubator Analyzer dengan Tiga Parameter
Berbasis ATMEGA 8535” ini dapat digunakan.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dan tingkat kebisingan di dalam inkubator <60
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dBA (Freddy Artadima Silaban).
dan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Penulis ingin membuat sebuah modul
Sebagian besar organ tubuhnya juga belum yang sebelumnya sudah pernah dibuat oleh
berfungsi dengan baik, karena kelahirannya Herlina Candra Putri (P27838006015) dan
yang masih dini. Maka dari itu, perlu Indra Rohmatus Sholihah (P27838006016)
diberikan perawatan khusus. Pada bayi dengan judul “ INCU ANALYZER DENGAN
prematur kekebalan yang dimiliki lebih sedikit TIGA PARAMETER YAITU SUHU
daripada bayi normal, karena sebelum daya KELEMBABAN DAN KEBISINGAN
tahan itu terbentuk cukup, ia sudah harus BERBASIS MIKROKONTROLLER”
dilahirkan. Inilah yang menyebabkan bayi Dimana penulis ingin mengembangkan
prematur sangat rentan terhadap penyakit alat tersebut menjadi “INCUBATOR
infeksi dan perlu diberi perawatan khusus ANALYZER DENGAN TIGA
(Anshul Dudeja, 2010). PARAMETER BERBASIS ATMEGA
Inkubator bayi memiliki beberapa 8535” dengan penambahan baterai
parameter yaitu temperature, kelembaban, air dikarenakan pada pembuatan modul
flow dan noise. Dengan tingkat kelayakan sebelumnya tidak dilengkapi dengan baterai,
kebocoran suhu luar ± 1°C, tingkat sehingga memungkinkan adanya perubahan
kelembaban ≥70%, laju aliran udara <0,35 ms, pembacaan hasil dikarenakan adanya celah
udara karena kabel. Pengajuan judul ini
ditujukan untuk memenuhi persyaratan bahaya bagi bayi yang sedang dalam
kelulusan DIII Teknik Elektromedik perawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya.
b. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis
dapat berupa rasa tidak nyaman,
kurang konsentrasi, susah tidur, dan
cepat marah. Bila kebisingan
diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik
b. Standar kebisingan sesuai peraturan berupa gastritis, jantung, stres,
Menteri Kesehatan Republik kelelahan dan lain-lain.
Indonesia c. Gangguan Komunikasi
No.718/Men/Kes/Per/XI/1987, Gangguan komunikasi
tentang kebisingan yang biasanya disebabkan masking effect
berhubungan dengan kesehatan (bunyi yang menutupi pendengaran
yang kurang jelas) atau gangguan
kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan
cara berteriak. Gangguan ini
Keterangan : menyebabkan terganggunya
Zona A = tempat penilitian, rumah pekerjaan, sampai pada
sakit, tempat perawatan kesehatan kemungkinan terjadinya kesalahan
dsb karena tidak mendengar isyarat atau
Zona B = perumahan, tempat tanda bahaya. Gangguan komunikasi
pendidikan, rekreasi dan sejenisnya ini secara tidak langsung
Zona C = perkantoran, pertokoan, membahayakan keselamatan
perdagangan, pasar, dan sejenisnya seseorang.
Zona D = industry, pabrik stasiun d. Gangguan Keseimbangan
kereta api, terminal bis, dan Bising yang sangat tinggi
sejenisnya. dapat menyebabkan kesan berjalan
Kebisingan dapat menyebabkan di ruang angkasa atau melayang,
berbagai gangguan seperti : yang dapat menimbulkan gangguan
fisiologis berupa kepala pusing
a. Gangguan Fisiologis (vertigo) atau mual-mual.
Pada umumnya, bising e. Efek pada Pendengaran
bernada tinggi sangat mengganggu, Pengaruh utama dari
apalagi bila terputus-putus atau yang bising pada kesehatan adalah
datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat kerusakan pada indera pendengaran,
berupa peningkatan tekanan darah (± yang menyebabkan tuli progresif
10 mmHg), peningkatan nadi, dan efek ini telah diketahui dan
konstriksi pembuluh darah perifer diterima secara umum dari zaman
terutama pada tangan dan kaki, serta dulu. Mula-mula efek bising pada
dapat menyebabkan pucat dan pendengaran adalah sementara dan
gangguan sensoris. pemuliahan terjadi secara cepat
Bising dengan intensitas tinggi dapat sesudah pekerjaan di area bising
menyebabkan pusing/sakit kepala. dihentikan. Akan tetapi apabila
Hal ini disebabkan bising dapat bekerja terus-menerus di area bising
merangsang situasi reseptor maka akan terjadi tuli menetap dan
vestibulardalam telinga dalam yang tidak dapat normal kembali,
akan menimbulkan evek biasanya dimulai pada frekuensi
pusing/vertigo. Perasaan mual,susah 4000 Hz dan kemudian makin
tidur dan sesak nafas disbabkan oleh meluas kefrekuensi sekitarnya dan
rangsangan bising terhadap sistem akhirnya mengenai frekuensi yang
saraf, keseimbangan organ, kelenjar
biasanya digunakan untuk Penurunan daya dengar
percakapan. sebagai akibat pertambahan usia
merupakan gejala yang dialami
Macam – macam gangguan hampir semua orang dan dikenal
pendegaran (ketulian), dapat dibagi dengan prebycusis (menurunnya
atas : daya dengar pada nada tinggi).
1. Tuli sementara ( Temporary Gejala ini harus diperhitungkan jika
Treshold Shift = TTS) menilai penurunan daya dengar
Diakibatkan pemaparan akibat pajanan bising ditempat kerja.
terhadap bising dengan intensitas 5. Tinitus
tinggi. Seseorang akan mengalami Tinitus merupakan suatu
penurunan daya dengar yang tanda gejala awal terjadinya
sifatnya sementara dan biasanya gangguan pendengaran . Gejala yang
waktu pemaparan terlalu singkat. ditimbulkan yaitu telinga
Apabila tenaga kerja diberikan berdenging. Orang yang dapat
waktu istirahat secara cukup, daya merasakan tinitus dapat merasakan
dengarnya akan pulih kembali. gejala tersebut pada saat keadaan
2. Tuli Menetap ( permanent hening seperti saat tidur malam hari
threshold shift = pts) atau saat berada diruang
Diakibatkan waktu paparan pemeriksaan audiometri (ILO,
yang lama (kronis), besarnya PTS di 1998).
pengaruhi faktor-faktor sebagai f. Macam – Macam Frekuensi
berikut : Bunyi
a. Tingginya level suara Manusia dapat mendengar
b. Lama paparan bunyi pada saat gelombang bunyi
c. Spektrum suara sampai ke gendang telinga manusia.
d. Temporal pattern, bila Batas frekuensi suara yang dapat di
kebisingan yang kontinyu dengar oleh manusia adalah 20 Hz
maka kemungkinan terjadi sampai 20kHz. Suara yang berada di
TTS akan lebih besar bawah 20Hz disebut ultrasonic, dan
e. Kepekaan individu manusia tidak dapat mendengarnya.
f. Pengaruh obat-obatan, Sedangkan suara yang berada diatas
beberapa obat-obatan dapat 20kHz disebut infrasonic dan
memperberat (pengaruh manusia juga tidak akan dapat
synergistik) ketulian apabila mendengarnya.
diberikan bersamaan dengan
kontak suara, misalnya 2.1.2.2. Kelembaban
quinine, aspirin, dan beberapa Kelembaban relative adal;ah
obat lainnya perbandingan antara masa uap dalam
g. Keadaan Kesehatan suatu satuan volume dan masa uap yang
3. Trauma akustik jenuh dalam satuan volume itu pada suhu
Trauma akustik adalah yang sama. Kelembaban relative ini
setiap perlukaan yamg merusak biasanya disebut kelembaban. Massa uap
sebagian atau seluruh alat yang terdapat dalam 1m³ udara (g) atau
pendengaran yang disebabkan oleh kerapatan uap disebut kelembaban
pengaruh pajanan tunggal atau mutlak (absolute). Kemempuan udara
beberapa pajanan dari bising dengan untuk menampung uap adalah berbeda
intensitas yang sangat tinggi, beda menurut suhu. Semakin tinggi suhu
ledakan-ledakan atau suara yang semakin banyak uap yang ditampung
sangat keras, seperti suara ledakan maka kekeringan dan kebasahan udara
meriam yang dapat memecahkan tidak dapat ditentukan oleh kelembaban
gendang telinga, merusakkan tulang mutlah saja. Variasi harian dari
pendengaran atau saraf sensoris kelembaban bertentangan dengan variasi
pendengaran. suhu. Waktu pagi sekali dimana suhunya
4. Prebycusis paling rendah, kelembabanya paling
tinggi dan menjadi paling rendah pada
waktu suhunya tertinggi. Kelembabannya 7. RESET merupakan pin yang
dinyatakan dalam % (persen). digunakan untuk me-reset
mikrokontroller.
2.2. Rangkaian Dasar 8. XTAL1 danXTAL2 merupakan pin
2.2.1. Mikrokontroller ATMEGA 8535 masukan clock eksternal.
ATmega8535 menggunakan 9. AVCC merupakan pin masukan
teknologi RISC (Reduce Instruction Set tegangan untuk ADC.
Computing) dimana program berjalan 10. AREF merupakan pin masukan
lebih cepat karena hanya membutuhkan tegangan referensi ADC.
satu siklus clock untuk mengeksekusi satu
instruksi program. Gambar berikut menunjukkkan
Secara umum, AVR dapat konfigurasi pin dan blok diagram
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu ATMega8535 ;
kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga
ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan hampir
sama.
ATMEGA8535 dapat
Gb.2. Konfigurasi Pin ATMEGA 8535
mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah
siklus clock, dan dapat mencapai 1MIPS Adapun rangkaian sistem
per Mhz, sehingga para perancang dapat minimum ATMEGA 8535 dapat dilihat
mengoptimalkan penggunaan daya rendah dari gambar dibawah ini.
dengan kecepatan yang tinggi.
Mikrokontroler ini cukup populer START 1
IC1
40
J5
J9
TP VREFF
VCC
3
STOP 2 PB0(XCK/T0) PA0(ADC0) 39 1
PB1(T1) PA1(ADC1) 2
1
5 PB3(OC0/AIN1) PA3(ADC3) 36 4 2 POT
6 6 PB4(SS) PA4(ADC4) 35 5
5 7 PB5(MOSI) PA5(ADC5) 34 6
4 8 PB6[MISO) PA6(ADC6) 33 PA7 7 PA
daya rendah dengan kecepatan yang tinggi. 3 VCC RST 9 PB7[SCK) PA7(ADC7) 32 8
1
2 10 RESET AREF 31 VCC
1 11 VCC AGND 30
Cr2 12 GND AVCC 29 PC7
Prog Cr1 13 XTAL2 PC7(TOSC2) 28 PC6
14 XTAL1 PC6(TOSC1) 27 PC5
J3 15 PD0(RXD) PC5 26 PC4
16 PD1(TXD) PC4 25
6 17 PD2(INT0) PC3 24 PC2
5 18 PD3(INT1) PC2 23
4 19 PD4(OC1B) PC1(SDA) 22 PC0
Gb.6. Respon HSM-20G pada 25OC Tekan tombol start, maka sensor akan
mulai melakukan pembacaan sensor suhu T1, T2,
Pada grafik 1 diatas dapat terlihat jelas T3, dan T4. Data hasil pembacaan suhu baby
bagaimana hubungan antara nilai kelembaban incubator kemudian akan dikirim ke rangkaian
dan tegangan keluaran yang membentuk garis mikrokontroler yang telah diberi program
linier karena kelembaban berbanding lurus sehingga data tersebut dapat ditampilkan pada
dengan tegangan keluaran. Pada table 1 diatas display LCD 4x16.
3.3. Diagram Alir -
Kelembaban
-
Kebisingan
4.2.2. Variabel Tergantung
- Sensor Kelembaban HSM-20G
- Sensor Kebisingan Mic
Condensor
4.2.3. Variabel Terkendali
Mikrokontroler
http://yohaneskurniawan1990.blogspot.com/2012/03/
multiplexer-1-pengertian multiplexer.html
(diakses pada 9-11-2013)
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-
10602-2002-Paper.pdf (diakses pada 10-11-
2013)
http://mazharlaliwala.wordpress.com/2011/07/13/nib
ble-multiplexer/ (diakses pada 10-11-2013)
6. Pembahasan
6.1. Rangkaian Keseluruhan
VCC VCC C3
VCC Cr2
J8
D9 J6 J7
R2 1 33pF Y1 START STOP
RESISTOR LED 2 1 1
C4 11.0592 MHz 2 2
SUPPLY
Cr1 START STOP
J2 RST
R17
2 RESISTOR 33pF LCD
1 C2 VCC
R21
10uF/16V
1 1K
RESET J9 2 3 1
TP VREFF 3
IC1 J5 VCC PC0 C5
START 1 40 4 10Uf
3
3 PB1(T1) PA1(ADC1) 38 2 R1 6
J4 4 PB2(INT2/AIN0) PA2(ADC2) 37 3 7 R22
1
1
ATMEGA8535-DIL40
J21
PD J17
1
J15 1
R7
VCC 1 VCC R5 J19 100k CON1
J1 J11 75CON1 C9
CON1
3 R3 3 47u
2 75CON1 2
1 1
C8
1u J14
1
1 1 SOUND
VCC VCC
J12 J13
3 R4CON1 3 R6CON1
2 75 2 75
1 1
LM35 C6 LM35 C7
1u 1u