Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NIM :
Kelas :

RESUME FILSAFAT ESSENSIALISME

1. Pengertian Filsafat Essensialisme


Essensialisme menghendaki agar landasan-landasan pendidikan adalah nilai-nilai yang
esensial, yaitu yang telah teruji oleh waktu, bersifat menuntun dan telah turun menuran dari
zaman ke zaman, dengan mengambil zaman renaisanse sebagai permulaan.
Pandangan filsafat pendidikan Esensialisme dapat ditelusuri dari aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan lama telah
banyak melakukan kebaikan untuk manusia. Kebudayaan lama dimaksud telah ada semenjak
peradaban umat manusia terdahulu, terutama semenjak zaman Renaissance mulai tumbuh dan
berkembang dengan megahnya. Kebudayaan lama melakukan usaha untuk menghidupkan
kembali ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian zaman Yunani dan Romawi kuno.
2. Konsep, Word View, Nilai dan Madzhab Teori dalam Essensialisme
Essensialisme merupakan gerakan pendidikan yang bertumpu pada mazhab fllsafat idealisme
dan realisme. Pada aliran idealisme pendidikan diarahkan pada upaya pengembangan
kepribadian anak didik sesuai dengan kebenaran yang berasal dari atas yaitu dari dunia
supranatural, yaitu Tuhan. Sedangkan aliran fllsafat realisme berpendapat bahwa upaya
pendidikan harus diarahkan pada upaya menguasai pengetahuan yang sudah mantap sebagai
hasil penelitian ilmiah yang dituangkan secara sistimatis dalam berbagai disiplin atau mata
pelajaran.
Akan tetapi, meskipun kaum idealis dan kaum realis berbeda pandangan filsafatnya, namun
mereka tetap sepaham dalam hal:
a) Hakikat manusia yang mereka anut memberi makna pendidikan bahwa anak harus
menggunakan kebebasannya dan ia memerlukan bimbingan orang dewasa untuk
membantu dirinya, sebelum dia sendiri dapat mendisiplikan dirinya; dan
b) Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya
mengandung makna pendidikan bahwa generasi muda perlu belajar untuk
mengembangkan diri setinggi-tingginya dan kesejahteraan social.
3. Pemikiran Filsafat Arthur Schopenhuer tentang Manusia; Ide dan Kehendak
Yang khas dari filsafat Schopenhuer adalah kejelasan dan kekongkretannya. Ia menyerang
filsafat Hegel, yang dinilainya terlalu abstrak dan “menutup-nutupi sisi gelap manusia”.
Schopenhuer, yang hidup dan dibesarkan sebagai anak saudagar kaya, merasakan betul bahwa
“primum vivere, deinde philosophary” (kita harus hidup terlebih dulu, baru kemudian berfilsafat.
Schopenhuer membagi dunia sebagai dua kehendak yaitu: 1.) Kehendak untuk hidup, hampir
tanpa kecuali, semua filsuf sebelum Schopenhuer memandang kesadaran atau intelek atau rasio
sebagai hakikat yang berakal, sebagai animale rasionale. Schopenhuer mengkritik anggapan
tersebut. Kesadaran dan intelek pada dasarnya hanya merupakan permukaan jiwa kita. Seperti
dulu banyak orang tidak mengetahui hakikat bumi kecuali permukaannya, demikian para filsuf
sampai sekarang baru mengetahui permukaan jiwa, yakni intelek atau kesadaran, tetapi tidak
mengetahui hakikat jiwa yang sesungguhnya. dan 2.) Kehendak untuk bereproduksi, setiap
organisme yang normal pada saat mencapai tingkat dewasa, segera mengorbankan dirinya untuk
menjalankan tugas reproduksi: mulai dari laba-laba jantan yang dimangsa oleh betinanya agar
bisa berkembang biak.
4. Essensialisme Psikologis
Daftar Pustaka

A, Zaenal. “Filsafat Manusia, Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat”. PT. Remaja
Rosdakarya, 2002. Hal. 57-81.
M, Redja. “Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada
Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia” cet. Kedua; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002.
N, Abuddin. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.

Anda mungkin juga menyukai