Anda di halaman 1dari 10

Turbidimeter Berbasis Mikrokontroller dengan

Penyimpanan Internal
Wahyu Guretno, DR.Ir.H.B. Guruh Irianto AIM. MM., Abd. Kholiq, SST.
Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan air. Kekeruhan air
disebabkan oleh zat yang tersuspensi baik yang zat anorganik maupun organic. Zat
anorganik biasanya merupakan lapukan batuan dan logam, sedangkan organic berasal
dari buangan industry yang dapat menjadi makanan bakteri dan perkembangbiakkan
bakteri dapat menambah kekeruhan air. Kekeruhan air sebagai parameter penting yang
menentukan kualitas air memegang peranan penting bagi setiap mahkluk hidup dan
karenanya cukup
penting untuk diukur. Besaran kekeruhan ditentukan oleh suatu nilai yang disebut
Nephelometer Turbidity Unit (NTU). Semakin tinggi nilai NTU, maka air akan
semakin keruh dan sangat berpengaruh terhadap kualitas air.

Agar air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak mengandung bakteri atau
kekeruhan , maka dibuatlah alat “Turbidimeter Berbasis Mikrokontroller AtMega 8535
dengan penyimpanan Internal”, kemudian hasilnya dapat dilihat di display dan dapat di
simpan penulis menggunakan IC Atmega8535 sebagai pemroses mikro.

Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengukuran pada 4 sampel air dengan pengukuran
sebanyak 5 kali pada setiap sampel dengan pembanding alat Turbidimeter, didapatkan
nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda dengan nilai pembanding, yaitu pada sampel A
sebesar 0.3 4 NTU dengan presentase error 0,09%, sampel B sebesar 0.66 NTU dengan
presentase error 0.95%, sampel C sebesar 6.39 dengan presentasi eror 0.11% dan pada
sampel D 0.53 dan presentasi error 0.23%. Setelah melakukan proses perencanaan,
percobaan, pembuatan modul, dan pengujian serta pendataan dapat disimpulkan bahwa
alat “Turbidimeter berbasis Mikrokontrolle ATmega 8535” dapat digunakan dan sesuai
perencanaan.

Kata Kunci : Turbidimeter, NTU

PENDAHULUAN mengenai partikel yang terkandung


Latar Belakang Masalah dalam air dengan cara menyinarkan
Turbidimeter merupakan alat sumber cahaya yang berasal dari
untuk menganalisa hamburan cahaya. lampu ke kuvet. Kemudian partikel
Hamburan cahaya terjadi akibat tersebut akan menyerap energi cahaya
adanya partikel yang terdapat dalam dan akan memantulkan cahaya ke
larutan. Partikel ini akan segala arah (Saidar,et.al, 2002).
menghamburkan cahaya ke segala arah
Turbidimeter merupakan salah
yang mengenainya, dengan
satu parameter untuk mengukur
memanfaatkan intensitas cahaya.
kekeruhan air, dimana kekeruhan
Prinsip kerja turbidimeter yaitu
dalam air sering diabaikan karena
mengukur hamburan cahaya yang

1
dianggap sudah cukup diidentifikasi Batasan Masalah
melalui penglihatan apakah air 1. MenggunakanMikrokontrollerATMega
tersebut jernih atau tidak. Hal ini 8535
terjadi dimungkinkan karena tidak 2. Tampilan hasil berupa LCD
tersedianya alat untuk mendeteksi 3. Menggunakan sensor LDR
tingkat kekeruhan air. Padahal air yang 4. Menggunakan rangkaian pembagian
terlihat jernih belum tentu mutunya tegangan
bagus, oleh sebab itu untuk 5. Adanya penyimpanan internal
mengendalikan mutu dilakukan uji
Rumusan Masalah
kekeruhan dengan alat turbidimeter.
Dapatkah dimodifikasi alat
Alat turbidimeter ini telah Turbidimeter berbasis Mikroktroller
dibuat oleh Abdul Syukur Tuanaya ATMega8535 dengan penyimpanan
(2006), namun menurut pengamatan internal?
penulis alat ini belum dilengkapi
TUJUAN PENELITIAN
dengan penyimpanan data internal.
1. Tujuan Umum
Artinya kondisi alat tersebut perlu
ditambahkan rangkaian pengkondisi Dimodifikasinya alat Turbidimeter
sinyal yang lebih akurat karena alat ini Berbasis Mikrokontroller
masih dipengaruhi banyak noise. ATMega8535 dengan penyimpanan
internal.
Berdasarkan kekurangan alat
yang sudah dibuat sebelumnya, maka 2. Tujuan Khusus
penulis mempunyai ide untuk a.Membuat rangkaian Power Suply
memodifikasi alat ini dengan b. Membuat Detector sensor LDR
dilengkapi penyimpanan internal. c.Membuat rangkaian pembagian
Selain itu penulis akan meningkatkan tegangan
progam penggunakan Mikrokontroller d. Menggunakan empat sampel yaitu
yang sebelumnya menggunakan Air mineral,air PDAM, air sumur
Mikrokontroller AT89S51 dan air selokan
ditingkatkan menjadi Mikrokontroller e.Membuat rangkaian minimum
ATMega8535, dan menambahkan sistem Mikrokontroller
rangkaian pengkondisi sinyal pada alat ATMega8535
tersebut. f. Melakukan uji coba alat

2
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis 2. Variabel Penelitian
a. Meningkatkan wawasan ilmu a. Variabel Bebas

pengetahuan di bidang Alat Lab Sebagai variabel babas adalah air


Sanitasi, khususnya pada alat sampel , karena air sampel ini tidak
tergantung dan tidak dikontrol oleh
Turbidimeter untuk melihat kadar
rangkaian lain.
kekeruhan dalam air.
Variabel Tergantung
b. Sebagai referensi pembaca untuk
mengembangkan alat turbidimeter ini. Sebagai variable tergantung
2. Manfaat Praktis yaitu rangkaian sensor dan
detector yang dikontrol oleh
Dengan adanya alat ini diharapkan banyaknya sumber cahaya dan
dapat membantu user/pengguna untuk jumlah partikel yang terkandung
mengukur atau mengecek kadar dalam air sampel.

kekeruhan pada air. Variabel Terkendali

Variabel terkendali adalah


display LCD yang dikendalikan
METODOLOGI PENELITIAN oleh Mikrokontroller untuk
1. Desain Penelitian menampilkan nilai kekeruhan
Metode penelitian dalam pembuatan air.
modul ini adalah metode penelitian
Diagram Mekanis Sistem
Pre-Eksperimental dengan
menggunakan jenis After Only Design.
Pada rancangan ini penulis hanya
melihat hasil tanpa mengukur keadaan
sebelumnya. Tetapi disini sudah ada
kelompok control , walaupun tidak
dilakukan randomisasi. Kelemahan
dari rancangan ini adalah tidak tahu
keadaan awalnya, sehingga hasil yang
didapat sulit disimpulkan.
Desain dapat digambarkan sebagai
berikut:
X O
Non Random…………….. Gambar 3.1.2 desain Alat Turbidimeter
(-) O
X : treatment/perlakuan
yang diberikan ( variable independen)
O : Observasi ( variable
dependen)
(-) : Kelompok control

3
3. Blok Diagram menjadi sinyal listrik., lalu masuk ke
ADC Mikrokontroller dan diolah
melalui progam dan hasilnya akan
tampil pada display LCD.

4. Diagram Alir Proses/Program


1) Diagram Alir Mikrokontroller

Diagram Blok Sistem

Cara Kerja Blok Diagram


Sumber Cahaya akan melewati sampel
maka berkas cahaya akan berinteraksi
dengan partikel yang terkandung
dalam air sampel. Kemudian partikel
akan menyerap energy cahaya dan
akan memantulkan ke segala arah,
jumlah cahaya yang terhambur oleh
partikel akan ditangkap oleh detektor.
Dimana cahaya yang diteruskan akan
dideteksi oleh transmited detector.
Cahaya yang terhambur oleh partikel
letaknya tepat pada 90° akan dideteksi
oleh 90° detector, dan cahaya yang
terhambur kurang dari 90° akan Cara Kerja Diagram Alir
dideteksi oleh back scatter detector Saat dimulai akan terjadi proses
sedangkan cahaya yang terhambur
inisialisasi pada LCD, dan pada
lebih dari 90 ° akan dideteksi oleh
forward scatter detector. Lalu akan LCD akan tampil perintah untuk
LDR akan masuk ke rangkaian memasukan sampel, lalu sumber
pembagian tegangan yan berfungsi
cahaya akan melewati kuvet,
untuk mengubah sinyal cahaya

4
sehingga partikel yang ada pada air Keterangan Sampel :
tersebut akan menyerap energy
Sampel A :Air Mineral
cahaya dan akan memantulkan ke
Sampel B :Air Sumur
segala arah, jumlah cahaya yang
terhambur akan di tangkap oleh Sampel C :Air selokan
detector I,II,III,IV, lalu akan Sampel D :Air PDAM
dirubah menjadi data digital
sehingga masuk ke pin ADC pada
Mikrokontroller ATMega8535 dan Table .1 hasil output pada pembagian
tegangan
akan terjadi pemprosesan data dan
hasilnya akan di tampilkan di LCD. Sampel A B C D

Lalu tekan tombol SAVE untuk TP1 0.04 0.05 0.08 0.05
menyimpan hasil pengukuran dan
TP2 0.25 0.25 0.32 0.30
tekan tombol READ untuk
membaca hasil pengukuran yang TP3 0.10 0.12 0.16 0.11

sudah disimpan. TP4 0.72 0.83 1.34 0.07

PEMBAHASAN Dari data diatas diketahui bahwa setiap test


Hasil Dan Analisa poin untuk tiap-tiap sampel berbeda. Untuk
4.1 Hasil Pengukuran Output dari sampel yang jernih menghasilkan tegangan
pembagian Tegangan LDR yang lebih kecil dibandingkan dengan
tegangan pada sampel yang tergolong
Rangkaian pembagian teangan digunakan
sedikit keruh.
untuk pembagian tegangan antara LDR
dengan potensio agar dapat dibaca oleh 4.2 Hasil Pengukuran Alat
ADC Mikrokontroller.

Berikut hasil output pada rangkaian Sam I II III IV V Rat


pembagian tegangan pel a”

Ket Test Point : A 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3


3 3 5 4 5 4
TP1 :Sensor Transmited Detector
B 0.6 0.6 0.6 0.6 0.7 0.6
TP2 :Sensor Back Scatter Detector
4 3 9 7 0 6
TP3 :Sensor 90° Detector
C 5.9 6.4 6.4 6.4 6.5 6.3
TP4 :Sensor Forward Detector 9 8 8 8 5 9

D 0.9 0.5 0.3 0.3 0.3 0.5


60 70 81 80 80 3

5
Table.2 Hasil pengukuran alat dengan data oleh banyaknya data dalam kumpulan
Tuebidimeter tersebut.
No. Sampel Display Turbidimet
Rumus rata – rata adalah :
Alat er

1 A 0.34NTU 0.311 NTU

2 B 0.66 NTU 0.628 NTU

3 C 6.39 NTU 5.72 NTU


Dimana : = rata-rata
4 D 0.53 NTU 0.429 NTU
X1,..,Xn = nilai data

n = banyak data
Dari data diatas dapat diketahui berapa (1,2,3 … ,n)
tingkat dari kekeruhan masing-masing
sampel, dan hasil dari display alat akan
dibandingkan dengan alat
turbidimeteraslinya sehingga pada display Standart Deviasi
alat akan muncul toleransi untuk
mengetahui layak atau tidak alat pada alat Standart Deviasi adalah suatu
display tersebut. Sehingga diperolehhasil nilai yang menunjukan tingkat (derajat)
kekeruhan yang palng tinggi pada sampel C
variasi kelompok data atau ukuran standart
yaitu sampel air sumur sebesar 6.39 NTU
dan pada turbidimeter 5.72 NTU dan hasil penyimpangan dari mean
kekeruhan yang paling sedikit pada sampel
A yaitu sampel air mineral sebesa 0.34 Rumus Standart Deviasi adalah :
NTU dan pada Turbidimeter 0.311 NTU.

Standart deviasi / SD =
4.2.3 Analisis
  
Setelah dilakukan pengukuran ( X1 X )2  ( X 2  X )2 ...... ( X 5  X )2
maka akan dilakukan perhitungan data yang n 1
diperoleh sehingga dapat dianalisa
Dimana : SD = standart deviasi
menggunakan rumus, antara lain :
= rata-rata
1. Rata – rata
X1,..,Xn = nilai data
Rata–rata adalah bilangan yang di
dapat dari hasil pembagian jumlah nilai n = banyak data
(1,2,3 ….n )

6
2. Error (Rata – rata Simpangan) Rata-rata sampel B

Error (Rata–rata Simpangan)


adalah selisih antara mean terhadap masing 
0.70  0.67  0.69  0.63  0.64
X =
– masing data. 5

Rumus Error adalah : X =0.53
Rata-rata sampel C


5.99  6.48  6.84  6.84  6.55
X =
5

Dimana : Xn = rata-rata data kalibrator X =6.39
Rata-rata sampel D
= rata-rata data modul

Ua (Ketidakpastian) 
X
Rumus ketidakpastian (Ua) adalah : 0.960  0.570  0.381  0.380  0.380
=
5

X =0.66

Dimana : Ua = ketidakpastian 2. Standart Deviasi/SD

SD = standart deviasi Standart Deviasi Sampel A


SD
n = banyaknya data
  
( X1 X )2  ( X 2  X )2  ...... ( X5  X )2
n 1
4.2.3.1 Hasil perhitungan perbandingan
pengukuran alat =
1. Rata-Rata
(0.330.34)2 (0.330.34)2 (0.350.34)2 (0.340.34)2 (0.350.34)2
Rata-rata sampel A
51

=0.01

0.33  0.33  0.35  0.34  0.35
X =
5

X =0.34

7
Standart Deviasi Sampel B 0.01
Ua =
SD 2.236
   Ua =0.00447
( X1 X )2  ( X 2  X )2 ...... ( X 5  X )2
n 1 Ketidakpastian Sampel B

(0.640.66)2 (0.630.66)2 (0.690.66)2 (0.670.66)2 (0.700.66)2 0.031


Ua =
51 2.236

=0.031
Ua =0.01386

Standart Deviasi Sampel C


Ketidakpastian Sampel C
SD
  
( X1 X )2  ( X 2  X )2 ...... ( X 5  X )2
n 1 0.386
Ua =
2.236

(5.996.39)2 (6.486.39)2 (6.846.39)2 (6.846.39)2 (6.556.39)2


Ua =0.1726
51

Ketidakpastian Sampl D
=0.386

Standart Deviasi Sampel D


SD 0.405
Ua =
   2.236
( X1 X )2  ( X 2  X )2 ...... ( X 5  X )2 Ua =0.1811
n 1 4. % Error
Pada sampel A
=

(0.960.53)2 (0.570.53)2 (0.3810.53)2 (0.380.53)2 (0.380.53)2 Xn  X


% Error = x 100%
51 Xn

=0.405 0 .311  0 .34


= x 100%
0.311
3. Ketidakpastian (Ua)
= 0,09 %
Ketidakpastian Sampel A
Pada sampel B

8
 Tujuan menanamkan program
Xn  X
% Error = x 100% pada mikrokontroler adalah agar rangkaian
Xn elektronik dapat membaca input,
memproses input tersebut dan kemudian
0 .628  0 .66 menghasilkan output sesuai yang
= x 100%
0.628 diinginkan. Bahasa pemograman yang
digunakan adalah bahasa C yang dapat
= 0,95 diprogram dengan mudah menggunakan
computer sesuai kebutuhan kita.
Pada sampel C Mikrokontroller akan menghasilkan output
sesuai yang kita inginkan yang nantinya

Xn  X akan bekerja sebagai pengendali dari
% Error = x 100% rangkaian elektronik.
Xn
Tetapi bahasa ini sudah
5 .72  6 .39 dipermudah menggunakan fungsi-fungsi
= x 100%
5 .72 yang sederhana sehingga pemula pun bisa
mempelajarinya dengan cukup mudah.
= 0,11 %

Pada sampel D
Kelemahan/Kekurangan Sistem
 1. Pembacaan sensor kurang peka
Xn  X 2. Penyimpanan data hanya dapat disimpan
% Error = x 100%
Xn satu kali.

0 .429  0 .53
= x 100%
0 .429 DAFTAR PUSTAKA

= 0,23%
Abdul Syukur Tuanaya (2006).
Turbidimeter Berbasis
Pembahasan hardware Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 Jurusan
Keseluruhan Teknik Elektromedik – Poltekkes
Kemenkes, Surabaya.
VCC
VCC VCC Elektronika Dasar (2012). Sensor
J 17

1
2

PO WER SU PPLY
J1

1
2
J2
1
2
LDR
Cahaya LDR ((Light Dependent
0 LD R

J7
0
S3

S2

S1 BACK
SAVE

PA0 1
J 16
R5
POT
PA0
1
2
TP R6
PA1

POT
1
2
TP
Resistor). Senin, 28 sepember 2015.
http://elektronika-
GN D S4 UP PA1 2
5 RESET PA2 3
4 SCK S5 DO WN PA3 4
3 MI SO U2 VCC
2 MO SI RESET
1
3

DETECTOR
PB0 1 40 PA0 R15
Progammer 0 PB1 2 PB0(XC K/T0) PA0 (ADC0) 39 PA1

dasar.web.id/komponen/sensor-
VCC PB2 3 PB1(T1) PA1 (ADC1) 38 PA2 2 10K
PB3 4 PB2(INT2/AIN 0)
PA2 (ADC2) 37 PA3
VCC PB4 5 PB3(OC0/AI N1)
PA3 (ADC3) 36 PA4 0
R14 MOSI 6 PB4(SS) PA4 (ADC4) 35 PA5 0
10K MISO 7 PB5(M0SI) PA5 (ADC5) 34 PA6 C3
1

SCK 8 PB6(MIS0) PA6 (ADC6) 33 PA7 10uF


RESET 9 PB7(SCK) PA7(ADC7) 32 VCC

tranducer/sensor-cahaya-ldr-light-
VCC 10 RST AREF 31
0
2

VCC AGND VCC


SW 7 C2 GN D 11 30
0 GND AVCC 0
C1 30PF 12 29 PC7 J1
res et 10uF/ 16V 13 XTAL2 PC7(TO SC2) 28 PC6
Q2 PD0 14 XTAL1 PC6(TO SC2) 27 PC5 1
PD0( RXD ) PC5 R2 2
PD1 15 26 PC4 20K
1

PD1( TXD) PC4


1

C4 3

dependent-resistor/.
XTAL PD2 16 25 PC3 PC0
30PF PD3 17 PD2( INT0) PC3 24 PC2 PC1 4
0 PD3( INT1) PC2 5
PD4 18 23 PC1 2 PC2
VCC PD5 19 PD4( OC1B) PC1(SDA) 22 PC0 6
PD6 20 PD5( OC1A) PCO( SCL) 21 PD7 7
PD6( ICP) PD7(OC2) 8
0 9
PC3 10

EPA Guidance Manual Turbidity


3

ATMEGA8535 PC4 11
R9 PC5 12
RES R1 PC6 13
14
15
16
RES CON16

Penjelasan :
D1
LED
0
Provisions (1999). Basic Turbidimeter
0
Design and Concepts.
Mikrokontroler itu sendiri adalah http://water.epa.gov/lawsregs/rulesreg
chip atau IC (integrated circuit) yang bisa s/sdwa/mdbp/upload/2001_01_12_md
diprogram menggunakan komputer. bp_turbidity_chap_11.pdf

9
Fahmizal, 2015 Teori Mengenai LCD
2x16. Senin, 28 September 2015.
https://fahmizaleeits.wordpress.com/ta
g/lcd-dengan-bascom-avr/.
Mawida, Antin (2014), Laporan
AwalPraktikum Analisis Spektrometri
Turbidimetri.
http://www.academia.edu/6941194/IV
_Turbidimetri.
Medical analyst (2012). PH meter dan
Turbidimeter. http://instrumentanalis.
blogspot.co.id/2012/10/phmeter-dan-
turbidimeter.html.
Sadar, M.J (1996). Understanding
Turbidity Science. Technical
Information Series -Booklet No. 11.
Hach Company.
Syahrul (2012). Mikrokontroller avr
ATmega 8535, informatika
V.S Hart, An Analisy Of Low Level
Turbidity Measurenment, Journal Of
AWWA, Desember, 1992.
http://www.hach.com/asset-
get.download-en.jsa?code=61792.

BIODATA PENULIS

Nama : Wahyu Guretno


NIM : P27838013045
TTL : Madiun, 26 Desember 1993
Alamat : Caruban,Madiun
Pendidikan : SMAN 1 Saradan

10

Anda mungkin juga menyukai